Hobo Warior
Semprot Lover
- Daftar
- 13 Jul 2016
- Post
- 252
- Like diterima
- 3.718
Part 24
'Tok-tok-tok'
"Ge, bangun, Ge"
Minggu pagi, kamar gw, udah digedor, setelah gw kemarin ngelayanin, tante ClaR.
Haa elah, pagi-pagi udah,
ada gebuk-gebuk.
"Sapa, sih. Nggak tahu, gw ngantuk apa!"
"Ini Radit. Ada berita penting!"
Hmmm, berita penting? Gosip, kah?
Oke, harus di investigasi.
Lalu gw bangun dan membuka pintu.
"Ada berita apa, men?"
"Ah elo, giliran ada berita, semangat. Ayo turun dulu. Kita harus rapat" jawab Radit.
Rapat?? Oke, sepertinya gw bakal punya kegiatan.
Lalu kita menuju, ke kamar kos, yang masih kosong.
Dan begitu masuk, ini kamar udah kaya ruangan investigasi, dengan satu penerangan, beserta meja dan kursi.
Disitu udah ada Alex, Boni, dan Kevin. Komplit.
Kita semua duduk. Mereka duduk berseberangan. Sementara gw, di satu sisi sendiri. Maklum, gw jendral.
"Jadi, ada apa ini?" Tanya gw.
"Jadi gini. Gw lagi dapat client, untuk mengechek background seseorang. Nah, orang tersebut, adalah orang jahat" kata Radit.
"Maksudnya?"
"Jadi itu orang adalah mantan pacar Tere" jelas Radit.
Oke. Dia adalah orang jahat. Semua mantan Tere adalah orang jahat.
"Dan dia, lagi berencana balikan lagi sama Tere.
Dan yang paling parah, kayaknya setelah gw meneliti Tere, bakal banyak orang yang mau deketin dia"
Tambah Radit.
"Maksudnya mau deketin?"
"Dalam satu minggu, udah ada lima cowok yang nganterin dia pulang. Dan gw udah check tentang mereka semua"
Whattttt???? Kita kecolongan.
'Brakkkkk!'
Semuanya menggebrak meja.
"Ini"
"Nggak bisa"
"Di"
"Diamkan"
"Kalian pada mengertikan?"
"YA, JENDRAL!"
"Siapkan mental kalian!
Kita akan menuju Medan perang yang sesungguhnya!"
"SIAP, JENDRAL!"
"SERSAN RADIT! Kamu chek semua orang berdekatan dengan Tere!"
"LAKSANAKAN!"
"KOPRAL BONI! Tugas kamu, mengawasi Tere!"
"SIAP, LAKSANAKAN!"
"Brigadir, kamu naik pangkat jadi Kolonel. KOLONEL ALEX! Kamu awasi setiap orang yang dateng bersama Tere!"
"SIAP, 86!"
"Kamu perawat Kevin! Naik pangkat ke kapten! Karena itu, KAPTEN KEVIN! Tugas kamu.......
Sambil saya berfikir, pijitin saya dulu"
"Iya jendral"
"Baiklah, dengan ini, pasukan ini saya resmikan. Dengan tujuan manjauhkan Tere, dari kegelapan!"
"SIAP, JENDRAL!"
"Ada tambahan, lain?" Tanya sang jendral.
"TIDAK, JENDRAL!"
"Lo pada, ngapain sih? Gelap-gelapan. Ngerencanain hal, nggak bener, ya?" tiba-tiba, Monique masuk.
"HORMAT, GERAK! Silahkan masuk ibu Presiden" jawab sang jendral.
"Kenapa sih, lo?"
"SERSAN! jelaskan!" Perintah jendral. Sersan Radit, lalu menjelaskan, ke ibu Presiden.
"Oh, jadi gitu. Ya udah, lanjutkan kegiatan kalian. Tapi jangan sampe Tere kesel atau keganggu! Ini perintah" perintah Monique.
"BAIK, BU PRESIDEN!"
"Udah, bubar"
"BUBARRRR! JALAN!"
"Eh iya, Kalo si Stefi minta tolong, lo pada bantuin, ya" kata Monique.
"Yahhh, mama. Kok, gitu"
"Kok, semangatnya pada, ilang. Gw nggak mau tahu. Pokoknya, kalian harus bantuin!" Perintah Monique.
"Iya, bunda"
"Ge, sini bentar. Gw mau ngomong" kata Monique.
Waduh, ada apa ini?? Gw mau di eksekusi kayaknya.
"Nah lo, mampus lo, Ge. Tinggal aja, yuk. Ntar kita kebawa lagi." celetuk Kevin.
"Yukkkkk" jawab yang lain.
Anjrit. Gw ditinggal. Kampret.
"Kenapa, Mon?"
"Lo hari ini sibuk, nggak?" Tanya Monique.
"Nggak. Gw cuma di kost paling. Kenapa?"
"Ntar malam, gw ada undangan. Lo temenin gw mau, nggak?"
Wusss, siapa juga yang nggak mau nemenin Monique.
Pergi keondangan lagi.
Berarti dia bakal pakai baju yang spesial.
"Ayo. Buat adinda, mah, apa aja kakanda, siap"
"Hehe, makasih, ya. Oh, iya. Sekalian, anterin belanja bulanan dong" pinta Monique.
"Monggo. Mau sekarang apa, entar?"
"Sekarang aja. Entar malah kesiangan macet. Gw mandi dulu bentar. Lo, kalau nggak mandi, sikat gigi, kek. Atau cuci muka"
"Siap boss!"
Lalu, Gw siap-siap, mau nemenin 'istri' gw belanja.
Dan anak-anak lain, lagi pada bantuin Stefi.
"Cie, yang lagi kerja bakti. Ninggalin gw sih, lo pada" kata gw, ke empat lelaki, yang meninggalkan jendralnya, di Medan perang.
"Kampret lo, Ge. Tai" samber si Kevin.
"Udah, ah. Cabut ya, bro.
SAYANG, udah siap belum?" Kata gw.
"Yuk, jalan. Udah jalan ya, guys"
Ajak Monique.
"Hati-hati. Jangan lupa pake, pengaman"
Celetuk Kevin.
'Boooooooooommmmmmm'
"Dilaporkan, terjadi bom bunuh diri, di sebuah kostsan.
Yang diduga dilakukan oleh
Ikatan Suami Idaman Semua atau ISIS. Demikian laporan kami"
'Tok-tok-tok'
"Ge, bangun, Ge"
Minggu pagi, kamar gw, udah digedor, setelah gw kemarin ngelayanin, tante ClaR.
Haa elah, pagi-pagi udah,
ada gebuk-gebuk.
"Sapa, sih. Nggak tahu, gw ngantuk apa!"
"Ini Radit. Ada berita penting!"
Hmmm, berita penting? Gosip, kah?
Oke, harus di investigasi.
Lalu gw bangun dan membuka pintu.
"Ada berita apa, men?"
"Ah elo, giliran ada berita, semangat. Ayo turun dulu. Kita harus rapat" jawab Radit.
Rapat?? Oke, sepertinya gw bakal punya kegiatan.
Lalu kita menuju, ke kamar kos, yang masih kosong.
Dan begitu masuk, ini kamar udah kaya ruangan investigasi, dengan satu penerangan, beserta meja dan kursi.
Disitu udah ada Alex, Boni, dan Kevin. Komplit.
Kita semua duduk. Mereka duduk berseberangan. Sementara gw, di satu sisi sendiri. Maklum, gw jendral.
"Jadi, ada apa ini?" Tanya gw.
"Jadi gini. Gw lagi dapat client, untuk mengechek background seseorang. Nah, orang tersebut, adalah orang jahat" kata Radit.
"Maksudnya?"
"Jadi itu orang adalah mantan pacar Tere" jelas Radit.
Oke. Dia adalah orang jahat. Semua mantan Tere adalah orang jahat.
"Dan dia, lagi berencana balikan lagi sama Tere.
Dan yang paling parah, kayaknya setelah gw meneliti Tere, bakal banyak orang yang mau deketin dia"
Tambah Radit.
"Maksudnya mau deketin?"
"Dalam satu minggu, udah ada lima cowok yang nganterin dia pulang. Dan gw udah check tentang mereka semua"
Whattttt???? Kita kecolongan.
'Brakkkkk!'
Semuanya menggebrak meja.
"Ini"
"Nggak bisa"
"Di"
"Diamkan"
"Kalian pada mengertikan?"
"YA, JENDRAL!"
"Siapkan mental kalian!
Kita akan menuju Medan perang yang sesungguhnya!"
"SIAP, JENDRAL!"
"SERSAN RADIT! Kamu chek semua orang berdekatan dengan Tere!"
"LAKSANAKAN!"
"KOPRAL BONI! Tugas kamu, mengawasi Tere!"
"SIAP, LAKSANAKAN!"
"Brigadir, kamu naik pangkat jadi Kolonel. KOLONEL ALEX! Kamu awasi setiap orang yang dateng bersama Tere!"
"SIAP, 86!"
"Kamu perawat Kevin! Naik pangkat ke kapten! Karena itu, KAPTEN KEVIN! Tugas kamu.......
Sambil saya berfikir, pijitin saya dulu"
"Iya jendral"
"Baiklah, dengan ini, pasukan ini saya resmikan. Dengan tujuan manjauhkan Tere, dari kegelapan!"
"SIAP, JENDRAL!"
"Ada tambahan, lain?" Tanya sang jendral.
"TIDAK, JENDRAL!"
"Lo pada, ngapain sih? Gelap-gelapan. Ngerencanain hal, nggak bener, ya?" tiba-tiba, Monique masuk.
"HORMAT, GERAK! Silahkan masuk ibu Presiden" jawab sang jendral.
"Kenapa sih, lo?"
"SERSAN! jelaskan!" Perintah jendral. Sersan Radit, lalu menjelaskan, ke ibu Presiden.
"Oh, jadi gitu. Ya udah, lanjutkan kegiatan kalian. Tapi jangan sampe Tere kesel atau keganggu! Ini perintah" perintah Monique.
"BAIK, BU PRESIDEN!"
"Udah, bubar"
"BUBARRRR! JALAN!"
"Eh iya, Kalo si Stefi minta tolong, lo pada bantuin, ya" kata Monique.
"Yahhh, mama. Kok, gitu"
"Kok, semangatnya pada, ilang. Gw nggak mau tahu. Pokoknya, kalian harus bantuin!" Perintah Monique.
"Iya, bunda"
"Ge, sini bentar. Gw mau ngomong" kata Monique.
Waduh, ada apa ini?? Gw mau di eksekusi kayaknya.
"Nah lo, mampus lo, Ge. Tinggal aja, yuk. Ntar kita kebawa lagi." celetuk Kevin.
"Yukkkkk" jawab yang lain.
Anjrit. Gw ditinggal. Kampret.
"Kenapa, Mon?"
"Lo hari ini sibuk, nggak?" Tanya Monique.
"Nggak. Gw cuma di kost paling. Kenapa?"
"Ntar malam, gw ada undangan. Lo temenin gw mau, nggak?"
Wusss, siapa juga yang nggak mau nemenin Monique.
Pergi keondangan lagi.
Berarti dia bakal pakai baju yang spesial.
"Ayo. Buat adinda, mah, apa aja kakanda, siap"
"Hehe, makasih, ya. Oh, iya. Sekalian, anterin belanja bulanan dong" pinta Monique.
"Monggo. Mau sekarang apa, entar?"
"Sekarang aja. Entar malah kesiangan macet. Gw mandi dulu bentar. Lo, kalau nggak mandi, sikat gigi, kek. Atau cuci muka"
"Siap boss!"
Lalu, Gw siap-siap, mau nemenin 'istri' gw belanja.
Dan anak-anak lain, lagi pada bantuin Stefi.
"Cie, yang lagi kerja bakti. Ninggalin gw sih, lo pada" kata gw, ke empat lelaki, yang meninggalkan jendralnya, di Medan perang.
"Kampret lo, Ge. Tai" samber si Kevin.
"Udah, ah. Cabut ya, bro.
SAYANG, udah siap belum?" Kata gw.
"Yuk, jalan. Udah jalan ya, guys"
Ajak Monique.
"Hati-hati. Jangan lupa pake, pengaman"
Celetuk Kevin.
'Boooooooooommmmmmm'
"Dilaporkan, terjadi bom bunuh diri, di sebuah kostsan.
Yang diduga dilakukan oleh
Ikatan Suami Idaman Semua atau ISIS. Demikian laporan kami"