Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istriku Vina Seorang Biduan

Part 8


Dengan bermodal mobil sewaan aku dan Vina menuju Bandung. Sesampainya kami di hotel kami pun terlelap. Esok paginya kutinggalkan Vina di kamar hotel yang masih terlelap diranjang. Aku pacu mobil menuju sebuah cafe yang ditunjuk oleh client lama ku kang Asep. Aku datang lebih dulu tak lama kemudian kang Asep pun tiba. Kami pun bernostalgia tentang bisnis dan pertemanan kami sebelum pandemi covid. Kang Asep memang cukup dekat denganku sudah beberapakali juga bertemu dengan Vina. Bahkan saat pernikahan aku dengan Vina kang Asep menghadiahi kami bulan madu ke labuan bajo. Kang Asep ini mempunyai banyak unit bisnis, relasinya luas bahkan sampain manca negara, akupun belajar banyak dari kang Asep.

Hari ini kang Asep mau mepertemukanku dengan temannya seorang pengusaha dari Indonesia timur, yang ingin merenovasi rumah. Tak lama kemudian sang pengusaha itupun bergabung dengan kami. Pak John nama pengusaha itu,mempunyai perawakan yang tinggi, berkulit hitam, dan berwajah keras. Perut buncit pak John pun tak begitu menonjol terutupi dengan dadanya yang bidang dan lengannya yang besar. Pak John pun mengutarakan niatnya untuk membantunya mengisi furniture rumah barunya yang diperuntukan untuk istri simpanannya yang baru. Karena istri simpanan pak John dari Bali, maka ia spesifik untuk semua furniture harus punya nuansa Bali. Kebetulan furniture khas Bali merupakan expertiesku dan karenanya kang Asep merekomendasikanku untuk menangani proyek ini.

Akhirnya kami pun berpindah tempat menuju Dago Atas tempat rumah untuk istri simpanan pak John berada. Akupun sungguh takjub dengan exterior rumah itu yang bernuansa Bali. Bagiku ini bukan sebuah rumah tapi lebih mirip istana. Diistana pak John ini aku mulai mengukur dan memotret ruangan demi ruangan. Insting dan imajinasiku berjaalan cepat di kepalaku, gairahku sebagai pengusaha furniture pun membara setelah lama padam karena pandemi covid.

Sore itu dalam perjalanan pulang ke hotel imajinasiku tak henti - hentinya berapi-api. Sesampainya dikamar hotel kuceritakan semuanya kepada Vina. Vina pun terus menyemangatiku, aku tuangkan semua konsepku dalam kertas, gambar demi gambar terasa begitu cepat tergores di kertas - kertas kerjaku. Vina pun mengingatkanku sudah pukul 8 malam dan kita belum makan malam. Perut lapar kami pun menghantarkan aku dan Vina pada sebuah cafe didepan hotel kami, sehingga aku bisa bisa melanjutkan kerjaku sambil makan malam. Vina pun membiarkan aku asik dengan coretan - coretanku. Pukul 21.30 semua kerjaanku selesai segera aku foto aku kirim ke mantan pekerjaku untuk dibikinkan 3D imagenya.

Ketika kami hendak pulang ke hotel tak sengaja kami berpapasan dengan Anton teman lamaku di dunia malam kita masih bujang. Anton pun memaksa aku dan Vina untuk bergabung dengannya menuju sebuah bar. “Ayolah bro… lama kita tak jumpa… minum beer saja ….” Rayu Anton yang ngga bisa aku tolak, toh kulihat Vina tidak masalah dengan ajakan Anton.
Didalam bar aku dan Vina diperkenalkan dengan teman-teman Anton, Mark dan Hakiem. Mark seorang bule dari Canadan dan Hakiem seorang afro america.
Dibar itu aku dan Vina duduk ditengah, disampingku Anton dan di samping Vina Hakiem dan Mark. Aku dan Anton sibuk mengenang masa lalu kita sedangkan Vina mengobrol dengan Hakiem dan Mark. Aku tak terlalu focus dengan obrolan Vina, tapi Vina cukup cair mengobrol dengan bule-bule itu walau pun dengan bahasa inggris yang pas-pasan. sesekali Vina memintaku atau Anton untuk mentraslate kalimat obrolan - obrolan mereka.

Isi botol beerku pun belum habis setengah tapi kulihat Vina sudah mencoba beberapa sloki Jagermeister, tentunya atas seijin dariku. “You ask my husband…” ucap Vina sambil menarik lenganku.
“Can i?” tanya Mark kepadaku yang benar-benar tak kupahami. “Mark mau ngajak Vina joget…” Tanya VIna di sambil menempelkan mulutnya ke telingaku.
“Terserah kamu sayang…” jawabku yang disambut langkah Vina dan Mark menuju lantai dansa tak lama kemudian disusul Hakiem.

Tinggalah aku dan Anton yang masih bernostalgia sambil sesekali ngobrolin bisnis masing-masing. “Bro bini lo gila hot banget ya…pake pelet apa lo…” gurau Anton sambil memperhatikan Vina, Mark, dan Hakiem. Jujur aku amini pernyataan Anton, malam ini Vina mengenakan kaos crop top dan celana jeans yang tak mampu membungkus aura sexy tubuh Vina. Vina melingkarkan tangannya di leher Mark sedangkan Hakiem dibelakang Vina sambil memegang pinggul Vina. Saat musik berganti maka Vina pun berganti menghadap Hakiem dan Mark dibelakang Vina. Aku yakin penisku dan penis Anton memberontak di celana dalam kami masing-masing. Kini aku dan Anton seperti sudah tidak tertarik dengan obrolan kami, Aku dan Anton terpaku memandang liukan demi liukan Vina.

Sampai akirnya Vina kembali kemeja dan menarikku dan mengajakku kembali ke hotel. Kamipun berpamitan dengan Anton, Mark dan Hakiem. Sesampainya dikamar Vina langsung menubrukku ke kasur.
“Mas Vina pengen…” Akupun tahu maksud Vina lalu kucumbu bibir Vina dan menelanjangi pakaian kami. Perlahan mulutku pun mulai turun dari bibir ke leher Vina, lalu kepayudara Vina keperut Vina.
Ketika aku hendang mengoral Vagina Vina dicegah oleh Vina. “Mas langsung masukin aja” Ucap Vina sambil nungging memintaku menyodoknya dengan doggy style. Entah karena sudah terlalu
lama penisku tegang atau kelelahan, tak lama aku semburkan penisku ke rahim Vina.

“Enak mas anget…” ucap Vina.
“Maaf sayang ngga bisa bikin kamu klimak.” sesalku yang mengetahu Vina belum orgasme.
“Iya gapapa sayang…” jawab diplomatis Vina
“Kamu masih Horny sayang? gara-gara joget sama Hakiem -Mark?” Tanyaku yang dijawab dengan anggukan malu-malu oleh Vina.
“Mau aku telponin Anton buat ajak mereka kemari?” tanyaku yang dijawab dengan gelengan kepala Vina.
“Kalo kamu mau ngga papa sayang… mumpung kita diluar kota dan toh kita cuman sekali ini ketemu mereka…” bujukku
“Emang boleh mas….” tanya Vina yang menjadi lampu hijau petualangan Vina berikutnya.
“Selama kamu seneng mas juga seneng …. Tapi mas boleh nonton ya… Mas telponin Anton ya….”
“Emang mas yakin mau lihat istrinya dipakai ama orang lain…ngga cemburu….”
“Ya cemburu sih tapi Mas juga horny kalo liat Vina lagi di gituin sama orang lain…” terangku.
“Terserah mas aja dech…” jawaban Vina yang aku tahu sebenernya Vina juga inginkan.

Aku segera menghubungi Anton dan kuceritakan apa yang Aku dan Vina bicarakan. Seperti dugaanku Ajakkan ku pasti tak akan mungkin ditolak. Tapi aku mengajukan syarat untuk mereka memakai kondom dan juga pelumas, mengingat Mark dan Hakiem bukan orang Asia. Vina pun pamit bebersih ditoilet. Tak lama pintu kamarku di ketuk oleh mereka bertiga. Kamipun berbasa basi sambil menunggu Vina keluar. Tapi lama Vina ngga keluar dari toilet akupun ber inisiatif menghampiri Vina di Toilet.

“Vin kamu ngga papa kan?” tanyaku sambil mengetuk pintu toilet.
Vina pun membuka pintu toilet. “Vina deg-degan mas malu” jawab Vina
“Kan dah pernah kenapa mesti malu” tanyaku
“Kan belum pernah didepan mas langsung…” jawab Vina
“Kamu masih horny kan?” tanyaku yang dijawab dengan anggukan Vina.

Aku pun menuntun Vina yang hanya berbalut handuk keluar dari toilet. lalu ku hantarkan Vina di tengah - tengah kamar dengan di pandangi oleh mereka dengan buas. Lalu aku tunjuk Hakiem agar berdiri di depan Vina dan kutunjuk Mark agar di belakang Vina. Sedangkan aku dan Anton menonton di sofa di sudut ruangan. Hakiem berinisiatif menggengam kedua tangan Vina dan menaruhnya di bahu nya, karena tinggi Hakiem Vina tak bisa melingkarkan tangannya di leher Hakiem. Tangan Hakiem meremas - remas payudara Vina yang masih berbalut handuk, sambil membungkuk untuk bisa mencumbu bibir Vina. Mark dibelakang Vina meremas remas pantat Vina sambil terkadang tangannya masuk diantar handuk yang Vina kenakan. Aku dan Anton terus menelan ludah menyaksikan ini.

Aku meminta Hakiem dan Mark untuk menanggalkan pakaian mereka. mereka pun dengan sigap menuruti perintahku. Seperti dugaanku ukuran penis mereka seperti film-film porno, aku tak tahu Vina bisakah menghandle penis mereka. Vina melirik kearahku seakan meminta restu untuk memegang kedua penis itu, akupun hanya mengangguk. Lalu Vina berlutut didepan penis-penis itu dan mengocoknya pelan - pelan.
Sesekali kedua penis itu dimasukkan kedalam mulut Vina walaupun hanya ujung penis yang bisa masuk kedalam mulut Vina.

“Ayang udah becek? mau dimasukin sekarang?” tanyaku yang hanya dijawab juga dengan anggukan karena mulut Vina penuh terisi penis Mark. Aku pun menyuruh mark untuk naik ke kasur, Mark pun duduku diujung atas kasur. Vina pun menjatuhkan handuknya dan segera merayap keatas kasur, payudara Vina bergoyang seiring Vina merangkak diantara kaki mark, Hakiem pun disuguhi pemandangan bongkahan pantat Vina yang bergoyang naik turun. Lalu kuingatkan Vina untuk memakai kondom. Vina pun measangkan kondom ke penis Mark lalu mengangkangi kaki Mark.

“Mas mau liat Vina ngewe sama bule?” tanya Vina kepadaku yang ngga perlu aku jawab. Pelan-pelan Vina turun ke pangkuan Mark seiring penis mark yang mulai tengelam kedalam vagina Vina sedikit demi sedikit.
Pinggul Vina pelan-pelan naik turun di pangkuan Mark. Tangan Vina mulai menjabak rambut Mark serta menuntun kepala Mark ke payudaranya. Markpun melumat puting Vina sambil meremas-remas kedua bongkahan
payudara Vina. Vina pun mulai cepat menggoyangkan pinggulnya setelah mendapat rangsangan dari mark di kedua payudaranya.

“Mas horny liat Vina di ewe kayak gini? tanya Vina yang kujawab dengan anggukan.
“Buka baju sama celananya mas Vina mau liat dedek kecil mas udah ngaceng belum?” Akupun menuruti perintah Vina, seperti dugaan Vina penisku pun menegang. Akupun ngga protes saat si joniku dipanggil dedek kecil sama Vina, memang ukuranku terlihat jauh dengan ukuran kedua bule ini yang memiliki kualitas import. Lalu Vina menghentikan goyangan pinggulnya dan memutar tubuhnya memposisikan diri untuk di doggy oleh Mark.
“Sini bawa sini dedek kecilnya…” perintah Vina dan aku pun menghampiri Vina yang langsung melahap dedek kecilku.
Aku hanya berdiri mematung menahan kepala Vina yang terdorong maju oleh setiap hentakan Mark. Akupun menumpahkan maniku untuk keduakalinya malam ini kedalam mulut Vina. Vina menelan semua maniku dan
membersihkan sisa-sisaman yang ada di dedek kecilku yang melemas. Dengan posisi tetap dalam doggy Vina merayap kedadaku sembari menarik kepalaku. Aku dan Vina bercumbu ditengah sodokan demi sodokan dari Mark.
Air liur Vina yang bercampur maniku bergulung-gulung dilidah dan mulut kami.
“Enak sayang?” tanyaku
“Enak banget mas… Vina udah keluar dua kali…Ayang Vina pengen ngerasain yang gede itu” sambil menunjuk Hakiem yang sedari tadi mengelus-elus penisnya.

Akupun memberi ruang kepada Hakiem Untuk mendekat ke Vina. Vina pun meminta Mark untuk berhenti dan merayap menuju Hakiem di tepi kasur,dan membuka kakinya lebar. Hakiem pun memasang kondom di penisnya, naasnya ngga semua batang penis Hakiem tertutup oleh kondom. Mula-mula Hakiem menggesek-gesekan kepala penisnya di bibir Vagina Vina, perlahan- lahan kepala penis Hakim masuk di vagina Vina. Akupun berinisiatif
memberikan gel pelumas kepada Hakiem. Vina pun belingsatan saat perlahan - lahan batang penis Hakiem tenggelam dalam vaginanya. Mulut Vina terbuka lebar tak ada suara yang keluar dari mulutnya hanya deru nafas Vina yang semakin berat. Mark pun menyodorkan penisnya dimulut Vina. Tapi ntah keenakan atau kesakitan mulut vina pun hanya mengecup batang penis Mark sesekali.

Tangan Vina pun mendorong tubuh Hakiem untuk menjauh, Lalu Hakiem mengeluarkan penisnya dari dalam vagina Vina. Seiring Hakiem mencabut penisnya vagina Vina mengeluarkan cairan squirt yang cukup banyak.
Mata Vina pun memandangku sembari mengucapaka “Enak banget mas… makasih mas….”

Hakiem membalikan tubuh Vina hingga tengkurap dan kembali memasukan penisnya kedalam Vagina Vina. Kali ini penis Hakiem keluar masuk Vagina Vina dengan mudahnya. Hakim semakin mempercepat tempo hentakannya di pinggul Vina di barengi dengan rengekan Vina “Enak mas… mas suka… istrinya di ewe… kayak.. gini…” tak lama Hakiem pun rubuh di atas punggung Vina, sambil sesekali masih mengoyangkan pinggulnya dengan pelan. Vina pun tersenyum genit ke arahku dengan riasan eyelinenya yang luntur terkena airmatanya.

Saat Hakiem beranjak dari tubuh Vina Mark pun menggantikan posisi Hakiem. Dengan posisi tengkurap dan tubuh Vina bergoncang seiring hentakan -hentakan dari tubuh Mark, Vina pandangan mata Vina tak lepas dari ku seolah bilang ini istrimu lagi di pakai buat muasin bule-bule. Tak Lama kemudian Mark pun rubuh dipunggung Vina.

“Bang Anton juga mau… pakai Vina…”Tanya Vina kepada Anton yang segera mengangguk semangat sembari melucuti pakaiannya.
“Mas temen mas mau ngewe Vina boleh.” Tanya Vina yang kujawab dengan angukan lagi.
Anton pun membalikan tubuh Vina lalu memompa vagina Vina dengan penisnya, yang mungkin terasa longgar setelah pertempuran Vina dengan bule-bule itu.
“Mas… temen kamu… ewein Vina mas…” rengekan Vina selama Anton memompa vagina Vina.
Tak berlangsung lama Antonpun tumbang diantara payudara Vina. Seakan tak diberi nafas Vina pun mengusir mereka pergi. Mereka pun satu -persatu berpamitan sambil sesekali meremas payudara ataupun pantat Vina.

“Sini mas gantian dedek kecilmu yang Vina bikin muntah sperma…”
Akupun menghampiri Vina dan mulai memompa vagina Vina, benar vagina Vina ngga begitu mengigit seperti sebelumnya. Aku sih memakluminya. Tapi seolah Vina tau apa yang aku rasakan.
“Ngga begitu berasa ya mas…maaf ya… masukin ke lubang satunya aja mas …tapi pakai pelumas ya…” pinta Vina yang menagetkanku. Akutak pernah membayangkan Vina meminta anal sebelumnya.
Dan akupun memang belum pernah melakukan anal kepada siapapun. Tapi malam ini Kuturuti permintaan Vina. Rasanya sungguh luar biasa cengkraman anus Vina memijit-mijit batang kemaluanku. Tumpahlah air maniku untuk ketigakalinya kali ini di anus Vina.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd