Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KALA SENJA MENDEKAT

Status
Please reply by conversation.
mantap ......lanjutkan bos
 
Bimabet
++++++++++

Part 7.3



"Pemisi" sahutku sambil mengetok pintu ruangan bu kristin

"Yo, masuk" sahut suara dari dalam.

Akupun segera membuka pintu dan menemukan sosok dosen wanita idaman yang baru saja menjadi janda beberapa bulan lalu itu sedang berkutat dengan hasil kertas kertas tugas mahasiswa.

"Permisi bu, katanya panggil saya?" Kataku langsung ke pokok masalah

"Iya betul, ayo duduk" balasnya sambil tersenyum yang membuatku langsung membayangkan kasur springbed ukuran king, sama seperti bayangan mahasiswa lain ketika diampu oleh beliau.

"Gini tam, saya kemarin dapat tawaran dari universitas negeri dikota gudeg, untuk presentasi penelitian saya. Dan kebetulan si joy, asissten dosen yang biasanya bantu bantu saya sedang penelitian untuk tugas akhir. Nah, saya mau nawarin kamu jadi asisten pendamping presentasi saya, gimana?"

"Kapan rencananya bu kristin. Cuma saya aja atau gimana?" jawabku sambil terheran heran kenapa aku yang dipilih

"Rencana besok jumat presentasinya. Kamis sore kita berangkat, buat persiapan sama simulasi presentasi dulu" jawabnya

"Saya cuma butuh satu asisten, dan kebetulan, saya liat tugas besar kayu kemarin kamu bahas perbandingan desain susut pada kayu jenis damar laut kan? Kebetulan presentasi saya ini tentang kayu damar laut. Jadi mungkin kamu bisa sedikit banyak bantu atau kasih masukan" imbuhnya lagi, membuyarkan bayanganku kalau dia mengajakku karena terpukau oleh kejantananku.

"Oke, siap kalau gitu bu kristin" jawabku.

Lalu setelah itu kamipun membahas tentang honor dan rencana keberangkatan dan penginapan, yang ternyata sudah disiapkan dengan matang oleh beliau.

Setelah membahas semua detail, akupun mohon diri, setelah sebelumnya diberi hardcopy bahan presentasi untuk kupelajari, dan bergegas mencari dharma untuk memberi kabar aku ga bisa ikut pertandingan besok jumat.

++++++++++

"Gimana tam? Ada yang perlu di tambahin ga menurutmu" kata bu kristin malam itu di kamarnya. Kami baru saja menyelesaikan simulasi presentasi menggunakan laptopnya.

"Saya kira cukup bu, cuma mungkin ditambah beberapa gambar dan keterangan yang tadi kita bahas. Juga efek transisi dan animasi presentasi nya diperbaiki sedikit. Menurut saya kok agak sedikit kaku" kataku sedikit memberi saran dan masukan

"Iya nih, maklum, saya ga terlalu nguasain powerpoint. Jadi ya standart gitu. Yaudah kalo gitu saya minta tolong masukan masukan tadi di eksekusi ya. Kerjain aja langsung dilaptop saya, biar ga usah mindah mindah lagi. Kamu gapapa kan kerjain disini aja?" Kata bu kristin padaku sambil meregangkan kedua tangannya keatas, membuat payudaranya yang tak terlalu besar namun masih terlihat kencang di balik blouse putihnya semakin membusung.

"Ee... gapapa sih bu. " kataku agak terbata.

"Kenapa? Pasti gara gara ga bisa ngerokok?" Katanya sambil tersenyum kearahku.

"Hehe, tau aja ibu. " balasku mengiyakan ucapannya, walaupin sebenarnya aku terbata tadi karena takut kalau wanita yang baru meninjak usia hampir 40 tahun ini, menyadari mata nakalku yang ingin menelah tubuhnya.

"Ya udah. Kalo gitu gapapa deh kamu ngerokok, tapi jendela balkon dibuka. Aku tak mandi sik. Gerha banget dari pagi belum mandi" katanya sambil bangkit dari kursi yang didudukinya. Dan berjalan ke arah kamar mandi.

" damn... pantat itu" pikirku

"Kalau gitu saya mandi dulu juga bu, biar seger dan enak ngerjainnya, sama skalian beli rokok ama kopi. Setengah jam lagi saya balik" sahutku sambil berfikir untuk mengeluarkan hasratku dikamar mandi kamarku terlebih dahulu sebelum melanjutkan.

++++++++++

Setelah mandi, dan memesan segelas kopi serta 2 bungkus rokok kepada OB, aku menyempatkan diri untuk menelpon mbak vina, memberinya kabar kalau aku sedang berada di kota gudeg, serta berjanji hari sabtu akan menemuinya.

Baru saja kututup telponku, ada panggilan lain, kali ini dari mas yoyo.

MY : Assalamualaikum, cah sugeh
(Assalamualaikum, richboy)

A : waalaikum salam, opo seh ujug ujug ngono
(Waalaikum salam, what sih, accidentaly like that)

MY : lha iyo nda, smsku tekon nomer rekening gak tau dibales. Lagi neng ndi awakmu tam?
(Lha yes, u ignoring my massage which asking your bank account number. Where are you?)

A : olaha, heeh, lali aku mas. Pas meh mbales kae diceluk dosenku. Sek nang kota gudeg mas, sesok ono presentasi neng Universitas Gempor Modyar
(Apologize, forget bout that. When i'll reply yours, the lecturer ask me to meet her. Im in gudeg city mas. I have presentation schedulle on UGM tommorow)

MY : oh yowes. Kui wae no rek mu ndang sms no. Aku minggu ngarep mangkat. Ga enak duwe utang
(Oh, yes wes, please sent your bank account nimber immedietelly. I've My flight next week, dont wanna leave a debt.)

A : yes brother, i'll send it a.s.a.p
(Iyo kang, tak kirim sakcepete)

++++++++++

"Tinggal kasih slide transition yang smooth, kemudian mengatur beberapa animasi lagi nih" pikirku sambil mengutak atik file presentasi yang akan dibawakan bu kristin esok hari. Sudah hampir 2 jam aku berada disini. Aku meneguk gelas kopi ke 3 ku, sambil mengambil bungkus rokokku dan korek, berjalan kearah balkon kamar hotel, dan menyalakan nya sebatang.

Ffuuhhh... kuhembuskan asap racun ini kuat kuat, sekedar membantu relaksasi otakku yang sejak tadi berkutat dengan powerpoint dan photoshop. Dan.. entah kenapa, kombinasi antara malam, kesendirian, dan rokok, sangat sempurna untuk memulai flashback kejadian kejadian yang pernah kita alami. Hanya kurang sebuah gitar saja. Begitupula yang kualami saat ini. Pikiranku liar, menggali memori di otakku, menumpuknya dengan rapi didepan benak yang terkontaminasi asap racun ini.

Dania putri, tiba tiba entah kenapa nama itu yang muncul pertama kali ke permukaan.
"Huaaa....." gadis kecil itu menangis memegang kulit lengannya yang nampak memerah. Sementara seorang anak laki laki menunduk cemas, mencoba menyembunyikan kupasan biji jambu monyet yang barusan digosokkan ke lengan gadis kecil itu. Sementara di hadapan mereka, seorang pria berwajah teduh, berusia setengah abad memandangi anak laki laki itu sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Tama... tama, kowe ki kok yo, kok yo seneng men nggudo dania. Saiki nek ngene opo ra mesakke?

(Tama.. tama, kamu ini, seneng banget menggoda dania. Sekarang kalo kaya gini, apa tidak kasihan?) Kata pria berwajah teduh itu sambil melihat bekas merah ditangan dania, dan menyiram bekas luka itu menggunakan air.

"Sepurane pak sugeng, kulo namung nderek panyuwunane dania. Terosipun badhe ndamel tato, sami kaliyan rencang liane"
(Maafkan saya pak sugeng, saya cuma nurutin permintaan dania. Katanya mau bikin tato biar sama dengan teman lainnya) ucap anak laki laki itu terbata mencoba membela diri

"Lha, kowe lak ngerti to tam, bekase getah jambu mede ki angel ilange. Ngono yo dituruti. Kamu yo podo dania, mbok rasah melu melu koncomu sing do rak bener. Nek ngene lak eman to. Ayu ayu kok tatu nan
(Lha, kamu kan tau tam, bekas getah jambu monyet itu susah hilang. Gitu kok diturutin. Kamu ya sama dania, mbom ya ga usah ikut ikutan temen mu yang ga bener. Kalo gini kan sayang. Cantik cantik ada bekas luka)" kata pak sugeng lagi memarahi kedua anak kecil itu dengan lembut, sambil mengompres bekas luka itu dengan kain kasa yang sudah dibasahi

"Dania minta maaf pak. Dania kapok" isak dania

"Wes gapopo. Suk maneh ojo dibaleni. Wes kono balik omah langsung. Kui kudu gowo dokter ben dikek i salep" kata pria yang bernama sugeng itu lagi. Sambil kini mengeringkan tangan gadis kecil itu.

"Nggeh pak. Mangke kulo anteraken dania wangsul rumiyin dugi nggriyo. Kulo pamit riyin nggeh pak sugeng"
(Iya pak. Nanti saya antar dania pulang rumah dulu. Kami pamit dulu pak sugeng) kata anak laki laki itu kepada pria teduh itu sambil mencium tanggannya, dan berlaru keluar ruang guru, diikuti oleh gadis kecil yang sudah reda tangisnya itu melakukan hal yang sama, dan berlari kecil mengikuti anak laki laki itu.

++++++++++

"Dania, maaf ya, kalo aku tadi ga nurutin permintaanmu, kamu ga bakal tatu kaya gini" kata anak laki laki itu sambil menggenjot sepeda dengan perlahan sambil memboncengkan gadis kecil itu

"Aku yang minta maaf tam, udah maksa maksa kamu sampe kamu dimarahin pak sugeng" balas gadis kecil itu sambil berpegangan di kursi pengemudi.

"Tapi itu mbekas parah lho. Kata pa sugeng nanti itu mbekas jadi jelek. ga ada yang mau nikah ama kamu" kata anak laki laki itu dengan polosnya

"Ya gampang, nanti kalo ga ada yang mau nilah ama aku, aku minta kamu tanggung jawab nikahin aku" kata gadis kecil itu sama polosnya sambil menjulurkan lidah

"Yaudah, nanti kalo ga ada yang mau ama kamu, aku tanggung jawab nikahin kamu. Aku pulang dulu ya...." janji anak laki laki itu ketika mereka sudah sampai dirumah gadis kecil. Dan segera anak laki laki itu kembali mengayuh sepeda nya meninggalkan gadis kecil itu.

Aku sedang tersenyum geli mengingat kejadian belasan tahun lalu itu, sambil bertanya tanya bekas luka itu masih ada apa tidak, ketika tiba tiba bu kristin menepuk pundakku dari belakang.

"Hei, bagi rokok sebatang" katan beliau mengagetkanku

"Eh ibu, kirain udah tidur" sahutku sambil memberikan bungkusan rokokku kepadanya.

"Iya, barusan kebangun, liat meja ga ada kamu, trus liat kamu lagi ngelamun sambil ketawa tawa sendiri. O iya, tadi aku nyeruput kopimu sedikit" jawabnya, sambil menyalakan rokok yang kuberikan, menghisapnya dalam dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Iya. Gapapa bu" sahutku, dengan sedikit heran dengan beliau. Sangat berbeda dengan yang biasa kulihat dikampus. Seoranh dosen berwibawa, calon kuat sekretaris jurusan, yang terkenal sadis dalam memberikan nilai, kini ada dihadapanku hanya menggenakan piyama tipis, yang menonjolkan lekuk tubuhnya yang sangat putih. Bibirnya yang tadi menghisap rokok terlihat begitu ranum. Bau parfumnya lembut masuk ke penciumanku membuatku kembali membayangkan kasur springbed kualitas super ukuran kingsize.

"File presentasinya udah selesai tam?" Tanya bu kristin

"Dikit lagi bu, tinggal nge smooth in efek transisi dan animasinya dikit. Ga sampe 15 menit beres" kataku sombong, sambil kembali menghisap rokok dan melirik sedikit kerah piyama bu kristin yang agak longgar. karena posisinya agak sedikit menunduk bertumpu di railing balkon, maka dari arahku berdiri, terlihat sangat jelas belahan payudaranya yang sangat putih. Membulat indah tergencet besi railing, menampilkan samar hitam bra nya.

Glek... aku menelan ludahku menyaksikan pemandangan yang tak pernah kubayangkan bisa kulihat. Ketika aku menaikkan pandanganku ke wajahnya, kulihat tatapannya menerawang jauh ke arah merapi.

Aku sedikit menggeser posisiku berdiri, agar celah di leher baju tidur bu kristin semakin terlihat. Tapi sialnya, gerakan menggeserku membuatnya tersadar dari lamunannya. Akupun segera mengalihkan pandanganku dari beliau sambil pura pura kembali menghisap rokok.

"Saya masuk dulu ya bu, ngelanjutin dikit" kataku sambil berjalan masuk kedalam kamar

"Iya. Minta tolong ya tam. Saya disini dulu. Mau menikmati udara malam dulu. Eh kopimu kuminta ya" katanya sambil ikut berbalik hendak masuk ke kamar juga.

Karena posisi beliau yang lebih dekat dengan pintu, sehingga otomatis ketika berbalik, gumpalan di dadanya yang sejak tadi kuintip menabrak lembut lenganku. Yang membuat juniorku dibawah mulai berteriak mengancam membahayakan.

"Eh maaf bu" kataku sambil mundur dan memperailahkan beliau masuk duluan

"Gapapa tam" kata bu kristin tanpa memandang ke arahku dan mengambil gelas kopi yang ada di meja.

Ketika berbalik kembali ke arah balkon. Aku melihat mukanya agak merona, dengan raut wajah yang... ah sudahlah...

Tak lama aku sudah berada didepan laptop beliau, dan melanjutkan kembali pekerjaanku. Tak lupa aku menyalakan winamp dan mengklik salah satu lagu favoritku. Sejenak aku melirik ke arah balkon tempat bu kristin berada, dan terkesiap ketika melihat beliau sedang menatap ku dengan tatapan yang....

++++++++++

Putri, jangan menangis
Hapus air mata
Di wajah cantikmu

Putri, kepergianku
Tak akan lama
Tahan rindumu

Putri, seandainya saja
'Ku bisa menghentikan waktu
Kuhentikan waktu

Bila kau rindukan aku, Putri
Coba kau pandangi langit malam ini
Bila itu tak cukup mengganti
Cobalah kau hirup udara pagi
Aku di situ

Mungkin dengan perpisahan
Kita 'kan mengerti arti pertemuan
Putri, percaya padaku
Ini hanya likuan hidup
Yang pasti berakhir

Bila kau rindukan aku, Putri
Coba kau pandangi langit malam ini
Bila itu tak cukup mengganti
Cobalah kau hirup udara pagi
Aku di situ

Putri, seandainya saja
'Ku bisa menghentikan waktu
Kuhentikan waktu

Bila kau rindukan aku, Putri
Coba kau pandangi langit malam ini
Bila itu tak cukup mengganti
Cobalah kau hirup udara pagi

Bila kau rindukan aku, Putri
Coba kau pandangi langit malam ini
Bila itu tak cukup mengganti
Cobalah kau hirup udara pagi
Aku di situ

Putri, jangan menangis


++++++++++


++++++++++

Bersambung ke Part 7.4

++++++++++


Sebenernya part ini masi agak panjang. Cuma saya masi menimbang apa apakah perlu detail kejadian yang sudah saya tulis saya keluarkan.

Mengingat Ini semi real story. Takutnya ada pihak2 yang menyadari tempat waktu kejadian dan pelaku, jadi ga enak. Walau sudah saya samarkan namanya.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd