Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jarwo Gak Tobat Tobat

Aku masih belum melupakan kejadian semalem. Walaupun sikap Tante Rahma seperti tidak terjadi apa-apa. Entah mengapa, tapi dia seperti lebih sumringah hari ini.

Malam ini merupakan malam terakhir kami menginap sebelum esoknya kembali ke ibukota. Karena semua pekerjaan sudah selesai kita lakukan.

Sebelum balik ke hotel aku ijin dulu ke Tante Rahma mau ketemuan dengan temanku.

“Tante masih berasa gak enak badan gak ? kalo masih nanti mau tak bawain yang anget-anget”, kutawari
“Masih. Iyah deh Wo.”, jawabnya

Wah ternyata dia masih gak enak badan pikirku. Bisa nih kejadian semalam terulang. Dan mungkin bisa dapet lebih.

Sepulang dari kongko aku take away minuman teh tarik panas. Yah lumayan buat ngusir masuk angin tante Rahma. Selain itu juga aku bakalan mampir supermarket dulu buat nyari minyak zaitun. Nah kali aja kejadian semalem terulang, kalo pake minyak ini bakal lebih afdol.

Sesampainya di kamar hotel aku mendapati kamar yang terkunci hingga terpaksa aku minta kunci di reseptionis. Kemana nih tante Rahma pikirku. Namun tak berselang lama dia balik ke kamar. Dengan longdress beserta jilbabnya, sepertinya dia habis bertemu sesorang.

“Darimana tan ? ”, tanyaku
“Ini habis ketemu calon partnerku tadi di restorant hotel, dia mau ikut invest di bisnis perak”, jawabnya
“Wah sip banget tuh tan. Bisa tambah meroket nih ”, aku coba berpendapat
“Iyah pas banget waktunya kita kesini. Eh btw kamu beli gak minuman angetnya?”, tanya tante Rahma
“Iyah tuh udah aku taruh gelas. Emang masih gak enak badannya tan ?”, tanyaku
“Iyah masih”, jawabnya sambil meneguk minuman yang aku bawakan tadi

Dan aku coba untuk memancingnya dengan menawarkan untuk pijat seperti malam sebelumnya. Tapi aku takut dicap mesum.
“Coba pijat lagi ajah tan”

Agak lama tidak ada jawaban dari tante Rahma. Disini aku takut beneran. Takut dia marah .
“Yadeh gak papa. Lagian pijatanmu semalem enak. Bikin rileks”, jawabannya yang bikin lega dan sumringah.

Tante Rahma membuka jilbabnya dan masuk ke kamar mandi. Dan tak berselang lama dia keluar dengan berbalut handuk putih hotel. Hmmm so sexy. Tapi aku berusaha bersikap normal biar tidak dicap sangean.
Nampak dia masih mengenakan BHnya karena talinya masih terlihat.

“Yaudah Wo sekarang ajah. Keburu malem ntar ngantuk”, aja tante
“Aku tadi beli minyak zaitun tante. Mo tak buat campuran sereal sih besok pas sarapan sih sebenernya. Pake itu yah. ”, aku beri penawaran
“Ya terserah kamu deh”, kata tante Rahma

Tante Rahma kemudian ambil posisi telungkup di kasurnya. Dan akupun mengambil posisi di sampingnya.
“Aku buka handuknya yah tan”, aku minta izin
“Iyah. Lagian kamu kayak yang baru pertama kali ajah”, jawabnya sambil tersenyum

Karena sudah mendapat lampu hijau, akupun membuka lilitan handuk tante Rahma. Nampak pemandangan indah punggung, pantat dan paha yang mulus. Dan tanpa minta persetujuan lagi aku membuka kaitan BH tante Rahma berwarna merah itu.

Kulumuri punggungnya dengan minyak zaitun yang telah aku beli tadi. Kugosok pelan-pelan, kupijit dan kuelus punggung mulus itu. Nampak dari samping payudara yang tergencet badan. Sungguh pemandangan yang indah. Supaya lebih rileks aku mencoba membuka percakapan. Dari mulai hubungannya dengan suaminya, anak-anaknya hingga bisnisnya.

“Kamu sering Wo mijitin Hana ?”, tanyanya melanjutkan perbincangan kami
“Iyah tante. Apalagi kalo dia pegel-pegel.”, jawabku
“Wah beruntung ya. Btw kamu gak nambah anak lagi Wo ?”, tanyanya lagi
“Nggak tante udah cukup. Lagian nambah lagi biaya hidup nambah tan. Hehehe”, jawabku
“Kalo berhubungan jalan terus dooong”, pertanyaanku mengagetkanku
“Iyalah tan. Seminggu bisa 3-4 kali hahaha. Biar gak mampet. Kalo tante gimana nih. Masih menggebu-gebu gak ?”, pertanyaan yang sebenernya aku takut melontarkannya
“Yaaah masih. Tapi gimana lagi kita berdua sibuk bisnis masing-masing”, jawaban yang membuat aku mendapat secercah harapan.

Pijatanku semakin lama bikin rileks tante Rahma. Ini terlihat dari dia yang mulai memejamkan matanya. Desiran nikmat dari mulutnya mulai terdengar. “”Sshhh… hmmm...”
Dan aku coba memberikan tiupan di tengkuknya. “Ssshhh… enak wo”

Terkadang aku menyenggol teteknya yang terlihat dari samping. Karena tidak ada respon penolakan, aku coba untuk merabanya lebih lama. Walaupun itu masih dari samping.
“Hmmm… shhhh”, badanya mulai bisa diam.

Aku berpindah ke kaki, betis dan pahanya. Aku beri pijatan keras hingga ringan. Bahkan hanya terkesan mengelus ngelus saja. Tante Rahma mulai bereaksi dengan membuka kakinya. Pantat indah berbalut CD ini memang membiusku. Aku memasukkan tanganku di balik CDnya. Memijatnya dan kadang meremasnya.
“Shhhhh…” desiran seperti ini sudah sering kudengar sekarang.

Bulu kemaluan yang menyeruak disamping CD nya juga terlihat seiring tante Rahma melebarkan kakinya.

Pantat tante Rahma mulai bergerak tanda dia semakin nyaman dan dihinggapi kesangean. Bahkan aku lihat celana dalam warna merah nampak basah di bagian memeknya.

“Tante aku buka CDnya ya”, aku bisikkan ke telinganya.
Dan dia hanya menjawab “He’em” sambil menganggukan kepalanya.

Aku mencoba menarik celana dalamnya. Tante Rahma dengan nalurinya juga mengangkat bokongnya. Celana dalam sudah kulepas. Dan nampak tante Rahma tidak memakai sehelai kainpun sekarang.

Aku tetap memijatnya dari tengkuk, punggung, pantat dan menyelinap ke sela-sela memeknya.
“Awwwss… shhhh...”, terdengar lenguhannya yang membuatku makin semangat

Sengaja aku tidak berlama-lama di daerah sensitif ini supaya tante Rahma lebih penasaran. Dan aku mencoba untuk melangkah ke step berikutnya. Aku meminta dia untuk telentang.

“Tante telentang deh. Biar tambah rileks”, bisikku kepadany
“Nggak ah hh malu”, katanya dengan nafas yang memburu
“Coba deh tante. Kalo malu coba tutup mukanya dengan bantal”, kataku

Tanpa ada argumen lagi dia beringsut telentang dan menutup mukanya dengan bantal. Nampak di depanku tetek bulat yang membuatku penasaran tempo hari dan memek yang tertutup rimbunnya bulu kemaluan.

Aku mulai melumuri bagian depan tubuhnya dengan minyak zaitun. Aku mulai memijat teteknya. Masih padat untuk seumuran dia. Kupijat bagian luarnya, berjalan menyusuri sampai ke area putingnya. Kupilin pilin pentil berwarna yang sudah mengeras itu

“Sssshhh.. Hhhhhh.. Ssssshhh hhh”, sekarang dia mulai mendesah. Dengan terkadang dia menaikkan dadanya pertanda kenikmatan sudah menjalar di tubuhnya.

