Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KALA SENJA MENDEKAT

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Boleh ngakak gak gan?
Wkakakakakakak..


Moga2 ketahuan bapak kos kalau ngintip.. biar dikira anak hom2.. Aminn. Hahaha

Sudah jatuh tertimpa tangga.. sudah salah ngintip, ketahuan lagi..
:lol:=))
 
asyem... mlh metune brewok gawa pentungan..... mending sek neng jalan pemuda, ayu.. walapun nggowo petungan
 
Part 4.3


Setelah selesai menginput semua data pengukuran, akupun bergegas meninggalkan kampus, setelah sebelumnya memastikan bahwa semua alat pengukuran sudah dikembalikan ke Laboraturium Mekanika Tanah, sebab sudah jadi rahasia umum, kalau kepala Lab.Mektan, Dr. Ir Sulastri Proboningrum, M.T, tak segan untuk mencoret nilai Kelompok Mahasiswa yang tidak disiplin dalam penggunaan barang barang laboratorium.

Sesampainya di kost, aku segera bersiap untuk menjemput mbak Vina dikosan mbak Ita, tempat aku mengantarkan dia pasca inaugurasi sastra beberapa bulan lalu.

Tiba tiba ada sms masuk



Aku melirik jam di layar hape. "Hmm. Masih ada waktu satu jam, aku bisa makan dulu", pikirku.
Setelah menggati kemeja dan celana jeansku dengan kaos dan celana basket, akupun berjalan keluar menuju warung langgananku Wapo, warung pojok. Warung ini sangat terkenal di kalangan mahasiswa perantauan sepertiku, karena selain tempatnya yang bersih, juga modelnya prasmanan, yang tentu saja sangat membahagiakan, sebab bisa mengambil nasi sepuasnya. Harganya pun relatif aman untuk kantong mahasiwa sepertiku.

Setelah mengambil menu yang tersedia, aku duduk dipojokan dekat kaleng kerupuk. Sambil makan pikiranku berkelana ke banyak hal. Mulai dari kuliah, kampung, dan tak lupa mbak vina.

Tiba tiba ada suara lembut dari belakang menyapaku

" sendirian aja tam?" Kata suara itu

Akupun menoleh ke belakang. Dan menemukan sosok sherly, teman satu grup ospek ku dahulu pada awal masa perkuliahan, anak kampus psikologi. Aku sering bertemu dengannya disisi, sebab kost sherly persis berdampingan dengan warung ini, milik yang punya warung.

"Eh, sher, iya nih. Baru balik kampus?" Tanyaku menyadari dia masih menggenakan pakaian formal dan membawa tas ransel di punggungnya.

"Iya tam, baru aja sampai, langsung ngacir kesini. Tadi pagi lupa sarapan. Aku duduk sebelahmu ya" ijin sherly kepadaku sambil meletakkan pantat nya di kursi disebelahku.

Sherly ini adalah mahasiswa perantauan juga dari bandung. Mahasiswi berhijab dengan tampang khas sunda, kulit putih, serta berkacamata ini memiliki tubuh yang bisa membangkitkan pikiran liar. Karena selain dia selalu menggenakan pakaian yang modis, seperti celana jeans dan kemeja flannel, ukuran payudaranya juga diatas rata rata. Kalau kutaksir sekitar cup D. Selain itu, gayanya yang ceplas ceplos juga membuat kami kaum pejantan selalu deg deg ser saat didekatnya, karena ia tak segan untuk merangkul, memeluk, bahkan menggandeng tanpa pandang jenis kelamin, yang kadang membuat payudaranya menempel di tubuh lawannya.

Kamipun bercerita ngalor ngidul tentang segala macam hal. Sherly adalah tipikal wanita yang extrovet, open minded, sehingga sangat nyaman apabila ngobrol dengannya. Ditambah dengan jurusan yang ia ambil, dan wawasannya yang luas memberikan nilai tambah kepada dirinya.

Selama onrolan kami, ia lebih mendominasi percakapan, gayanya ketika bercerita sambil memperagakan dengan tangan ataupun bahasa tubuh lain, membuatku sangat fokus, menatap payudaranya yang bergoyang goyang seirama ceritanya.

Setelah menghabiskan waktu sekitas setengah jam bercengkrama, akupun segera pamit karena harus bersiap siap menjemput mbak vina.

Sampai kembali di kosan, akupun segera mengambil handuk dan bergegas menuju kamar mandi kosan yang berada di belakang, berbatasan dengan rumah induk semang. Kosanku ini merupakan kost model rumahan. Ada 7 kamar yang semuanya terisi. Kemudian dibelakang terletak kamar mandi dan dapur, serta lintu penghubung dengan rumah pemilik kost, yang dihuni 3 orang. Suami istri pemilik kost dan anaknya yang masih kelas 3 SMP. Kamar mandi di kost ku ada 2 buah, berdampingan dengan kamar mandi pemilik kosan.

Ketika aku sedang menyabuni tubuhku, aku mendengar suara guyuran air berasal dari kamar mandi disebelahku, yang merupakan kamar mandi pemilik kost. Seperti kebiasaan kami selama ini, akupun naik ke bak mandiyang ada dikamar mandi dan mengintip ke kamar mandi sebelah. Sebab kadang jika beruntung, bisa mendapatkan jackpot mengintip tubuh ibu kostku yang sedang mandi.

Ibu kostku ini masih tergolong muda, sekitar akhir 30 an. Dia adalah istri kedua dari bapak kostku, yang berprofesi sebagai makelar tanah, merangkap ketua RT. Kalau dari segi wajah, bisa dibilang ibu kosku pernah jadi primadona kampung di masa muda nya. Gurat kecantikan masih terlihat di wajahnya yang mulai dipenuhi garis kehidupan. Namun bukan wajahnya yang menjadi bahan lamunan anak kost, namun bodinya yang super bohay. Payudaranya berukuran sekitar 38D. Kalau dirumah dia sering hanya menggunakan daster dengan lengan dan leher yang pendek, sehingga apabila dia berjalan atau menunduk, payudaranya yang sangat putih itu terlihat dari sela sela ketiak maupun kerah nya.

Kambali ke prosesi mengintipku.
Setelah naik ke bak mandi dengan posisi jongkok, akupun meluruskan tubuhku ke posisi berdiri dengan perlahan. Sementara itu disebelah suara guyuran air audah berganti menjadi suara gosokan sabun ke kulit. Jantungku berdetam dengan sangat kencang ketika pelan pelan lubang ventilasi mulai terlihat di sudut mataku. Akupun berjuang sepelan mungkin semakin naik meninggikan posisi mataku ke lubang ventilasi.

Tak lama kemudian. Suara di kamar mandi sebelah berhnti lagi menjadi suara seperti orang keramas, yang merupakan sinyal bagiku untuk mempercepat proaeaiku. Sebab, waktu paling tepat untuk mengintip adalah watu keramas. Karena peluang ketahuannya sangat kecil. Hampir cuma 1%. Karena pada saat keramas orang biasanya menutup mata.

Kini mataku pun sudah pada posisi megintip terbaik, dengan jantung sudah mencapai detak maksimalnya, Aku melihat kearah bawah, dan menyaksikan tubuh gempal bapak kosku sedang keramas dengan asyiknya membelakangi posisiku mengintip.

Bersambung ke Part 4.4
Uaaaassssuuuuu seng di intip bapak kost....wkwkwkwkwkwkwk...
 
Izin rebahan disini ya suhuu :ampun:
Bagus cerita ente hu, cara nulis nya juga rapih n alur cerita nya pelan jadi enak dibaca hehehe
 
Update tipis

++++++++++



++++++++++


Part 4.4

Setelah menyelesaiakan ritual mandiku, dan mencuci 7x mataku -salah satunya dicampur debu-, serta berganti pakaian, celana jeans, kaos, dan tak lupa memakai jaket angkatan, akupun segera meluncur dengan motor GL-Pro Kesayanganku menuju pusat kota tempat kost mbak ita berada. Sempat merutuk dalam hati karena harus balik lagi ke kost karena lupa membawa baju ganti sesuai pesan mbak Vina, akupun sampai didepan kost mb. Ita pukul 4 lewat beberapa menit.

Aku
Mbak, Aku dah sampai

Mb. Vina
Bentar ya, aku baru selesai mandi tam

Aku
Oke mbak, aku ngopi dulu kalo gitu di sebrang kost.


Setelah mengirim pesan kepada mbak Vina, dan memarkir kendaraanku didepan gerbang kost, aku melangkah menyebrangi jalan menuju warung kopi yang kumaksud, dan memesan aegelas kopi panas. Tak lupa membeli sebungkus rokok untuk amunisi selama perjalanan.

Setelah hampir 2 batang rokok kuhabiskan, dan segelas kopi ludes, tampak mb. Vina dan Mb. Ita keluar dari gerbang Kost dan melihat ke arahku.
Setelah membayar kopi dan rokok, aku berlari kecil menyebrangi jalan menuju mereka yang sudah menunggu di samping kendaraanku.
Terjadi percakapan diantara kami bertiga.

"Sorry lama ya, kirain baru jam 5 kamu sampai." Mb. Vina membuka percakapan

"Iya nih, dilama lamain tadi dandannya si vina, katanya mau ketemu pujaan" ledek mbak ita, yang lalu dicubit kecil oleh mb. Vina yang tersipu malu

"Endak kok mb. Malah bisa ngopi dulu, tadi belum sempet ngopi dirumah" timpalku santai sambil menyerahkan helm dari dalam tasku kepadanya.

"Kita berangkat sekarang mbak?" Lanjutku lagi

"Iya tam, ayuk" sahut mbak vina sambil menerima helm yang kuserahkan dan memakainya.

Setelah kami berdua naik ke motor kesayanganku, dan berpamitan ke mbak ita yang masi cengar cengir dan berpesan kepadaku untuk berhati hati, kamipun berangkat menuju tempat acara makrab organisasi berlangsung.

Tempat yang kami tuju berjarak sekitar 35 KM dari pusat kota, dengan waktu tempuh sekitar 1.5 jam. Daerah ini terkenal dengan udaranya yang dingin, dan pemandangan alamnya yang luar biasa. Selain terdapat objek wisata berupa 9 buah candi, tempat ini juga terkenal dengan menjamurnya villa dan tempat bisnis esek esek berkedok tempat karaoke.

gunung-ungaran-34.jpg

Sekitar 1.5 jam kemudian, sampailah kami di gerbang selamat datang yang berada tepat disebelah pasar. Dikejauhan terlihat siluet gagah gunung dengan nama sama dengan ibukota kabupaten ini, berdiri dalam gelap. Dari sini kami harus naik keatas sekitar 30 menit lagi sebelum sampai di lokasi makrab. Mbak Vina mengusulkan untuk makan malam dulu sebelum melanjutkan perjalanan.

Aku membelokkan kendaraanku menuju salah satu warung tenda dengan tulisan sate kelinci. Memarkirkan kendaraanku dan memesan makanan dan tak lupa wedang jahe untuk menghangatkan badan. Udara terasa begitu dingin, ditambah kondisi cuaca agak mulai gerimis, membuatku mba. Vina agak menggigil dan menggosok gosokkan tangannya sambil meniup2 nya.

"Dingin ya mbak" ucapku melihatnya masih meniup niup tangan nya

"Ffffuuuaaahhhh, iiiiya nih, padahal aku udah pake baju sobel dibawah sweater". Balasnya sambil menggigil

"Sini aku peluk biar agak anget mbak, hehe" ucapku bercanda

Tanpa kuduga dia mengiyakan perkataanku dan menggeser duduknya semakin mendekat dan menyenderkan tubuhnya ke lenganku.
Reflek akupun mengalungkan tanganku ke belakang lehernya dan menarik tubuhnya semakin dekat kearahku. Payudaranya walaupun tertutup sweater masih terasa menyentuh dadaku. Apalagi posisi kepalanya didada atas, sehingga nafasnya menyentuh leherku, membuat adik juniorku yang ada dibawah sedilit memberontak.
"Sial.. bahaya nih" pikirku, sambil tanganku menggosok2 lengan atas mbak vina yang masih ada dipelukanku, untuk sekedar mengalihkan pikiranku dari kemesuman.

Tak lama kemudian pesananku selesai disiapkan. 2 porsi sate kelinci beserta nasi ditambah bumbu kacang khas nya. 1 porsi tahu bakso, dan 2 gelas jahe panas, yang segera kami nikmati dengan lahap. Udara dingin ditambah harumnya masakan membuat aku dan mbak vina makan dengan lahapnya. Aku sampai menambah nasi sangking laparnya. Dan mbak vina hanya tertawa melihat kelakuanku sambil menggigit sate kelinci yang masih panas. Kami makan dalam diam sambil menikmati irama lagu dari adik salah seorang personel grup lawak srimulat. Pakde penjual sate yang berusia pertengahan limapuluhan itu, tampak berdendang mengikuti alunan lagu campursari dari radio dua band didepannya.

Bebasan kaya ngenteni
Udan ning mangsa ketiga
Senajan mung sedela ora dadi ngapa
Penting iso ngademke ati

Semana uga rasane atiku
Mung tansah nunggu tekamu
Ra krasa setaun kowe ninggal aku
Kangen, kangene atiku

Aku sih kelingan nalika ing pelabuhan
Kowe janji lunga ra ana sewulan
Nanging saiki wes luwih ing janji
Nyatane kowe ora bali-bali

Ning Pelabuhan Tanjung Mas kene
Biyen aku ngaterke kowe
Ning Pelabuhan Semarang kene
Aku tansah ngenteni kowe

Semana uga rasane atiku
Mung tansah nunggu tekamu
Ra krasa setaun kowe ninggal aku
Kangen, kangene atiku

Aku sih kelingan nalika ing pelabuhan
Kowe janji lunga ra ana sewulan
Nanging saiki wis luwih ing janji
Nyatane kowe ora bali-bali

Ning Pelabuhan Tanjung Mas kene
Biyen aku ngaterke kowe
Ning Pelabuhan Semarang kene
Aku tansah ngenteni kowe

Semana uga rasane atiku
Mung tansah nunggu tekamu
Ra krasa setaun kowe ninggal aku
Kangen, kangene atiku


++++++++++


++++++++++

Bersambung ke Part. 4.5
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd