Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
ariaprawira
Semprot Sejati
- Daftar
- 25 Nov 2020
- Post
- 10.802
- Like diterima
- 63.204
Nunggu update
SempelJamblang
Kakak Semprot
Neng dea kemana ya
Sphenyox
Tukang Semprot
Absen hu............
.
.
boobsmania
Guru Semprot
- Daftar
- 28 Jan 2016
- Post
- 670
- Like diterima
- 685
belum muncul ya final chapter nya
ariaprawira
Semprot Sejati
- Daftar
- 25 Nov 2020
- Post
- 10.802
- Like diterima
- 63.204
Sabar menanti
tuyulgizi8
Semprot Addict
- Daftar
- 28 Feb 2021
- Post
- 420
- Like diterima
- 314
Uppppppppppppppp
Vianz_28
Semprot Lover
- Daftar
- 18 Jan 2018
- Post
- 235
- Like diterima
- 5.197
Final chapter
Sabtu sore, hari ini Viki libur bekerja, setelah sekian lama terhambat karena beda shift kerja akhirnya Viki akan punya waktu bersama lagi di malam hari bersama istrinya. Viki sudah sangat tidak sabar, dia sudah gatal ingin segera mempraktekan apa yang sudah dia pelajari bersama dengan adik iparnya. Sebari menunggu kepulangan istrinya yang bias pulang jam 5 sore, Viki pun memutuskan untuk menengok sebentar kondisi kakek.
“permisi kek!?”
“iya, masuk aja cu”
setelah di persilahkan Viki pun akhirnya memasuki kamar kakek, terlihat di dalam laki laki tua yang sedang berbaring di ranjang.
“gimana kek kondisinya, udah mendingan?”
“ya sekarang udah gak terlalu sakit, namun belum bisa buat jalan sendiri”
“oh iyah kek, mudah mudahan cepet pulih lagi kek”
“kakek malah berharap terus kayak gini cu”
“hah ko gitu kek, emang nya gak bosen tiduran aja di kamar”
“enggak juga, malah nyaman rasanya... ya kakek kan udah tua, udah males ngapa ngapain, beda sama kamu yang masih semangat kesana kemari lakuin ini itu.. dari pada aktivitas ini itu, kakek sekarang lebih butuh hiburan cu”
“hiburan!? Kayak dengerin radio gitu ya kek, mau viki beliin radio aja kek, biasanya orang tua suka dengerin radio”
“hehe gak usah cu, kakek udah dapet ko hiburan nya, tiap hari malah, pagi sore”
“wah apaan tuh kek?” awalnya viki sama sekali tidak tertarik dengan obrolan kakek dia hanya mencoba ngikutin alurnya aja, namun jawaban kakek membuat viki mulai penasaran
“hehehe di mandiin mertua mu tiap hari”
“hah!? Dimandiin mamah? Ko cuma mandi aja hiburan sih kek gak paham aku”
“aduh kamu ini, kaya masih bocah aja, masa gak paham”
“asli kek gak tau hehe”
“aduh cu, kamu mesti banyak banyak nonton videonya kakek ‘legend’ sugiono”
“sugiono!? Kakek legend!? kaya pernah denger atau baca dimana gitu ya!? Emang yang bikin jadi hiburannya apa kek!?”
“ya udah kalo kamu penasaran, tapi jangan cerita ke Hana ya”
“siap kek, viki bisa dipecaya ko”
“yang bikin jadi hiburannyam tiap kali mandi, pas bagian mamah mertua mu bersihin burungnya kakek”
“ehhh!? Dibersihin gimana tuh kek? Di lap lap gitu”
“iyah awalnya cuma ngelap biasa aja, tapi sekarang sekarang di tambah dikocokin juga, plus kakek juga bisa ngeraba raba mertua mu hehehe”
“waduuuh!? Kakek serius?”
“lah ngapain kakek bohong sama kamu, buktinya tadi kakek bilang lebih nyaman kayak gini kan”
“terus teus kek!? Di... anu.. di... euuuh dimasukin juga gak kek”
“sayangnya enggak, atau mungkin belum hehehe”
“waduh!? Ternyata dibalik sosok mamah yang kelihatan soleha itu ada nakalnya juga ya kek, gak nyangka... eh Tapi kek maaf maaf nih emangnya kakek masih kuat begituan”
“hahaha kurang ajar kamu cu, ngece kamu. Kakek walau udah tua gini masih cukup kuat buat bikin lemes mamah mu itu”
“hehe maaf kek, soalnya viki aja langsung ngos ngosan kalo abis gitu sama dea, eh sama Hana, sama hana kek, kadang pas Dea minta ronde dua burung aku udah gak bisa bangun lagi, eh Hana kek maksudnya”
“hmmm ternyata kamu payah cu”
“eh... gak gitu juga kek” sialan si kakek sempet sempetnya ngledekin ujar Viki dalam hati
“ya udah, kamu ambil tas kakek yang gangtung disana itu”
“yang itu kek!? Siap, bentar viki ambilin”
Viki pun menyerahkan tas yang tadi tergantung di dinding kamar kakek, terlihat kakek mengeluakan beberapa lembar kemasan obat dari dalam tasnya, kakek memberikan semau yang di kelaurkan tadi kepada Viki. Viki terlihat heran dan bingung mengenai obat tersebut.
“ini apa kek!?”
“itu obat andalan kakek cu, kamu minum sesaat sebelum kamu mau berhubungan intim, di jamin kamu gak bakal kepayahan lagi”
“hah!? Apa ini sejenis obat kuat kek?”
“iyah semacam itu”
“aman gak kek?”
“kakek yang udah tua aja gak kenapa napa, tenang aja”
“hmmm kayanya Viki belum perlu deh kek”
“kmau butuh itu kalo mau nikmatin kedua cucu kakek”
“ehh kedua!? Masa Dea juga sih kek”
“gak usah pura pura cu, kemari kakek lihat kamu nyoblos Dea di halaman belakang”
JGEEEEERRR, seperti tersambar petir Viki kaget kakek bisa tau apa yang dia lakukan sama Dea sebelumnya di halaman belakang.
“aaa....anu kek, kakek lihat aku sama Dea”
“iyah, gak sangka kamu yang payah ini bisa nyicipin cucu bungsu kakek”
“ampun kek ampuuuu, tolong jangan lapor mamah kek, kasihan Dea nanti kek”
“hahaha udah tenang aja, kakek gak bakal laporin kamu ke si Lynda”
“kakek gak marah?”
“enggak, ngapain marah lagian kelihatannya kemarin Dea juga menikmati permainan sama kamu, cuma kamu agak payah aja cu, Dea minta 3x kamu odah loyo duluan”
“duh kek jangan panggil payah terus dong, tapi... sykur deh kalo kakek gak marah”
“cuma kamu perlu catet satu hal aja cu”
“apa itu kek?”
“silahkan kamu sepuasnya nikmatin Hana sama Dea, tapi jangan sentuh memek mamah mertua mu, itu jatah kakek”
“ohh siappp kek”
setelah ngobrol panjang lebar sama kakek Viki pun pamit keluar, terlihat di depan sudah ada Hana yang baru pulang kerja. Malam hari sekiar jam 7 lewat, karena mamah dan Dea masih ada di ruang tv yang berada tepat di depan kamar Hana, Viki dan Hana pun memutuskan untuk menunggu dulu sebentar sampai mamah dan Dea masuk ke kamar masing masing.
POV HANA
Kami pun akhirnya memutuskan untuk jalan dulu keluar seperti yang biasa kami lakukan setipa malam minggu semasa pacaran dulu. Sampe jam setengah 10an aku dan A Viki pun kemabli pulang ke rumah, kondisi rumah sudah mulai sepi, mamah dan Dea sudah masuk ke kamar nya masing masing. Jujur saja aku sangat antusias untuk malam ini, aku ingin segera melihat ekspresi bahagia suamiku yang akan berhasil menjebol segel keperawanan ku. Dan sepertinya a Viki juga sangat antusias sekali malam ini.
Singkat cerita aku dan a Viki kini sudah berada diatas ranjang, berbeda dengan sebelumnya yang terkesan grasak grusuk, kali ini a viki terlihat lebih santai, sesekali dia mengecup bibir ku, sebari tanganya dengan lembut memeras payudara ku, bibir a viki terus bermain di wajahku, tidak hanya bibir, ku rasakan a viki juga mengecup leher ku, kecupan nya terus menelusuri leherku, kecupannya bahkan sampe ke belakang telinga, aku merasa sedikit merinding namun juga terasa nyaman. Di bawah sana kurasakan tangan a Viki meremas remas payudaraku ari luar baju.
Puas bermain di leher, a viki kembali mengecup bibirku, berbeda dengan sebelumnya, kecupannya kali ini cukup lama, perlahan kurasakan a viki menjulurkan lidahnya memaksa masuk kedalam mulutku, aku pun mulai membuka sedikit bibirku, lidah a viki langsung saja memaksa masuk menerobos bibirku, lidah kamu kini bertemu, ada sensasi aneh yang baru saja kurasakan saat lidah kamu beradu saling menjilat satu sama lain. Apa ini yang dimaksud berciuman, sepertinya a viki sudah belajar banyak. Di tambah remas remasan tangan a viki yang makin terasa kencang memberi sensai aneh pada tubuhku.
Sebari terus berciuman, tangan a Viki mulai membuka satu persatu kancing baju tidurku. Sesaui requestnya aku diminta tidak memakai bra di balik baju tidurku. Setelah semua kancing itu terlepas
tangan a Viki kembali meremas payudaraku, sentuhan langsung, remasan yang kasar, ciuman yang panas semua rangsangan itu berimbas ke vagina ku, dapat kurasakan sedikit geli dan basah disana.
A viki pun melepas ciumannya, kembali bibirnya menlusuri leherku, namun kali ini mengarah ke bawah, ke arah dada ku. “aaahhh, gelii A......sshhhh” kurasakan jari a Viki mulai memplintir puting payudaraku, sementara bibirnya bergelirya mengitari area payudaraku yang satunya lagi.
“oooouuuchhhh, aa payudara Hana di apain geliii aaaahhh”
kedua putingku kini sedang asik di nimati a viki, satu sisi sedang ia emut, dan yang lainya dia plintir plintir, sesekali kurasakan a viki seperti sengaja memencet putingku, sakit, namun malah terasa enak. Yang sedang ia hisap kini sedang dipermainkan lidah a viki, terasa lidahnya terus bergeras menjilat dan menekan putingku, sesekali dia juga menghisapnya kuat.
Tangan a viki yang sedari tadi memlintir puting ku kini mulai bergerak turun ke bawah. Menelusuri perut, sedikit bermain di pusarku dan akhirnya mulai menyelinap ke dalam celanaku. Sementara hisapan a viki kini berganti ke payudara yang satunya. Di bawah sana tangan A viki mulai menyentuh area vaginaku namun masih di atas celana dalam ku. Kurasakan jari telunjuknya mulai mengarah ke tengah tepat ke arah lubang vaginaku, “kamu sudah basah Dhe” ujar a viki. Aku tidak tau mesti menjawab apa. Aku saat ini sedang meresapi nikmatnya puting ku yang sedang dimainkan a viki. Dan lubang vaginaku yang terus di gesek a viki. Sekarang jari jemarinya sudah menyelinap kedalam celana dalam ku.
Kurasakan tangan a viki mengesek lubang kenikmatan ku. Ujung jarinya lalu berhenti di ujung atas lubang vaginaku. Aku tau di area itu ada lah letak klitoris wanitanya. Yang katanya tidak boleh tersentuh sembarang laki laki. Jari a viki terasa menekan nekan area itu.
“ooooochhh”
“knapa Dhe”
“aa sssshhhh eunggg....”
“enak ya di giniin?” sebari tangannya terus menggesek bijih klitorisku
“heem terus a... geliiih enaaaak”
sebari jari nya terus menggesek klitorisku, a viki kembali menghisap puting payudaraku. Berbeda dengan waktu di puncak dulu, saat ini sepertinya a viki benar benar ingin menikmati tubuh istrinya ini. Walau teras geli disana sini, namun sensasi nya berbeda, ini enak... aku pasrah di apain aja a.
“nikmatin tubuh aku a, nikmatin sepuas yang kamu mau, tubuh ini milik muu ooouuucchhh.. ooochh ooochhh” gesekan jari a viki di vagina ku terasa makin cepat dan makin menekan.
“lepasin yang jangan di tahan tahan ya, kalo mau pipis kelaurin aja”
“iyahh aa, terussss lebih kenceng lagi ooochhh, Hana kayanya pengen pipis... teruuushh sayaaaang ooooouucchhhh”
SSSSRRRRRRR, nggghh perasaan gelinya terus memuncak seiring makin cepatnya gesekan jari a viki dan kencangnya hisapan mulutnya di puting ku membuatku tak kuas amenahan rasa pipis yang tiba tiba datang dibarengi rasa nimat yang..... Sepertinya aku pernah merasakan ini, ini seperti yang udah dilakuin kang terapis di rumah Nur waktu itu. Ternyata a viki juga bisa melakukannya, membuatku merasakn lagi kenikmatan itu.
SRRTTT. Tiba tiba a viki menarik turun celana dan cd ku hingga terlepas. Kini terlihat lah apem tebal miliku dengan toping bulu bulu halus kemaluanku. Jika sebelaumnya aku sangat malu saat a viki meliaht kemaluan ku. Kali ini aku benar benar ingin memberikan yang terbaik untuknya. Aku ingin dia melihat dengan jelas apa yang ingin dia lihat. A viki tiba tiba saja berjongkok di samping ranjang. Wajahnya langsung mengarah ke vaginaku. Dekat sekali.
“aa kalo di lihatin sedekat itu aku euuungghhh ooch ooch oochhh aa ngapiiin geliii ooocch”
tiba tiba saja a viki menggesekan lidahnya ke bibir vagina ku, lidah itu bergerak dari bawah ke ujung atas mengikuti lubang kemaluanku.
“ooouuuchh aa apem Hana di apaain geliiih, jangan di jilat gituuu uuuhhh.... jorok aa”
mendengar kata kataku, bukanya berhenti, a viki malah makin menjadi. Lidahnya mulai terasa mencoba masuk ke vagina ku. Jilatanya makin lama teras makin dalam. Klitorisku tanpa ampun di sentil sentil lidahnya, di hisap dan di emut. Rasanya enak, terasa nikmat disetiap gesekannya namun aku sangat malu. Bagian terkotor di tubuhku di jilati suamiku sendiri, dan aku malah mekimatinya.
Sebari menjilati vaginaku, terasa tangan a viki kmeblai meraih payudara ku. Puting ku dua duanya lagi lagi menjadi bahan mainannya.
“aa hana pengen pipis lagii awaaaaa shhhhh hana gak tahaaaaaaa....nnnnnn”
“kelaurin sayangg”
“ooooouuuuhhhhh aa aku kelaur lagiiiiii ooch ooooch ooochhh”
kujambak kepala a viki, ku tekan dan ku benamkan ke dalam selangkangan ku. SSRRR kembali cairan menyembur dari lubang pipisku. Yang kali ini mengarah semua ke wajah a viki.
“maaf a hana gak sengaja, ini terlalu enak, hana gak tahan”
“gpp sayang... yang penting kamu puas dulu aja, sekarang giliran aa ya”
“pelan pelan a, sakiitt”
“beluum, ini mau baru buka celana”
a viki pun melepas seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. Dan aku kembali melihat batang kejantanannya. A viki terlihat mulai melebarkan kaki ku. Dia mulai ambil posisi. Perahan kepala kontolnya dia gesek gesek di bibir luar vaginaku. kepala Batang a viki mulai membelah garis lurus vagina ku. Terasa sekali mengganjal di area sana.
“siap Dhe!? Ini mungkin aga sakit, tapi itu cuam sebentar”
“aku pasrah aja aa”
SLEEEPB. Dengan mudah batang a viki yang besar itu masuk ke dalam vaginaku.
“ehhh??”
“oouuuchh gede bangeett.. eehhh kenapa?”
“ko gini sih?”
“apanya? Kamu berhasil Dhe, akhirnya” ujarku riang
a viki tidak menjawab apa apa, tiba tiba saja dia menghentakan selangkangan nya kuat kuat, menyodok dalam vaginaku. “ouuuuuccchhhh aa pelan pelan ini baru pertama” TING, tiba tiba saja pikiran ku mengatakan aku pernah merasakan sensasi ini. Mana mungkin aku baru kali ini melakukanya. Namun sensasi rasa nikmat ini teras tidak asiiing. Ini seperti alat punya....
a viki terus menggenjot tubuhku. Sensasi besar dan keres ini, membuatku makin ke enakan.
Kontol a viki begitu besar menggesek dinding vaginaku. Ujung batang pensinya terasa hampir menyentuh rahim ku.
POV VIKI
Ini harusnya bakal agak perih dan susah kaya kemarin si Dea, mudah mudahan bisa. Ayo titid bantu aku jebolin Hana. “akmu masukin ya sayang, tahan ini mungkin agak perih bentar, euuuuuggh” CPLOOOOSS “ehh!?” ko gak ada mentok mentoknya!? Fikir ku heran, ku lihat kebawah sana, kontolku masuk sepenuhnya ke memek Hana. Kenapa gak berasa ya!?
“euuungghh penuh banget aa... ah tapi aa berhasil akhirnya, puas puasin a, nikmatin tubuh Hana sepuasnya”
Hana memang terlihat sedikit meringis, namun sama sekali berbeda dengan Dea dulu, apa Hana benar benar masih perawan!?
“aa ko malah bengong!? Kenapa? Gak mau di gerakin ini!? Udah masuk loh”
“ehh iyah sayang, maaf tadi agak kaget, aa mulai ya”
biar ku pikirkan itu lain waktu, yang lebih penting akhirnya kontolku sudah masuk ke sangkar nya yang sah, malam ini aku harus puas puasin nikmatin tubuh istriku ini. Pertama mulai ku genjot Hana secara perlahan. Kurasakan memek Hana begitu mencengkram kontolku. Ku lihat ekspresi Hana masih terlihat seperti meringis, namun dapat ku dengar sayup sayup desahan kenikmatannya, tidak seperti Dea yang nakal yang tanpa ragu mendesah karena ke enakan, Hana terlihat masih ragu ragu dan malu malu untuk mendesah. Melihat hal itu, membuat ku makin bernafsu menggenjot istriku ini, ku percepat gerakan pinggulku, aku ingin membuat Hana sampe bisa mendesah lepas.
Desahan demi desahan makin jelas terdengar. Ku lihat kedua tangan hana mencengkram sprei. Sebari terus menggenjot hana, ku dekatkan wajahku dengan wajahnya, kembali ku ajak dia berciuman, ku kecup dan ku lumat bibir manisnya.
“aaahhh aahh aa enak aaaah, apemnya Hana di apaain aa enak banget aaah”
“mesti nya aa yang biang gitu Dhe, apem kamu enak banget, cengkram banget aaarggh, kontol aa kayanya kehisep sama apem kamu”
“eeh aa ngomongnya jorok sih, kata bunda itu namanya mamas a... aahh aaahh”
“mamas mah kecil, punya bocah, yang lagi obok obok apem kamu mah sekarang kata dea namanya kontol”
“haaah? Ko Dea!?”
“hah!? Eh anu... udah gak usah di pikirn Dhe, aaarggh enak banget memek kamu Dhe”
“uuuuuuuchhh, aa jorok banget sih, aaahhhh sssshhhh, sodok terus memek Hana aa”
beberapa menit terus ku genjot Hana dalam posisi itu, rasanya begitu nikmat. Terus menggenjot Hana tanpa henti membuat ku sudah bercucuran keringat. Ku diamkan sejekan kontolku di memek Hana sekedar untuk menarik nafas.
“ko berhenti aa?”
“bentar nafas dulu” ujar ku sebari tetap perlahan memajukan mudurkan pinggulku
“ahhh kerasa banget a, kontol aa itu gede penuh di memek aku aaaaccchhhh oouuuchhh”
“dasar siapa Dhe ngomongnya jorok sekarang”
“gegaran kamu aa”
bosan dengan posisi biasa, kucabut kontolku di memek Hana. Ku balikan tubuhnya, ku angkat kedua pinggulnya. Hana kini berada dalam posisi menungging ke arahku. Karena aku juga sudah sangat bernafsu. Ku dekatkan wajahku ke belakang pinggul Hana. Karena kemarin2 aku terus di paksa Dea menjilati memeknya dari arah belakang. Aku pun menjadi terbiasa, ku dekatkan mulut ku dengan memek hana. SRUUUPP SRUUUPP LICK LICK tanpa ragu ku jilati memek Hana dari belakang, dia lagi lagi tampak kaget, “aaahhh aa gelii aaaachh gelii a” ku hiraukan Hana yang meronta karena geli, aku yakin dibalik rasa geli itu sebetulnya dia pasti merasakan nikmat juga. Ku pegangi pinggul Hana agar tidak banyak bergerak. Puas menjilati memek isrtiku ini, aku kembali mengarahkan kontolku ke memeknya. Sama seperti sebelumnya kontolku begitu mudah masuk ke dalam memek hana.
Aku langsung beramain dalam tempo tinggi, ku genjot memek Hana sekuat yang ku bisa. Hana mulai tidak jaim lagi. Desahan demi desahan terus keluar dari mulutnya. “ooochhh cooohhhh ngghhhhh, enak aduuuh enakkk aa.... oooooochhhh memek Hana enaaaakkk oooochhhh terus”
beberapa menit ku genjot Hana dari belakang. Dia mulai merespon gerakan ku, dia mulai ikut menggerakan pinggulnya. “aaaarrgghhh enak nya... kamu ikut goyang Dhe, makiin enak aargghh”.
Beberapa saat setelahnya, Hana menghentakan pinggulnya ke arahku. “aaaa tunggu hana mau piiip....aaaaaccchhhh” SSSSRRRRR terasa cairan hangat menyembur dari memek Hana. Terasa sekali kontolku tersiram disana. Hana mencapai orgasme pertamanya.
Cukup lama aku mendoggy Hana. Aku kembali ke posisi awal. Jujur badanku sudah mulai lemas namun belum ada tanda tanda aku hendak orgasme. Kuperhatikan jam, sudah hampir setengah jam saat aku mulai menggenjot hana. Kontol ku mungkin terasa nikmat namun dan masih kuat tegak berdiri anggota tubuh ku yang lain merasa sebaliknya, paham ku sudah mulai lemas, pingangku juga sudah terasa panas. Perasaan waktu sama Dea kemarin tidak sampe seperti ini. Hana sendiri kuhitung sudah keluar sebanyak 2x dan sepertinya dia akan keluar lagi sebentar lagi.
“oohh oohh oohhh aa hana mau pip...is lagg iiiihhhhh”
Hana memeluk ku erat, kedua tangan dan kakinya menahan gerakan ku, kurasakan memeknya kembali berkedut, terasa basah sekali. Sedangkan aku masih belum juga ada tanda tanda hendak keluar. Karena badan ku sudah sangat lemas aku pun langsung ambruk ke samping begitu Hana melepaskan pelukannya.
“aa udah ah, Hana udah lemes banget, pegel”
“iyah sama aa juga gak kuat lagi genjotnya, tapi dhe kontol aa masih berdiri belum keluar”
“hah hah hah, emang harus sampe keluar a?”
“lah iyah dong masa kamu aja”
“tapi Hana udah pegel banget a, gak kuat, lubang pipis Hana kerasa ngilu”
“duh gimana dong ini, masa aa nanggung gini”
terdengar deru nafas hana yang tersengal sengal, padahal sedari tadi dia cuma diem namun kelihatan seperti sudah berlari jauh seperti itu, setelah berbaring sesaat bukanya lemes kontolku justru makin terasa keras. Sekarang malah jadi terasa sakit dan hangat. Detak jantung ku terasa begitu kencang. Apa ini efek obat yang kakek kasih, fikirku heran.
“dhe!?”
“iyah a?”
“ko aa malah degdegan gini ya, cepet banget, kontol aa juga keras ngilu, keras banget”
“duuh, emang biasanya gak gitu!?”
“kalo sama dea sih gak gini”
“hah sama dea!? Maksudanya?”
“eh anu itu... aaaarrrggg!!”
“kenapa aa!?”
“ngilu, kerasa keras banget”
“duuuh gimana dong a?”
“kamu coba kocokin pake tangan kamu dhe”
“kocokin gimana!?”
“gini....”
ku tuntun tangan Hana untuk mengocok kontolku, untung Dea sudah mencontohkannya kemarin jadi aku tau, selain memek, masih ada hal lain yang bisa di lakuin seorang cewek diatas kasur. Namun untuk terasa enak mungkin memang butuh pengalaman, kocokan hana tidak sesuai ekspentasi, terasa kaku dan cenderung malah bikin tambah sakit. Ko malah gini sih, kalo saja bareng Dea, dia pasti udah naik ketas ku dan menggenjot kontolku dengan liar. Awalnya aku mau minta Hana melakukan itu, namun dia tampak kelelahan sekali, aku yakin dia gak mau melakukan itu.
“aa pegel, masih lama ya?”
“hah baru juga bentar dhe”
“iyah tapi Hana udah pegel, aa kocok sendiri aja”
“laah ko gitu”
“abis gimana lagi”
“rasanya jantung aa makin teresa berdebar dhe”
“eeh!? Duuuh, ya udah a, aa tunggu dulu disini ya”
“kamu mau kemana!?”
“Hana mau ke mamah dulu, aa tunggu disini aja”
“tapi dhe...”
Hana pun kelaur dari kamarnya, beberapa menit setelah itu aku kaget hana ternyata malah bawa bawa mamah Lynda kesini, mau ngapain coba!? Dhe... dhe...
POV Hana
karena sudah sangat kelelahan, aku pun akhirnya meminta mamah membantu a Viki. Kontol nya a viki gak mau lemes lagi, aku pernah denger kakek juga kadang sering kek gitu, dan biasanya mamah yang bantuin kakek. Aku berharap mamah juga bisa atasi punya a Viki juga.
“mbak...mbak... bamguuuun”
“eh iyah Dea, ada apah!?”
“itu suami muuu”
“ehh a viki!? A viki kemana Dea, kamu lihat?”
“ituuu ada di kamar mamah”
“ohh sykur deh, mudah mudahan berhasil”
“ko sykur sih!? Itu suami mu lagi genjot mamah tau”
“ooh itu mah tadi mbak minta tolong mamah?”
“tolong apa?”
“tolongin lemesin kontol a viki, gak bisa lemes Dea, katanya jantungnya malah berdebar, mbak takut kenapa napa”
“kontol!?”
“eeeh itu anu. Tytyd iyah titid”
“kamu udah gila ya ka!?”
“hah kenapa!? Kenapa kamu ngomongnya gitu?”
“itu kan harusnya tugas kamu mbak, kenapa malah minta tolong mamah”
“yaa abis mbak bingung harus gimana”
malam malam aku malah beradu mulut dengan Dea, dan sepertinya ini mengganggu waktu istirahat kakek. “Hana!?? Dea!?” tiba tidak terdengar suara kakek memanggil kami. Aku dan dea bergegas mengahampiri kakek.
“kek maafin Hana ya. Kakek pasti ke ganggu”
“gak papa cu, namanya juga pengantin baru”
“terus tadi kakek manggil Hana sama dea mau ngapain ya!?”
“oh ini cuk, burung kakek sakit, kamu bisa bantu Hana!? Dea?”
“ eh ituuu, hana coba bantu kek”
di pagi buta itu, aku bahu membahu bersama Dea membantu melemaskan kontolnya kakek, berbeda dengan a Viki, punya kakek terasa lebaih sesak. Dan untuk pertama kalinya aku akhirnya tau rasanya cowok keluar di dalem memek ku. Kakek terasa menyemburkan spremanya bekali kali ke dalam memek ku. Kondisi Dea juga begitu terlihat lemes.
Singkat cerita, bebrapa bulan semenjak kejadian pertama ku dengan a viki. Mamah selalu sekali dalam sehari meminjam a viki dan dibawa ke kamarnya. Aku pun sudah tau mengenai a viki yang ternyata sudah sangat sering berhubungan badan dengan Hana. Karena sudah tidak tahan, aku pun memaksa a viki untuk ambil perumahan. Aku ingin pindah dari rumah ini.
Tidak lama setelah itu, aku dan a viiki pun pindah rumah ke rumah yang baru kami milik.aku juga berhenti kerja dan ingin fokus untuk menjaga kandungan ku yang ternyata sudah berusia 1 bulan lebih. Tidak ku sangka tidak butuh wktu lama aku langsung di beri kepercayaan momongan. Tetangga tetangga disini tampak ramah dan baik. Karena skarang aku sudah tidak bekerja di rumah kini aku lebih nyaman pake daster mini di rumah. Setiap sore aku sering menghabiskan waktu bersama ibu ibu yang asik menjaga anak anak mereka yang sedang bermain.
“teh boleh minta tolong gak?”
“iyah!? Tolong apa teh?”
“itu celana dalamnya di lepas aja teh. Pahanya agak dilebarin, suami aku lagi ngintipin teteh disana”
“ehhhhh!? Duh ya udah teh aku ke dalem dulu ya. Mau buka celananya dulu”
“oke teeeh”
tamat
Sabtu sore, hari ini Viki libur bekerja, setelah sekian lama terhambat karena beda shift kerja akhirnya Viki akan punya waktu bersama lagi di malam hari bersama istrinya. Viki sudah sangat tidak sabar, dia sudah gatal ingin segera mempraktekan apa yang sudah dia pelajari bersama dengan adik iparnya. Sebari menunggu kepulangan istrinya yang bias pulang jam 5 sore, Viki pun memutuskan untuk menengok sebentar kondisi kakek.
“permisi kek!?”
“iya, masuk aja cu”
setelah di persilahkan Viki pun akhirnya memasuki kamar kakek, terlihat di dalam laki laki tua yang sedang berbaring di ranjang.
“gimana kek kondisinya, udah mendingan?”
“ya sekarang udah gak terlalu sakit, namun belum bisa buat jalan sendiri”
“oh iyah kek, mudah mudahan cepet pulih lagi kek”
“kakek malah berharap terus kayak gini cu”
“hah ko gitu kek, emang nya gak bosen tiduran aja di kamar”
“enggak juga, malah nyaman rasanya... ya kakek kan udah tua, udah males ngapa ngapain, beda sama kamu yang masih semangat kesana kemari lakuin ini itu.. dari pada aktivitas ini itu, kakek sekarang lebih butuh hiburan cu”
“hiburan!? Kayak dengerin radio gitu ya kek, mau viki beliin radio aja kek, biasanya orang tua suka dengerin radio”
“hehe gak usah cu, kakek udah dapet ko hiburan nya, tiap hari malah, pagi sore”
“wah apaan tuh kek?” awalnya viki sama sekali tidak tertarik dengan obrolan kakek dia hanya mencoba ngikutin alurnya aja, namun jawaban kakek membuat viki mulai penasaran
“hehehe di mandiin mertua mu tiap hari”
“hah!? Dimandiin mamah? Ko cuma mandi aja hiburan sih kek gak paham aku”
“aduh kamu ini, kaya masih bocah aja, masa gak paham”
“asli kek gak tau hehe”
“aduh cu, kamu mesti banyak banyak nonton videonya kakek ‘legend’ sugiono”
“sugiono!? Kakek legend!? kaya pernah denger atau baca dimana gitu ya!? Emang yang bikin jadi hiburannya apa kek!?”
“ya udah kalo kamu penasaran, tapi jangan cerita ke Hana ya”
“siap kek, viki bisa dipecaya ko”
“yang bikin jadi hiburannyam tiap kali mandi, pas bagian mamah mertua mu bersihin burungnya kakek”
“ehhh!? Dibersihin gimana tuh kek? Di lap lap gitu”
“iyah awalnya cuma ngelap biasa aja, tapi sekarang sekarang di tambah dikocokin juga, plus kakek juga bisa ngeraba raba mertua mu hehehe”
“waduuuh!? Kakek serius?”
“lah ngapain kakek bohong sama kamu, buktinya tadi kakek bilang lebih nyaman kayak gini kan”
“terus teus kek!? Di... anu.. di... euuuh dimasukin juga gak kek”
“sayangnya enggak, atau mungkin belum hehehe”
“waduh!? Ternyata dibalik sosok mamah yang kelihatan soleha itu ada nakalnya juga ya kek, gak nyangka... eh Tapi kek maaf maaf nih emangnya kakek masih kuat begituan”
“hahaha kurang ajar kamu cu, ngece kamu. Kakek walau udah tua gini masih cukup kuat buat bikin lemes mamah mu itu”
“hehe maaf kek, soalnya viki aja langsung ngos ngosan kalo abis gitu sama dea, eh sama Hana, sama hana kek, kadang pas Dea minta ronde dua burung aku udah gak bisa bangun lagi, eh Hana kek maksudnya”
“hmmm ternyata kamu payah cu”
“eh... gak gitu juga kek” sialan si kakek sempet sempetnya ngledekin ujar Viki dalam hati
“ya udah, kamu ambil tas kakek yang gangtung disana itu”
“yang itu kek!? Siap, bentar viki ambilin”
Viki pun menyerahkan tas yang tadi tergantung di dinding kamar kakek, terlihat kakek mengeluakan beberapa lembar kemasan obat dari dalam tasnya, kakek memberikan semau yang di kelaurkan tadi kepada Viki. Viki terlihat heran dan bingung mengenai obat tersebut.
“ini apa kek!?”
“itu obat andalan kakek cu, kamu minum sesaat sebelum kamu mau berhubungan intim, di jamin kamu gak bakal kepayahan lagi”
“hah!? Apa ini sejenis obat kuat kek?”
“iyah semacam itu”
“aman gak kek?”
“kakek yang udah tua aja gak kenapa napa, tenang aja”
“hmmm kayanya Viki belum perlu deh kek”
“kmau butuh itu kalo mau nikmatin kedua cucu kakek”
“ehh kedua!? Masa Dea juga sih kek”
“gak usah pura pura cu, kemari kakek lihat kamu nyoblos Dea di halaman belakang”
JGEEEEERRR, seperti tersambar petir Viki kaget kakek bisa tau apa yang dia lakukan sama Dea sebelumnya di halaman belakang.
“aaa....anu kek, kakek lihat aku sama Dea”
“iyah, gak sangka kamu yang payah ini bisa nyicipin cucu bungsu kakek”
“ampun kek ampuuuu, tolong jangan lapor mamah kek, kasihan Dea nanti kek”
“hahaha udah tenang aja, kakek gak bakal laporin kamu ke si Lynda”
“kakek gak marah?”
“enggak, ngapain marah lagian kelihatannya kemarin Dea juga menikmati permainan sama kamu, cuma kamu agak payah aja cu, Dea minta 3x kamu odah loyo duluan”
“duh kek jangan panggil payah terus dong, tapi... sykur deh kalo kakek gak marah”
“cuma kamu perlu catet satu hal aja cu”
“apa itu kek?”
“silahkan kamu sepuasnya nikmatin Hana sama Dea, tapi jangan sentuh memek mamah mertua mu, itu jatah kakek”
“ohh siappp kek”
setelah ngobrol panjang lebar sama kakek Viki pun pamit keluar, terlihat di depan sudah ada Hana yang baru pulang kerja. Malam hari sekiar jam 7 lewat, karena mamah dan Dea masih ada di ruang tv yang berada tepat di depan kamar Hana, Viki dan Hana pun memutuskan untuk menunggu dulu sebentar sampai mamah dan Dea masuk ke kamar masing masing.
POV HANA
Kami pun akhirnya memutuskan untuk jalan dulu keluar seperti yang biasa kami lakukan setipa malam minggu semasa pacaran dulu. Sampe jam setengah 10an aku dan A Viki pun kemabli pulang ke rumah, kondisi rumah sudah mulai sepi, mamah dan Dea sudah masuk ke kamar nya masing masing. Jujur saja aku sangat antusias untuk malam ini, aku ingin segera melihat ekspresi bahagia suamiku yang akan berhasil menjebol segel keperawanan ku. Dan sepertinya a Viki juga sangat antusias sekali malam ini.
Singkat cerita aku dan a Viki kini sudah berada diatas ranjang, berbeda dengan sebelumnya yang terkesan grasak grusuk, kali ini a viki terlihat lebih santai, sesekali dia mengecup bibir ku, sebari tanganya dengan lembut memeras payudara ku, bibir a viki terus bermain di wajahku, tidak hanya bibir, ku rasakan a viki juga mengecup leher ku, kecupan nya terus menelusuri leherku, kecupannya bahkan sampe ke belakang telinga, aku merasa sedikit merinding namun juga terasa nyaman. Di bawah sana kurasakan tangan a Viki meremas remas payudaraku ari luar baju.
Puas bermain di leher, a viki kembali mengecup bibirku, berbeda dengan sebelumnya, kecupannya kali ini cukup lama, perlahan kurasakan a viki menjulurkan lidahnya memaksa masuk kedalam mulutku, aku pun mulai membuka sedikit bibirku, lidah a viki langsung saja memaksa masuk menerobos bibirku, lidah kamu kini bertemu, ada sensasi aneh yang baru saja kurasakan saat lidah kamu beradu saling menjilat satu sama lain. Apa ini yang dimaksud berciuman, sepertinya a viki sudah belajar banyak. Di tambah remas remasan tangan a viki yang makin terasa kencang memberi sensai aneh pada tubuhku.
Sebari terus berciuman, tangan a Viki mulai membuka satu persatu kancing baju tidurku. Sesaui requestnya aku diminta tidak memakai bra di balik baju tidurku. Setelah semua kancing itu terlepas
tangan a Viki kembali meremas payudaraku, sentuhan langsung, remasan yang kasar, ciuman yang panas semua rangsangan itu berimbas ke vagina ku, dapat kurasakan sedikit geli dan basah disana.
A viki pun melepas ciumannya, kembali bibirnya menlusuri leherku, namun kali ini mengarah ke bawah, ke arah dada ku. “aaahhh, gelii A......sshhhh” kurasakan jari a Viki mulai memplintir puting payudaraku, sementara bibirnya bergelirya mengitari area payudaraku yang satunya lagi.
“oooouuuchhhh, aa payudara Hana di apain geliii aaaahhh”
kedua putingku kini sedang asik di nimati a viki, satu sisi sedang ia emut, dan yang lainya dia plintir plintir, sesekali kurasakan a viki seperti sengaja memencet putingku, sakit, namun malah terasa enak. Yang sedang ia hisap kini sedang dipermainkan lidah a viki, terasa lidahnya terus bergeras menjilat dan menekan putingku, sesekali dia juga menghisapnya kuat.
Tangan a viki yang sedari tadi memlintir puting ku kini mulai bergerak turun ke bawah. Menelusuri perut, sedikit bermain di pusarku dan akhirnya mulai menyelinap ke dalam celanaku. Sementara hisapan a viki kini berganti ke payudara yang satunya. Di bawah sana tangan A viki mulai menyentuh area vaginaku namun masih di atas celana dalam ku. Kurasakan jari telunjuknya mulai mengarah ke tengah tepat ke arah lubang vaginaku, “kamu sudah basah Dhe” ujar a viki. Aku tidak tau mesti menjawab apa. Aku saat ini sedang meresapi nikmatnya puting ku yang sedang dimainkan a viki. Dan lubang vaginaku yang terus di gesek a viki. Sekarang jari jemarinya sudah menyelinap kedalam celana dalam ku.
Kurasakan tangan a viki mengesek lubang kenikmatan ku. Ujung jarinya lalu berhenti di ujung atas lubang vaginaku. Aku tau di area itu ada lah letak klitoris wanitanya. Yang katanya tidak boleh tersentuh sembarang laki laki. Jari a viki terasa menekan nekan area itu.
“ooooochhh”
“knapa Dhe”
“aa sssshhhh eunggg....”
“enak ya di giniin?” sebari tangannya terus menggesek bijih klitorisku
“heem terus a... geliiih enaaaak”
sebari jari nya terus menggesek klitorisku, a viki kembali menghisap puting payudaraku. Berbeda dengan waktu di puncak dulu, saat ini sepertinya a viki benar benar ingin menikmati tubuh istrinya ini. Walau teras geli disana sini, namun sensasi nya berbeda, ini enak... aku pasrah di apain aja a.
“nikmatin tubuh aku a, nikmatin sepuas yang kamu mau, tubuh ini milik muu ooouuucchhh.. ooochh ooochhh” gesekan jari a viki di vagina ku terasa makin cepat dan makin menekan.
“lepasin yang jangan di tahan tahan ya, kalo mau pipis kelaurin aja”
“iyahh aa, terussss lebih kenceng lagi ooochhh, Hana kayanya pengen pipis... teruuushh sayaaaang ooooouucchhhh”
SSSSRRRRRRR, nggghh perasaan gelinya terus memuncak seiring makin cepatnya gesekan jari a viki dan kencangnya hisapan mulutnya di puting ku membuatku tak kuas amenahan rasa pipis yang tiba tiba datang dibarengi rasa nimat yang..... Sepertinya aku pernah merasakan ini, ini seperti yang udah dilakuin kang terapis di rumah Nur waktu itu. Ternyata a viki juga bisa melakukannya, membuatku merasakn lagi kenikmatan itu.
SRRTTT. Tiba tiba a viki menarik turun celana dan cd ku hingga terlepas. Kini terlihat lah apem tebal miliku dengan toping bulu bulu halus kemaluanku. Jika sebelaumnya aku sangat malu saat a viki meliaht kemaluan ku. Kali ini aku benar benar ingin memberikan yang terbaik untuknya. Aku ingin dia melihat dengan jelas apa yang ingin dia lihat. A viki tiba tiba saja berjongkok di samping ranjang. Wajahnya langsung mengarah ke vaginaku. Dekat sekali.
“aa kalo di lihatin sedekat itu aku euuungghhh ooch ooch oochhh aa ngapiiin geliii ooocch”
tiba tiba saja a viki menggesekan lidahnya ke bibir vagina ku, lidah itu bergerak dari bawah ke ujung atas mengikuti lubang kemaluanku.
“ooouuuchh aa apem Hana di apaain geliiih, jangan di jilat gituuu uuuhhh.... jorok aa”
mendengar kata kataku, bukanya berhenti, a viki malah makin menjadi. Lidahnya mulai terasa mencoba masuk ke vagina ku. Jilatanya makin lama teras makin dalam. Klitorisku tanpa ampun di sentil sentil lidahnya, di hisap dan di emut. Rasanya enak, terasa nikmat disetiap gesekannya namun aku sangat malu. Bagian terkotor di tubuhku di jilati suamiku sendiri, dan aku malah mekimatinya.
Sebari menjilati vaginaku, terasa tangan a viki kmeblai meraih payudara ku. Puting ku dua duanya lagi lagi menjadi bahan mainannya.
“aa hana pengen pipis lagii awaaaaa shhhhh hana gak tahaaaaaaa....nnnnnn”
“kelaurin sayangg”
“ooooouuuuhhhhh aa aku kelaur lagiiiiii ooch ooooch ooochhh”
kujambak kepala a viki, ku tekan dan ku benamkan ke dalam selangkangan ku. SSRRR kembali cairan menyembur dari lubang pipisku. Yang kali ini mengarah semua ke wajah a viki.
“maaf a hana gak sengaja, ini terlalu enak, hana gak tahan”
“gpp sayang... yang penting kamu puas dulu aja, sekarang giliran aa ya”
“pelan pelan a, sakiitt”
“beluum, ini mau baru buka celana”
a viki pun melepas seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. Dan aku kembali melihat batang kejantanannya. A viki terlihat mulai melebarkan kaki ku. Dia mulai ambil posisi. Perahan kepala kontolnya dia gesek gesek di bibir luar vaginaku. kepala Batang a viki mulai membelah garis lurus vagina ku. Terasa sekali mengganjal di area sana.
“siap Dhe!? Ini mungkin aga sakit, tapi itu cuam sebentar”
“aku pasrah aja aa”
SLEEEPB. Dengan mudah batang a viki yang besar itu masuk ke dalam vaginaku.
“ehhh??”
“oouuuchh gede bangeett.. eehhh kenapa?”
“ko gini sih?”
“apanya? Kamu berhasil Dhe, akhirnya” ujarku riang
a viki tidak menjawab apa apa, tiba tiba saja dia menghentakan selangkangan nya kuat kuat, menyodok dalam vaginaku. “ouuuuuccchhhh aa pelan pelan ini baru pertama” TING, tiba tiba saja pikiran ku mengatakan aku pernah merasakan sensasi ini. Mana mungkin aku baru kali ini melakukanya. Namun sensasi rasa nikmat ini teras tidak asiiing. Ini seperti alat punya....
a viki terus menggenjot tubuhku. Sensasi besar dan keres ini, membuatku makin ke enakan.
Kontol a viki begitu besar menggesek dinding vaginaku. Ujung batang pensinya terasa hampir menyentuh rahim ku.
POV VIKI
Ini harusnya bakal agak perih dan susah kaya kemarin si Dea, mudah mudahan bisa. Ayo titid bantu aku jebolin Hana. “akmu masukin ya sayang, tahan ini mungkin agak perih bentar, euuuuuggh” CPLOOOOSS “ehh!?” ko gak ada mentok mentoknya!? Fikir ku heran, ku lihat kebawah sana, kontolku masuk sepenuhnya ke memek Hana. Kenapa gak berasa ya!?
“euuungghh penuh banget aa... ah tapi aa berhasil akhirnya, puas puasin a, nikmatin tubuh Hana sepuasnya”
Hana memang terlihat sedikit meringis, namun sama sekali berbeda dengan Dea dulu, apa Hana benar benar masih perawan!?
“aa ko malah bengong!? Kenapa? Gak mau di gerakin ini!? Udah masuk loh”
“ehh iyah sayang, maaf tadi agak kaget, aa mulai ya”
biar ku pikirkan itu lain waktu, yang lebih penting akhirnya kontolku sudah masuk ke sangkar nya yang sah, malam ini aku harus puas puasin nikmatin tubuh istriku ini. Pertama mulai ku genjot Hana secara perlahan. Kurasakan memek Hana begitu mencengkram kontolku. Ku lihat ekspresi Hana masih terlihat seperti meringis, namun dapat ku dengar sayup sayup desahan kenikmatannya, tidak seperti Dea yang nakal yang tanpa ragu mendesah karena ke enakan, Hana terlihat masih ragu ragu dan malu malu untuk mendesah. Melihat hal itu, membuat ku makin bernafsu menggenjot istriku ini, ku percepat gerakan pinggulku, aku ingin membuat Hana sampe bisa mendesah lepas.
Desahan demi desahan makin jelas terdengar. Ku lihat kedua tangan hana mencengkram sprei. Sebari terus menggenjot hana, ku dekatkan wajahku dengan wajahnya, kembali ku ajak dia berciuman, ku kecup dan ku lumat bibir manisnya.
“aaahhh aahh aa enak aaaah, apemnya Hana di apaain aa enak banget aaah”
“mesti nya aa yang biang gitu Dhe, apem kamu enak banget, cengkram banget aaarggh, kontol aa kayanya kehisep sama apem kamu”
“eeh aa ngomongnya jorok sih, kata bunda itu namanya mamas a... aahh aaahh”
“mamas mah kecil, punya bocah, yang lagi obok obok apem kamu mah sekarang kata dea namanya kontol”
“haaah? Ko Dea!?”
“hah!? Eh anu... udah gak usah di pikirn Dhe, aaarggh enak banget memek kamu Dhe”
“uuuuuuuchhh, aa jorok banget sih, aaahhhh sssshhhh, sodok terus memek Hana aa”
beberapa menit terus ku genjot Hana dalam posisi itu, rasanya begitu nikmat. Terus menggenjot Hana tanpa henti membuat ku sudah bercucuran keringat. Ku diamkan sejekan kontolku di memek Hana sekedar untuk menarik nafas.
“ko berhenti aa?”
“bentar nafas dulu” ujar ku sebari tetap perlahan memajukan mudurkan pinggulku
“ahhh kerasa banget a, kontol aa itu gede penuh di memek aku aaaaccchhhh oouuuchhh”
“dasar siapa Dhe ngomongnya jorok sekarang”
“gegaran kamu aa”
bosan dengan posisi biasa, kucabut kontolku di memek Hana. Ku balikan tubuhnya, ku angkat kedua pinggulnya. Hana kini berada dalam posisi menungging ke arahku. Karena aku juga sudah sangat bernafsu. Ku dekatkan wajahku ke belakang pinggul Hana. Karena kemarin2 aku terus di paksa Dea menjilati memeknya dari arah belakang. Aku pun menjadi terbiasa, ku dekatkan mulut ku dengan memek hana. SRUUUPP SRUUUPP LICK LICK tanpa ragu ku jilati memek Hana dari belakang, dia lagi lagi tampak kaget, “aaahhh aa gelii aaaachh gelii a” ku hiraukan Hana yang meronta karena geli, aku yakin dibalik rasa geli itu sebetulnya dia pasti merasakan nikmat juga. Ku pegangi pinggul Hana agar tidak banyak bergerak. Puas menjilati memek isrtiku ini, aku kembali mengarahkan kontolku ke memeknya. Sama seperti sebelumnya kontolku begitu mudah masuk ke dalam memek hana.
Aku langsung beramain dalam tempo tinggi, ku genjot memek Hana sekuat yang ku bisa. Hana mulai tidak jaim lagi. Desahan demi desahan terus keluar dari mulutnya. “ooochhh cooohhhh ngghhhhh, enak aduuuh enakkk aa.... oooooochhhh memek Hana enaaaakkk oooochhhh terus”
beberapa menit ku genjot Hana dari belakang. Dia mulai merespon gerakan ku, dia mulai ikut menggerakan pinggulnya. “aaaarrgghhh enak nya... kamu ikut goyang Dhe, makiin enak aargghh”.
Beberapa saat setelahnya, Hana menghentakan pinggulnya ke arahku. “aaaa tunggu hana mau piiip....aaaaaccchhhh” SSSSRRRRR terasa cairan hangat menyembur dari memek Hana. Terasa sekali kontolku tersiram disana. Hana mencapai orgasme pertamanya.
Cukup lama aku mendoggy Hana. Aku kembali ke posisi awal. Jujur badanku sudah mulai lemas namun belum ada tanda tanda aku hendak orgasme. Kuperhatikan jam, sudah hampir setengah jam saat aku mulai menggenjot hana. Kontol ku mungkin terasa nikmat namun dan masih kuat tegak berdiri anggota tubuh ku yang lain merasa sebaliknya, paham ku sudah mulai lemas, pingangku juga sudah terasa panas. Perasaan waktu sama Dea kemarin tidak sampe seperti ini. Hana sendiri kuhitung sudah keluar sebanyak 2x dan sepertinya dia akan keluar lagi sebentar lagi.
“oohh oohh oohhh aa hana mau pip...is lagg iiiihhhhh”
Hana memeluk ku erat, kedua tangan dan kakinya menahan gerakan ku, kurasakan memeknya kembali berkedut, terasa basah sekali. Sedangkan aku masih belum juga ada tanda tanda hendak keluar. Karena badan ku sudah sangat lemas aku pun langsung ambruk ke samping begitu Hana melepaskan pelukannya.
“aa udah ah, Hana udah lemes banget, pegel”
“iyah sama aa juga gak kuat lagi genjotnya, tapi dhe kontol aa masih berdiri belum keluar”
“hah hah hah, emang harus sampe keluar a?”
“lah iyah dong masa kamu aja”
“tapi Hana udah pegel banget a, gak kuat, lubang pipis Hana kerasa ngilu”
“duh gimana dong ini, masa aa nanggung gini”
terdengar deru nafas hana yang tersengal sengal, padahal sedari tadi dia cuma diem namun kelihatan seperti sudah berlari jauh seperti itu, setelah berbaring sesaat bukanya lemes kontolku justru makin terasa keras. Sekarang malah jadi terasa sakit dan hangat. Detak jantung ku terasa begitu kencang. Apa ini efek obat yang kakek kasih, fikirku heran.
“dhe!?”
“iyah a?”
“ko aa malah degdegan gini ya, cepet banget, kontol aa juga keras ngilu, keras banget”
“duuh, emang biasanya gak gitu!?”
“kalo sama dea sih gak gini”
“hah sama dea!? Maksudanya?”
“eh anu itu... aaaarrrggg!!”
“kenapa aa!?”
“ngilu, kerasa keras banget”
“duuuh gimana dong a?”
“kamu coba kocokin pake tangan kamu dhe”
“kocokin gimana!?”
“gini....”
ku tuntun tangan Hana untuk mengocok kontolku, untung Dea sudah mencontohkannya kemarin jadi aku tau, selain memek, masih ada hal lain yang bisa di lakuin seorang cewek diatas kasur. Namun untuk terasa enak mungkin memang butuh pengalaman, kocokan hana tidak sesuai ekspentasi, terasa kaku dan cenderung malah bikin tambah sakit. Ko malah gini sih, kalo saja bareng Dea, dia pasti udah naik ketas ku dan menggenjot kontolku dengan liar. Awalnya aku mau minta Hana melakukan itu, namun dia tampak kelelahan sekali, aku yakin dia gak mau melakukan itu.
“aa pegel, masih lama ya?”
“hah baru juga bentar dhe”
“iyah tapi Hana udah pegel, aa kocok sendiri aja”
“laah ko gitu”
“abis gimana lagi”
“rasanya jantung aa makin teresa berdebar dhe”
“eeh!? Duuuh, ya udah a, aa tunggu dulu disini ya”
“kamu mau kemana!?”
“Hana mau ke mamah dulu, aa tunggu disini aja”
“tapi dhe...”
Hana pun kelaur dari kamarnya, beberapa menit setelah itu aku kaget hana ternyata malah bawa bawa mamah Lynda kesini, mau ngapain coba!? Dhe... dhe...
POV Hana
karena sudah sangat kelelahan, aku pun akhirnya meminta mamah membantu a Viki. Kontol nya a viki gak mau lemes lagi, aku pernah denger kakek juga kadang sering kek gitu, dan biasanya mamah yang bantuin kakek. Aku berharap mamah juga bisa atasi punya a Viki juga.
“mbak...mbak... bamguuuun”
“eh iyah Dea, ada apah!?”
“itu suami muuu”
“ehh a viki!? A viki kemana Dea, kamu lihat?”
“ituuu ada di kamar mamah”
“ohh sykur deh, mudah mudahan berhasil”
“ko sykur sih!? Itu suami mu lagi genjot mamah tau”
“ooh itu mah tadi mbak minta tolong mamah?”
“tolong apa?”
“tolongin lemesin kontol a viki, gak bisa lemes Dea, katanya jantungnya malah berdebar, mbak takut kenapa napa”
“kontol!?”
“eeeh itu anu. Tytyd iyah titid”
“kamu udah gila ya ka!?”
“hah kenapa!? Kenapa kamu ngomongnya gitu?”
“itu kan harusnya tugas kamu mbak, kenapa malah minta tolong mamah”
“yaa abis mbak bingung harus gimana”
malam malam aku malah beradu mulut dengan Dea, dan sepertinya ini mengganggu waktu istirahat kakek. “Hana!?? Dea!?” tiba tidak terdengar suara kakek memanggil kami. Aku dan dea bergegas mengahampiri kakek.
“kek maafin Hana ya. Kakek pasti ke ganggu”
“gak papa cu, namanya juga pengantin baru”
“terus tadi kakek manggil Hana sama dea mau ngapain ya!?”
“oh ini cuk, burung kakek sakit, kamu bisa bantu Hana!? Dea?”
“ eh ituuu, hana coba bantu kek”
di pagi buta itu, aku bahu membahu bersama Dea membantu melemaskan kontolnya kakek, berbeda dengan a Viki, punya kakek terasa lebaih sesak. Dan untuk pertama kalinya aku akhirnya tau rasanya cowok keluar di dalem memek ku. Kakek terasa menyemburkan spremanya bekali kali ke dalam memek ku. Kondisi Dea juga begitu terlihat lemes.
Singkat cerita, bebrapa bulan semenjak kejadian pertama ku dengan a viki. Mamah selalu sekali dalam sehari meminjam a viki dan dibawa ke kamarnya. Aku pun sudah tau mengenai a viki yang ternyata sudah sangat sering berhubungan badan dengan Hana. Karena sudah tidak tahan, aku pun memaksa a viki untuk ambil perumahan. Aku ingin pindah dari rumah ini.
Tidak lama setelah itu, aku dan a viiki pun pindah rumah ke rumah yang baru kami milik.aku juga berhenti kerja dan ingin fokus untuk menjaga kandungan ku yang ternyata sudah berusia 1 bulan lebih. Tidak ku sangka tidak butuh wktu lama aku langsung di beri kepercayaan momongan. Tetangga tetangga disini tampak ramah dan baik. Karena skarang aku sudah tidak bekerja di rumah kini aku lebih nyaman pake daster mini di rumah. Setiap sore aku sering menghabiskan waktu bersama ibu ibu yang asik menjaga anak anak mereka yang sedang bermain.
“teh boleh minta tolong gak?”
“iyah!? Tolong apa teh?”
“itu celana dalamnya di lepas aja teh. Pahanya agak dilebarin, suami aku lagi ngintipin teteh disana”
“ehhhhh!? Duh ya udah teh aku ke dalem dulu ya. Mau buka celananya dulu”
“oke teeeh”
tamat
ariaprawira
Semprot Sejati
- Daftar
- 25 Nov 2020
- Post
- 10.802
- Like diterima
- 63.204
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