Aku semakin liar memainkan tetek indah itu. Dan aku mulai menjilati pentilnya perlahan-lahan. Hal ini untuk memainkan kehorniannya. Kukecup teteknya dan kujilati dengan ritme cepat.
“Aaahhh… shhhhh… enak woo… shhhh… ahhhh”

Aku melihat ke muka tante Rahma yang tertutup bantal dan hanya menyisakan bibirnya saja. Dan dia menggigit bibir bawahnya saja. Dia horny berat sepertinya.

Pijatanku kali ini mulai turu ke perutnya dan turun ke pahanya. Dan dari paha ini aku bermain dengan sedikit menyentuhkan tanganku ke area memeknya. Dia menggelinjang seperti cacing kepanasan. Dan sampai pada aku menyentuh penuh area miss V nya. “Aaaaaahhh… ahhhhhh...ahhhhhsss...shhhhhhh”

Memeknya sudah basah. Lendir kenikmatannya sepertinya sudah keluar sejak tadi. Bau aroma liang kewanitaan menyeruak saat aku mendekatkan hidungku di area ini. Aku terus menggosok-gosokkan tanganku di area ini. Terkadang aku sentuh area clitorisnya. Dia semakin mengangkat pantatnya.

Tanganku bekerja dia area ini, dan aku tak membiarkan area teteknya nganggur. Kujilati pentilnya sambil memeknya kubuat basah kuyup dengan tanganku.
“Shhhh… mhhhh… enak woo… kenapa bisa enak gini wooo”

Belum selesai dia meracau, aku beranikan diri untuk mencium bibirnya dengan setengah wajahnya masih tertutup bantal. “Slrrrrrp…. Slrrrrrrrppp… cllpclpcpc….”

Bibir kami beradu, dan kali selingi dengan lidahku yang kencari lidahnya. Yak french kiss. Dia membalas lumatan bibir dan lidahku dengan begitu ganasnya.

Jilatankau aku susuri kebawah. Ke arah lehernya. Kukecup dan kujilat seperti kucing. Desahannya semakin tidak terkendali. Akupun begitu. Aku tanggalkan seluruh pakaianku hingga telanjang. Jilatanku terus turun ke arah payudara, pentil dan selanjutnya perut.
“Ssshhhh…. Haaaaahhh….. Shhhhhssss”

Disaat bersamaan tangan tante kuarahkan ke kontolku. Agak diremas olehnya. Kemudian di kocok pelan-pelan.
“Shhhsss… duuuh… ngapain kita ini wooo”, tante meracau kembali
Aku membisikinya “Udah tante kali ini lebih enak. Masuk angin tante bakalan ilang”

Hingga akhirnya aku mengambil posisi diantara 2 kaki tanteku. Kutekuk kakinya dan aku mendekatkan wajahku ke liang memeknya. Kusibak jembut lebatnya itu. Kujilati area terluar vaginanya.
“Duuuh. Wooooo… sssssh”
Lalu kujilati klitorisnya. Dengan variasi permainan lidah cepat lambat. Dan selanjutnya kumasukkan lidahku ke lubangnya. Balik lagi kujilati klitorisnya dan jari tengahku kumasukkan ke memeknya. Bless…. Cllpppp…
“Ahhh… ahhhh...oughhhh… enak woooo… uuuuuuuh”
Pantatnya naik turun. Memeknya makin basah. Perpaduan air liurku dengan cairan kewanitaannya.
“Duuuh wooo…. Ahhhhhhsss…. Ahhhhhhh… ahhhhhh…..ooouuugggh”, eranganya semakin cepat. Nafasnya semakin memburu. Dan pantatnya semakin naik. Yak tante Rahma akan orgasme.
Dan terasa di jari tengahku yang masuk ke memeknya cairan hangat meleleh di dalamnya.
“Hhhhh...hehh.hehhhh...hhehhhh… kamu apain tantemu ini wooooo. Duuuh enak banget gustiiii”

Belum selesai dia meracau aku masukkan kontolku ke memeknya… blesssss…

“Awww...”, dia kaget kena serangan mendadak
“Pelaaan wooo.. Punyamu besarhhh”
“Apanya tante”, sambil ku berbisik
“Hmmm… ahhhh..ahhhh… punyamuhhh”, dia berbicara pelan sambil mendesah
“Apanya tante”, aku tetap berbisik…
“Kontolmuuh wooo”, akhirnya dia menjawabnya dengan kata-kata jorok

Aku mulai memaju mundurkan kontolku. Kugenjot dengan kombinasi cepat dan lambat. Kadang kuhentakkan.
“Aawwww. Shhhhh… arghhhhh… ahhhhhh… ahhhhh”, erangannya semakin liar dan keras
“Duuuuh gustiiii… enaaaak…. Ahhhhhh…. Ehhhhhh”
Dan aku pun mengambil bantal yang menutup mukanya. Wajahnya layu nikmat.
Kucium bibirnya dan kulumat. Diatas kami beradu lidah. Dibawah kugenjot lubang kenikmatannya.
“Ahhh.. ahhhh…. Ahhh… slrrrp”

Kemudian aku aku menuntunnya untuk berganti posisi. Aku berbaring dan kutuntun dia untuk menaiki badanku. Wajah sangenya bikin aku lebih semangat. Kuarahkan kontolku masuk ke memeknya tapi sering luput. Tante Rahma membantu dengan mengarahkannya dengan tangannya. Blessss…. Oooh nikmat sekali.

Dia mulai menggerakkan pinggulnya keatas kebawah.
Desahan nikmatnya muai terdengar lagi… “ooohh… ohhhh...ohhhh”
Keringat mulai keluar di tubuh kita berdua.
Tante berjilbab dan santun ini tak terbayang sekarang ngentot denganku.
“Arrgghhhh.. Ahhhh… ahhhh… woooo”
Aku gak mau tanganku nganggur… kuremas teteknya yang gondal gandul sejak tante Rahma menggoyangkan pinggulnya.

sampai beberapa menit kami bergulat dalam peluh di tubuh masing-masing
“Awwww….aww… aduh wooo tante mau keluar”, tante Rahma terengah engah
“Sama tan… aku juga”, pengalaman pertama dengan tante Rahma yang tak terduga ini bikin aku tak bisa menahan kenikmatan ini.
“Duh keluarin dimana nih tan”, kutanya
“Ahhh… ahhh… ahhh… sshhhh… udah di dalem aja. Aku masih spiral”, jawabnya

Yaudah mendengar jawabannya aku mempercepat gerakanku.
“Aduuhh… gusti… ahhhh..ahhhh..awww….ahhhh… aku keluar… aku keluarr ahhhh”, dengan mata yang memejam dan memek yang berkedut, tante Rahma mendapatkan orgasme keduanya.

Dan kontolku juga menyemprotkan cairan kental ke dalam memeknya. Crrrttt… crrrtttt. crttttt
Tante Rahma lemas dan merebahkan dirinya disampingku di ranjang single ini.

“Ahhhh…. Kenapa sampai begini kita wooo… hhhaahhh… kamu janji ya. Hal ini cuman kita berdua aja yang tau”, tante Rahma berbicara sambil nafasnya yang masih memburu

“Iyah tante. So pasti”, aku meyakinkannya

Alangkah kaget aku, tak berselang lama HPku berbunyi. Ternyata istriku telepon. Aku cepat-cepat mengangkatnya sambil memberi kode ke tante Rahma untuk tak bicara.

Istriku ternyata beberapa kali menelponku tadi. Mungkin karena saking nikmatnya pergulatan dengan tante Rahma, kami tidak mendengarnya.

Sewaktu aku berbicara dengan istriku, tante Rahma beranjak mau ke toilet untuk bersih-bersih.
Dia sempatkan berbisik ke telingaku satunya.
“Hana, suamimu nakal. Tantemu dibikin merem melek”

Begitulah malam terakhir kami di kota ini. Esoknya kami kembali ke ibukota. Kulihat wajah tante Rahma lebih sumringah pagi itu. Apakah ini efek semalam ?


BERSAMBUNG
 
Sudah jelas sumringah lah huu.. dua kali loh. Wkwkwk.
Gimana kalo dilanjutin lagi ceritanya. Sapa tau tante rahma semakin panas semakin ganas, pasti bikin lemas. Eh... puas ding. Hehehehehe.

Ditunggu, ya hu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd