Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG IYA ITU KAMPUNGKU.By.kontolegois

Status
Please reply by conversation.
Tinggal garap mamanya....kan gak puas sama bapaknya tuh
 
Lanjutan....

RAHASIA MEMBAWA NIKMAT

Pagi yang cerah diringi udara yang sejuk, menyelimuti ke setiap sanubari, untuk mengawali aktivitas di hari ini. Ada yang yang ke ladang, sawah dan juga pasar.

Bagi sebagian orang, hari minggu adalah waktunya untuk rehat sejenak, dari segala aktivitas hidup yang sangat melelahkan, tapi itu tidak berlaku di kampung ini.

Iya ini kampung ku, kampung yang selalu sama di setiap harinya, tak ada yang istimewa di kampung ini, yang ada hanya harapan dari setiap insyan yang terus tetap bekerja, untuk sekedar menyambung hidup.

Walaupun terkesan membosankan, tapi ini tantangan hidup, yang harus terus di jalani, dengan harapan hari esok akan lebih baik, dari hari ini.

Begitupun kehidupan di rumah gw, sudah mulai dari sehabis sholat subuh tadi, bapak gw yang sudah berangkat kembali ke kota, untuk menjalani rutinitas sebagai sopir.

Sedangkan ibu gw, sudah sibuk memasak makanan di dapur, sehabis pulang mencuci pakean tadi di sungai, yang di bantu adik gw friska, yang jagain bastian agar tidak mengganggunya.

Teteh gw udah berangkat sekolah dari tadi, karena sekolahnya tidak libur hari minggu, tapi liburnya hari jum'at, begitulah sekolah berbasis agama di kampung gw.

Begitupun gw saat ini, sedang membelah kayu bakar, menggunakan kampak. Walau pun tadi gw baru selesai mengambil air di sungai, untuk mengisi bak mandi berukuran kecil, untuk keperluan sehari-hari keluarga.

Emang hari ini, gw ada janji dengan Anton, dia menyuruh kerumahnya, katanya ada hal penting, entah apa gw juga belum tahu. Tapi sebagai anak, walau gw ada acara, tapi kewajiban membantu orang tua harus di utamakan.

Setelah semua kayu bakar terbelah menjadi lebih kecil, gw pun menyusun nya di saung yang berada, di samping rumah, yang di bawahnya di gunakan sebagai kandang ayam.

*

Jam sudah menujukan jam 09:00 wib, setelah mandi dan makan, gw pun berpamitan ke ibu, untuk main kerumah nya Anton, yang tak lain rumahnya pak kades.

"Bu aa pamit, mau kerumahnya Anton dulu" gw pun menghampiri ibu gw yang sedang menyusui bastian di kamar.

"Mau ngapain ke sana de, hati-hati kamu jangan nakal ya, inget kita ini orang gak punya, tar ada yang barang yang rusak, mau ganti pake apa" ibu pun menceramahi gw.

" Aa, disuruh main sama Anton, aa gak bakalan nakal ko, kalau gitu aa berangkat sekarang ya, asalamuallaikum" Gw pun mencium tangan nya.

Posisi menyusui ibu gw, tidur menyamping, jadi ibu gw harus mencopot dulu, punting susunya yang sedang di kenyot adik gw, hati gw sedikit berdebar, karena di depan gw, terpampang payudara berisi susu, yang sangat indah.

"Waalikumsallam, jangan sampai malam ya" ibu pun menyusui kembali adik gw.

"Iya bu, daaahh ade " Sambil mencubit pipi adik gw ( lebih ke modus sih, hehehe)

Gw pun pergi menggunakan sepeda kesayangan, biar lebih cepat sampai ke sana, tidak sampai 10 menit, gw pun tiba di sana.

Terlihat pak kades, sedang bersiap-siap mau berangkat, mengunakan motor nya, gw pun menyapanya dengan sopan " Asalamuallaikum pak, mau berangkat yah? ". Lalu gw cium tangannya.

"Oh nak Rey, iya bapak mau ada acara sama pak sekdes, kamu mau ketemu Anton yah?".

"Iya pak, Anton nya ada? "

"Ada tuh di kamarnya, palingan masih tudur"

"oh makasih pak, aku masuk dulu kalau gitu"

"Ya silahkan, kaya gak biasa aja" lalu pak kades berlalu dari hadapan gw.

Karena gw udah hapal seisi rumah ini, jadi gw langsung menuju kamarnya Anton. Gw pun mengetuk pintu kamarnya, karena tidak ada jawaban, gw langsung membuka pintu karena tidak terkunci.

Di dalam kamar, tidak gw dapati Anton disana, gw pun bingung kemana si Anton perginya, "apa lagi mandi ya" gw pun ngomong sendiri.

Gw pun keluar, dan mencari ke belakang, siapa tau dia lagi di kamar mandi, sekalian gw mau minta air minum, karena haus. Setelah melewati kamar mandi, terdengar suara percikan air di dalam, mungkin Anton lagi mandi di sana.

"Ton, lu di dalam ya? " gw pun memanggilnya.

" Iya, gw lagi mandi Mot, lu santai aja dulu di kamar " Anton pun menjawab gw, dari dalam.

" Gw minta minum ya Ton, haus banget nih!"

"Ambil aja Mot"

" Ok, jangan coli lu Ton "

"Siaallll...anti gw" Anton pun sedikit kesal

Gw pun pergi kedapur, disana ada ibunya Anton, yang sedang menggoreng ikan, dapur Anton cukup modern, perlengkapan masaknya pun sudah bagus, disini sudah tidak lagi menggunakan tungku dan kayu bakar seperti di rumah gw, mereka sudah menggunakan kompor minyak tanah, sebagai penggantinya.

Mamah nya Anton bernama Rosi Rosmala, menurut gw, dia wanita yang sangat cantik, dengan tinggi 165cm, rambut yang hitam dan lurus, dengan payudara 35d, di tompang dengan kulit yang kuning langsat. Jadi pantaslah kalau dia menjadi primadona di kampung gw, mungkin hal itu juga, yang menjadi hati pak kades kepincut,untuk meminangnya.

Gw yang dari tadi memperhatikan nya, jadi larut dalam khayalan kecantikan dan ke molekan tubuh nya. Mini daster yang iya gunakan, menambah ke sexyan pada tubuhnya. Khayalan gw terhenti, saat bu rosi menegur gw.

"Eh nak Rey, kapan datang? "

" Ba..baaruusann bu" gw pun tergagap menjawabnya.

"Oh, mau ketemu Anton ya? " dengan senyuman yang membuat jantung gw berdebar.

" Iya bu, tapi Anton di kamarnya tidak ada, makanya aku kesini"

"Oh kayanya, dia lagi di kamar mandi, ibu juga kurang tau sih, soalnya dari tadi ibu di dapur" sambil mematikan kompor nya.

"Iya bu, mungkin lagi mandi, oh ya bu, boleh minta airnya gak, haus banget"

"Tuh ambil aja" sambil menunjuk ke teko, yang ada di atas meja.

Lantas gw mengambil gelas yang ada di rak piring, dan menuangkan air kedalam nya, saat gw meminum air, bu rosi mendekati gw, dengan piring berisi ikan goreng di tangannya.

"Rey, ibu mau ngomong sesuatu, sama kamu" sambil meletakan piring di atas meja.

" mau ngomong apa bu?" bau keringet nya, tercium, karena posisi kami begitu dekat.

" Maafkan ibu ya na, masalah yang kemarin" sambil memegang tangan gw.

"masalah apa ya bu, aku gak ngerti" gw pura2 gak ngerti.

"Masalah dengan bi Tarsih" terlihat wajah bersalah dari nya.

" Oh masalah itu, aku tidak mempermasalahkan nya bu, malahan aku yang harus berterima kasih" kubalas menggenggam tangannya.

"Makasih kalau gitu nak Rey"

Gw pun menatap matanya yang sudah mulai sembab, seperti menahan tangis. Gw pun melepaskan tanganya dan melangkahkan kaki gw untuk kekamar.

Baru beberapa langkah kaki gw berjalan, gw di panggil bu Rosi. "Rey, tolong rahasiakan masalah itu ya" gw pun menghentikan langkah, dan berbalik kepadanya.

"Itu bisa diatur bu, oh ya, ada salam, dari Angga, hehe " gw pun tersenyum sinis.

"Maksud kamu, Ibu gak kenal dengan Angga, dia siapa? " mukanya langsung memucat.

" Jangan pura2 bodoh bu, aku tau semuanya, jadi jangan pura-pura gitu "Dia pun langsung terduduk lesu di kursi meja makan, dan tidak bisa berkilah lagi.

"Aku bisa saja, ngasih tau anak dan suami ibu, tentang masalah ini, ibu bisa bayangkan kalau mereka tau, ibu kades yang terhormat ternyata, tukang selingkuh, hehe" gw pun mendekati nya, dan membisikan sesuatu ketelinganya.

"Ini balasan, terhadap orang yang menjebak ku, bu"

"Rey, ibu mohon jangan kasih tau mereka, ibu bisa ngasih apa saja, asalkan jangan katakan ke mereka" diapun langsung bersimpu di kaki gw, dan menangis penuh harap.

" Aku gak yakin bisa menyimpan lebih lama lagi, tentang masalah ini bu, tapi..! "

"Tapi apa nak Rey? "

" Tapi kalau ibu bisa mengabulkan semua keinginan ku, aku jamin ini pasti tidak akan bocor kesiapa pun"

" iya nak Rey, apa pun keinginan yang nak Rey minta, pasti ibu berikan"

"Benarkah bu?"

"iya katakan saja, apa yang kamu inginkan"

" Aku tau bu, kenapa ibu bisa melakukan hal seperti itu, ibu masih muda, cantik dan sexy, jadi wajar lah sebagai wanita yang masih butuh belayan kasih sayang dari seorang pria, karena aku tau bagai mana pak kades itu bu, yang aku mau, ibu bisa melakukannya juga kepada ku, seperti halnya ke Anton dan Angga" bu Rosi pun langsung terperanjat dan kaget, tak percaya dengan apa yang gw katakan tadi.

" Tidak nak Rey, ibu tidak bisa melakukan nya dengan kamu, apa tidak ada cara lain lagi nak Rey" wajah nya langsung sedih.

"Hanya itu yang aku inginkan bu, ya itu juga kalau ibu mau, kalau gak juga gak masalah, tapi ibu tanggung resikonya" gw pun sengaja meninggalkan nya, karena gw yakin, dia gak punya pilihan.

"Nak Rey, tunggu" bu rosi memanggil gw yang akan meninggalkan nya.

"Ada apa bu?" dengan senyum licik gw pun membalikan badan gw.

" Kalau hanya itu pilihannya, ibu bersedia melakukannya " sambil menundukan wajah nya.

"Nah gitu dong, sudah jangan sedih, aku yakin bisa bikin ibu puas dan bahagia" gw pun mengangkat dagunya ke atas, biar menatap gw.

Gw pun merapihkan rambut yang menghalangi wajah cantiknya, lalu mengecup keningnya, gw menarik tubuhnya ke pelukan gw, kini kedua tubuh kami sudah tidak ada jarak lagi. Tubuh nya yang montok, serta payudara yang besar, berasa menganjal di dada gw.

Aroma tubuhnya yang sedang berkeringat, bercampur wangi parfum yang iya pakai, menambah cita rasa yang khas, yang membangkitkan gairah dan nafsu.

Walau nafsu sudah menguasai pikiran, gw tidak boleh gegabah dengan semua ini, karena posisi dapur terlalu dekat dengan kamar mandi, gw pun mengajak bu rosi ke kamar nya, biar Anton tidak mempregoki kami, pas selesai mandi.

Dengan sedikit tarikan, gw tuntun bu Rosi kekamar pribadinya. Tak ada perlawanan yang berarti dari nya, dia mengikuti masuk kekamarnya, setelah kami berada di dalam, gw pun mengunci pintunya biar lebih aman.

Terlihat sikap kakunya, yang sekarang dia sedang duduk di tempat tidur, gw pun meng hampiri nya, lantas mengajaknya berdiri, setelah posisi kami sejajar, gw pun langsung mengecup bibirnya yang selalu merah, walau tanpa lipstik.

Awalnya dia sedikit ragu, untuk membalas kecupan bibir gw, tapi itu tidak berlangsung lama, setelah gw mencoba meremas dengan lembut payudaranya.

Lambat laun dia pun membalas kecupan bibir gw, mungkin dia sudah mulai horny, dengan remasan pada payudaranya, semakin gencar gw lakukan.

Kecupan kami mulai panas, kini dia sudah tidak pasif lagi, malahan dia yang mulai duluan memasukan lidahnya ke mulut gw, lidah kami pun saling membelit saking bernafsu nya.

Sekitar 5 menitan, akhirnya gw hentikan kecupan kami, dan gw pun ngasih kode lewat tatapan, untuk membuka baju daster yang iya kenakan. Dengan sebuah anggukan kepala, tanda dirinya menyetujui, gw pun mengangkat nya melewati kepala.

Kini tubuh indah sempurna bu Rosi, terpampang jelas di hadapan gw, tinggalah Bh hitam dan cd berwarna senada, yang menutupi tubuh indahnya itu.

Itu pun tidak berlangsung lama, karena gw telah membuka kaitan bh hitam di punggungnya tersebut, kini payudara besar dan putih mulus itu, yang di hiasi urat-urat biru, di permukaan nya,dengan punting sediki kecoklatan, seakan menantang untuk segera gw jamah.

Tidak menunggu di suruh, gw pun langsung mencaplok kedua punting nya, dengan sangat bernafsu, terdengar lenguhan kenikmatan keluar dari bibirnya "akkkhhhh...Reeeeeyy...teeeruuuus" tangan nya menekan kepala gw, agar lebih mantap menyedotnya.

Tangan gw pun ikut meremas-remas kedua payudaranya dengan kencang, setelah puas mengerjain payudaranya, gw pun mendorong tubuhnya agar berbaring diatas ranjang. dengan kedua kaki nya masih berada di lantai.

Gw pun menarik pingiran karet celana dalam nya, melewati bongkahan pantat semoknya, dia pun membantu mengangkat sedikit pantatnya, agar lebih mudah melolosi Cd nya.

Kini di hadapan gw, terpampang jelas seonggok daging tebal, yang bersih dari bulu-bulu, kayanya dia rajin mencukur dan merawatnya. Karena waktu tidak memungkinkan untuk berlama-lama.

Gw pun langsung ingin segera mencicipi, memek indah nya itu, kakinya segera gw angkat dan gw lebarkan, sekarang terlihat memek yang masih bagus, bentuknya tidak bergelambir, didalam nya nampak berwarna merah muda, yang sudah mulai basah oleh cairan cintanya.

Gw dekatkan hidung ke memeknya, tercium aroma khas vagina, yang memabukan syahwat kelelakian gw. Aroma yang tidak begitu menyengat, menandakan dia sangat rajin mengurus memek nya.

Tidak sabar lidah gw pun ingin segera merasakan memek indahnya itu, gw pun langsung menjilati memek nya, dengan cara menyapukan lidah gw ke atas dan ke bawah, rasanya di lidah sungguh nikmat sekali, susah untuk di definisikan dengan apa pun.

Suara erangan semakin santer terdengar dari bibir bu Rosi, yang menandakan, dia mulai menikmati, apa yang gw lakukan.
"Ssssttttt...akkkhhhh...akkkkhhhh...teeeruusss...akkhhhh..iyaaaa....di..siituuuu".
Gw pun semakin gencar melakukanya, lidah gw pun terus membombardir itil/klentit nya itu, dengan cara mencucuk bibir dan lidah gw di bagian itilnya.

Tiba-tiba memek nya terasa bergetar, di barengi dengan jambakan tanganya pada rambut gw, kepala gw di tekan agar lebih dalam lagi, tak lama kemudian memeknya mengeluarkan cairan seperti kencing, tapi yang keluar bukan air seni, tetapi lebih mirip air, dan baunya nya tidak pesing, mungkin ini yang di namakan sqiurting.

Dia sqiurting sampai muncrat kemuka gw, setelah orgasme dasyatnya mengendur, perlahan tekanan pada kepala gw mulai melemah, dan gw langsung menyedot sisa cairan orgasmenya dengan rakusnya. Napas nya masih terengah-engah, mungkin dia masih menikmati orgasme nya tadi.

Gw pun segera melucuti semua pakai yang gw kenakan. Gw lihat Bu Rosi masih belum menyadarinya, karena dia masih dalam kondisi menutup kedua matanya, mungkin kecapaian pasca orgasme dasyatnya tadi.

Saat dia membuka matanya, dia pun sangat kaget, karena posisi gw, sudah mengangkangi tubuhnya, dengan titit gw berada tepat di depan wajahnya.

"Ya ampuuuunn, beeessaaarrr bangeeett Rey, titit kamu" matanya menatap takjub, titit gw.

"Hemz, gimana bu, enak kan permainan aku?"

"Iyaaa nak Rey, aku baru pertama kalinya, bisa kaya tadi"

"ini baru pake mulut, apalagi pake titit aku" sambil gw oleskan titit gw di pipi nya.

"Apa bisa masuk, titit sebesar ini ke memek ibu Rey?" tangannya pun menggenggam titit gw.

"Ya kalau gak di coba, bagaimana bisa tau bu, hehe, kocokin bu jangan di diemin aja"

Tangan nya lantas mengocok titit gw dengan lembut, kulitnya yang halus, memberikan efek sangat nikmat di titit gw, saat tangan nya mengocok titit gw.

"Bu coba emut titit aku, pasti lebih nikmat deh" gw pun menyodorkan, ke arah bibir nya.

"Mana muat nak, punya kamu gede banget" sambil membuka mulutnya lebar-lebar.

"Iya gitu bu, sambil di isep dong, awas jangan sampai kena gigi ya"

Dia pun mulai berusaha mengemut titit gw, walau dengan susah payah, akirnya setengah dari titit gw bisa masuk ke mulutnya, gw pun memaju mundurkan titit gw, telihat matanya mulai berair, kayanya dia sangat tersiksa dengan titit gw.

"Klooookkk....klokkkkk....kloooookkkk...klokkk...klookkk...klokkkk...klokkk" gw pun semakin gencar memperkosa mulut nya, kadang dia, sampai mau muntah, saat titit gw terlalu dalam menekannya, air liur nya sampai menetes keluar, melewati sela bibir nya yang tersumpal titit gw.

Setelah puas, gw pun mencabut titit gw, dengan napas yang tersenggal-senggal, dia mencoba mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Gw pun bergeser turun ke bawah, dan memposisikan tubuh gw, diantara kedua kakinya.

Gw angkat kakinya ke bahu gw, lalu gw arahkan titit gw ke lubang memek nya, yang sangat basah, sebelum melakukan fenetrasi, gw oles-oleskan titit gw ke memeknya, agar lebih gampang saat masuknya.

Setelah dirasa pas, gw dorong pelan-pelan titit gw, walau sudah basah, titit gw masih kesulitan memasuki memeknya yang masih sempit itu, dengan percobaan yang tidak henti-henti, akhirnya titit gw bisa masuk, walau hanya seperempatnya saja.

"Aduuuhhh...saaakiiittt...nak, diamkan dulu, memek ibu perih,hik..hik" dengan sedikit terisak, tanganya mencoba menahan perut gw.

Setelah memeknya mulai beradaptasi dengan ukuran titit gw, gw pun mulai menarik dan memasukan nya, pelan-pelan, gw pun memberikan sedikit rangsangan pada payudaranya, dengan menjilati dan meremas nya.

Mulai terdengar rintihan ke nikmatan dari mulutnya, yang menandakan dia mulai nyaman dengan titit gw, dengan sekuat tenaga, gw pun menekan lebih dalam, agar titit gw bisa masuk semua ke memeknya.
Terdengar jeritan yang lumayan kencang, kedua tangannya meremas sepray tempat tidurnya.

"Aaaawwww....uugghhhhhh..sakiiitttt..hik..hik" dia pun menjerit kesakitan, karena titit gw berhasil masuk seutuhnya, ke lubang memek sempitnya.

Gw pun jadi berfikir, seberapa kecil kontol yang sudah masuk ke memeknya, apa emang titit gw yang kegedean. Gw pun tidak mau ambil pusing, lalu gw pun mengecup bibirnya, supaya lebih rileks.

"Rey, sumpah memek ibu sampe linu dan perih, punya kamu gede banget" dia pun mulai protes.

"Entar juga enak ko bu, awalnya aja sakit, kesananya pasti nagih "
Gw pun terus merangsang nya,dengan meremas dan mengisap kedua payudaranya.

Terasa jepitan memeknya sudah tidak terlalu menjepit titit gw, dan gw pun mulai mengerakannya dengan perlahan, setelah cukup lancar, gw pun menambah pompaan titit gw lebih cepat. Memek bu Rosi lumayan enak, tapi tak seenak teteh gw.

Gw pun semakin gencar memacu birahi, keringat dan rintihan menjadi penyemangat dalam persenggamaan di kamar ini, memek bu Rosi mulai berkedut, dan terasa titit gw bagai kesiram cairan kenikmatan dari dalam memeknya.

Bu Rosi mendapat kan orgasme keduanya, dari pertempuran kali ini, rasanya titit gw bagai di peras dari dalam, yang rasanya bikin ngilu dan nikmat. Gw pun mendiamkan sejenak, memberi waktu bagi nya, untuk menikmati sisa-sisa orgasmenya.

Karena titit gw juga mulai tidak tahan, menahan jutaan sperma di buah jakar gw, gw pun memompa kembali, demi mendapat puncak kenikmatan yang gw kejar.

"plokkkk....plokkk...plokkk...plokkk...plokk.."
Benturan dua kelamin berlainan jenis pun mulai terdengar menggema, ke sekeliling kamar ini.

"Plokkk..plokkk..plookkkk...ploookkkk..croottt....croooottt...crooottt....criiiittt...criiittttt"
Akhirnya gw tidak bisa menahan lagi laju sperma gw, dengan hentakan yang dalam pada memek nya, akhirnya sperma gw menyembur didalam memek nya, di susul orgasme ketiga yang di dapat nya.

Dalam posisi masih menindih tubuh nya, gw pun merasakan kepuasan yang tiada taranya. Gw pun mengecup kening nya, dan tidur disamping nya, yang masih kelelahan.

Gw pun melirik ke arah memek nya, terlihat lelehan sperma keluar dari dalam, mungkin memeknya tidak bisa menampung sperma gw yang terlalu banyak.

Setelah istirahat beberapa saat, gw pun memakai kembali seluruh pakaian gw, dan membangunkan bu Rosi yang sepertinya tertidur.

"Bu bagun, aku keluar dulu ya"

"Rey...makasih ya, ibu puas sekali, kayanya ibu ketagihan deh"

"sama-sama bu, memek ibu memang mantap, muah"

Gw pun pun keluar kamar dengan sembunyi-sembunyi. Sengaja gw tidak langsung kekamar nya Anton, tapi kedepan rumahnya terlebih dulu, agar dia tidak curiga.

Setelah gw berada diluar, gw pun masuk kembali, dan memanggil si Anton agak kenceng. Gw pun menuju kamar nya Anton, dan mengetuk pintunya.

"Tokk...tokk...tokk..Ton, lu di dalam" gw heran ko pintu kamarnya sepertinya di kunci dari dalam.

"knockkkk...knockkkk...Ton...Ton, lu lagi ngapain di dalam?"

Selang beberapa saat, pintu pun terbuka, dan alangkah kaget nya gw, karena yang membukakan pintu, bukan si Anton, melainkan teh Tarsih, yang bikin gw lebih curiga, teh Tarsih hanya memakai kain kemben yang sudah lecek.

"Teh, Anton nya mana?" saambil gw melihat mukanya, yang penuh keringat.

"Ada didalam jang" dia pun mempersilahkan gw masuk.

Apa yang gw lihat sungguh mengejutkan, bagai mana tidak, si Anton sedang berbaring telanjang bulat di dalam, gw pun menarik tangan teh Tarsih kedalam.

Bersambung....


Sorry agak telat, lagi ada di tugas luar

Moga suka.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd