++++++++++
Part 5.3
Kami menikmati makanan kami dalam diam, lesehan diatas terpal disamping sebuah sungai yang membelah salah satu jalan utama dikota ini. Sudah 2 bungkus nasi beserta gorengannya kuhabiskan, dan sekarang aku sudah merobek nasi ke 3 ku. Disebelahku sherly hanya terkekeh geli.
"Gembul dasar" ledeknya
Aku tidak menjawab ledekannya, hanya memeletkan lidahku dan mulai menyuap nasi ke 3, diiringi tatapan heran sherly melihat kerakusanku. Selesainya menghabiskan ke 3 nasi kucing itu, aku mengambil sebatang tokok dan menghisapnya dalam dalam.
"Berapa bungkus rokok kamu sehari?" Tanya sherly sambil mengibaskan asap yang ada didepan mukanya
"Ups sorry, asepnya ya?"
"Tergantung sih, tapi rata rata sebungkus sehari" jawabku sambil menghembuskan asap rokok ke arah lain.
"Kurang kurangin tu, kasian paru parumu" balas sherly lagi.
"Cie... mulai perhatian nih ye.." kataku sambil mencubit hidungnya dengan gemas
"Apaan sih, pede" elaknya sambil tersipu, tapi tidak menolak cubitan dihidungnya.
"Oiya, kira kira kamu ada waktu kapan buat letemu mas yoyo dan mas dodi" tanyaku kepadanya
"Oh iya, anak kosmu yang mau ikut bantu rumah singgah ya? Nanti dah kukabarin. Aku belum tau, tapi enaknya sih sebelum hari sabtu minggu depan, jadi hari sabtunya bisa langsung ikut bantu, gimana? Dia balik bertanya
"Ya terserah, sebisanya kamu aja" jawabku diplomatis.
Setelah itu kamipun melanjutkan obrolan dengan seru, hingga tak terasa sudah 2 batabg rokok kuhabiskan, dan arloji di tanganku sudah menunjukkan waktu pukul setengah 2 pagi.
Akupun mengajak sherly pulang, setelah sebelumnya membayar makanan yang kami makan.
++++++++++
Tanganku bergerak mempreteli kancing kemeja sherly satu persatu, sehingga kini dadanya yang hanya terbungkus bra nampak terpampang jelas dihadapanku, sebelum akhirnya terlepas juga, dan menunjukkan payudara puyih besar namun masih sangat kencang dengan puting coklat muda dan mengeras.
Aku mulai menghisap puting itu bergantian kanan dan kiri dengan rakus nya. Nafsuku sudah diubun ubun. Kaosku sudah terlepas entah dimana, dan celana jeansku sudah tebuka kancingnya.
"Tam.. assshhhhh..... geli...." desah sherly sambil menjambak rambutku.
Aku terus menjilati dan menghisap puting itu semakin liar dan bernafsu. Tangan ku bergerak meremas dan terus meremas, lalu secara tiba tiba aku menghentikan isapanku pada payudaranya, dan berdiri bangkit. Muka sherly terlihat sangat merah, matanya sayu menatap kearahku.
Aku meloloskan celana jeasku, diikuti celana dalamku, sehingga penisku yang sudah sangat tegang kini berdiri bebas. Kemudian kulanjutkan dengan membuka kancing celana sherly, lalu meloloskannya dari bawah kaki nya sehingga kini ia hanya mengenakan celana dalam putih berenda. Aku menarik tangan sherly untuk bangkit duduk bersimpuh dan menggenggamkan tangannya ke kemaluanku yang sudah sangat tegang. Lalu aku melumat dengan nafsu bibirnya yang tipis, sambil meremas dengan akag kencang payudaranya yang besar itu.
Srluuuphhh... suara decapan bibirku dan bibirnya benar benar membuat nafsuku sampai ubun ubun, sebelum akhirnya aku membaringkan tubuhku di kasur, sambil menmeluk sherly dan mengarahkan kepalanya ke kemaluanku yang sudah mulai mengeluarkan pelumas akibat kosokan tangannya.
Sherly mulai menjilati kemaluanku, mulai dari kantung telurku, menggigit pelan disana, kemuadian naik ke atas batang. Ia berlama lama menjilati batangku, hingga setiap jengkal batangku basah oleh cairan ludahnya. Aku merasa sudah sangat bernafsu, hingga dengan sedikit kasar aku menarik kepalanya dan mengarahkan mulutnya untuk mengulum kepala kemaluanku.
Srllluppphh... crap.. crap.. crap.. suara kecapan bibir sherly terdengar sangat menggairahkan ketika lidah dan bibirnya mulai mengulum dan menjilati kepala penisku, sampai ke lubang kencingku. Aku mendesah perlahan sambil mendorong kepala sherli naik turun dengan sedikot kasar, sambil tanganku yang satu terus meremas dan memilin payudaranya.
Sekitar sepuluh menit dia mengerjai batang kemaluanku hingga akhirnya aku merasa tidak tahan. Dan menarik badannya untuk naik leatas tubuhku, sehingga posisi sherly kini agak berjongkok di pinggulku.
Dengan cepat aku meloloskan celana dalamnya, kemudian sambil terus meremas dan mengulum payudarranya yang super itu, sambil tanganku yang satu menggosok gosok vaginanya dan merangsang klitoris nya sehingga kini kemaluannya sudah benar benar basah.
Setalah kurasa cukup basah, aku mengarahkan batang kemaluanku ke lubang vagina sherly.
Ssshhh... desah sherly ketika penisku mulai menerobos kedalam lubang vaginanya. Terasa sempit dan hangat. Aku terus menekan walau sedikit susah, namun aku tak kehilangan akal. Kunail tutunkan pelan tubuhku, agar vaginanya semakin basah hingga akhirnya...
Sleppph... arrggghhh.... penisku masuk secara sempurna kedalam vagina sherly yang terasa berkedut.
Sejenak kudiamkan penisku disana, menikmati kehangatan vagina sherly, sambil kedua tanganku terus meremas payudara sekalnya. Aku memandang wajah ayu sherly, yang sudah sangat memerah, dengan mata terpejam dan kepala agak mendongak merasakan sensasi penisku yang mentok di rahimnya.
Setelah beberapa saat, aku mulai menggoyangkan pinggulku, membuat penisku keluar masuk vaginanya. Sherly mendesah semakin kencang, sehingga aku tanganku kuarahkan ke atas dan membekap mulutnya untuk meredam suara desahannya.
Tiba tiba mata sherly terbuka, menatapku tajam, kemudian mengarahkan kedia tangannya kedadaku, menekannya, untuk kemudian mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur diatas kemaluanku dengan liar.
Aku mengerti bahwa tampaknya dia sudah hampir mencapai orgasmenya yang pertama. Akupun mengikuti gerakan pinggulnya sambil kadang kadang menekan keras pinggulku, sehingga terasa kemaluanku mentok ke rahim sherly.
Tak berapa lama, sherly terlihat mengejang sambil membelalakkan matanya, dan kemudian ambruk diatas tubuhku. Aku merasakan kemaluanku tersiram cairan hangat, tanda ia sudah mendapatkan orgasmenya.
Setelah membiarkannya menikmati sisa sisa orgasmenya, aku mengangkat badan sherli yang masih ambruk di badanku, dan menariknya untuk berdiri. Kuposikan badannya berdiri agak menungging diatas kasur, dan berpegangan pada dinding kamar, sementara dari belakang pelan pelan aku melakukan penetrasi ke lubang kemaluannya yang sangat basah.
Sleepphh... dengan mudah penisku masuk ke vaginanya. Aku memaju mundurkan pantatku dengan irama sedang, sambil melingkarkan tanganku sekeliling perutnya, kemudian meremas payudaranya, sedang tanganku yang satu menahan pinggulnya.
Clep..clep...clep.. aku mengocok dengan simultan, semakin lama semakin kencang. Tanganku kini memeluk lehernya dan menarik kepanya kearahku, kemudian mencium bibirnya dari araj belakang.
Slrupphh... kami berciuman dengan sangat bernafsu seiring kocokan penisku pada vaginanya semakin kencang.
Tak lama aku merasakan tampunganku sudah sangat oenuh dan minta segera dileluarkan. Aku mendorong tubuh sherly semakin merapat kedinding, kedua tanganku mengangkat pingga g sherly agar penetrasiki semakin maksimal. Kocokanku semakin cepat.. cepat... dan akhirnya...
Aaarg.... dengan cepat aku menarik penisku dari lubang vagina sherly, mengocoknya cepat diatas pinggulnya hingga.. srut.. srut..srut... aku menumpahkan semua muatan spermaku di atas pinggul dan punggung sherly, dan sangking kuatnya semprotannya, hingga sebagian membasahi rambut panjang hitamnya.
Aku menikmati sisa sisa klimaksku masih dalam posisi berdiri. Aku menarik tubuh sherly dan memutarnya agar menghadap kearahku kemudian mencium bibirnya, kali ini dengan lembut.
Setelah pertarungan dahsyat kami itu, aku dan sherly kembali berbaring dikasur sambil berpelukan. Tidak ada kata apapun kami ucapkan. Hanya pandangan mata yang mengisyaratkan bahwa kami sama sama puas.
Tak lama sherly terdengar dengkur halus sherly disebelahku, menandakan dia sudah pulas tertidur. Pelan pelan kutarik tanganku dari bawah kepalanya, dan bangkit dari kasur, kemudian duduk bersila disebelahnya.
Aku mengambil rokok dari saku celanaku, kemudian menyalakan sebatang. Sambil menikmati hisapan demi hisapan pikiranku melayang ke kejadian barusan.
Beberapa jam yang lalu...
Sherly terlihat gelisah berdiri didepan kost nya sambil menempelkan hapenya di telinga. Sementara aku masih diatas sepeda motorku.
"Gimana? Ada yang angkat?" Tanyaku kepadanya
"Gak ada yang angkat ini" sahutnya dengan panik karena sejak tadi kami sampai kosan dia yang sudah terkunci gerbangnya, belum ada teman kostnya yang membalas pesan ataupun teleponnya yang meminta tolong untuk membukakan gerbang
"Terus gimana?" Tanyaku lagi
"Bentar aku coba telpon sekali lagi" ujarnya seraya memencet hapenya, kemudian mendekatkan ke telinga nya.
Tak berapa lama ia mematikan telponnya sambil menggelengkan kepalanya dengan panik.
"Apa tidur dikosanku aja?" Tawarku mencoba memberikan solusi, karrna waktu sudah menunjukkan pukul 3 lagi.
"Ga enak kalo ada warga ronda liat kita didepan kosan kaya gini" sambungku lagi
"Emang boleh cewe masuk kosanmu" tanya sherly yang sepertinya sudah pasrah menelepon teman kosnya
"Ya.. asal masuknya ga ketahuan sih, gimana? Tawarku lagi
"Ya udah ayo, tapi aku jangan diapa apain ya" katanya sambil tertawa, kemudian naik kembali keatas motorku.
Tak berapa lama kami sampai dikosanku. Setelah memarkir kendaraanku digarasi, aku mengajaknya masuk. Aku membuka pelan pintu deoan, dan memberikan isyarat jari telunjuk dibibirku, dan berjalan pelan menuju kamarku.
Sesampainya dikamar..
"Ffuahh... sampai juga, hehe" bisikku padanya sambil menutup pintu kamar.
"Masuk kosan sendiri aja udah kaya maling kamu" balasnya dengan suara yang tak kalah pelannya sambil tersenyum.
"Daripada ketauan coba, mau tidur dimana kita?", balasku sambil membuka jaketku dan menyampirkannya di gantungan baju belakang pintu.
"Aku keluar ambil air dingi dulu ya didapur" lanjutku lagi sambil membuka pintu.
Ketika masuk kamar setelah mengambil air, aku melihat sherly sudah duduk didepan komputerku yang sedang loading.
"Eh aku nyalain komputermu ya, biar ga bete" katanya meminta izin.
"Pake aja, aku ngeroko dulu ya" kataku sambil melangkah kedepan jendela dan membukanya sedikit tanpa menyibak gordyn.
Beberapa saat kemudian terdengar lagu dari band asal kota gudeg, idola anak muda, menyanyikan sebuah lagu yang sangat kuhapal lyrics nya. Kemudian kudengar sherly bangkit dan berdiri mengambil minuman, kemudian kembali duduk didepan meja komputerku.
Setelah menghabiskan sebatang rokok, dan menutup kembali jendela kamarku, aku melangkah mendekati sherly, kemudian dari belakang aku memeluknya.
"Kamu suka band ini?" Tanyaku
"Dari jama SMA kali.. siapa sih yang ga suka ama mereka" jawabnya sambil memegang tanganku yang memeluknya, kemudian menyenderkan kepalanya ke arah belakang ke dada ku.
Lalu entah bisikan darimana, ami mulai berciuman... hingga terjadilah....
Aku bangkit dari kasur dan mengambil botol yang ada disebelah meja komputerku yang masih memainkan lagu dari band yang sama ketika kami datang. Aku meneguknya langsung dari botol kemudian duduk didepan meja komputer, dan menyalakan kembali sebatang rokok, menghisapnya dalam dalam, kemudian melepaskannya perlahan.
Sementara itu lagu yang sama masih terdengar lirih dari speaker komputer didepanku...
Begitu dalam...
++++++++++
Selamat tidur kekasih gelapku
Semoga cepat kau lupakan aku
Kekasih sejatimu takkan pernah sanggup untuk melupakanmu
Selamat tinggal kasih tak terungkap
Semoga kau lupakan aku cepat
Kekasih sejatimu takkan pernah sanggup untuk meninggalkanmu
++++++++++
++++++++++
Bersambung ke
BAB VI - Que Sera Sera