Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG IT Support
- Thread starter Yourmomknowsaboutme
- Start date
- Status
cumi08
Tukang Semprot
Entah kenapa jadi inget kerjaan dulu. Jadi IT Tech Support juga, pas periksa PC user ga sengaja nemu foto2 pribadi doi yg lumayan "panas". Padahal klo di kantor doi termasuk yg rada alim gitu deh hehehe, mau ngopy takut ketahuan
Suryadicar
Semprot Kecil
- Daftar
- 12 Apr 2018
- Post
- 87
- Like diterima
- 64
Keren, bahasa yg netral dan mudah dipahami
oechoep
Guru Semprot
start downloading
mantap om, ditunggu updatenya heheheBaru nyoba-nyoba bikin cerita nih hehehe campuran pengalaman pribadi sama bumbu imajinasi. Semoga bisa jadi cerita yang menarik ya. Mohon bantuannya
INDEX
Part 1 : TERTIDUR DIMANAPUN, BERMIMPI KAPANPUN
Part 2 : PLUG IN BABY
Part 3 : THE MARCH OF THE BLACK QUEEN
Part 4 : ENJOY IN YOUR MIND
Part 5 : THREAT OF JOY
Rothschild_Jr
Adik Semprot
- Daftar
- 19 Apr 2019
- Post
- 137
- Like diterima
- 17
Ayo suhu di up malam ini 
- Daftar
- 10 Oct 2018
- Post
- 743
- Like diterima
- 198
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
otong_cupu
Suka Semprot
- Daftar
- 10 Jun 2012
- Post
- 24
- Like diterima
- 20
Wah ini pengalaman seru.
Jadi inget semasa jadi IT support selama 5 tahun cuma bisa berimajinasi tanpa bisa tersalurkan.
Hahaha
Mantap ini menanti kelanjutan kisah nya. Saya penasaran dengan cewe yg pertama ketemu di lift waktu interview.
Sepertinya binal juga
Jadi inget semasa jadi IT support selama 5 tahun cuma bisa berimajinasi tanpa bisa tersalurkan.
Hahaha
Mantap ini menanti kelanjutan kisah nya. Saya penasaran dengan cewe yg pertama ketemu di lift waktu interview.
Sepertinya binal juga
Yourmomknowsaboutme
Semprot Baru
- Daftar
- 14 May 2018
- Post
- 26
- Like diterima
- 46
Part 6 : IN MY PLACE
Hal yang paling menyenangkan dalam 1 minggu adalah adalah datangnya weekend. Dua hari yang sangat didambakan hamper semua orang. Di hari Sabtu yang cerah, hari dimana kita bisa memanjakan diri kita di atas kasur sedikit lebih lama dari biasanya. Hari dimana kita bisa berkumpul dan berkegiatan bersama keluarga atau melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama pacar seharian penuh. Tapi tidak untuk kami yang bekerja dengan sistem shifting dengan 4 hari kerja 2 hari libur dimana hari libur untuk kami tidak teratur. Bahkan bisa aja kami masuk di hari libur nasional. Yah, namanya juga stasiun tv berita. Kalo libur, siapa yang bakalan nayangin acara di tv?
Seperti sekarang gue yang harus masuk padahal hari ini adalah hari Sabtu. Sendiri tanpa partner. Nilai plusnya, gue bisa bebas ngelakuin apa aja di ruangan dan jarang ada kerjaan karena lebih banyak karyawan yang libur daripada yang masuk. Paling yang masuk ya mereka yang kerjanya terlibat dengan siaran. Lagipula hari Sabtu juga lebih banyak acara tapping daripada live. Mereka juga pasti lebih santai. Gue berencana buat main game online di PC gue tanpa rasa takut ketauan.
Hari ini gue masuk jam 6 dan jam masih menunjuk pukul 05.43 pas gue nyampe di kantor. Pas gue masuk lobby buat absen sidik jari, gue pas-pasan sama cewek yang gue takutin buat ketemu.
Cecil.
Gue mutusin buat nolak. Gue mending pulang. Tapi gue harus pamit demi menjaga sopan santun. Jadi gue datang ke kamar dia dan ngetok pintunya.
“Masuk aja, Ndre.” Kata Mbak Nia dari dalam.
Gue buka pintu dan nemuin Mbak Nia di kasurnya dengan memegang laptop. Lampu utamanya dimatiin dan tersisa lampu tidur kuning yang nyala di kedua sisi tempat tidurnya sehingga membuat keadaan sedikit lebih redup. Mbak Nia masih pake piyamanya dan rambutnya sudah dikuncir menujukkan betapa mulus kulit lehernya.
“Misi, mbak. Saya mau pamit dulu.” kata gue yang masih berdiri di ambang pintu.
“Loh, kok malah mau pulang? Saya kan mau minta tolong install dulu.” kata Mbak Nia dengan alisnya yang ga singkron, alias naik sebelah.
“Anu, mbak. Emang mau install apa?” gue jadi serba salah.
Gue emang ngeliat dia megang laptop di kasurnya. Apa emang beneran dia mau minta tolong? Kalo gitu gue makin merasa bersalah udah mikir yang aneh-aneh sama dia. Tapi gue belom beranjak dari tempat gue.
“Ini, saya mau nonton di latop, tapi filmnya gabisa keputer. Katanya harus ada yang di install tapi saya gatau install apaan” jelas Mbak Nia.
“Jadi tolong nih kamu bantuin saya installnya. Sini masuk. Tutup pintunya.” lanjutnya.
Entah apa yang gue pikirkan, gue masuk dan nutup pintu kamarnya. Menghampiri Mbak Nia di kasur dan duduk di pinggir kasur.
“Coba Mbak saya boleh lihat laptopnya?” Tanya gue. Mbak Nia memberikan laptopnya tanpa jawaban.
“Ooh, ini laptop mbak ga ada aplikasi pemutar videonya. Jadi harus install.” Kata gue setelah nyoba buat muter video.
“Coba dong install. Saya gatau yang mana yang harus diinstall.” Kata Mbak Nia yang badannya makin merapat ke gue dari belakang bikin gue makin gafokus karena wangi badannya yang masuk ke hidung gue.
Gue mulai mendownload aplikasi video player. Pas lagi download, gue balik badan gue buat ngasih tau dia. Tapi yang terjadi adalah tangan gue dengan tidak sengaja(?) menyikut payudara Mbak Nia yang duduk di belakang gue bersila di kasur. Gue kaget dan langsung naro laptop ke meja sebelah kasur dan balik badan buat minta maf.
“Eh aduh mbak maaf mbak maaf saya ga sengaja” kata gue buru-buru. Sangkin paniknya, tangan gue reflek menyentuh payudara yang tadi gue sikut. Gue semakin kaget dan langsung narik tangan gue.
“EHHHHH MAAF MBAK ASTAGA SAYA REFLEK TADI AMPUN MBAK MAAF” kata gue memohon. Mbak Nia diem doang memegang dada yang tadi gue sikut dan gue pegang.
“Aduh sakit banget ini.” Kata Mbak Nia dengan muka meringis.
“Maaf mbak, sakit ya mbak. Saya bener-bener minta maaf mbak” kata gue lagi.
“Urutin dong biar ilang sakitnya” kata Mbak Nia. Gue diem ngedengernya.
“Eh? Apa Mbak?” Tanya gue memastikan kalo gue ga salah denger.
“Ya kamu urut dong ini yang kamu sikut. Sakit tau” kata Mbak Nia sedikit manja sedikit mengusap payudara kanannya.
“Tapi Mbak kan Mbak bisa urut sendiri. Kenapa harus saya?”
“Tanggung jawab dong kamu. Kamu yang nyikut ya kamu yang tanggung jawab. Atau saya kasih tau suami saya ya?” ancam Mbak Nia.
“Jangan jangan Mbak. Iya deh saya urut.” Jawab gue yang takut dia lapor suaminya yang belakangan gue sadar apa yang harus gue takutin? Emang suaminya bakalan marah karena gue nolak ngurut payudaranya?
Gue kembali memegang payudara Mbak Nia dengan sedikit mengelusnya. Ternyata Mbak Nia udah gapake apa-apa lagi di balik piyamanya. Gue yang gatau mesti ngapain Cuma mengusap payudara Mbak Nia dengan pelan.
“Sshhh… Urut dong. Kalo Cuma gitu mana ada rasanya” kata Mbak Nia sedikit mendesah.
Gue mulai meremas sedikit payudara Mbak Nia bekali-kali dengan gerakan mengurut dari bawah ke atas. Mbak Nia mendesah dengan pelan dan menutup matanya menikmati remasan tangan gue. Gue bisa ngerasain putting Mbak Nia yang makin mengeras seiring pijatan gue di payudaranya. Ngeliat muka Mbak Nia yang nikmatin remasan gue dan ngedenger desahan lembut Mbak Nia bikin gue jadi horny dan bikin penis gue jadi tegang semaksimal mungkin.
Mbak Nia megang ke dua tangan gue dan langsung menuntunnya ke kedua payudaranya. Gue ngeresponnya dengan mendorong pelan badan Mbak Nia untuk tiduran di kasur tanpa menghentikan remasan gue. Gue makin keras meremas payudaranya dan kali ini sedikit bermain dengan putingnya yang bikin desahan Mbak Nia makin keras.
Takut anaknya ngedenger suara desahan mamanya, gue langsung menutup bibir Mbak Nia dengan bibir gue. Gue melumat bibir Mbak Nia dengan panas yang dibalas olehnya. Lidah gue masuk ke mulut Mbak Nia, menjelejahi setiap isi dari mulutnya sampai lidah kami bertemu. Kaki gue membuka paha Mbak Nia dan tangan kanan gue dengan cepat langsung turun ke dalam celananya untuk mencari lubang kenikmatan Mbak Nia. Pas tangan gue masuk, gue bisa ngerasain rambut kemaluan Mbak Nia tanpa halangan yang artinya dia juga gamake CD. Sambil tetap mengusap rambut kemaluannya, gue melepas lumatan bibir kami.
“Wah Mbak kayaknya udah siap banget nih ya?” kata gue senyum.
“Hihi iya nih. Udah gatahan soalnya” Mbak Nia mengerling.
Tangan gue semakin turun buat dan mendapat vaginanya yang udah basah. Gue menjilat telinga dan leher Mbak Nia sedangkan tangan gue aktif memainkan vaginanya.
“Shh.. Jangan dicupang ya.. Ah.. Ntar ketauan..” kata Mbak Nia.
Gue ngejilat setiap inci leher Mbak Nia yang mulai berkeringat. Lalu naik lagi ke mukanya dan menjilati bibirnya. Vagina Mbak Nia semakin membasahi tangan gue. Gue berdiri dan membuka celana gue, sedangkan Mbak Nia juga membuka pakaiannya hingga telanjang bulat.
Gue ngeliat badan Mbak Nia dengan nafsu. Perutnya sedikit buncit setelah melahirkan 2 anak tapi ga mengurangi keseksiannya. Rambut kemaluannya pun sedikit lebat dan hampir menutupi seluruh vaginanya. Setelah menelanjangi diri masing-masing, gue langsung menuju selangkangan Mbak Nia. Mbak Nia melebarkan pahanya agar gue lebih leluasa bermain di sekitaran vaginanya.
“Ehm… Enak banget.. Jilatin terus, mas.. Kamu pinter banget” desah Mbak Nia.
Mbak Nia menjepit kepala gue dengan pahanya selagi lidah gue menjilati seluruh vaginanya, lidah gue bermain di klirotisnya dan membuat pinggang Mbak Nia bergerak dengan liar. Tangan gue sedikit bermain dengan rambut kemaluannya, menariknya dengan pelan. Gue melepas jepitan pahanya dan mulai mengarahkan penis gue ke vaginanya.
Tanpa halangan yang berarti penis gue masuk ke vaginanya. Sudah sedikit longgar, namun tetap nikmat. Gue menindih badan buat mencium Mbak Nia dan mulai menggerakkan pinggang gue. Mbak Nia merespon pompaan gue dengan juga menggerakkan pinggangnya.
“Hah.. Hah.. Hah.. Penis kamu mentok banget, mas…”
“Memek mbak… juga enak…. Bakalan nagih ini..” kata gue sedikit berbohong. Yah emang enak sih. Tapi ga seenak itu juga. Maklum mungkin Mbak Nia jarang olah raga pasca melahirkan. Tapi gue harus tetep memuji partner gue kan?
Gue mencabut penis gue, muka Mbak Nia sedikit kecewa. Gue langsung balik badan dia ke posisi nungging. Gue ngelus penis gue di depan vaginanya yang basah tanpa langsung memasukkannya.
“Mas…. Masukin cepet…”
Gue ga menghiraukan kata kata dia. Gue meraba pantatnya yang semok dan menamparnya pelan beberapa kali. Setelah penis gue basah oleh cairan vaginanya, gue menaikkan penis gue kearah lubang pantatnya. Gue langsung mendorong penis masuk. Sadar kalau akan di anal , Mbak Nia langsung menggerakkan pantatnya menghindar dari penis gue.
“Jangan di situ, mas! Aku belum pernah”
Lagi-lagi gue ga ngehirauin kata-kata dia. Gue tahan pantatnya dan mendorong masuk penis gue ke lubang pantatnya.
“Aaakkhhh!!! Saaaakkitttt… Pelaaannn….” Erang Mbak Nia.
“Aahh.. enak banget mbak.. lebih ngejepit..” kata gue.
Gue ngeremas dan milin putting payudara Mbak Nia supaya sedikit ngilangin rasa sakitnya. Setelah masuk semua, gue diemin beberapa saat sebelum gue mulai gerakin penis gue di dalam pantatnya.
“Saya goyang ya mbak?” Tanya gue.
“Pelan-pelan tapi. Masih sakit. Jahat banget sih…”
“Ntar enak kok mbak..”
Gue mulai gerakin pinggang gue. Makin lama makin cepet. Dan itu ngasih kenikmatan yang lebih di penis gue dibandingin pas gue mompa vaginanya. Mbak Nia awalnya mengaduh kesakitan lambat laun berubah menjadi desahan.
“Enak kan Mbak?” Tanya gue disela pompaan gue yang dijawab dengan anggukan kepalanya.
Gue makin semangat mompa pantatnya. Beberapa saat gue mompa pantatnya, Mbak Nia mendorong gue dan kembali telentang sambil membuka vaginanya dengan tangan.
“Masukkin sini lagi, mas. Masih gatel ini..” katanya.
Gue pun memasukan lagi penis gue ke vaginanya dan mulai menggerakan pinggang gue dengan cepat.
“Ah… Ahh…. Ssshh… Pelan-pelan....”
“Tapi.. memek mbak… enak banget.. kayak abg… mana bisa pelan…”
“Kamu lagi gini aja…. Sempet-sempetnya… gombal… Hhhh… Sshhh..”
Gue ngelepas ciuman gue dan mulai ngeposisiin tangan dia ke samping kepalanya kiri dan kanan. Yang ngebuat payudara dia makin menantang buat dijamah. Tangan gue langsung ngeremes payudaranya sambil memilin putingnya. Dia makin mendesah dengan keras.
Tok! Tok! Tok!
Suara pintu yang diketok, dan dilanjutkan dengan suara anak kecil berumur 10 tahun.
“Mah…?”
Mendengar suara anaknya, Mbak Nia reflek menahan badan gue.
“Mas, mas, sebentar itu anakku.” Bisik Mbak Nia.
Gue menangkap tangannya dan tetap menggoyangkan pinggang gue. Mbak Nia melotot ngeliat gue tapi gue tetep gapeduli. Tidak mendengar jawaban mamanya, anak Mbak Nia kembali mengetuk pintu.
“Maah? Mama udah tidur ya?”
Mbak Nia telihat menahan desahannya akibat goyangan gue. Mbak Nia gabisa bergerak karena tangannya gue tahan di samping kepalanya. Ngebayangin anaknya di luar selagi gue nidurin mamanya di dalam kamar bikin gue makin nafsu buat goyangin penis gue.
“Sedikit lagi, Mbak… Saya mau keluar..” bisik gue.
Gue langsung cabut penis gue dan ngarahin ke payudara Mbak Nia. Gue ngeluarin sperma gue cukup banyak di payudara dia.
“iihh.. Sembarangan banget buang di dada saya..”
“Gatahan sih mbak, kalo di dalem takutnya kenapa-kenapa” alasan gue. Padahal gue mau liat sperma gue di payudaranya yang gede itu pasti bikin dia keliatan makin seksi.
“Maaah?” ternyata anaknya masih di luar kamar.
Mbak Nia langsung turun dari kasur dan mengambil handuknya untuk meutup badannya tanpa mengelap sisa sperma gue. Mbak Nia membuka sedikit pintunya dan berbicara dengan anaknya hanya dengan menunjukkan kepalanya.
“Kenapa, nak?”
“Loh, mama abis mandi?”
“Engga, ini mau mandi lagi. Abis olah raga. Kenapa nak?”
“Tadi aku kayak denger mama teriak, aku pikir kenapa.”
“Mama kan lagi olah raga. Mama gapapa kok. Sana kamu tidur lagi”
Mbak Nia kembali menutup pintu kamar setelah anaknya pergi.
“Hampir aja ketauan. Nakal sih kamu, mas” kata Mbak Nia dengan manja. Gue masih berbaring di kasurnya dalam keadaan telanjang.
“Kan Mbak yang desahnya kenceng banget. Kok jadi saya yang disalahin?”
“Abisnya kamu bikin enak sih. Saya kan gatahan” Mbak Nia memasang muka cemberutnya.
“Haha iya dong. Saya emang jagonya bikin enak.” Kata gue terkekeh.
“Udah sana kamu pake baju. Nanti ketauan lagi. Aku mau mandi dulu.”
“Kalo gitu saya langsung pulang aja ya mbak. Besok kan Mbak kerja lagi”
Gue pun memakai baju gue dan keluar kamar. Sebelum keluar, kami sempat berciuman beberapa saat sebagai perpisahan.
“Kapan-kapan lagi ya, mas” ujar Mbak Nia.
“Mbak, tunggu mbak” kata gue.
Ngerasa tangannya gue pegang, dia langsung ngehempas tangan gue.
“Lo bener-bener gasopan ya! Pegang sembarangan aja!” bentak dia. Untung masih sepi.
“Sorry sorry. Saya ga ada maksud. Saya Cuma mau minta maaf buat waktu itu.. Saya gasengaja beneran.”
“Udah lupain! Gausah inget-inget lagi!”
“Tapi Mbak maafin saya kan?” Tanya gue.
“Enggak! Gabakalan gue maafin lo! Dah sana, gue mau masuk” kata dia berjalan.
Ngeliat dia yang jalan ninggalin gue, gue langsung lari ke depan ngehadang dia.
“Ih minggir!”
“Mbak, plis mbak maafin saya. Saya beneran gasengaja” kata gue.
“Minggir ga, atau gue teriak nih”
“Eh jangan dong. Tapi mbak ga ngelapor ke HRD kan?”
“Jelas gue udah lapor lah” kata dia berusaha ngelewatin gue tapi gabisa karena gue ngikutin gerakan dia.
“Yah mbak. Plis mbak. Saya belom lama kerja di sini. Saya bisa dipecat, mbak” kata gue memelas.
“Bodo amat. Emang gue perduli? Bukan urusan gue juga. Minggir kek lo. Gue mau kerja ini!”
“Mbak, mbak. Pliiis. Mbak boleh deh hukum saya. Saya bakal ngelakuin apa aja” mohon gue menawar keringanan.
Mendengar tawaran gue, dia diem berpikir sejenak. Beberapa saat dia ngomong lagi.
“Traktir gue makan sama belanja hari ini. Baru gue maafin” kata dia.
“Belanja? Belanja apa?” Tanya gue. Traktir makan masih oke lah. Kalo belanja? Bisa bisa tekor gue kalo dia belanja yang melebihi kapasitas dompet gue. Mana udah tanggal tua juga.
“Terserah gue mau belanja apa dong”
“Yah mbak, asal jangan yang mahal-mahal banget dong” melas gue.
“Loh kok malah nawar? Mau dimaafin apa engga?”
“Iya iya iya deh. Kapan kalo gitu?” gue pasrah aja. Selamat tinggal uangku…
“Lo selesai jam berapa hari ini?”
“Jam 6 sih.” Jawab gue.
“Kalo gitu nanti malem. Dah, jangan ngalangin jalan gue. Gue telat nih”
Akhirnya gue ngebiarin dia lewat. Bodo amat lah. Yang penting dia ga lapor ke HRD. Gue pun kembali masuk ke dalam buat ngabsen. Gue kaget ngeliat jam yang pukul 05.58 Anjrit! Gue belom absen! Gue langsung lari masuk ke lobby keburu telat absen. Telat absen sama bahayanya sama telat datang bulan. Selesai absen, gue naik ke atas menuju ruangan IT. Tapi gue disuguhkan pemandangan menarik. Gue ngeliat seorang OG dan satpam bepegangan tangan masuk ke pantry yang ada di depan ruangan IT.
Hmmm someone’s being naughty here
Bersambung..
Hal yang paling menyenangkan dalam 1 minggu adalah adalah datangnya weekend. Dua hari yang sangat didambakan hamper semua orang. Di hari Sabtu yang cerah, hari dimana kita bisa memanjakan diri kita di atas kasur sedikit lebih lama dari biasanya. Hari dimana kita bisa berkumpul dan berkegiatan bersama keluarga atau melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama pacar seharian penuh. Tapi tidak untuk kami yang bekerja dengan sistem shifting dengan 4 hari kerja 2 hari libur dimana hari libur untuk kami tidak teratur. Bahkan bisa aja kami masuk di hari libur nasional. Yah, namanya juga stasiun tv berita. Kalo libur, siapa yang bakalan nayangin acara di tv?
Seperti sekarang gue yang harus masuk padahal hari ini adalah hari Sabtu. Sendiri tanpa partner. Nilai plusnya, gue bisa bebas ngelakuin apa aja di ruangan dan jarang ada kerjaan karena lebih banyak karyawan yang libur daripada yang masuk. Paling yang masuk ya mereka yang kerjanya terlibat dengan siaran. Lagipula hari Sabtu juga lebih banyak acara tapping daripada live. Mereka juga pasti lebih santai. Gue berencana buat main game online di PC gue tanpa rasa takut ketauan.
Hari ini gue masuk jam 6 dan jam masih menunjuk pukul 05.43 pas gue nyampe di kantor. Pas gue masuk lobby buat absen sidik jari, gue pas-pasan sama cewek yang gue takutin buat ketemu.
Cecil.
-IT Support-
Gue bingung apa yang harus gue lakuin sekarang. Apa gue harus ke kamar Mbak Nia? Atau langsung cabut? Gue bukan anak bego. Gue tau arti tatapan dia. Gue tau kenapa dia ngajak gue ke kamarnya. Install? Install apaan sampe harus ke kamar segala. Jelas gue paham kalo dia mau ”flashdisk” gue masuk ke “port” dia. Sebagai lelaki normal, jelas gue mau. Yakali nolak. Setelah gue udah ngeliat dia yang hampir telanjang dan bikin penis gue tegang daritadi, ajakan dia udah kayak angina segar buat gue. Tapi, di satu sisi, ini rumah dia. Di sini ada anak-anak dia dan suami dia bisa kapan aja pulang. SUAMI! Kalo ketauan, bisa bisa dihajar mass ague. Masuk akun gossip di Instagram terus viral. Bakalan berabe hidup gue. Gue masih belom mau ngerasain dinginnya lantai penjara.
Gue mutusin buat nolak. Gue mending pulang. Tapi gue harus pamit demi menjaga sopan santun. Jadi gue datang ke kamar dia dan ngetok pintunya.
“Masuk aja, Ndre.” Kata Mbak Nia dari dalam.
Gue buka pintu dan nemuin Mbak Nia di kasurnya dengan memegang laptop. Lampu utamanya dimatiin dan tersisa lampu tidur kuning yang nyala di kedua sisi tempat tidurnya sehingga membuat keadaan sedikit lebih redup. Mbak Nia masih pake piyamanya dan rambutnya sudah dikuncir menujukkan betapa mulus kulit lehernya.
“Misi, mbak. Saya mau pamit dulu.” kata gue yang masih berdiri di ambang pintu.
“Loh, kok malah mau pulang? Saya kan mau minta tolong install dulu.” kata Mbak Nia dengan alisnya yang ga singkron, alias naik sebelah.
“Anu, mbak. Emang mau install apa?” gue jadi serba salah.
Gue emang ngeliat dia megang laptop di kasurnya. Apa emang beneran dia mau minta tolong? Kalo gitu gue makin merasa bersalah udah mikir yang aneh-aneh sama dia. Tapi gue belom beranjak dari tempat gue.
“Ini, saya mau nonton di latop, tapi filmnya gabisa keputer. Katanya harus ada yang di install tapi saya gatau install apaan” jelas Mbak Nia.
“Jadi tolong nih kamu bantuin saya installnya. Sini masuk. Tutup pintunya.” lanjutnya.
Entah apa yang gue pikirkan, gue masuk dan nutup pintu kamarnya. Menghampiri Mbak Nia di kasur dan duduk di pinggir kasur.
“Coba Mbak saya boleh lihat laptopnya?” Tanya gue. Mbak Nia memberikan laptopnya tanpa jawaban.
“Ooh, ini laptop mbak ga ada aplikasi pemutar videonya. Jadi harus install.” Kata gue setelah nyoba buat muter video.
“Coba dong install. Saya gatau yang mana yang harus diinstall.” Kata Mbak Nia yang badannya makin merapat ke gue dari belakang bikin gue makin gafokus karena wangi badannya yang masuk ke hidung gue.
Gue mulai mendownload aplikasi video player. Pas lagi download, gue balik badan gue buat ngasih tau dia. Tapi yang terjadi adalah tangan gue dengan tidak sengaja(?) menyikut payudara Mbak Nia yang duduk di belakang gue bersila di kasur. Gue kaget dan langsung naro laptop ke meja sebelah kasur dan balik badan buat minta maf.
“Eh aduh mbak maaf mbak maaf saya ga sengaja” kata gue buru-buru. Sangkin paniknya, tangan gue reflek menyentuh payudara yang tadi gue sikut. Gue semakin kaget dan langsung narik tangan gue.
“EHHHHH MAAF MBAK ASTAGA SAYA REFLEK TADI AMPUN MBAK MAAF” kata gue memohon. Mbak Nia diem doang memegang dada yang tadi gue sikut dan gue pegang.
“Aduh sakit banget ini.” Kata Mbak Nia dengan muka meringis.
“Maaf mbak, sakit ya mbak. Saya bener-bener minta maaf mbak” kata gue lagi.
“Urutin dong biar ilang sakitnya” kata Mbak Nia. Gue diem ngedengernya.
“Eh? Apa Mbak?” Tanya gue memastikan kalo gue ga salah denger.
“Ya kamu urut dong ini yang kamu sikut. Sakit tau” kata Mbak Nia sedikit manja sedikit mengusap payudara kanannya.
“Tapi Mbak kan Mbak bisa urut sendiri. Kenapa harus saya?”
“Tanggung jawab dong kamu. Kamu yang nyikut ya kamu yang tanggung jawab. Atau saya kasih tau suami saya ya?” ancam Mbak Nia.
“Jangan jangan Mbak. Iya deh saya urut.” Jawab gue yang takut dia lapor suaminya yang belakangan gue sadar apa yang harus gue takutin? Emang suaminya bakalan marah karena gue nolak ngurut payudaranya?
Gue kembali memegang payudara Mbak Nia dengan sedikit mengelusnya. Ternyata Mbak Nia udah gapake apa-apa lagi di balik piyamanya. Gue yang gatau mesti ngapain Cuma mengusap payudara Mbak Nia dengan pelan.
“Sshhh… Urut dong. Kalo Cuma gitu mana ada rasanya” kata Mbak Nia sedikit mendesah.
Gue mulai meremas sedikit payudara Mbak Nia bekali-kali dengan gerakan mengurut dari bawah ke atas. Mbak Nia mendesah dengan pelan dan menutup matanya menikmati remasan tangan gue. Gue bisa ngerasain putting Mbak Nia yang makin mengeras seiring pijatan gue di payudaranya. Ngeliat muka Mbak Nia yang nikmatin remasan gue dan ngedenger desahan lembut Mbak Nia bikin gue jadi horny dan bikin penis gue jadi tegang semaksimal mungkin.
Mbak Nia megang ke dua tangan gue dan langsung menuntunnya ke kedua payudaranya. Gue ngeresponnya dengan mendorong pelan badan Mbak Nia untuk tiduran di kasur tanpa menghentikan remasan gue. Gue makin keras meremas payudaranya dan kali ini sedikit bermain dengan putingnya yang bikin desahan Mbak Nia makin keras.
Takut anaknya ngedenger suara desahan mamanya, gue langsung menutup bibir Mbak Nia dengan bibir gue. Gue melumat bibir Mbak Nia dengan panas yang dibalas olehnya. Lidah gue masuk ke mulut Mbak Nia, menjelejahi setiap isi dari mulutnya sampai lidah kami bertemu. Kaki gue membuka paha Mbak Nia dan tangan kanan gue dengan cepat langsung turun ke dalam celananya untuk mencari lubang kenikmatan Mbak Nia. Pas tangan gue masuk, gue bisa ngerasain rambut kemaluan Mbak Nia tanpa halangan yang artinya dia juga gamake CD. Sambil tetap mengusap rambut kemaluannya, gue melepas lumatan bibir kami.
“Wah Mbak kayaknya udah siap banget nih ya?” kata gue senyum.
“Hihi iya nih. Udah gatahan soalnya” Mbak Nia mengerling.
Tangan gue semakin turun buat dan mendapat vaginanya yang udah basah. Gue menjilat telinga dan leher Mbak Nia sedangkan tangan gue aktif memainkan vaginanya.
“Shh.. Jangan dicupang ya.. Ah.. Ntar ketauan..” kata Mbak Nia.
Gue ngejilat setiap inci leher Mbak Nia yang mulai berkeringat. Lalu naik lagi ke mukanya dan menjilati bibirnya. Vagina Mbak Nia semakin membasahi tangan gue. Gue berdiri dan membuka celana gue, sedangkan Mbak Nia juga membuka pakaiannya hingga telanjang bulat.
Gue ngeliat badan Mbak Nia dengan nafsu. Perutnya sedikit buncit setelah melahirkan 2 anak tapi ga mengurangi keseksiannya. Rambut kemaluannya pun sedikit lebat dan hampir menutupi seluruh vaginanya. Setelah menelanjangi diri masing-masing, gue langsung menuju selangkangan Mbak Nia. Mbak Nia melebarkan pahanya agar gue lebih leluasa bermain di sekitaran vaginanya.
“Ehm… Enak banget.. Jilatin terus, mas.. Kamu pinter banget” desah Mbak Nia.
Mbak Nia menjepit kepala gue dengan pahanya selagi lidah gue menjilati seluruh vaginanya, lidah gue bermain di klirotisnya dan membuat pinggang Mbak Nia bergerak dengan liar. Tangan gue sedikit bermain dengan rambut kemaluannya, menariknya dengan pelan. Gue melepas jepitan pahanya dan mulai mengarahkan penis gue ke vaginanya.
Tanpa halangan yang berarti penis gue masuk ke vaginanya. Sudah sedikit longgar, namun tetap nikmat. Gue menindih badan buat mencium Mbak Nia dan mulai menggerakkan pinggang gue. Mbak Nia merespon pompaan gue dengan juga menggerakkan pinggangnya.
“Hah.. Hah.. Hah.. Penis kamu mentok banget, mas…”
“Memek mbak… juga enak…. Bakalan nagih ini..” kata gue sedikit berbohong. Yah emang enak sih. Tapi ga seenak itu juga. Maklum mungkin Mbak Nia jarang olah raga pasca melahirkan. Tapi gue harus tetep memuji partner gue kan?
Gue mencabut penis gue, muka Mbak Nia sedikit kecewa. Gue langsung balik badan dia ke posisi nungging. Gue ngelus penis gue di depan vaginanya yang basah tanpa langsung memasukkannya.
“Mas…. Masukin cepet…”
Gue ga menghiraukan kata kata dia. Gue meraba pantatnya yang semok dan menamparnya pelan beberapa kali. Setelah penis gue basah oleh cairan vaginanya, gue menaikkan penis gue kearah lubang pantatnya. Gue langsung mendorong penis masuk. Sadar kalau akan di anal , Mbak Nia langsung menggerakkan pantatnya menghindar dari penis gue.
“Jangan di situ, mas! Aku belum pernah”
Lagi-lagi gue ga ngehirauin kata-kata dia. Gue tahan pantatnya dan mendorong masuk penis gue ke lubang pantatnya.
“Aaakkhhh!!! Saaaakkitttt… Pelaaannn….” Erang Mbak Nia.
“Aahh.. enak banget mbak.. lebih ngejepit..” kata gue.
Gue ngeremas dan milin putting payudara Mbak Nia supaya sedikit ngilangin rasa sakitnya. Setelah masuk semua, gue diemin beberapa saat sebelum gue mulai gerakin penis gue di dalam pantatnya.
“Saya goyang ya mbak?” Tanya gue.
“Pelan-pelan tapi. Masih sakit. Jahat banget sih…”
“Ntar enak kok mbak..”
Gue mulai gerakin pinggang gue. Makin lama makin cepet. Dan itu ngasih kenikmatan yang lebih di penis gue dibandingin pas gue mompa vaginanya. Mbak Nia awalnya mengaduh kesakitan lambat laun berubah menjadi desahan.
“Enak kan Mbak?” Tanya gue disela pompaan gue yang dijawab dengan anggukan kepalanya.
Gue makin semangat mompa pantatnya. Beberapa saat gue mompa pantatnya, Mbak Nia mendorong gue dan kembali telentang sambil membuka vaginanya dengan tangan.
“Masukkin sini lagi, mas. Masih gatel ini..” katanya.
Gue pun memasukan lagi penis gue ke vaginanya dan mulai menggerakan pinggang gue dengan cepat.
“Ah… Ahh…. Ssshh… Pelan-pelan....”
“Tapi.. memek mbak… enak banget.. kayak abg… mana bisa pelan…”
“Kamu lagi gini aja…. Sempet-sempetnya… gombal… Hhhh… Sshhh..”
Gue ngelepas ciuman gue dan mulai ngeposisiin tangan dia ke samping kepalanya kiri dan kanan. Yang ngebuat payudara dia makin menantang buat dijamah. Tangan gue langsung ngeremes payudaranya sambil memilin putingnya. Dia makin mendesah dengan keras.
Tok! Tok! Tok!
Suara pintu yang diketok, dan dilanjutkan dengan suara anak kecil berumur 10 tahun.
“Mah…?”
Mendengar suara anaknya, Mbak Nia reflek menahan badan gue.
“Mas, mas, sebentar itu anakku.” Bisik Mbak Nia.
Gue menangkap tangannya dan tetap menggoyangkan pinggang gue. Mbak Nia melotot ngeliat gue tapi gue tetep gapeduli. Tidak mendengar jawaban mamanya, anak Mbak Nia kembali mengetuk pintu.
“Maah? Mama udah tidur ya?”
Mbak Nia telihat menahan desahannya akibat goyangan gue. Mbak Nia gabisa bergerak karena tangannya gue tahan di samping kepalanya. Ngebayangin anaknya di luar selagi gue nidurin mamanya di dalam kamar bikin gue makin nafsu buat goyangin penis gue.
“Sedikit lagi, Mbak… Saya mau keluar..” bisik gue.
Gue langsung cabut penis gue dan ngarahin ke payudara Mbak Nia. Gue ngeluarin sperma gue cukup banyak di payudara dia.
“iihh.. Sembarangan banget buang di dada saya..”
“Gatahan sih mbak, kalo di dalem takutnya kenapa-kenapa” alasan gue. Padahal gue mau liat sperma gue di payudaranya yang gede itu pasti bikin dia keliatan makin seksi.
“Maaah?” ternyata anaknya masih di luar kamar.
Mbak Nia langsung turun dari kasur dan mengambil handuknya untuk meutup badannya tanpa mengelap sisa sperma gue. Mbak Nia membuka sedikit pintunya dan berbicara dengan anaknya hanya dengan menunjukkan kepalanya.
“Kenapa, nak?”
“Loh, mama abis mandi?”
“Engga, ini mau mandi lagi. Abis olah raga. Kenapa nak?”
“Tadi aku kayak denger mama teriak, aku pikir kenapa.”
“Mama kan lagi olah raga. Mama gapapa kok. Sana kamu tidur lagi”
Mbak Nia kembali menutup pintu kamar setelah anaknya pergi.
“Hampir aja ketauan. Nakal sih kamu, mas” kata Mbak Nia dengan manja. Gue masih berbaring di kasurnya dalam keadaan telanjang.
“Kan Mbak yang desahnya kenceng banget. Kok jadi saya yang disalahin?”
“Abisnya kamu bikin enak sih. Saya kan gatahan” Mbak Nia memasang muka cemberutnya.
“Haha iya dong. Saya emang jagonya bikin enak.” Kata gue terkekeh.
“Udah sana kamu pake baju. Nanti ketauan lagi. Aku mau mandi dulu.”
“Kalo gitu saya langsung pulang aja ya mbak. Besok kan Mbak kerja lagi”
Gue pun memakai baju gue dan keluar kamar. Sebelum keluar, kami sempat berciuman beberapa saat sebagai perpisahan.
“Kapan-kapan lagi ya, mas” ujar Mbak Nia.
-IT Support-
Akhirnya gue bisa juga ketemu sama cewek yang waktu itu gasengaja gue cium di Control Room. Dia yang ngeliat gue langsung pergi gitu aja setelah dia ngabsen. Ngeliat dia yang pergi gue ngejar dia dan nahan tangan dia.
“Mbak, tunggu mbak” kata gue.
Ngerasa tangannya gue pegang, dia langsung ngehempas tangan gue.
“Lo bener-bener gasopan ya! Pegang sembarangan aja!” bentak dia. Untung masih sepi.
“Sorry sorry. Saya ga ada maksud. Saya Cuma mau minta maaf buat waktu itu.. Saya gasengaja beneran.”
“Udah lupain! Gausah inget-inget lagi!”
“Tapi Mbak maafin saya kan?” Tanya gue.
“Enggak! Gabakalan gue maafin lo! Dah sana, gue mau masuk” kata dia berjalan.
Ngeliat dia yang jalan ninggalin gue, gue langsung lari ke depan ngehadang dia.
“Ih minggir!”
“Mbak, plis mbak maafin saya. Saya beneran gasengaja” kata gue.
“Minggir ga, atau gue teriak nih”
“Eh jangan dong. Tapi mbak ga ngelapor ke HRD kan?”
“Jelas gue udah lapor lah” kata dia berusaha ngelewatin gue tapi gabisa karena gue ngikutin gerakan dia.
“Yah mbak. Plis mbak. Saya belom lama kerja di sini. Saya bisa dipecat, mbak” kata gue memelas.
“Bodo amat. Emang gue perduli? Bukan urusan gue juga. Minggir kek lo. Gue mau kerja ini!”
“Mbak, mbak. Pliiis. Mbak boleh deh hukum saya. Saya bakal ngelakuin apa aja” mohon gue menawar keringanan.
Mendengar tawaran gue, dia diem berpikir sejenak. Beberapa saat dia ngomong lagi.
“Traktir gue makan sama belanja hari ini. Baru gue maafin” kata dia.
“Belanja? Belanja apa?” Tanya gue. Traktir makan masih oke lah. Kalo belanja? Bisa bisa tekor gue kalo dia belanja yang melebihi kapasitas dompet gue. Mana udah tanggal tua juga.
“Terserah gue mau belanja apa dong”
“Yah mbak, asal jangan yang mahal-mahal banget dong” melas gue.
“Loh kok malah nawar? Mau dimaafin apa engga?”
“Iya iya iya deh. Kapan kalo gitu?” gue pasrah aja. Selamat tinggal uangku…
“Lo selesai jam berapa hari ini?”
“Jam 6 sih.” Jawab gue.
“Kalo gitu nanti malem. Dah, jangan ngalangin jalan gue. Gue telat nih”
Akhirnya gue ngebiarin dia lewat. Bodo amat lah. Yang penting dia ga lapor ke HRD. Gue pun kembali masuk ke dalam buat ngabsen. Gue kaget ngeliat jam yang pukul 05.58 Anjrit! Gue belom absen! Gue langsung lari masuk ke lobby keburu telat absen. Telat absen sama bahayanya sama telat datang bulan. Selesai absen, gue naik ke atas menuju ruangan IT. Tapi gue disuguhkan pemandangan menarik. Gue ngeliat seorang OG dan satpam bepegangan tangan masuk ke pantry yang ada di depan ruangan IT.
Hmmm someone’s being naughty here
Bersambung..
Yourmomknowsaboutme
Semprot Baru
- Daftar
- 14 May 2018
- Post
- 26
- Like diterima
- 46
Seneng dapet banyak apresiasi dari cerita yang sederhana ini 
terima kasih buat apresiasi dan sarannya. kebaca semua kok. Maaf kalo ada saran yang ga direalisasikan suhu 
jangan berhenti ngasih saran agar cerita ini semakin menarik. Mohon bantuannya 
Ketika masih sibuk tapi berusaha buat update. Jadi cuma segitu hasilnya. Maaf kalo kurang ya hehehe bakalan ditingkatkan di part selanjutnya. Semoga terhibur
terima kasih buat apresiasi dan sarannya. kebaca semua kok. Maaf kalo ada saran yang ga direalisasikan suhu jangan berhenti ngasih saran agar cerita ini semakin menarik. Mohon bantuannya Ketika masih sibuk tapi berusaha buat update. Jadi cuma segitu hasilnya. Maaf kalo kurang ya hehehe bakalan ditingkatkan di part selanjutnya. Semoga terhibur
Terakhir diubah:
Skyemon
Calon Pertapa Semprot
Bikin kopi dulu baru baca.. Makasih updatenya 
Dooooony07
Guru Semprot
- Daftar
- 14 Nov 2017
- Post
- 647
- Like diterima
- 133
Mantap nih hu alurnya, josss
penthoel_11
Tukang Semprot
Komen dl baru baca ya om, makasih updatenya
kepitinq
Pendekar Semprot
Sialaaaaan .... mamake anjruuuuut .... kentaaaaaaaang rebuuuus hahahaha
- Status
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
