RockBottom
Adik Semprot
- Daftar
- 5 Jul 2017
- Post
- 133
- Like diterima
- 128
Halo suhu2 semua ini adalah thread pertama saya dan saya mencoba untuk meremake cerita yg pernah ditulis oleh suhu yurtak11. Semoga terhibur yaa dan mohon dukungannya
----------
Harta berharga bagi seorang ibu tentu saja adalah anaknya. Hal yang sama juga dirasakan seorang wanita bernama Nita. Bagi Nita harga yang paling berharga buatnya adalah Nico anak satu-satunya.
Setelah ditinggal pergi sang suami Nita selalu berusaha untuk membahagiakan dan melindungi putranya Nico. Bagi dia tidak ada kebahagian lebih besar ketika melihat Nico anaknya bahagia, dan tidak ada kesedihan yang paling besar ketika melihat anaknya bersedih.
Tetapi dalam beberapa hari belakang ini, justru kesedihan yang ia rasakan. Rasa sedih ini ia dapatkan ketika melihat Nico anaknya pulang kerumah dalam keadaan penuh luka lebam. Nita sempat bertanya pada Nico siapa yang membuatnya jadi seperti itu, tapi Nico justru mencoba menghidar dengan berkata kalau itu cuma kecelakaan saja. Tentu saja Nita tidak percaya, sebab mana mungkin kecelakaan bisa membuat luka lebam. Nita yakin pasti ada salah satu teman anaknya yang melukainya hingga bisa tubuh anaknya penuh luka lebam.
Merasa Nico mencoba menyembunyikan sesuatu, Nita memutuskan untuk mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Benar apa yang menjadi dugaannya, Nico anaknya menjadi korban bully dari teman-teman di sekolahnya. Mendapati kenyataan seperti itu Nita pun melapor ke pihak sekolah kalau anaknya telah menjadi korban bully. Tetapi kenyataan pahit yang justru diterima dirinya di bilang kalau ia telah mecemarkan nama baik sekolah dengan bilang kalau ada tindakan bully di sekolah itu.
Nita heran niat baik ingin melapor, kok malah di balas dengan dibilang kalau dia telah mencemarkan nama baik sekolah. Nita jadi curiga dengan pihak sekolah, pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka hingga laporannya tidak berani mereka usut. Kecurigaan Nita pun terbukti, ketika ia tahu nama anak yang sering membully Nico anaknya.
Kevin itulah namanya, sebagai anak dari pemilik yayasan kevin boleh dibilang punya kuasa sangat besar di sekolah itu. Tidak ada guru atau murid yang berani melawan keinginannya, ibarat kata dirinya sudah seperti raja di lingkungan sekolah itu.
Nasib naas justru menimpa Nico putranya saat dia berselisih paham dengan Kevin. Kevin yang tidak terima segera mengajak teman genknya untuk mengeroyok Nico. Sebenarnya saat dikeroyok banyak teman Nico ingin membantu, tetapi mereka takut kalau mereka akan jadi korban kemarahan selanjutnya dari Kevin. Dan hasil yang sudah bisa ditebak kalau Nico jadi babak belur, dan keadaan ini terus berlanjut seakan Kevin belum puas dengan keadaan Nico.
Nita jadi sedih dengan kenyataan yang harus dihadapi oleh anaknya. Setelah mengetahui keadaan yang terjadi ia ingin mengeluarkan Nico secepatnya dari sekolah itu dan pindah ke sekolah lain. Tetapi hal itu tidaklah mudah baginya, masalah biaya menjadi alasannya. Nita yang kerjaan tiap hari cuma sebagai buruh pabrik mana mampu mencari sekolah yang lebih baik dari sekolah anaknya saat ini. Apalagi Nico bisa sekolah di sekolah itu dengan beasiswa, jadi Nita tak perlu bingung dengan biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan. Paling Nita tinggal memberi uang jajan pada Nico, toh Nico tak pernah meminta lebih darinya.
Bingung dengan keadaan yang dihadapinya, akhirnya Nita memutuskan menemui Kevin secara langsung. Dia berharap Kevin bisa berbesar hati memaafkan anaknya, sehingga dirinya tak perlu lagi melihat Nico yang selalu pulang dalam keadan lebam-lebam.
Siang itu Nita tengah menunggu di depan sekolah anaknya, dirinya sudah bertekad bagaimanapun caranya ia harus bisa menghentikan tindakan bully terhadap anaknya. Setelah cukup lama menunggu Nita akhirnya melihat orang yang ia cari. Dengan cepat ia menghampirinya dan berbicara padanya.
“Kamu Kevin kan”
“Ya.. tante ini siapa ya saya ngak kenal tuh”
“Kenalkan nama saya Nita saya ibu dari Nico anak yang sering kamu pukuli”
“Oh anak cengeng itu, tante mau ada urusan apa sama saya. Ngak nyangka tu bocah sampai bawa nyokapnya segala buat urusan sepele doang”
“Tolong kamu agak sopan, biar bagaimanapun Nico itu anak satu- satunya tante”
“Oke saya akan sopan.. jadi, sekarang tante maunya apa?”
Nita sebenarnya ingin menampar wajah anak ini, tetapi dia bersabar toh ini semua ini demi anaknya. Nita meminta Kevin untuk bisa berbicara lebih privat, Kevin setuju dan mengajak Nita masuk ke salah satu kafe yang ada di dekat sekolah.
Sesampainya disana Nita berkata pada Kevin kalau dia ingin agar tindakan bully terhadap Nico anaknya bisa dihentikan. Sebagai gantinya ia rela melakukan apapun yang Kevin perintahkan. Kevin hanya diam saja lalu mulai berkata.
“Gampang kalo tante mau anak tante ga jadi korban saya lagi. Tapi saya gak yakin kalo tante mau lakuin apa yang saya mau”
“Kamu ga usah takut tante pasti bisa lakuin apapun yang kamu mau. Bagi tante yang penting adalah keselamatan Nico anak tante” Jawab Nita.
“Oke saya bakal bilang apa yang saya mau dari tante. Kalo seandainya saya mau tante tidur bareng dengan saya? Gimana?”
Serasa disambar petir diri Nita saat mendengar permintaan Kevin. Dia sama sekali tak menyangka kalau anak seumurnya bisa punya pikiran seperti itu.
“Kamu bercanda kan? masa kamu mau tidur dengan tante. Tante sudah tua masa kamu mau sama orang tua seperti tante”
“Tante ngak usah khawatir soal itu, toh kalo kulihat tante masih muda paling umur tante baru kepala tiga jadi menurutku tante masih muda” Jawab Kevin dengan santai sambil menghisap minuman yang dipesannya lalu ia mulai berkata lagi.
“Lagipula selain tubuh tante, apalagi sih yang bisa tante tawarkan? uang? Kevin ngak butuh. Lagipula Kevin tahu gimana kondisi keuangan tante, toh Nico anak tante itu bisa masuk ke sekolah karena beasiswa. Lagipula itu balasan yang pantas buat orang yang mau coba rebut pacar saya!"
“Jadi tante.. saya tinggal tunggu putusan dari tante mau ikut keinginan saya atau siap saja lihat Nico anak tante pulang dalam keadaan lebih babak belur” ucap Kevin sambil tertawa sadis.
Bagi makan buah simalakama keadaan yang sedang dihadapi Nita saat ini. Jika dia menuruti keinginan Kevin itu sama saja dengan ia mengkhianati mendiang suaminya dan lagi ia merasa tidak pantas menjadi seorang ibu jika dia melakukan tindakan itu. Tetapi disisi lain jika ia menolak nasib anaknya lah yang dipertaruhkan entah berapa pukulan lagi yang bisa ia terima dengan tubuhnya.
Nita menjadi bingung dan heran kok bisa anak seumur Kevin bisa punya pikiran seperti itu. Nita ingin segera saja pergi dari tempat ini tetapi perkataan Kevin mencegahnya.
“Jadi gimana tante? Saya ngak punya banyak waktu nih!” Ucap Kevin sambil beranjak pergi dari kursinya.
Bingung apa yang dilakukan, Nita tanpa sadar memegang tangan Kevin saat dia akan pergi. Entah sadar apa tidak dirinya berucap.
“Baik tante bersedia melakukan keinginan mu, tetapi kamu harus berjanji bahwa kamu tidak akan menganggu Nico lagi”
“Gitu dong tante, tante jadinya ngak buang waktu saya. Oke sekarang tante ikut saya dan lakuin yang akan saya perintahkan nanti” kata Kevin sambil memperlihatkan senyum kemenangan.
Selanjutnya dengan kasar Kevin menarik tangan Nita dan mengajaknya keluar dari kafe langsung masuk kemobilnya.
Saat berada dalam mobil Kevin, batin Nita bergejolak tak karuan. Dia tak habis pikir kok bisa-bisanya dia berucap seperti itu. Dengan ucapannya tadi, itu artinya dia rela tubuhnya dijamah pria lain. Seorang pria akan melakukan hubungan seks dengannya, seorang pria yang seumur dengan anaknya. Nita tak tahu harus berbuat apa lagi, dia bingung mau berbuat apa. Sementara itu Kevin tengah membawa mobil miliknya menuju tempat yang hanya dirinya sendiri tahu.
Selang satu jam kemudian mobil milik Kevin berhenti disebuah lahan parkir dari sebuah gedung apartemen. Kevin bilang pada dirinya untuk turun dan mengikuti dirinya. Nita hanya bisa patuh toh saat ini pikiran entah terbang kemana, dengan tangan kanannya dipegang Kevin dirinya diajak masuk kedalam gedung itu.
Tidak sampai sepuluh menit Nita sudah berada didalam apartemen milik kevin . Nita baru saja mulai sadar saat dia disuruh duduk oleh Kevin diruang tamu, saat itu dengan tenangnya Kevin berkata kepada Nita.
"Oke sekarang tante duduk dulu saja, biar saya siap-siap dulu. Ingat jangan coba-coba tante keluar dari sini atau tante mau nasib anak tante celaka”
Mendengar perkataan Kevin, Nita sadar kalau sekarang sudah tidak ada jalan mundur. Dia hanya bisa berharap kalau mimpi buruk ini segera berakhir. Tetapi ketika dirinya melihat wajah Kevin dia sadar kalau neraka bagi dirinya baru saja dimulai. Sesaat kemudian Kevin kembali keruangan Nita berada sambil membawa sebuah kamera dan sebuah tas. Nita sempat bertanya buat apa ada kamera pada Kevin, tetapi jawaban yang diberi oleh Kevin membuat Nita menjadi takut.
“Tenang aja tante, ini kamera cuma buat ngerekam kita nanti. Anggap saja buat jaminan kalau tante berubah pikiran ngak mau saya ajak tidur bareng lagi”
“Kamu… tante ngak nyangka kamu bisa punya pikiran seperti itu. Biar tante sekarang mau tidur dengan kamu, bukan berarti tante mau kamu sentuh tubuh tante. Lagipula cukup satu kali ini saja tante mau tidur dengan kamu, setelah ini jangan harap tante mau tidur dengan mu lagi” Ucap Nita seraya tidak tahan dengan apa yang Kevin ucapkan.
“Terserah tante mau bilang apa mending sekarang tante buka semua baju tante dan ganti dengan ini” balas Kevin sambil memberikan Nita satu set lingerie yang boleh dibilang cukup seksi.
Nita hanya bisa terdiam saat menerima pakaian itu, dia melihat kalau pakaian dalam yang diberi oleh Kevin itu sangatlah seksi. Seumur hidupnya dia belum pernah memakai benda itu, apalagi saat suaminya masih hidup tak pernah dirinya diminta untuk memakai benda tersebut. Secara perlahan Nita mulai membuka bajunya dan menggantinya dengan lingerie yang diberi oleh Kevin. Saat itu Nita merasa malu sekali, sebab dirinya harus melepas pakainnya dan menggantinya tepat di hadapan Kevin. Nita sebenarnya sudah meminta ijin agar ia bisa ke kamar mandi dan berganti pakaian disana, tetapi ditolak oleh Kevin alasan ia mau semua yang Nita lakukan bisa direkam.
Perasaan Nita saat ini boleh dibilang hancur lebur, sejak suaminya meninggal belum pernah ada seorang lelaki yang melihatnya telanjang bulat. Kini demi menolong Nico anaknya ia terpaksa memperlihatkan tubuhnya pada seorang bocah yang seumur dengan anaknya, apalagi kejadian itu direkam olehnya tanpa memikirkan perasaannya.
Sesaat kemudian Nita telah berganti dengan lingerie yang diberikan Kevin, sebenarnya Nita merasa tak nyaman dengan pakaian dalam ini. Terlalu banyak bagian yang terbuka dan bahan yang tipis membuat Kevin bisa melihat semua bagian tubuhnya dengan jelas, pikir Nita. Tapi Nita berusaha untuk tetap tenang sebab nasib anaknya yang dipertaruhkan saat ini.
“Wah ngak nyangka kalau cewek seumur tante masih punya tubuh sebagus ini, gak kalah sama anak SMA deh” ucap Kevin yang membuat Nita tersipu malu, sebab mana mungkin wanita seumurnya bisa dibandingkan dengan anak abg dalam masalah bentuk tubuh pikir Nita.
“Udah ngak usah lama-lama, sekarang Kevin mau tante buka semua baju Kevin dengan tangan tante sendiri”
Nita hanya bisa menuruti perintah Kevin, secara perlahan tangannya membuka kancing seragam Kevin satu demi satu. Satu demi satu baju yang di kenakan oleh Kevin mulai terlepas, pertama seragamnya selanjutnya celananya hingga yang terakhir tersisa adalah celana dalamnya. Saat Nita membuka celana dalam Kevin dirinya di buat terkejut dengan ukuran penis milik Kevin. Dia sama sekali tak menyangka kalau Kevin bisa punya kejantanan sebesar ini, milik Kevin bahkan lebih besar dari mendiang suaminya. Dia berpikir bagaimana rasanya saat dirinya nanti di tusuk benda sebesar itu.
“ Kenapa diam tante? Lanjutin masa punya Kevin cuma jadi barang tontonan saja. Ingat nasib Nico anak tante kalau tante ngak mau lanjut”
Nita di buat sadar dengan ucapan Kevin, lalu dia melanjutkan apa yang tertunda. Digengamnya penis Kevin dengan tangannya, lalu pelan-pelan dikocoknya. Tidak butuh waktu lama penis Kevin mulai menjadi keras dan membesar, Nita terus saja mengocok penis itu seakan dia berharap bahwa dengan kocokannya Kevin dapat mencapai puncaknya. Tapi usaha Nita rasanya sia-sia, sudah sepuluh menit dia mengocok penis itu tidak ada tanda kalau Kevin akan segera keluar, bahkan penis itu malah menjadi tegang sempurna. Saat itu Nita bisa melihat dalam keadaan tegang penis Kevin itu sangatlah besar dan panjang, jauh melebihi milik suaminya dulu tidak bahkan dua kali lipatnya. Dengan panjang sekitar dua puluh senti dan besarnya lebih besar dari gengamannya, Nita bertanya dalam hati gimana rasanya saat benda iti masuk menembus ke dalam miliknya.
“Tante gimana sih masa cuma dikocok-kocok doang pakai mulut napa, kalau gini mana mungkin Kevin bisa keluar. Apa perlu Kevin paksa tante” ucap Kevin yang membuat Nita sadar dari lamunannya.
Nita sempat kesal dengan Kevin, sudah dikasih daging masih minta hati. Nita sebenarnya tidak ingin menghisap penis miliknya, soalnya dia berpikir apa mungkin benda itu bisa muat masuk ke dalam mulutnya. Tetapi kemudian dia dibuat terkejut saat penis itu sudah berada didepan mulutnya, tampaknya Kevin sudah tidak sabar sehingga dia membuat penisnya berada didepan mulut Nita. Nita sadar sudah tak ada jalan mundur, jika ia menolak bisa saja Kevin marah dan Niko anaknya bisa dalam bahaya. Dengan rasa kesal mulai diciumnya ujung penis itu, Nita mencoba secara perlahan-lahan memasukkan penis itu kedalam mulutnya. Benar saja apa yang menjadi dugaan Nita tadi, penis milik Kevin tidak dapat masuk semuanya kedalam mulutnya, masih ada sekitar lima senti yang belum masuk. Tiba-tiba Nita dibuat kaget dengan tindakan Kevin, dengan kasar Kevin mendorong masuk sisa penisnya kedalam mulut Nita. Nita sempat berontak tetapi tangan Kevin memegang erat kepalanya, rasanya sesak saat dengan kasar Kevin mulai menarik dan mendorong penisnya ke dalam mulutnya. Saat Kevin sedang asyik Nita mulai merasa dibuat panas nafsunya, sudah lama dirinya tak bersentuhan dengan laki-laki lain kini entah kenapa saat Kevin sedang asyik dengan blowjob yang diterimanya dia mulai merasa kalau nafsunya mulai beranjak naik. Nita yang tadi sempat kesal mulai membalas perlakuan Kevin, dihisapnya dengan kencang penis milik Kevin tak hanya itu tangannya juga bermain-main dengan biji milik Kevin. Kevin yang merasakan semua itu hanya bisa mendesah sambil berkata pada Nita untuk terus melakukan hal itu. Tidak sampai lima menit akhirnya Kevin sampai pada puncaknya, disemprotkanya benihnya ke dalam mulut Nita dan diperintahkannya kepada Nita untuk menelan semua benihnya.
Kevin merasa puas sekali, sebab wanita seperti Nita bisa dibuat naik nafsunya hanya dengan menghisap penisnya. Tetapi Kevin sadar kalau semua ini baru babak pembuka dia masih belum merasakan penisnya berada dalam vagina milik Nita, tak mau menunggu lebih lama langsung saja di angkatnya tubuh Nita lalu dicuimnya bibirnya. Nita yang mendapati bibirnya dicium oleh Kevin hanya diam saja, tetapi tidak untuk waktu lama Nita mulai membalas ciuman Kevin dengan panasnya. Apalagi saat itu kedua tangan Kevin juga tidak hanya diam saja, kedua tangan Kevin mulai mengeranyangi setiap inci dari bagian tubuhnya. Kedua payudara Nita menjadi korban dari tangan Kevin, tidak hanya diremas tetapi kedua pentilnya juga diputar-putar dan dipelintir oleh tangan Kevin. Tak cukup mulut Kevin mulai turun kebawah pertama diciumnya leher Nita hingga pada akhirnya tujuan akhirnya mulut itu menghisap dengan kuat secara bergantian kedua payudaranya. Nita yang menerima perlakuan itu hanya bisa mendesah saja.
“Ah…..Uh” hanya itu saja suara yang keluar dari mulutnya, Nita telah dibuat panas dengan apa yang Kevin lakukan dengan tubuhnya. Dia sebenarnya bingung kenapa bisa dia menjadi seperti ini, bukannya merasa tersiksa dengan apa yang dialami? dirinya malah ingin kenikmatan ini bisa bertambah lagi. Nita berpikir apa mungkin kalau dirinya sudah lama merindukan belaian seorang lelaki, apalagi sejak sang suami meninggal Nita belum pernah berhubungan dengan lelaki lain. Nita sudah tak bisa menahan lagi semua ransangan yang diberikan oleh Kevin, hingga akhirnya dia menyerah dan menikmati apa yang sedang terjadi padanya.
Kevin sadar kalau Nita sudah benar-benar panas, karena saat tangannya bermain dimemek Nita dia bisa merasakan kalau celana dalamnya sudah basah. Apalagi saat satu jemarinya menusuk kedalam vagina Nita dia bisa merasakan jepitan vagina Nita yang berdenyut seakan ingin di isi. Kevin tahu inilah saatnya dia memulai aksinya, dengan penuh kelembutan diajaknya Nita masuk ke dalam kamar dia ingin segera memulai aksinya.
Sesampainya dikamar dengan perlahan direbahkannya tubuh Nita di ranjang, tetapi Kevin tidak mau langsung tancap diambilnya kembali kamera yang tertinggal diruang tamu. Setelah dirasa posisi kamera itu pas dilanjutkan kembali aksinya. Kevin pun menindih tubuh Nita, mulutnya bermain-main dengan payudara Nita sementara tangannya megusap-usap terkadang menusuk memek Nita dengan jarinya. Dia tidak mau langsung tancap dia ingin agar Nita sendiri yang meminta kepuasan darinya. Kevin yakin tak butuh waktu lama Nita pasti akan menyerah dan meminta untuk segera dituntaskan nafsunya. Benar dugaan Kevin tidak berapa lama dia bisa mendengar suara Nita.
“Uh….. masukkan jangan bikin aku pusing, cepat masukkan aku sudah tidak tahan. Kevin lakukan apa yang kamu mau tante ngak akan melawan lagi” ucap Nita seperti orang yang tidak sadar.
Kevin hanya bisa tertawa dalam hati, dia merasa berhasil bisa membuat Nita memohon-mohon untuk dipuaskan oleh dirinya, lalu ia pun berkata pada Nita.
“Baiklah Nita, Sekarang buka kedua pahamu kesamping aku akan segera membuatmu puas. Aku yakin kamu pasti akan puas dengan kejantananku” ucap Kevin yang langsung dituruti oleh Nita dengan membuka pahanya kesamping kiri dan kanan. Nita juga kaget mendengar Kevin tidak memanggil dia dengan sebutan tante lagi tapi malah memanggil namanya saja.
Secara perlahan Kevin mulai mendorong masuk penisnya kedalam vagina Nita, cukup sulit juga bagi Kevin untuk bisa menembus pertahanan Nita. Sebab sudah cukup lama memek Nita ditembus oleh batang seorang pria, terakhir kali dia melakukan hubungan seks adalah sepuluh tahun yang lalu. Kevin bagai merasa mencoba memecah keperawan milik Nita saking sempitnya lubang milik Nita, tetapi dia sabar hingga akhirnya seluruh batangnya bisa masuk sampai mentok. Penis Kevin benar-benar masuk semuanya kedalam vagina Nita, bahkan Kevin merasa sampai mentok saat ujung penisnya membentur mulut rahim Nita.
Saat seluruh batangnya berhasil masuk, Kevin tidak langsung melakukan aksinya dia hanya berdiam saja. Saat itu Kevin tengah menikmati jepitan vagina Nita pada penisnya, dia merasa kalau jepitan serta remasan dari dinding vagina Nita sangatlah nikmat. Kevin sempat merasa kalau vagina Nita tak beda jauh dengan milik pacarnya, tidak dia bahkan merasa ini lebih baik. Saat Kevin tengah diam saja dia dapat merasakan kalau tubuh Nita mulai bergoyang, pertama sih cuma goyangan kecil kekiri dan kanan tetapi lama-lama berubah jadi liar dengan ditambah gerakan maju mundur. Melihat hal itu Kevin hanya tertawa, seakan tak mau kalah digenjotnya pula tubuh Nita seolah-olah mereka sedang berpacu dalam mencapai kenikmatan. Tak sampai lima menit Kevin dapat merasakan kalau Nita telah mencapai puncak, tak mau kalah langsung saja dimintanya Nita untuk tengkurap.
Mendengar permintaan Kevin dirinya hanya bisa patuh, seluruh tubuhnya terasa lemas dengan orgasme yang baru saja ia dapat. Setelah tengkurap ia dapat merasakan kalau tangan Kevin tengah mengelus pantatnya sambil membuat posisi pantatnya lebih tinggi. Nita tahu kalau ia akan segera disetubuhi dalam posisi doggy, nita hanya bisa mendesah saat penis milik Kevin kembali masuk kedalam vaginanya.
“Gimana Nita enak ngak ditusuk sama milikku, aku yakin pasti nikmat soalnya kamu sampai keras gitu suaranya”
“Ah… terus Kevin terus jangan berhenti, Nita merasa puas saat kamu tusuk penis kamu dalam-dalam ke memek Nita, ah… yak terus Kevin”
“Tenang aja Nita aku jamin kamu bakalan puas ah… rasanya kamu tambah kencang saja kamu barusan keluar lagi yah oh….rasanya nikmat sekali sayang” ucap Kevin dengan penuh semangat memompa penisnya keluar masuk memek Nita.
Dalam posisi doggy Kevin meremas susu Nita dari belakang sementara leher Nita tengah menerima cupangan dari bibir Kevin. Beberapa menit kemudian Kevin merasa kalau dia akan keluar sebentar lagi.
“Nita ahh… aku mau keluar, keluarin didalam saja yah Nita” ucap Kevin yang segera dibalas oleh Nita.
“Tidak jangan didalam ugh ahh… Kevin, aku ngak mau kalau nanti aku hamil anak kamu ahh…. Kevin keluarin diluar saja” ucap Nita sambil mengiba-iba.
“Terlambat Nita aku sudah ngak tahan ah….rasanya aku dah keluar oh terima semuanya!!!"
Saat itu Kevin memuntahkan dengan kencangnya seluruh benihnya kedalam vagina Nita, setelah merasa selesai baru ditariknya keluar penisnya dari dalam. Saat di tarik keluar Kevin dapat melihat ada sperma yang juga keluar bersama dengan cairan kewanitaan Nita.
“Kevin kenapa kamu keluarin di dalam punya tante, gimana nanti kalau tante hamil. Tante ngak mau kalau hamil Kevin kamu jahat” Kata Nita yang diringi tangis air mata sambil tertelentang diatas ranjang dengan kedua tangannya menutupi wajahnya.
Melihat Nita yang terbaring disampingnya menangis Kevin jadi merasa bersalah, dia lalu tak diam saja. Perlahan-lahan di singkirkan tangan Nita dari, selanjutnya tanpa di duga Kevin mencium bibir Nita. Nita tentu saja terkejut kenapa Kevin menciumnya, apalagi tangan Kevin mulai bermain lagi dengan menyentuh setiap titik sensitifnya. Karena ulah Kevin, bukannya sedih dia malah jadi teransang kembali. Saat itu Kevin berbisik ditelinganya.
“Kamu ngak usah khawatir, kita nikmati saja semua yang sedang terjadi ini. Toh kalaupun nanti tante hamil ngak masalah kok, bukannya jadi lebih seru Kevin pengen lihat kaya apa anak Kevin yang tante lahirkan nanti”
Nita sebenarnya marah mendengar ucapan Kevin, tetapi rasa kemarahannya tergantikan dengan buaian kenikmatan yang diberikan oleh Kevin. Kevin yang terus menerus meransangnya membuat dirinya tak bisa lagi berpikir jernih. Saat itu tangan Kevin dengan lincahnya melepas sisa lingerie yang di kenakan oleh Nita hingga akhirnya tubuh Nita benar-benar polos tanpa sehelai benang. Setelah Nita benar-benar telanjang, Kevin tak hanya diam saja dirinya terus saja meransang nafsu Nita sambil berbisik ditelingnya.
“Kevin mau tante hamil anak Kevin, biar Nico tau kalau ibunya itu sudah menjadi milik Kevin. Tante ngak usah pikirkan apa-apa lagi sekarang yang cuma perlu tante lakukan adalah menikmati semua ini”
Ucapan dan belain dari Kevin rasanya seperti hipnotis saja buat Nita, hingga tanpa sadar dirinya berkata.
“Yah Kevin buat tante hamil, buat tante merasakan itu lagi sayang. Kevin masukkan punyamu sekarang, Kevin biar tante emut punyamu” ucap Nita seolah sudah tak perduli lagi dengan yang terjadi.
Begitulah dibawah pengaruh nafsu akhirnya Nita menyerah, sebagai seorang wanita dia sudah lama sekali merindukan belaian kasih sayang yang ditunjukkan oleh Kevin. Dengan tambahan bisikan maut yang dikeluarkan oleh mulutnya Nita akhirnya melepaskan statusnya sebagai seorang ibu, berganti menjadi seorang wanita yang mencari kepuasan dalam bercinta.
Kevin akhirnya menang, tanpa basa-basi dia mulai melakukan apa yang dia tadi telah lakukan. Penisnya segera menghujam kedalam vagina Nita, dengan semangat kedua saling berpacu seolah-olah berlomba siapa yang duluan akan mendapatkan puncaknya. Secara bergantian posisi mereka berubah kadang Kevin ada diatas kadang pula sebaliknya, hingga tak terhitung pula berapa posisi seks yang mereka coba. Kini tiga jam telah berlalu sejak pergumulan mereka, Kevin tengah tertidur dengan menindih tubuh Nita sementara Nita juga tertidur dengan penis Kevin masih tersangkut di vaginanya. Sudah tak terhitung berapa banyak orgsame yang mereka berdua dapatkan hingga akhirnya mereka berdua tertidur diranjang karena kelelahan.
----------
Harta berharga bagi seorang ibu tentu saja adalah anaknya. Hal yang sama juga dirasakan seorang wanita bernama Nita. Bagi Nita harga yang paling berharga buatnya adalah Nico anak satu-satunya.
Setelah ditinggal pergi sang suami Nita selalu berusaha untuk membahagiakan dan melindungi putranya Nico. Bagi dia tidak ada kebahagian lebih besar ketika melihat Nico anaknya bahagia, dan tidak ada kesedihan yang paling besar ketika melihat anaknya bersedih.
Tetapi dalam beberapa hari belakang ini, justru kesedihan yang ia rasakan. Rasa sedih ini ia dapatkan ketika melihat Nico anaknya pulang kerumah dalam keadaan penuh luka lebam. Nita sempat bertanya pada Nico siapa yang membuatnya jadi seperti itu, tapi Nico justru mencoba menghidar dengan berkata kalau itu cuma kecelakaan saja. Tentu saja Nita tidak percaya, sebab mana mungkin kecelakaan bisa membuat luka lebam. Nita yakin pasti ada salah satu teman anaknya yang melukainya hingga bisa tubuh anaknya penuh luka lebam.
Merasa Nico mencoba menyembunyikan sesuatu, Nita memutuskan untuk mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Benar apa yang menjadi dugaannya, Nico anaknya menjadi korban bully dari teman-teman di sekolahnya. Mendapati kenyataan seperti itu Nita pun melapor ke pihak sekolah kalau anaknya telah menjadi korban bully. Tetapi kenyataan pahit yang justru diterima dirinya di bilang kalau ia telah mecemarkan nama baik sekolah dengan bilang kalau ada tindakan bully di sekolah itu.
Nita heran niat baik ingin melapor, kok malah di balas dengan dibilang kalau dia telah mencemarkan nama baik sekolah. Nita jadi curiga dengan pihak sekolah, pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka hingga laporannya tidak berani mereka usut. Kecurigaan Nita pun terbukti, ketika ia tahu nama anak yang sering membully Nico anaknya.
Kevin itulah namanya, sebagai anak dari pemilik yayasan kevin boleh dibilang punya kuasa sangat besar di sekolah itu. Tidak ada guru atau murid yang berani melawan keinginannya, ibarat kata dirinya sudah seperti raja di lingkungan sekolah itu.
Nasib naas justru menimpa Nico putranya saat dia berselisih paham dengan Kevin. Kevin yang tidak terima segera mengajak teman genknya untuk mengeroyok Nico. Sebenarnya saat dikeroyok banyak teman Nico ingin membantu, tetapi mereka takut kalau mereka akan jadi korban kemarahan selanjutnya dari Kevin. Dan hasil yang sudah bisa ditebak kalau Nico jadi babak belur, dan keadaan ini terus berlanjut seakan Kevin belum puas dengan keadaan Nico.
Nita jadi sedih dengan kenyataan yang harus dihadapi oleh anaknya. Setelah mengetahui keadaan yang terjadi ia ingin mengeluarkan Nico secepatnya dari sekolah itu dan pindah ke sekolah lain. Tetapi hal itu tidaklah mudah baginya, masalah biaya menjadi alasannya. Nita yang kerjaan tiap hari cuma sebagai buruh pabrik mana mampu mencari sekolah yang lebih baik dari sekolah anaknya saat ini. Apalagi Nico bisa sekolah di sekolah itu dengan beasiswa, jadi Nita tak perlu bingung dengan biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan. Paling Nita tinggal memberi uang jajan pada Nico, toh Nico tak pernah meminta lebih darinya.
Bingung dengan keadaan yang dihadapinya, akhirnya Nita memutuskan menemui Kevin secara langsung. Dia berharap Kevin bisa berbesar hati memaafkan anaknya, sehingga dirinya tak perlu lagi melihat Nico yang selalu pulang dalam keadan lebam-lebam.
Siang itu Nita tengah menunggu di depan sekolah anaknya, dirinya sudah bertekad bagaimanapun caranya ia harus bisa menghentikan tindakan bully terhadap anaknya. Setelah cukup lama menunggu Nita akhirnya melihat orang yang ia cari. Dengan cepat ia menghampirinya dan berbicara padanya.
“Kamu Kevin kan”
“Ya.. tante ini siapa ya saya ngak kenal tuh”
“Kenalkan nama saya Nita saya ibu dari Nico anak yang sering kamu pukuli”
“Oh anak cengeng itu, tante mau ada urusan apa sama saya. Ngak nyangka tu bocah sampai bawa nyokapnya segala buat urusan sepele doang”
“Tolong kamu agak sopan, biar bagaimanapun Nico itu anak satu- satunya tante”
“Oke saya akan sopan.. jadi, sekarang tante maunya apa?”
Nita sebenarnya ingin menampar wajah anak ini, tetapi dia bersabar toh ini semua ini demi anaknya. Nita meminta Kevin untuk bisa berbicara lebih privat, Kevin setuju dan mengajak Nita masuk ke salah satu kafe yang ada di dekat sekolah.
Sesampainya disana Nita berkata pada Kevin kalau dia ingin agar tindakan bully terhadap Nico anaknya bisa dihentikan. Sebagai gantinya ia rela melakukan apapun yang Kevin perintahkan. Kevin hanya diam saja lalu mulai berkata.
“Gampang kalo tante mau anak tante ga jadi korban saya lagi. Tapi saya gak yakin kalo tante mau lakuin apa yang saya mau”
“Kamu ga usah takut tante pasti bisa lakuin apapun yang kamu mau. Bagi tante yang penting adalah keselamatan Nico anak tante” Jawab Nita.
“Oke saya bakal bilang apa yang saya mau dari tante. Kalo seandainya saya mau tante tidur bareng dengan saya? Gimana?”
Serasa disambar petir diri Nita saat mendengar permintaan Kevin. Dia sama sekali tak menyangka kalau anak seumurnya bisa punya pikiran seperti itu.
“Kamu bercanda kan? masa kamu mau tidur dengan tante. Tante sudah tua masa kamu mau sama orang tua seperti tante”
“Tante ngak usah khawatir soal itu, toh kalo kulihat tante masih muda paling umur tante baru kepala tiga jadi menurutku tante masih muda” Jawab Kevin dengan santai sambil menghisap minuman yang dipesannya lalu ia mulai berkata lagi.
“Lagipula selain tubuh tante, apalagi sih yang bisa tante tawarkan? uang? Kevin ngak butuh. Lagipula Kevin tahu gimana kondisi keuangan tante, toh Nico anak tante itu bisa masuk ke sekolah karena beasiswa. Lagipula itu balasan yang pantas buat orang yang mau coba rebut pacar saya!"
“Jadi tante.. saya tinggal tunggu putusan dari tante mau ikut keinginan saya atau siap saja lihat Nico anak tante pulang dalam keadaan lebih babak belur” ucap Kevin sambil tertawa sadis.
Bagi makan buah simalakama keadaan yang sedang dihadapi Nita saat ini. Jika dia menuruti keinginan Kevin itu sama saja dengan ia mengkhianati mendiang suaminya dan lagi ia merasa tidak pantas menjadi seorang ibu jika dia melakukan tindakan itu. Tetapi disisi lain jika ia menolak nasib anaknya lah yang dipertaruhkan entah berapa pukulan lagi yang bisa ia terima dengan tubuhnya.
Nita menjadi bingung dan heran kok bisa anak seumur Kevin bisa punya pikiran seperti itu. Nita ingin segera saja pergi dari tempat ini tetapi perkataan Kevin mencegahnya.
“Jadi gimana tante? Saya ngak punya banyak waktu nih!” Ucap Kevin sambil beranjak pergi dari kursinya.
Bingung apa yang dilakukan, Nita tanpa sadar memegang tangan Kevin saat dia akan pergi. Entah sadar apa tidak dirinya berucap.
“Baik tante bersedia melakukan keinginan mu, tetapi kamu harus berjanji bahwa kamu tidak akan menganggu Nico lagi”
“Gitu dong tante, tante jadinya ngak buang waktu saya. Oke sekarang tante ikut saya dan lakuin yang akan saya perintahkan nanti” kata Kevin sambil memperlihatkan senyum kemenangan.
Selanjutnya dengan kasar Kevin menarik tangan Nita dan mengajaknya keluar dari kafe langsung masuk kemobilnya.
Saat berada dalam mobil Kevin, batin Nita bergejolak tak karuan. Dia tak habis pikir kok bisa-bisanya dia berucap seperti itu. Dengan ucapannya tadi, itu artinya dia rela tubuhnya dijamah pria lain. Seorang pria akan melakukan hubungan seks dengannya, seorang pria yang seumur dengan anaknya. Nita tak tahu harus berbuat apa lagi, dia bingung mau berbuat apa. Sementara itu Kevin tengah membawa mobil miliknya menuju tempat yang hanya dirinya sendiri tahu.
Selang satu jam kemudian mobil milik Kevin berhenti disebuah lahan parkir dari sebuah gedung apartemen. Kevin bilang pada dirinya untuk turun dan mengikuti dirinya. Nita hanya bisa patuh toh saat ini pikiran entah terbang kemana, dengan tangan kanannya dipegang Kevin dirinya diajak masuk kedalam gedung itu.
Tidak sampai sepuluh menit Nita sudah berada didalam apartemen milik kevin . Nita baru saja mulai sadar saat dia disuruh duduk oleh Kevin diruang tamu, saat itu dengan tenangnya Kevin berkata kepada Nita.
"Oke sekarang tante duduk dulu saja, biar saya siap-siap dulu. Ingat jangan coba-coba tante keluar dari sini atau tante mau nasib anak tante celaka”
Mendengar perkataan Kevin, Nita sadar kalau sekarang sudah tidak ada jalan mundur. Dia hanya bisa berharap kalau mimpi buruk ini segera berakhir. Tetapi ketika dirinya melihat wajah Kevin dia sadar kalau neraka bagi dirinya baru saja dimulai. Sesaat kemudian Kevin kembali keruangan Nita berada sambil membawa sebuah kamera dan sebuah tas. Nita sempat bertanya buat apa ada kamera pada Kevin, tetapi jawaban yang diberi oleh Kevin membuat Nita menjadi takut.
“Tenang aja tante, ini kamera cuma buat ngerekam kita nanti. Anggap saja buat jaminan kalau tante berubah pikiran ngak mau saya ajak tidur bareng lagi”
“Kamu… tante ngak nyangka kamu bisa punya pikiran seperti itu. Biar tante sekarang mau tidur dengan kamu, bukan berarti tante mau kamu sentuh tubuh tante. Lagipula cukup satu kali ini saja tante mau tidur dengan kamu, setelah ini jangan harap tante mau tidur dengan mu lagi” Ucap Nita seraya tidak tahan dengan apa yang Kevin ucapkan.
“Terserah tante mau bilang apa mending sekarang tante buka semua baju tante dan ganti dengan ini” balas Kevin sambil memberikan Nita satu set lingerie yang boleh dibilang cukup seksi.
Nita hanya bisa terdiam saat menerima pakaian itu, dia melihat kalau pakaian dalam yang diberi oleh Kevin itu sangatlah seksi. Seumur hidupnya dia belum pernah memakai benda itu, apalagi saat suaminya masih hidup tak pernah dirinya diminta untuk memakai benda tersebut. Secara perlahan Nita mulai membuka bajunya dan menggantinya dengan lingerie yang diberi oleh Kevin. Saat itu Nita merasa malu sekali, sebab dirinya harus melepas pakainnya dan menggantinya tepat di hadapan Kevin. Nita sebenarnya sudah meminta ijin agar ia bisa ke kamar mandi dan berganti pakaian disana, tetapi ditolak oleh Kevin alasan ia mau semua yang Nita lakukan bisa direkam.
Perasaan Nita saat ini boleh dibilang hancur lebur, sejak suaminya meninggal belum pernah ada seorang lelaki yang melihatnya telanjang bulat. Kini demi menolong Nico anaknya ia terpaksa memperlihatkan tubuhnya pada seorang bocah yang seumur dengan anaknya, apalagi kejadian itu direkam olehnya tanpa memikirkan perasaannya.
Sesaat kemudian Nita telah berganti dengan lingerie yang diberikan Kevin, sebenarnya Nita merasa tak nyaman dengan pakaian dalam ini. Terlalu banyak bagian yang terbuka dan bahan yang tipis membuat Kevin bisa melihat semua bagian tubuhnya dengan jelas, pikir Nita. Tapi Nita berusaha untuk tetap tenang sebab nasib anaknya yang dipertaruhkan saat ini.
“Wah ngak nyangka kalau cewek seumur tante masih punya tubuh sebagus ini, gak kalah sama anak SMA deh” ucap Kevin yang membuat Nita tersipu malu, sebab mana mungkin wanita seumurnya bisa dibandingkan dengan anak abg dalam masalah bentuk tubuh pikir Nita.
“Udah ngak usah lama-lama, sekarang Kevin mau tante buka semua baju Kevin dengan tangan tante sendiri”
Nita hanya bisa menuruti perintah Kevin, secara perlahan tangannya membuka kancing seragam Kevin satu demi satu. Satu demi satu baju yang di kenakan oleh Kevin mulai terlepas, pertama seragamnya selanjutnya celananya hingga yang terakhir tersisa adalah celana dalamnya. Saat Nita membuka celana dalam Kevin dirinya di buat terkejut dengan ukuran penis milik Kevin. Dia sama sekali tak menyangka kalau Kevin bisa punya kejantanan sebesar ini, milik Kevin bahkan lebih besar dari mendiang suaminya. Dia berpikir bagaimana rasanya saat dirinya nanti di tusuk benda sebesar itu.
“ Kenapa diam tante? Lanjutin masa punya Kevin cuma jadi barang tontonan saja. Ingat nasib Nico anak tante kalau tante ngak mau lanjut”
Nita di buat sadar dengan ucapan Kevin, lalu dia melanjutkan apa yang tertunda. Digengamnya penis Kevin dengan tangannya, lalu pelan-pelan dikocoknya. Tidak butuh waktu lama penis Kevin mulai menjadi keras dan membesar, Nita terus saja mengocok penis itu seakan dia berharap bahwa dengan kocokannya Kevin dapat mencapai puncaknya. Tapi usaha Nita rasanya sia-sia, sudah sepuluh menit dia mengocok penis itu tidak ada tanda kalau Kevin akan segera keluar, bahkan penis itu malah menjadi tegang sempurna. Saat itu Nita bisa melihat dalam keadaan tegang penis Kevin itu sangatlah besar dan panjang, jauh melebihi milik suaminya dulu tidak bahkan dua kali lipatnya. Dengan panjang sekitar dua puluh senti dan besarnya lebih besar dari gengamannya, Nita bertanya dalam hati gimana rasanya saat benda iti masuk menembus ke dalam miliknya.
“Tante gimana sih masa cuma dikocok-kocok doang pakai mulut napa, kalau gini mana mungkin Kevin bisa keluar. Apa perlu Kevin paksa tante” ucap Kevin yang membuat Nita sadar dari lamunannya.
Nita sempat kesal dengan Kevin, sudah dikasih daging masih minta hati. Nita sebenarnya tidak ingin menghisap penis miliknya, soalnya dia berpikir apa mungkin benda itu bisa muat masuk ke dalam mulutnya. Tetapi kemudian dia dibuat terkejut saat penis itu sudah berada didepan mulutnya, tampaknya Kevin sudah tidak sabar sehingga dia membuat penisnya berada didepan mulut Nita. Nita sadar sudah tak ada jalan mundur, jika ia menolak bisa saja Kevin marah dan Niko anaknya bisa dalam bahaya. Dengan rasa kesal mulai diciumnya ujung penis itu, Nita mencoba secara perlahan-lahan memasukkan penis itu kedalam mulutnya. Benar saja apa yang menjadi dugaan Nita tadi, penis milik Kevin tidak dapat masuk semuanya kedalam mulutnya, masih ada sekitar lima senti yang belum masuk. Tiba-tiba Nita dibuat kaget dengan tindakan Kevin, dengan kasar Kevin mendorong masuk sisa penisnya kedalam mulut Nita. Nita sempat berontak tetapi tangan Kevin memegang erat kepalanya, rasanya sesak saat dengan kasar Kevin mulai menarik dan mendorong penisnya ke dalam mulutnya. Saat Kevin sedang asyik Nita mulai merasa dibuat panas nafsunya, sudah lama dirinya tak bersentuhan dengan laki-laki lain kini entah kenapa saat Kevin sedang asyik dengan blowjob yang diterimanya dia mulai merasa kalau nafsunya mulai beranjak naik. Nita yang tadi sempat kesal mulai membalas perlakuan Kevin, dihisapnya dengan kencang penis milik Kevin tak hanya itu tangannya juga bermain-main dengan biji milik Kevin. Kevin yang merasakan semua itu hanya bisa mendesah sambil berkata pada Nita untuk terus melakukan hal itu. Tidak sampai lima menit akhirnya Kevin sampai pada puncaknya, disemprotkanya benihnya ke dalam mulut Nita dan diperintahkannya kepada Nita untuk menelan semua benihnya.
Kevin merasa puas sekali, sebab wanita seperti Nita bisa dibuat naik nafsunya hanya dengan menghisap penisnya. Tetapi Kevin sadar kalau semua ini baru babak pembuka dia masih belum merasakan penisnya berada dalam vagina milik Nita, tak mau menunggu lebih lama langsung saja di angkatnya tubuh Nita lalu dicuimnya bibirnya. Nita yang mendapati bibirnya dicium oleh Kevin hanya diam saja, tetapi tidak untuk waktu lama Nita mulai membalas ciuman Kevin dengan panasnya. Apalagi saat itu kedua tangan Kevin juga tidak hanya diam saja, kedua tangan Kevin mulai mengeranyangi setiap inci dari bagian tubuhnya. Kedua payudara Nita menjadi korban dari tangan Kevin, tidak hanya diremas tetapi kedua pentilnya juga diputar-putar dan dipelintir oleh tangan Kevin. Tak cukup mulut Kevin mulai turun kebawah pertama diciumnya leher Nita hingga pada akhirnya tujuan akhirnya mulut itu menghisap dengan kuat secara bergantian kedua payudaranya. Nita yang menerima perlakuan itu hanya bisa mendesah saja.
“Ah…..Uh” hanya itu saja suara yang keluar dari mulutnya, Nita telah dibuat panas dengan apa yang Kevin lakukan dengan tubuhnya. Dia sebenarnya bingung kenapa bisa dia menjadi seperti ini, bukannya merasa tersiksa dengan apa yang dialami? dirinya malah ingin kenikmatan ini bisa bertambah lagi. Nita berpikir apa mungkin kalau dirinya sudah lama merindukan belaian seorang lelaki, apalagi sejak sang suami meninggal Nita belum pernah berhubungan dengan lelaki lain. Nita sudah tak bisa menahan lagi semua ransangan yang diberikan oleh Kevin, hingga akhirnya dia menyerah dan menikmati apa yang sedang terjadi padanya.
Kevin sadar kalau Nita sudah benar-benar panas, karena saat tangannya bermain dimemek Nita dia bisa merasakan kalau celana dalamnya sudah basah. Apalagi saat satu jemarinya menusuk kedalam vagina Nita dia bisa merasakan jepitan vagina Nita yang berdenyut seakan ingin di isi. Kevin tahu inilah saatnya dia memulai aksinya, dengan penuh kelembutan diajaknya Nita masuk ke dalam kamar dia ingin segera memulai aksinya.
Sesampainya dikamar dengan perlahan direbahkannya tubuh Nita di ranjang, tetapi Kevin tidak mau langsung tancap diambilnya kembali kamera yang tertinggal diruang tamu. Setelah dirasa posisi kamera itu pas dilanjutkan kembali aksinya. Kevin pun menindih tubuh Nita, mulutnya bermain-main dengan payudara Nita sementara tangannya megusap-usap terkadang menusuk memek Nita dengan jarinya. Dia tidak mau langsung tancap dia ingin agar Nita sendiri yang meminta kepuasan darinya. Kevin yakin tak butuh waktu lama Nita pasti akan menyerah dan meminta untuk segera dituntaskan nafsunya. Benar dugaan Kevin tidak berapa lama dia bisa mendengar suara Nita.
“Uh….. masukkan jangan bikin aku pusing, cepat masukkan aku sudah tidak tahan. Kevin lakukan apa yang kamu mau tante ngak akan melawan lagi” ucap Nita seperti orang yang tidak sadar.
Kevin hanya bisa tertawa dalam hati, dia merasa berhasil bisa membuat Nita memohon-mohon untuk dipuaskan oleh dirinya, lalu ia pun berkata pada Nita.
“Baiklah Nita, Sekarang buka kedua pahamu kesamping aku akan segera membuatmu puas. Aku yakin kamu pasti akan puas dengan kejantananku” ucap Kevin yang langsung dituruti oleh Nita dengan membuka pahanya kesamping kiri dan kanan. Nita juga kaget mendengar Kevin tidak memanggil dia dengan sebutan tante lagi tapi malah memanggil namanya saja.
Secara perlahan Kevin mulai mendorong masuk penisnya kedalam vagina Nita, cukup sulit juga bagi Kevin untuk bisa menembus pertahanan Nita. Sebab sudah cukup lama memek Nita ditembus oleh batang seorang pria, terakhir kali dia melakukan hubungan seks adalah sepuluh tahun yang lalu. Kevin bagai merasa mencoba memecah keperawan milik Nita saking sempitnya lubang milik Nita, tetapi dia sabar hingga akhirnya seluruh batangnya bisa masuk sampai mentok. Penis Kevin benar-benar masuk semuanya kedalam vagina Nita, bahkan Kevin merasa sampai mentok saat ujung penisnya membentur mulut rahim Nita.
Saat seluruh batangnya berhasil masuk, Kevin tidak langsung melakukan aksinya dia hanya berdiam saja. Saat itu Kevin tengah menikmati jepitan vagina Nita pada penisnya, dia merasa kalau jepitan serta remasan dari dinding vagina Nita sangatlah nikmat. Kevin sempat merasa kalau vagina Nita tak beda jauh dengan milik pacarnya, tidak dia bahkan merasa ini lebih baik. Saat Kevin tengah diam saja dia dapat merasakan kalau tubuh Nita mulai bergoyang, pertama sih cuma goyangan kecil kekiri dan kanan tetapi lama-lama berubah jadi liar dengan ditambah gerakan maju mundur. Melihat hal itu Kevin hanya tertawa, seakan tak mau kalah digenjotnya pula tubuh Nita seolah-olah mereka sedang berpacu dalam mencapai kenikmatan. Tak sampai lima menit Kevin dapat merasakan kalau Nita telah mencapai puncak, tak mau kalah langsung saja dimintanya Nita untuk tengkurap.
Mendengar permintaan Kevin dirinya hanya bisa patuh, seluruh tubuhnya terasa lemas dengan orgasme yang baru saja ia dapat. Setelah tengkurap ia dapat merasakan kalau tangan Kevin tengah mengelus pantatnya sambil membuat posisi pantatnya lebih tinggi. Nita tahu kalau ia akan segera disetubuhi dalam posisi doggy, nita hanya bisa mendesah saat penis milik Kevin kembali masuk kedalam vaginanya.
“Gimana Nita enak ngak ditusuk sama milikku, aku yakin pasti nikmat soalnya kamu sampai keras gitu suaranya”
“Ah… terus Kevin terus jangan berhenti, Nita merasa puas saat kamu tusuk penis kamu dalam-dalam ke memek Nita, ah… yak terus Kevin”
“Tenang aja Nita aku jamin kamu bakalan puas ah… rasanya kamu tambah kencang saja kamu barusan keluar lagi yah oh….rasanya nikmat sekali sayang” ucap Kevin dengan penuh semangat memompa penisnya keluar masuk memek Nita.
Dalam posisi doggy Kevin meremas susu Nita dari belakang sementara leher Nita tengah menerima cupangan dari bibir Kevin. Beberapa menit kemudian Kevin merasa kalau dia akan keluar sebentar lagi.
“Nita ahh… aku mau keluar, keluarin didalam saja yah Nita” ucap Kevin yang segera dibalas oleh Nita.
“Tidak jangan didalam ugh ahh… Kevin, aku ngak mau kalau nanti aku hamil anak kamu ahh…. Kevin keluarin diluar saja” ucap Nita sambil mengiba-iba.
“Terlambat Nita aku sudah ngak tahan ah….rasanya aku dah keluar oh terima semuanya!!!"
Saat itu Kevin memuntahkan dengan kencangnya seluruh benihnya kedalam vagina Nita, setelah merasa selesai baru ditariknya keluar penisnya dari dalam. Saat di tarik keluar Kevin dapat melihat ada sperma yang juga keluar bersama dengan cairan kewanitaan Nita.
“Kevin kenapa kamu keluarin di dalam punya tante, gimana nanti kalau tante hamil. Tante ngak mau kalau hamil Kevin kamu jahat” Kata Nita yang diringi tangis air mata sambil tertelentang diatas ranjang dengan kedua tangannya menutupi wajahnya.
Melihat Nita yang terbaring disampingnya menangis Kevin jadi merasa bersalah, dia lalu tak diam saja. Perlahan-lahan di singkirkan tangan Nita dari, selanjutnya tanpa di duga Kevin mencium bibir Nita. Nita tentu saja terkejut kenapa Kevin menciumnya, apalagi tangan Kevin mulai bermain lagi dengan menyentuh setiap titik sensitifnya. Karena ulah Kevin, bukannya sedih dia malah jadi teransang kembali. Saat itu Kevin berbisik ditelinganya.
“Kamu ngak usah khawatir, kita nikmati saja semua yang sedang terjadi ini. Toh kalaupun nanti tante hamil ngak masalah kok, bukannya jadi lebih seru Kevin pengen lihat kaya apa anak Kevin yang tante lahirkan nanti”
Nita sebenarnya marah mendengar ucapan Kevin, tetapi rasa kemarahannya tergantikan dengan buaian kenikmatan yang diberikan oleh Kevin. Kevin yang terus menerus meransangnya membuat dirinya tak bisa lagi berpikir jernih. Saat itu tangan Kevin dengan lincahnya melepas sisa lingerie yang di kenakan oleh Nita hingga akhirnya tubuh Nita benar-benar polos tanpa sehelai benang. Setelah Nita benar-benar telanjang, Kevin tak hanya diam saja dirinya terus saja meransang nafsu Nita sambil berbisik ditelingnya.
“Kevin mau tante hamil anak Kevin, biar Nico tau kalau ibunya itu sudah menjadi milik Kevin. Tante ngak usah pikirkan apa-apa lagi sekarang yang cuma perlu tante lakukan adalah menikmati semua ini”
Ucapan dan belain dari Kevin rasanya seperti hipnotis saja buat Nita, hingga tanpa sadar dirinya berkata.
“Yah Kevin buat tante hamil, buat tante merasakan itu lagi sayang. Kevin masukkan punyamu sekarang, Kevin biar tante emut punyamu” ucap Nita seolah sudah tak perduli lagi dengan yang terjadi.
Begitulah dibawah pengaruh nafsu akhirnya Nita menyerah, sebagai seorang wanita dia sudah lama sekali merindukan belaian kasih sayang yang ditunjukkan oleh Kevin. Dengan tambahan bisikan maut yang dikeluarkan oleh mulutnya Nita akhirnya melepaskan statusnya sebagai seorang ibu, berganti menjadi seorang wanita yang mencari kepuasan dalam bercinta.
Kevin akhirnya menang, tanpa basa-basi dia mulai melakukan apa yang dia tadi telah lakukan. Penisnya segera menghujam kedalam vagina Nita, dengan semangat kedua saling berpacu seolah-olah berlomba siapa yang duluan akan mendapatkan puncaknya. Secara bergantian posisi mereka berubah kadang Kevin ada diatas kadang pula sebaliknya, hingga tak terhitung pula berapa posisi seks yang mereka coba. Kini tiga jam telah berlalu sejak pergumulan mereka, Kevin tengah tertidur dengan menindih tubuh Nita sementara Nita juga tertidur dengan penis Kevin masih tersangkut di vaginanya. Sudah tak terhitung berapa banyak orgsame yang mereka berdua dapatkan hingga akhirnya mereka berdua tertidur diranjang karena kelelahan.