Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LazyBear

Semprot Baru
Daftar
20 Feb 2018
Post
32
Like diterima
103
Bimabet
Di tahun 1999, di sebuah ruangan kelas kampus yang sepi di karena orang-orang sedang berada di aula penerimaan toga wisuda, seorang pria bersujud di hadapan wanita, “Maukah kau menikah dan menghabiskan sisa hidupmu bersama ku ?”. Hermanto nama pria yang sedang bersujud sambil memegang sebuah cincin permata di hadapan seorang wanita cantik bernama Mariana yang telah lama ia taksir. “Aku mau.” Jawab Mariana sambil tangannya berlahan mengambil cincin dari tangan Hermanto sebagai tanda penerimaannya.

Hermanto yang senang cintanya di terima spontan memeluk Mariana, senyum bahagia tampak di wajahnya. “Minggu depan2 Hari lagi keluargaku akan pindah kota, beri tau keluargamu kalau besok malam aku dan keluarga ku akan mampir.” Ucap Hermanto sambil tetap memeluk wanita yang barusan menerima cintanya. “Tidakkah ini terlalu cepat ? aku tau keluarga kita juga sudah dekat tapi kan..” Mariana yang belum sempat menyelesaikan kalimatnya langsung di potong Hermanto sambil mendorong sedikit bahu Mariana agar ia bisa melihat kedua bola mata Mariana “Aku tidak ingin kehilangan mu, jika tidak begini, entah kapan lagi aku bisa melihatmu.” Mariana seperti terhipnotis saat melihat keseriusan Hermanto dari matanya spontan menjawab “Baiklah”.malam ini

Tanpa kedua orang bahagia ini sadari ada seorang wanita yang memetikkan air mata di balik pintu, berjalan kearah keluar kampus, tangannya mengusap air matanya.

18 Tahun kemudian, 2017.

*Ting (Suara pesan masuk)

“Aku sudah sampai, meja nomor 27,

kamu sudah sampai mana ?” pesan dari seorang wanita kepada sahabatnya yang baru balik dari luar kota. Setelah membaca pesan wanita tersebut langsung tersenyum sumringah mencari meja nomor 27.

001 Sabrina.jpg
Sabrina

“Sabrina!” panggilan dari wanita sambil berjalan mendekati meja no 27 adalah yang tak lain Mariana. “Wah.. Tidak terasa sudah 18 tahun sejak kita terakhir bertemu. Kamu tampak jauh berbeda dari dulu!” sambung Mariana yang kaget melihat perubahaan fashion Sabrina. “Kamu tau Mar. wanita muda memang senang di bilang begitu tapi untuk wanita tua seperti aku lebih senang di bilang tidak berubah loh.” jawab Sabrina sambil tersenyum. Sabrina dan Mariana dulu hanya berpakaian celana panjang dan baju lengan panjang yang serba ketutup, sehingga membuat Mariana pangling saat melihat Sabrina untuk pertama kali setelah sekian lama.

“Tapi kan kenyataan begitu, kamu tampak keren sekali. Iya, ini Aditya, anakku yang berusia 14 tahun. Aditya, ini tante Sabrina, sahabat ibu sejak lama.” sambung Mariana sambil memperkenalkan anaknya yang sedari tadi memainkan Smartphonenya “Halo tante” jawab Aditya sambil melihat ke arah Sabrina dan sedikit menurunkan kepalanya tanda hormat.

“Halo sayang.” sapa balik Sabrina sambil senyum ke arah Aditya. Aditya yang merasa canggung kembali melihat layar Smartphonenya. “Ah.. Ini anak ku, Rizky” giliran Sabrina yang memperkenalkan anaknya.

“Halo tante” tampak sedikit merah di muka Rizky saat menyapa Mariana.

“Wah.. kamu tampak keren seperti mamamu.” Senyum manis manis Mariana terpancar saat memuji Rizky yang membuat Rizky semakin salting, menunduk.

“Jadi Mar, kapan sampainya ?” tanya Sabrina. “Baru kemarin, Capek banget pindahan.” jawab Mariana sambil melihat ke langit membayangi apa yang telah ia lalui. “Ini juga mau mendaftarkan Aditya sekolah Cinta kasih semester 2.” lanjut keluh Mariana.

"Wah.. bersebelahan doang dong dengan sekolah Rizky, ia kan ky" ucap Sabrina melihat ke arah anaknya

"A.. a..ah.. ia.. ia.. sebelah.." jawab Rizky tergagap-gagap. Sabrina melihat rizky gagap menjadi yakin kalau Rizky suka dengan temannya Mariana.

"Kalau begitu tolong sekalian jagain anak tante yah" Ucap Mariana sambil senyum ke arah Rizky yang semakin membuat Rizky salting.

002 Mariana.jpg
Mariana

Pembicaraan antara Sabrina dan Mariana terus berlanjut, Aditya tetap sibuk dengan Smartphonenya, dan Rizky sibuk menunduk sambil sesekali mencuri pandang ke arah Mariana.

“Maaa.. Pulang yuk..” Rengek Aditya yang sudah sanggat jenuh dengan pertemuan ini.

“Eh.. sudah jam segini saja.. Sab.. kita lanjut lain waktu ya..” Ucap Mariana

“Ah ~ Gimana kalau kita lanjut di kantor ku saja besok ? “ tanya Sabrina. Belum sempat Mariana menjawab, “nanti aku kirim alamatnya.” lanjut sabrina

“Baiklah ku rasa itu ide bagus. Sampai jumpa di kantor mu Sab, Risky tante duluan ya” Ucap Mariana sendari berdiri berjalan keluar cafe. Dari belakang Sabrina tersenyum sinis melihat Mariana.

Malam harinya di meja makan Mariana bercerita “Herman, kamu masih ingat Sabrina ? tadi aku ketemuan dengan dia.”

“Masihlah, Gimana kabar dia ? sudah lama sekali aku tidak jumpa dia, lain kali aku harus ikut.” ucap Hermanto semangat. “Dia sehat-sehat saja, sudah nikah dan punya anak....... “ Mariana mencerikan panjang lebar dengan semangat tentang pertemuan kembalinya dia dengan sahabatnya, sedangkan Aditya hanya diam menikmati makan malamnya sambil mendengar mamanya cerita.

Keesokan harinya di perusahaan Sabrina, Mariana datang bersama Aditya. “Wahhhh... Ma, Gedung punya tante Sabrina besar sekali” kagum Aditya melihat gedung bertingkat 62 lantai. “ia, tante Sabrina pasti berkerja sangat keras untuk ini.” ucap Mariana sambil memegang tangan Aditya berjalan masuk ke dalam kantor tersebut.

“Maarrrr” terdengar teriakan dari arah kanan yang tak lain adalah Sabrina yang sedari tadi menunggu kedatangan sahabatnya. “Gimana sayang ? kamu suka gedung tante ?” tanya Sabrina ke Aditya sambil sedikit membungkukkan badannya. “Besar sekalinya tante, Keren” balas Aditya. “Ini belum apa-apa, tunggu apa yang akan tante tunjukan nanti.” Ucap Sabrina “Liandra.” Sambung Sabrina menyebut nama tersebut dengan tegas. Seketika seorang wanita yang dari tadi berdiri di belakang Sabrina melangkah maju kedepan. “Ini seketaris tante, Panggil saja kak Lia, Dia yang akan membawa kamu ke ruangan bermain dan yang terpenting tante punya konsole game terbaru yang belum keluar loh” Sabrina mencoba membuat Aditya semangat menanti apa yang ada di ruangan bermain nantinya. “Lia bawa Aditya, sekalian kamu jaga. jika ia lapar, biarkan dia pesan apa pun yang ia mau.” Perintah Sabrian. “Baik madam. Mari.” Jawab Liandra sambil menjulurkan tangannya dan membawanya ke elevator sebelah kanan. “Oke sekarang kita bisa ngobrol sepuasnya” Ucap Sabrina dengan nada puas. Mariana sedari tadi melihat ke 2 orang pria yang berdiri tegap di belakang Sabrina. “Oh.. meraka 2 nih pengawal aku tidak apa kok” Ucap Sabrina yang menyadari mata Mariana merasa tidak nyaman dengan 2 pria pengawalnya. Mata Mariana melihat papan kecil di baju pengawal berbadan besar tersebut bertulisan Bobby dan yang bertubuh kurus bernama Rony. “Yuk Mar kita ngobrol di ruangan ku saja.” Ajak Sabrina sambil berjalan menuju elevator yang berbeda dengan yang di naikkan Liandra dan Aditya tadi.

“Yuk..” Mariana tanpa bertanya hanya mengikuti Maraiana sambil di belakangnya di ikuti oleh 2 pengawal tersebut memasuki elevator. “Hari ini kamu ada acara apa mar ?” tanya Sabrina membuka pembicaraan. “Tak ada, Harmanto nanti malam baru pulang, sedangkan aku kepikiran tentang mencari pekerjaan untuk mengisi waktu luang saja. Apa kamu ada perkerjaan yang sesuai untuk aku Sab ?” Tanya balik Mariana. “Tentu, Aku bisa mengaturnya” Jawab Sabrina. “Sab apa kita tidak salah ? kenapa elevatornya turun ya ?” tanya Mariana dengan nada heran, Sabrina yang tidak mengubris memberi kode angukan ke aras Rony dari pantulan elevator.

Rony yang menerima kode dari bosnya mengambil Stun Gun dan mengarahkan ke atas tunguk Mariana.“Aggkkkk” kaget Mariana yang seketika tidak sadarkan diri.

"Ughh.." Suara lemas Mariana yang mulai sadar. Berlahan matanya melihat dirinya sudah telanjang dari ujung kaki hingga bajunya sudah terlepas semua dan sadar kedua tanggannya sedang di ikat dengan tali yang di gantung pada gancu ke atas. Mariana walau merasa lemas tetapi tetap berusaha melepas ikatan tersebut, berlahan matanya mulai melihat sekeliling dimana sudah ada Sabrina yang berdiri sambil membaca selembar kertas, 2 pengawal yang salah satunya sedang merekam, di sisi kiri kanan seperti penjara dimana setiap sel nya berisikan 1 orang wanita yang menggunakan lingerie yang menggoda.

"Sab.. lepaskan aku, ada apa ini ?" Tanya Mariana yang masih bingung dengan apa yang terjadi.

photo_2023-07-20_12-18-57.jpg

Sabrina dengan tersenyum sinis melangkahkan sepatu hak heelsnnya Tak Tak Tak mendekati Mariana, Matanya Sabrina melihat ke atas Mariana “Mariana, Tinggi 168 cm, Berat badan 62 kg.” sambil mata Sabrina berlahan-lahan menerawagin tubuh Mariana dari atas hingga bawah “Puting pink kecoklatan anak 1” sesaat Sabrina terdiam “Apakah Aditya bukan anak kamu ? kok bisa ?” lanjut Sabrina sambil bertanya.

Mariana hanya bisa menahan malu dengan lemas “Aku mohon Sab cukup, Kenapa kamu melakukan ini ?” Sabrina kembali melihat mata Mariana, dengan tatapan tajam “BERHENTI KAU BILANG ? KAU SUDAH LUPA APA YANG KAU LAKUKAN ?” marah Sabrina beledak, Semua mata yang ada di ruangan itu termasuk wanita-wanita yang berada di dalam sel melihat ke arah Sabrina, suasana menjadi hening dan tegang.

Huff.. kembali Sabrina mengatur napas dan kemarahannya. “Baiklah kalau kau sudah melupakannya, Akan ku buat kau ingat kembali, 18 tahun yang lalu di sebuah ruangan kosong hari kelulusan kita, aku melihat kau di lamar oleh Hermanto dan kau menerimanya. Kau Mariana, Sahabat yang paling ku percaya, kau yang paling tau perasaan ku pada Hermanto 9 tahun aku mencintai dia, kau yang paling tau kondisi keluargaku yang kelilit utang sana sini, tapi kau juga yang mendorong aku ke jurang kehancuran ini.”

Mariana teringat akan kenangan itu hanya bisa menangis tanpa berkata-kata. “Kau sudah mengigatnya ? baguslah mari kita lanjutkan lagi” ucap Sabrina sambil senyum seperti tidak ada apa-apa. “ Bra cup 36C bulat padat, Jadi kenapa bisa puting toked mu bisa sexy ini ? Apakah Aditya adalah anak angkat ? ” kembali Sabrina bertanya ke Mariana. “Aditya adalah anakku, hanya saja saat itu ada kelainan hormon yang membuat aku tidak bisa menyusi dia.“

“Hmm.. Baiklah.” Ucap Sabrian seperti tidak peduli. “Lanjut, lingkar pinggang 71cm, lingkar pantat 94cm, Wah bulu memek berbentuk segitiga, apakah ini kesukaan Hermanto ? seakan memberi tau di sini lah lubangnya, mesum juga ternyata dia. “ Pertanyaan Sabrina hanya di balas diam oleh Mariana sambil memejamkan matanya berharap ini semua cepat berakhir.

“Tidak mau menjawab ? baiklah, kau ku larang untuk mencukur bulu memek mulai sekarang.” perintah Sabrina, Mendengar itu Mariana melihat Sabrina dengan tatapan memelas ingin membantah tetapi berasa di cekek, suaranya tidak bisa keluar dari tenggorokannya dan Mariana kembali memalingkan mukanya dan pasrah.

“Hmm.. kayaknya aku akan buat bulu memek ku seperti ini.” ucap Sabrina sambil senyum sinis karena beberapa ide gila terlintah di kepalanya.

*Ting bunyi lift telah sampai. “Wah.. wah.. jadi ini wanita yang telah membuat mu memendam dendam selama belasan tahun ? cantik sekali.” suara laki-laki berperawakan tua, tinggi, gendut dan menggunakan jas hitam. Mariana hanya bisa diam menahan malu dan memejamkan matanya. “Kenapa kau di sini.” Tanya Sabrina dengan nada ketus. “jangan begitu, perkenalkan aku suami Sabrina, Dirwanto.” Ucap Dirwanto sambil membenahi jas hitamnya. “Sayang boleh aku mencobanya ?” sambung Dirwanto sambil memelas kepada Sabrina. Sabrina yang awalnya melotot melihat Dirwanto tiba-tiba tersenyum sinis. “Boleh saja, Tapi dengan syarat kau harus membantu aku memperluas perdanganan obat dunia bawah ku.” ucap Sabrina “HAHAHAHA SEPAKAT !” ucap Dirwanto sambil ketawa.

Sabrina mengangkat tangannya dan tanpa berkata apa pun memberi tanda maju, Seperti sudah mengerti Boddy langsung melangkah maju membawa sebuah tas di tangan kirinya di bantu oleh seorang cewek bernama Meli yang sedari tadi berdiri bersama di belakang. Selagi Bobby menggunakan sarung tangan, Meli terlihat menyiapakn suntik yang berisi cairan dan memberikannya kepada Bobby. Dengan muka seriusnya Bobby langsung mengarahkan suntik tersebut ke pembuluh darah bagian leher Mariana, Mariana yang sedari tadi takut menjadi semakin takut saat jarum suntuk tersebut di suntikan kedalam darahnya, “Tenang saja, setelah ini kamu akan merasakan enak kok.” Ucap Sabrina sambil berlahan membelai wajah, toked hingga memek Mariana. Berlahan mata Mariana mulai reliks tetapi jatungnya berdetak kencang, keringan yang mulai keluar dari tubuh putih mulusnya.

“jadi sudah bisa di santap ?” tanya Dirwanto yang sedari tadi telah telanjang tanpa sehelai benang pada tubuhnya. Kini tampak jelas perut buncitnya dengan kontol lemas karena usia. Sabrina melihat kontol Dirwanto sambil senyum meremehkan “Sudah, langsugn saja” ajak Sabrina.

Dirwanto mendekati tubuh mulus Mariana dan menjilat pipi turun ke lemer “Lezat.. ini sangat lezat.. HAHAHAHA” ucap Dirwanto sambil tangan kanannya di toket kanan Mariana dan mengesek-gesekkan kontolnya yang sepanjang 11cm di antara paha Mariana. Sedangkan Sabrina mulai mencari titik rangsangan di area telinga dan tangannya berada toket kiri Mariana. Di serang rangsangan yang bertubi-tubi Mariana tidak bisa menahan desahan pada mulutnya. Bobby, Rony dan Meli hanya bisa diam menahan terangsang melihat tingkah bossnya.

“Ahhhh...” Crot.. crott.. di karenakan umur yang tidak muda lagi Dirwanto menembakan pejunya di antara paha Mariana. “Dasar tua bangka lemah.” ledek Sabrina “BOBBY” lanjut Sabrina memanggil Bobby dan seperti sudah mengerti apa maksud dari bosnya ia pun langsung menyuntikan sesuatu kepada kontol Dirwanto.

Berlahan kontol Dirwanto mulai membenkak dan memanjang hingga 16 cm, Walau kontolnya menjadi semakin besar tetapi tidak jauh berbeda dengan kontol Hermanto. “Sabrina aku sudah tidak sabar, boleh aku mulai duluan ?” mohon Dirwanto lagi, “lakukan sesukamu” ketus Sabrina. Mendapat izin penuh dari Sabrina, Dirwanto langsung berdiri di depan Mariana dan mengangkat paha kirinya. “Tidak.. ku mohon.. jangan..” Ucap Mariana yang memelas, walau mulut dan akal sehat Mariana menolak tetapi berbeda dengan tubuh dan memeknya yang sudah basah karena efek obat dan ransangsang yang di terima. “Mulut mu bilang begitu tetapi memek mu sepertinya punya keinginnanya sendiri” ucap Sabrina sambil mengunakan jari telunjuk dan tengahnya mengolesin memek Mariana dan mengarahkan ke depan mata Mariana “Nah ini buktinya.” ucap Sabrina terus memasukkannya ke mulut Mariana dengan paksa.

Dirwanto yang sudah tidak sabar sedari tadi mengosokkan kontolnya di belahan memek Mariana mulai membelah memek Mariana dengan kontolnya “Aaahhh..” Desahan keluar dari mulut Mariana, nafsu telah mengambil alih tubuhnya, yang di pikirannya sekarang hanya bagaimana ia mendapatkan kenikmatan pada memeknya. "Kau gak tau bertapa aku ingin mengentot mu saat pertama kali melihat foto mu" Kata Dirwanto yang menyadari Mariana sudah mulai menikmati kontolnya dan langsung mengunakan tangan kananya memegang rambut Mariana dan meyambar bibir sexy Mariana, Lidah Dirwanto bermain-main di dalam mulut Maraina dengan lihat sedangkan Mariana yang tidak mengerti hanya pasrah lidahnya di mainkan oleh Dirwanto. Plok.. plok... “Ah... henti... kan... aahhh.. hmmm..” Ucap Mariana yang masih mengeluarkan usaha yang sia-sia tersebut sedangkan kontol Dirwanto terus menerus menyodok ke memeknya.

Di sisi lain Sabrina menjilati leher Mariana sambil kedua tangannya memaikan puting pink kecoklatan Mariana dari belakang. “Meli ambilkan celana itu” perintah Sabrina. “Baik madam” balas Meli yang langsung mengambil celana dalam yang terdapat dildo berukuran 19 cm lebih panjang dari kontol Dirwanto. “ini madam” ujar Meli, berlahan Sabrina melepaskan pakaiannya dan megunakan celana dalam dildo tersebut. Mariana yang sedang memejamkan matanya menikmati memeknya di aduk kontol Dirwanto tidak melihat apa yang menghampirinya.

Sabrina berjalan ke belakang Mariana sambil mengoleskan pelumas kepada dildonya “Mengigat dulu kau juga pernah baik pada ku, akan ku gunakan pelumas ini.” Guman Sabrina. Dan emang benar Sabrina terkenal akan kekejamannya tidak mengunakan pelumas ketika hendak mengunakan dildo tersebut.

“Baiklah, waktunya bermain” guman Sabrina sambil mengarahkan dildo tersebut ke lubah pantat Mariana. Mariana yang sadar ada benda asing pada pantatnya langsung berusaha melihat kebelakang. Dirwanto yang sudah tidak dapat menikmati bibir Mariana beralih menikmati puting toked Mariana. Dengan posisi tangan terikat Mariana tidak dapat melihat ke belakang apa yang sedang berusaha masuk ke lubang pantatnya. “Tidak... Sab... Ku mohon jangan..” Ucap Mariana yang berusaha menarik simpati Sabrina tetapi Sabrina tetap tidak peduli apa yang di katakan Mariana berlahan ia memasukkan kepala kontol dildo tersebut ke lubang pantat Mariana “Agggghhhh Saakitttt Sabrina.. hentikan...” Teriak Mariana dan air mata mulai bercucuran di matanya. “Apa yang kau rasakan belom seberapa dengan penderitaan yang selama ini ku rasakan.” Ucap Sabrina sambil memegang pinggang Mariana dan menekan dildonya masuk ke lubang pantat hingga kandas.

“Aaaaggghhhhhh “ Teriak Mariana semakin besar karena ulah Sabrina hingga semua orang yang bersada di sana bisa mendengar teriakan tersebut tetapi bukan merasa iba tetapi mereka melihat dengan tatapan sange karena hal tersebut sudah sering di lakukan oleh Sabrina di masa lalu.

Setelah dildo terbenam habis, Sabrina sengaja membiarkan sesaat untuk Mariana mengambil napas dan berlahan Sabrina menjilat pundah Mariana hingga ke telinga mencoba memberikan kenikmatan – kenikmatan yang bisa menutupi rasa sakit di pantatnya.

“Gimana kontol mainan ku Mar, Enak bukan ?” bisik Sabrina dari belakang. Mariana membalas dengan mengelengkan kepalanya “Ampun Sab.. Hisk.. Sakit sekali.. aku tidak sanggup Hisk.. ” ucap Mariana naggis tersedu-sedu. “Buset, jadi ini rasanya double penetration ? Nikmat sekali.. bersasa semakin sempit memeknya” ucap Dirwanto yang sedari tadi terus menerus menyodokkan kontolnya di memek Mariana. Plok.. Plok.. Plok.. “Ah.. Ahhhh...” Semakin lama ritme yang di mainkan semakin kencang dan lambat laut Mariana sudah tidak merasakan perih pada bagian lubang pantatnya.

Sabrina yang menyadari Mariana sudah dalam permainan ritmenya memegang dagu Mariana dan mencium bibir Mariana. Serantak mata Mariana melotot kaget karena ini pertama kalinya ia berciuman sesama wanita. Sensasi lembut antar bibir wanita, permainan lidah Sabrina di dalam mulut Mariana semua itu membuat biraninya bertambah beledak-ledak. “Uggh.. aku sudah mau keluar, Boleh di dalam ?” Ucap Dirwanto memejamkan matanya berusaha menahan spermanya selagi menunggu jawaban dari Sabrina.

Sabrina lantas melepas ciumannya dan menjawab “Boleh saja.” sambil tersenyum ke arah Mariana. Mariana yang takut akan hamil langsung berusaha memberontak tetapi usahanya itu sia-sia karena Dirwanto yang sudah mendapatkan izin dari Sabrina langsung menggerakkan pinggulnya sekencang mungkin. “Uggghhh.. Ahhhh.. Nikmat sekali..” Ucap Dirwanto sambil menutup mata menghadap ke langit-langit dan tetap membenamkan kontolnya sedalam mungkin ke memek Mariana.

“Dasar makhluk gak ada harapan, sudah ku berikan obat bagus juga tidak bisa bertahan lama” Ejek Sabrina ke arah Dirwanto sambil mentapanya dengan tatapan merendahkan. “Maaf aku tidak sanggup menahan diri karena melihat adegan tadi.” Balas Dirwanto sambil menundukan kepalanya dan berlahan melankah mundur melepas kontolnya.

Mariana mulai merasa iba melihat Dirwanto yang di perlakukan tidak punya harga diri. “Aaaahhhhhh” *Plop Suara dildo Sabrina yang di tarik dengan cepat dari lubang pantat Mariana. Sabrina terus melangka ke depan mendorong dada Dirwanto dan mengambil posisinya. “Sudah puaskan ? Minggir.” Ucap Sabrina.

Sabrina menatap wajah Mariana yang masih keadaan sange, kenangan-kenangan pahit yang selama ini ia rasakan mulai terlintah kembali dalam pikirannya. “Ugggkkkk” Suara yang keluar dari mulut Mariana ketika tangan kiri Sabrina mencekek lehernya karena emosi. Berlahan tangan kanan Sabrina membelai dari wajah hingga toketnya. “Dulu dari kita SMA hingga Kuliah banyak pria yang mengejar-gejar kau, sangkin banyaknya hingga bisa langsung kau pilih dan kau ajak nikah, tetapi KENAPA KAU REBUT SATU-SATUNYA HARAPANKU ?!” Ucap Sabrina ambil menambah kekuatan pada cekekannya.

Berlahan Sabrina memainkan puting Mariana. “Tubuh mu juga sangat indah, Tidak ada satu pun pria di dunia ini yang tidak berdiri kontolnya melihat tubuh ini” Ucap Sabrina sambil menampar toket kiri Mariana. *Plaakk “Ahh.. ampun Sab..” Balas Mariana dengan nada memelas, Sebenarnya Mariana ingin menjelaskan bahwa dulu ia juga mencintai Hermanto tetapi ia tak berani untuk mengucapkannya, yang di sampaikan oleh Sabrina benar adanya, banyak pria yang mengejar-gejar ia tetapi saat itu ia malah memilih Hermanto pujaan hati sahabatnya tersebut.

“Gimana rasa kontol lain selain milih Hermanto ? Aku berani bertaruh wanita seperti kau pasti tidak pernah merasakan kontol lain selain milik Hermanto itu.” Ucap Sabrina sambil berlahan menurunkan belainany dari toket ke perut. Mariana hanya diam memalingkan mukanya karena malu.

“Tidak mau menjawab ?” Sabrina yang sedikit kesal mengunakan 2 jari mengobok-obok memek Mariana mengambil sperman Dirmanto dan memasukkan ke mulut Mariana dengan paksa. “hmmm.. mmmhhmm..” Mariana berusaha melawan dengan mengeleng-gelengkan kepalanya, tetapi sia-sia karena kembali Sabrina menaikkan kekuatan pada cemkraman di leher Mariana yang membuat ia mau tak mau membuka mulutnya.

“Bagaimana rasanya ?” Tanya Sabrina, tetapi Mariana tetap tidak ingin menjawab Mariana. *Plak Sabrina menggunakan tangan kanannya menapar pipi kiri Mariana “JAWAB !” bentak Sabrina.

“Rasanya asem pahit.” Balas Mariana dengan nada datar dan pasrah.

HAHAHAHAHA ketawa Sabrina seperti habis menang judi.

Berlahan tangan kiri Sabrina melepas cekikan pada leher Mariana, mengarah pada puting kanan Mariana, membelai berlahan, di pelintirin dan Sabrina menjilatin puting kanan Mariana, “Ahhh.. haaaa.. ahh..” Kejolak birahi Mariana kembali naik dan berlahan ia mulai membuka pahanya selebar mungkin. Sabrina yang mendengar eragan Mariana langsung menggunakan tangan kanannya memegang dildo pada celananya di gerek ini pada kulit memek Mariana.

Sabrina merasa memek Mariana sudah cukup becek langsung dengan satu hentakan membelah memek Mariana dengan dildonya. “AAAHH.. hmmm..” Erangan Mariana tertahan dengan sigapnya Sabrina yang langsung menyumbat dengan bibirnya.

Seperti kesetanan Sabrina kali ini memaju mundurkan pinggulnya tanpa peduli akan perasaan Mariana. “hmmm.. hmmm.. “ Mata Mariana melotot seperti memberi kode karena ia mulai kehabisan napas tetapi Sabrina tidak memperdulikan dan dengan kedua tangannya ia menahan kepala Mariana yang memberontak ingin mengambil napas.

Bola mata Mariana berlahan mulai ke arah atas pertanya ia mulai kehilangan kesadarannya. Sabrina yang sadar akan hal tersebut bukan melepaskan ciumannya dan menurunkan kecepatan pinggulnya malah semakin menambah kecepatannya pinggulnya. Semua orang yang saat itu melihat kejadian itu semakin terangsang akan kejadian tersebut, bisa di liat tonjolan kontol pada Bobby, Rony dan Dirwanto. Tak berapa saat kemudian Mariana merasa kejang-kejang, klimak hebat menghapirinya bermasaan dengan kesadaranya mulai hilang.

Baru pertama kali ini Mariana merasakan klimak yang luar biasa hingga memeknya memuncratkan cairan yang sangat banyak. “Hahahaha bisa muncrat juga ternyata ini cewek.” ucap Sabrina dengan tatapan mengejek yang langsung melepas dildonya dengan satu sentakan. Mariana yang merasakan kesemutan di seluruh tubuhnya sudah tidak bisa meraskaan apa-apa lagi, tetapi ia berusahaan untuk mempertahankan kesadarannya.

“Mulai sekarang nama panggungmu Sally, UNTUK SEMUA ORANG YANG ADA DI SINI AKAN MENJADI SAKSI HARI INI DIA ADALAH PELACUR PRIBADI KU, BAGI SIAPA YANG BERANI MENYENTUHNYA TANPA SEIJIN KU AKAN KU HANCURKAN HIDUPNYA.” ucap Sabrina dengan lantang. Kontol Dirwanto yang awalnya berdiri langsung tertunduk lemas mendengar suara lantang istrinya. “Rony, Meli bersihkan dia terus Bobby suntikan anti hamil padanya dan antar dia ke lobby, aku tak ingin punya masalah tentang kemahilan.” perintah Sabrina. “Siap madam.” Balas mereka bertiga serentak. “Oiya tadi kau bertanya apakah ada perkejaan yang sesuai untuk mu bukan ? ada kok, mulai saat ini kau adalah talent model sexyku, setiap kamis akan ada pemotretan, Rony buatkan akun social atas nama Sally dan kembangkan itu” lanjut Sabrina. “Siap madam” balas Rony.

Rony dan meli langsung melepaskan ikatan Mariana dan langsung mengangkatnya ke kamar mandi, sedangkan Dirwanto dan Sabrina berpakaian rapi menuju arah elevator. Di ruangan kamar mandi dengan tubuh lemas dan efek obat yang telah habis Mariana memohon “Tolong hapus video itu, aku akan melakukan apa pun, ku mohon.” Kontol Rony yang masih berdiri tegak membuatnya ingin menyetubuhi Mariana, ia melihat tubuh sexy tersebut hanya berjarak kurang dari 40cm yang bisa ia sergap sekarang, tetapi ia melihat ke arah Meli yang mengelengkan kepalanya melihat ke arahnya seakan memberi kode jangan lakukan apa pun yang ada dalam pikiran mu. Rony yang mengerti hanya mengangguk. "Hari ini aku membantu mu besok kontol ku bakalan di tusuk-tusuk dengan jarum dan di potong terus di kasih makan anjing" kontol Rony yang awalnya berdiri tegang seketika lemas karena membayangkannya. Dalam kesunyian yang hanya kedengar suara air Rony dan Meli membersihkan Mariana.

Di lobby Mariana duduk merenung apa yang bakalan ia hadapi mulai saat ini. “Dulu aku berpikira saat emosi amarah terisi di hati manusia, seharusnya akan berkurang seiring waktu. makanya aku kembali ke kota ini, tapi ternyata itu tidak berlaku pada Sabrina.” pikir Mariana mulai menitikkan air mata. “MAMA..” teriak Aditya melambaikan tangan sambil di dampigi oleh Liandra. Mendengar suara anaknya ia cepat-cepat menghapus air matanya “Huss.. jangan teriak-teriak menggangu orang lain.” ucap Mariana sambil tersenyum ke Liandra. “Mama kenapa nanggis ?” tanya Aditya dengan polosnya. “Mama cuma ngantuk saja kok, gimana tadi di sana ? enak ?.” tanya Mariana yang berusaha menujukan mimik wajah yang bahagia. “Seru sekali ma, 1 ruangan penuh dengan game bahkan ada yang terbaru, kita kapan ke sini lagi ma ?” ucap Aditya dengan nada kegirangan. “Kapan-kapan saja ya, sekarang kita pulang yuk.” Ajak Mariana sambil memegang tangan Aditya menuju mobil yang sudah di siapkan oleh Bobby.
 
Terakhir diubah:
Halo suhu-suhu semua, ini adalah kedua kalinya saya membuat cerita, dan masih tahap belajar, jadi kalau ada kesalahan tolong bimbingannya berserta contohnya untuk orang tolol seperti saya lebih bisa paham. terima kasih.
Saya sudah menyelesaikan ceritanya dan akan upload setiap hari senin dan jumat.
sekarang sedang tahap belajar buat komiknya, terima kasih semua.

Daftar isi =
Ch 01 = Page 01
Ch 02 A = Page 02
Ch 02 B = Page 03
Ch 03 = Page 03
Ch 04 = Page 04
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd