Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Istri yang Tak Setia (rewrite)

Mantaapsss pada nungguin wkwkw
Sabar hu, next page ya.. Agak panjang ini updatenya hu
Makin kesini konfliknya makin banyak, top abis hu
Trims suhu..
Udah mirip pengarang komik,tapi inimah versi 18+ wkwkw
Wkwkwk cb bs gambar mungkin ane jadiin komik hu, ahahaha..
Wahh saya gatau kalo ada aturan hehe,okay hu
Setau ane sih gt hu, dilarang spam atau ngejunk, bs kena tegur momod
 
izin mampir, alur nya udah oke, tambahin bumbu bumbu penyedap ajah haha, devi nya ihh bikin greget, penasaran ama muka nya yah huhu, apa ane ajah disini yang kepengen devi jadi binal ya, hot banget rasanya beuhh , nikmat banget pas devi bilang enak hu mantaps,yaudah update lagiii huuuuu, sayaa tungguuuuuu
 
Sabar hu, next page ya.. Agak panjang ini updatenya hu

Trims suhu..

Wkwkwk cb bs gambar mungkin ane jadiin komik hu, ahahaha..

Setau ane sih gt hu, dilarang spam atau ngejunk, bs kena tegur momod
yaudah huuu next page yaa, ane jadi gasabar hu hahaha,,,yook kawan kasih semangat suhu nya
 
Selamat malam suhu-suhu semprot semua.. kembali lagi bersama cerita si cantik Devi yang terus berjalan..., tak terasa sudah 10 update sampai dengan page ini..
semoga tulisan corat-coret dari ane yang masih jauh dari kata sempurna dan suka imajenasi liar ini bisa memuaskan fantasi para pembaca setia dari thread cerbung "ISTRI YANG TAK SETIA" ini, perjalanan Devi kedepan masih panjang, jadi terus dukung dengan comment dan like atau pun cendol dari para pembaca setia semua, sebagai bentuk apresiasi terhadap karya ini..
:ampun::ampun::ampun:

Tak terasa tiga hari berlalu begitu cepat, hampir setiap pagi Devi dan Toni selalu memadu kasih, begitu pula di pagi ini. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.00 tapi mereka masih saling berpelukan seakan enggan saling melepaskan..

“aahh..mas…., masukin lebih dalam…”, pinta Devi sambil mendesah

“ohh.. sayang, mau d kencengin..haaah..ahhh…”, tanya Toni

“iya mas…ahhh teruuus kencengin goyangnya..”, kata Devi, sambil terus mendesah, kedua tangan Devi berusaha untuk menahan pantat Toni agar dapat menusuk lebih dalam, bahkan sesekali dia mencakarnya dengan gemas..

“masukin lebih dalammm.. mass..ooh ..aah…kencengin aja…ahhh ooowh, mas”, pinta Devi sambil terus mendesah

Sudah hampir 20 menit mereka saling memadu kasih dengan posisi man on top, Devi hanya pasrah ketika Toni dengan perkasa menindihnya, dibukakanya lebar-lebar kedua kakinya, sehingga suaminya dapat denga leluasa menikmati lubang peranakannya..

Entah mengapa semakin hari nafsunya semakin meninggi, kegiatan sex yang awalnya rutin mereka lakukan seminggu hanya 2 s/d 3 kali, sudah seminggu ini rutin 1 s/d 2 kali dalam sehari mereka lakukan, mungkin bagi Toni ini adalah hal yang cukup melelahkan, tetapi Devi selalu punya cara untuk menarik perhatian sang suami, seperti mengenakan pakaian minim, bahkan ketika bangun pagi, kont*l suami tercintanya itu pun tak luput dari permainan nakal tangan Devi.

“mas…ahhh, gigit putingku..awhhh…”, pinta Devi

Toni pun tampak senang melihat perubahan pada istri tecintanya itu, wanita anggun yang selalu tampak kalem ketika mengenakan hijabnya itu, ternyata memiliki sisi liar yang sangat menggoda, baru kali ini Toni mendengar Devi meminta hal-hal yang sedikit nakal dari sang istri, seperti meminta untuk menghisap mem*knya terlebih dahulu ketika forplay, atau memintanya untuk menghisap putting susunya sambil bercinta..

Sesuai permintaan sang istri, Toni pun dengan segera melahap susu Devi secara bergantian, bahkan kini Toni berusaha untuk membuat cupang disekitar dada Devi..

“aah.. mas kok d merahin…aah..”, rengek Devi

“kenapa sayang.. kan ga ada yang tau.. cuma aq aja kan yang tau..mmuuuaachhh”, balas Toni sambil kembali mencium kulit putih dan mulus yang berada di sekitar area puting susunya.

“maas…ahhhhhh…periih, ooowhh jangan kencang kencang ciumnya…aahhhh”, kata Devi sambil menggoyang-goyangkan tetek jumbonya agar Toni kesulitan membuat cupang di sekitar dadanya

Toni pun tak kehilangan akal.. dia mempercepat ritme goyangannya sambil terus menghisap putting Devi secara bergantian, mendapat serangan bertubi-tubi dari sang suami Devi pun hanya bisa pasrah, dengan gemasnya Devi menahan kepala sang suami dan dibenamkannya diantara dua tetek jumbonya, melihat sang istri mulai menggeliat dan mendesah kencang Toni pun semakin bersemangat menggoyang istrinya tersebut.. hingga akhirnya ia merasa bahwa spermanya akan keluar beberapa saat lagi..

“auuh mass… kencengiin…ouuh..teruss”, Devi semakin meracau tidak karuan, Toni kembali menggigit salah satu putting Devi dengan keras dibarengi dengan goyangan yang semakin kencang, tampak salah satu tetek Devi berguncang naik turun, sementara yang lain tertahan oleh gigitan Toni..

“aaahh..awww mas…aah sakiiit…aah”, teriak Devi… beberapa detik kemudian…

“aaahhh, aq keluar sayang…ooohhhh”, teriak Toni, dan tiba-tiba *crooottttttt*… Toni membenamkan kot*lnya dalam-dalam sambil terus menumpahkan sperma di dalam vagina Devi

“aah….haah..hah…sudah keluar mas…”, tanya Devi sambil terengah-engah..

“sudah sayang..hahh…bentar ya..rebahan dlu…”, kata Toni

Bersama dengan keluarnya sperma Toni di dalam mem*k istri tercintanya, Toni pun merebahkan tubuhnya diatas tubuh Devi, sementara penisnya masih tertanam di dalam mem*k Devi yang terus berdenyut, lama-lama penis keras itu pun mengecil juga dan terlepas dengan sendirinya dari lubang peranakan Devi dibarengi lelehan sperma berwana putih yang mengalir jatuh ke atas ranjang.

“mas, aq mandi dlu ya..”, pamit Devi sambil berusaha menggeser tubuh suami yang tertidur di atas tubuh sexynya

“uhhm. Iya sayang, bentar aq rebahan dulu”, jawab Toni sambil menggeser posisinya dan tidur terlentang

Devi pun segera beranjak dari ranjang, mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi... Sesampainya d kamar mandi Devi bersandar di atas WC duduk. Perlahan dia mulai membuka kedua kakinya, tampak lelehan sisa-sisa sperma Toni mulai merembes kembali membasahi lubang peranakannya…

“kenapa mas Toni pakai acara keluar dulu, padahal kan aq dah mau orgasme juga tadi..uwh…”, gerutunya dalam hati, tanpa sadar tangannya mulai memainkan mem*knya yang mulai basah karena lelehan sisa-sisa sperma dari Toni, di rabanya perlahan bagian atas mem*knya..

*uuushhhhh…ah..”, desahnya perlahan, perlahan-lahan gairahnya pun bangkit, dimainkannya dengan lembut klitorisnya…,

”aaahh…..ummmhh…”, semakin lama desahannya semakin intens hingga mem*knya pun banjir, sisa sperma yang bercampur aduk dengan cairan kenikmatannya menyebabkan adanya cairan lengket berbuih dan berwarna putih seperti lem dengan bau yang sangat khas…

“ooooh…”, tiba – tiba dia teringat penis besar atasannya yang sudah cukup lama tidak mengaduk lubang kenikmatannya, gairahnya pun semakin memuncak mengingat kembali sensasi ketika penis jumbo itu mengaduk-aduk bagian dalam vaginanya sampai menyentuh dinding rahimnya…

“ooohhh, shiitt!!”, gumamnya dala hati, sebagian dirinya merasa kesal karena terus mengingat penis jumbo pria biadab yang telah menjebaknya itu, akan tetapi sebagian dirinya tetap berusaha mengingat rasa nikmat yang terasa ketika penis jumbo itu memaksa masuk dan mendorong dinding di dalam vaginanya tanpa ampun.. nikmatnya sungguh membuatnya lupa akan jati dirinya…

Hingga tanpa terasa dua jari Devi telah bersarang di dalam lubang vaginanya sementara tangan yang lain memainkan klitorisnya…

“ahhhh…sial…usshhhh, kenapa aq jadi ingat penis pria biadab itu…aahhhh enak…”, gumamnya dalam hari sambil terus memainkan setiap jengkal vaginanya, semakin lama gerakan mencolokan jari kedalam vaginanya semakin kencang, begitu juga jari lain yang memainkan klitorisnya sehingga menimbulkan bunyi seperti air yang ditepuk oleh tangan… hingga akhirnya takk berselang lama kemudian..

“aaahhh shiiit!!... aq keluarr..ahhhh”, sebuah teriakan manja disertai lelehan cairan berwarna putih dari dalam vagina Devi menjadi akhir dari permainannya, akhirnya dia merasakan orgasme untuk yang pertama kali sejak 3 hari ini…

“haaah…ahh.., kenapa jadi teringat penis jumbo itu..sial!!”, gumamnya dalam hati sambil menahan nafas yang terengah-engah

*tok..tok..tok..

“sayang, kamu gapapa??”, kata Toni dari balik pintu sambil berusaha membuka pintu, akan tetapi belum sempat pintu terbuka seluruhnya Devi segera menahannya dan menutupnya lagi..

“ehh mas, gapapa kok mas..sebentar mas”, jawab Devi segera, sambil berusaha mendorong dan menutup pintu kembali…

“loh..bener gapapa??, tadi aq denger kamu teriak lo??”, kata Toni dari balik pintu

“eh..itu, iya mas maaf..eh..tadi perfume ku jatuh k wastafel, aq gapapa kok…, maaf mas aq masih pub.. mas mandi di kamar mandi belakang ya…”, pinta Devi sambil terus berusaha menahan pintu kamar mandi.

“oooh, ywd kalau gt, bener gapapa ya??, aq mandi dulu..”, kata Toni sambil menjauh dari pintu

“haiish, hampir aja..”, kata Devi dalam hati, seketika itu pun dia terjatuh dan bersandar di pintu kamar mandi…, dia pun memperhatikan beberapa cairan putih tercecer mulai dari WC duduk sampai dengan pintu kamar mandi tempatnya bersandar..

“kenapa akhir-akhir ini aq jadi susah orgasme sama mas Toni…, Tuhan.. apa yang terjadi padaku…”, kata Devi sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya..

Saat ini jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi, setelah mandi dan bersiap Devi pun segera bergegas berangkat ke kantor, tak lupa sebelm berangkat dia bermain dan bercanda dengan sang buah hati.
Rupanya pagi ini Toni sudah berangkat kerja terlebih dahulu, sehingga mereka tidak sempat berpamitan.



*Di Kantor……

“Hei cantik, ngelamun terus…”, sapa Tika sembari mengagetkan Devi dari lamunannya

“eh.. mbak tik, dasar, aq kira sapa..”, kata Devi sambil memeluk sahabatnya itu, Devi pun segera membuka laptopnya kembali

“ngerjain apa sih??”, tanya Tika sambil mengintip ke laptop Devi

“ini loh say, Senin ada pelatihan, daaaaan gw sebagai salah satu staf teladan d minta ikyuuuut..paham say??”, kata Devi sambil sedikit kesal

“ahahaha…laaah kan enak sis, anggap aja berlibuuuurrrrr…..bisa jalan-jalan gitchuuu…tidur d hotel, spaaaa manicure pedicure apalah itu pokoknya…”, jawab Tika meledek sambil bercanda

“haish, tapi kan ada pre test juga mbak tik.. jadi balik jaman kuliah deh, pakai belajar ini itu segala”, jawab Devi kesal

“eeeh, ibu Devi yang cantik sexy bahenol, kok bingung sih, ajak ngomong deh baik-baik itu mentornya, pasti deh dapet nilai A A A +++, dijamin, kalau perlu sedikit d kasih lirikan maut, atau kalau perlu goyangan maut, ahahaha”, kata Tika sambil tertawa

“dasar mbak tik, idenya selalu fulgar deh, kalau tuir tuir ya mana tahaaaaan”, jawab Devi dan keduanya pun tertawa..

“eh omong-omong masalah libur, kayanya adek aku maen ke sini, katanya sih ambil cuti gitu…, mau liburan di sini, kalau jadwal pesawatnya sih udah landing tadi sekitar jam 7 pagi, tapi tumben sampai jam segini ngga bingung cariin mbaknya ya”, kata Tika sambil membuka dan mengecek isi HPnya

“Adik yang mana sih say???, adiknya kan banyak..brondongya juga banyak”, tanya Devi sambil menggoda Tika

“haaa, berondong….ahah, adik gw si Bungsu cynnn…, yang kuliah di keperawatan itu…”, jawab Tika sambil terus memperhatikan layar HPnya

“si Rika maksudnya say??, ooh, udah semester berapa sih dia??”, tanya Devi

“iya Rika, udah lulus dia itu cynnn, skrng kerja di Rumah Sakit Si*o*m di kota kembang, katanya kemarin sih ambil cuti mau liburan di sini”, jawab Tika

“ngga mbak tika jemput d bandara??”, tanya Devi

“tadi sih katanya sudah ada yang jemput, tau deh siapa.. aq aja kakaknya bingung, kok bisa punya kenalan di sini”, jawab Tika sebal

“heeey mbak tik, ini kan udah jaman sudah maju, ada sosmed, ish dasar gaptek deh, memangnya jaman kita dulu masih kuliah yang cuman kenal sms doang”, jawab Devi meledek.



*tok..tok..

Tiba-tiba suara ketukan mengagetkan mereka berdua.

“maaf Bu Devi..mau mengantar materi untuk pelatihan hari senin besok”, kata seorang di balik pintu

“eh masuk aja ratih, ngga d kunci kok…”, jawab Devi segera

Wanita muda itu pun membuka pintu dan segera masuk menuju meja kerja Devi

“ini bu materinya untuk besok, saya tinggal di sini ya”, kata Ratih

Bagi yang mungkin lupa atau belum mengenal Ratih, dia adalah asisten / sekertaris Kepala Cabang dimana Devi bekerja,…. Yaaa betul tebakan para suhu semua, dia adalah asisten / sekertaris dari Pak Dimas. Cantik juga loh gan doi ini, jangan salah..wkwkwkwk
:):):)

Setelah menyerahkan beberapa berkas kepada Devi, Ratih segera pamit meninggalkan ruangan Devi, tapi belum sempat dia meninggalkan ruangan tiba-tiba…

“tunggu rat…”, kata Devi

Ratih pun segela berbalik dan menghampiri meja Devi, “ya bu..”, jawabnya

“eh…”, Devi terdiam untuk beberapa saat

“Dev…kenapa??”, tanya Tika yang berada disampingnya

“eh.. maaf, bapak kepala cabang ada???”, kata Devi, entah mengapa muncul kata-kata itu dari mulutnya, Tika pun cukup heran mendengar pertanyaan sahabatnya itu

“Pak Dimas bu maksudnya…???, sudah 3 hari ini beliau luar kota bu, mungkin Senin sudah masuk kantor lagi”, jawab Ratih

“eh..ya sudah, umm… maksud saya…eh tapi bapak sudah tau kan ya kalau ada pelatihan ini???”, jawab Devi agak salah tingkah karena Tika terus memperhatikannya

“iya ibu sudah, maka dari itu beliau meminta ibu yang menghadiri, karena ini terkait dengan tata kelola keuangan perusahaan”, jawab Ratih

…… Dev pun terdiam, sementara Tika agak heran dengan sahabatnya itu, jarang sekali dia menanyakan bos besarnya itu ada dimana, karena Tika tau sendiri kalau Devi agak jijik dengan atasannya itu karena sering curi-curi pandang padanya..

“maaf bu kalau tidak ada lagi saya pamit dulu”, jawab Ratih

Devi pun hanya mengangguk, Ratih pun segera meninggalkan ruangan..

“tumben cari pak bos..kangen ya..”, ledek Tika

“issh apa sih mbak tik, heran aja ngga liat si bos jalan-jalan di depan ruangan..”, jawab Devi sedikit sebal

“ya itu namanya kangen…ahahaha”, kata Tika sambil berlalu meninggalkan ruangan Devi

“heeehhh, nggak!!”, jawab Devi sebal.

Sudah tiga hari ini Devi tidak bertemu dengan pria yang sangat dibencinya itu, meskipun dia sangat membenci pria biadab itu, tapi bagaimana juga pria tersebut telah menanamkan kenangan yang nikmat ketika mereka bercinta dan kenangan itu membekas dipikiran Devi. Tak terasa waktu sudah beranjak sore, jarum jam sudah menunjukkan pukul 4 Sore..

“haaaaahhhh….akhirnya selesai juga, capek banget hari ini….”, kata Devi sambil merapikan meja kerjanya..

*tok tok tok….

“permisi bu Devi…”, sapa seseorang pria dari balik pintunya.

“eh..mas Warno, masuk aja mas, aq juga mau pulang kok habis ini..”,kata Devi mempersilahkan mas Warno, salah satu officeboy yang bekerja di kantor dan bertugas untuk membershikan lantai kantor tempat Devi bekerja

Perlahan Warno memasuki ruangan sambil membawa beberapa alat bersih-bersih seperti sapu dan kain lap.

“maaf ya bu kalau mengganggu”, kata Warno sambil mulai menyemprot beberapa kaca jendela di dalam ruang kerja Devi menggunakan pembersih kaca dan membersihkannya dengan kain lap yang dia bawa.

“iya gapapa mas war, santai aja…”, jawab Devi singkat, Devi pun tampak mencoba meregangkan tubuhnya di atas kursi kerjanya, dia mengangkat kedua tangannya sambil menggoyang-goyangkan badannya.

“buzeettt.. bodinya… ngga nyangka udah nikah dan punya anak aja orang ini”, gumam Warno sambil menyelesaikan tugasnya mengelap beberapa kaca di dalam ruang kerja Devi, meskpun tangannya bekerja, matanya tak pernah lepas dan terus memandangi tubuh Devi yang sexy. Sesegera mungkin dia menelesaikan pekerjaan mengelap kaca dna segera berganti menyapu ruang kerja Devi, perlahan dia berusaha mendekat menuju meja kerja tempat Devi meliuk-liukkan tubuhnya sambil mengangkat kedua tangan dan meregangkan otot-ototnya yang kaku.

“astaga.. wangi banget keringetnya.. tuhan, sisain buat gw satu plz mahkluk kaya gini, gw siap nunggu jandanya sekalipun..”, gumam Warno sambil terus berusaha mendekat ke arah Devi, dia pun menyapu dan mebersihkan beberapa kertas yang berjatuhan di lantai sambil terus memperhatikan setiap lekuk tubuh Devi.

Dengan posisi tubuh Devi yang duduk di kursi kerjanya tentu posisi Warno lebih tinggi dari Devi, sehingga beberapa kali sambil menyapu lantai yang berada di belakang Devi, Warno berusaha untuk mengitip bagian dada dari sela-sela pakaian kerja dan hij*bnya.

“gede bener toketnya.. astagah, puas banget suaminya pasti kalau nyusu…”, gumam Warno dalam hati, cukup lama Warno bolak balik memperhatikan bagian dada Devi yang menyembul bak buah semangka itu sambil menyapu di lokasi yang sama berulang-ulang.

“haaaaaaaaaaah, capek..”, kata Devi sambil seketika bangkit dari kursinya

“ya tuhan… ya tuhan…”, kata Warno terkaget

“loh mas War, ngelamun ya sampai kaget gitu..”, tanya Devi heran

“eh iya bu..itu bu..aduh.. tadi saya ambilin kertas-kertas yang jatuh di lantai..”, jawab Warno panik

“yawda buruan diselesaiin, nanti keburu malam, ngga bisa ngapel pacarnya loh nanti..”, goda Devi sambil membereskan tas laptop sambil megunci beberapa laci di samping mejanya

“hehe.. bu Devi bisa aja..”, kata Warno tersipu

“aq pulang dulu ya, jangan lupa ACnya d matikan dan d kunci ruangannya..”, pinta Devi sambil bergegas pergi meninggalkan Warno

“siap bu!!!”, jawab Warno segera sambil memberikan hormat, Devi yang sempat melihat kelakuan konyol Office Boy itu pun hanya tersenyum dan kemudian berlalu

“untung kaga ketahuan..”, kata Warno, “gileee..toketnya padet banget, gede lagi..”, lanjutnya

Sesaat kemudian Warno segera berlari kearah pintu ruang kerja Devi, dia pun memperhatika lorong yang berada di kiri dan kanan ruangan tersebut. Mengetahui Devi tidak mungin kembali dan tidak ada orang yang datang, Warno pun segera berlari menuju kursi kerja Devi, kursi yang terbuat dari kulit tersebut memang terasa nyaman untuk diduduki, Warno segera berjongkok dan mengendus kursi tersebut, dihirupnya dalam-dalam tempat-tepat dimana Devi duduk..

“ooohh.. wanginya benar-benar menempel…aaaahh ini pasti wangi pantat bu Devi..ooh harum”, gumam Warno sambil terus mencium dan mengelus-elus kursi tersebut. “masih anget rasanya..ooh..ini pasti wangi punggung Bu Devi, keringat dan parfumnya nempel di sini..ahhh”, lanjutnya…

Ketika Warno masih berimajenasi dengan aroma tubuh Devi di dalam ruang kerja, Devi sudah memacu kuda besinya dan bergegas pulang ke rumah..



*Hari minggu…

“pagi cantik..tumben belum bangun jam segini…muachh!!”, sapa Toni sambil mencium pipi Devi yang masih terbaring malas di ranjang.

“ummh mas, tumben sudah wangi…”, kata Devi sambil kembali merapatkan kembali selimutnya

“iya.. ad tamu dari Kantor Pusat, ya karena Pak Direktur lagi keluar kota akhirnya aq deh yang harus nemenin mereka..”, kata Toni sambil membuka beberapa jendela kamar.

“ummh gt.. memangnya mas mau kemana pagi banget berangkatnya…”, tanya Devi lagi

“ini mereka lagi ngajakin maen golf, sayang… yah sebenarnya sih mau ajak kamu, tapi kan cwo semua tamunya, yang ada malah nanti kamu yang digodain…”, kata Toni sambil mencubit pipi Devi, udah kamu istirahat dulu, katanya mau ada pelatihan besok

“iya iyaaa..., cepet pulang ya mas… awas jangan genit sama cewek-cewek di sana”, jawab Devi

“hahahaha… ngga lah, muuuaachhh!!!”, jawab Toni sambil mencium mesrah bibir istri tercintanya, “aq berangkat ya sayang..”, lanjutnya

“iyaa hati-hati mas”, jawab Devi singkat

Beberapa menit kemudian Devi pun terbangun dari ranjangnya, dilhatnya keluar jendela kamar, tampak sang suami sedang mengeluarkan mobilnya dan kemudian sedikit bermain dengan si kecil yang sedang berada di taman depan rumah bersama asisten rumah tangganya.., Devi pun berjalan meninggalkan kamar dan menuju ke pintu depan rumah untuk melihat keberangkatan suami tercintanya..

Setelah puas bermain dengan si kecil, Toni segera mengayunkan tangannya sebagai tanda pamit, karena melihat sang istri tersenyum meihat tingkahnya bermain dengan si kecil dari teras depan rumah, Toni segera pergi menuju ke Mobil, akan tetapi beberapa detik kemudian dia kembali keluar..

“sayang minta tolong ambilkan HP ku, sepertinya ketinggalan di meja kamar”, teriak Toni dari balik pagar

“iya mas”, jawab Devi, Devi pun segera kembali ke kamar untuk mencari HP suaminya, setelah menemukan HP Toni, Devi pun segera mengenakan jumper untuk menutup tubuhnya, karena saat ini Devi hanya menggunakan daster, dan akan sangat tidak sopan jika dia terlihat tetangganya menggunakan pakaian minim seperti itu.. Akan tetapi ketika Devi hendak bergegas menuju ke tempat Toni, HP di tangannya berdering..

*kring…kring….

Sebuah nomor asing tampak menghubungi HP suaminya.. “tanpa nama, siapa ya.. mungkin tamu mas Toni..”, gumamnya dalam hati, Devi pun kembali melangkahkan kakinya, mendekati pintu depan, Devi kembali melirik HP suaminya setelah panggilan tersebut berhenti, entah mengapa nomor tersebut tampak tak asing baginya…”5 kali missed call dan beberapa pesan whats up dari nomor yang sama, ummmm apa aq buka yaa…”, gumam Devi dalam hati.. “ah sudahlah kasihan mas Toni menunggu diluar”, Devi pun segera berlari ke halaman depan rumahnya, tampak Toni sedang berdiri sambil melihat jam tangannya..

“ini mas HPnya..”, kata Devi

“makasih ya cantik…sana cepet mandi terus makan”, kata Toni sambil mencubit pipi istri tercintanya… Devi pun segera melanjutkan aktivitasnya sebagai seorang ibu rumah tangga, bermain dengan Thalia, putrinya. Mencoba masakan baru dan kemudian berkemas untuk persiapan kegiatan pelatihan yang akan dia ikuti besok ……..

Sekitar pukul 4 sore akhirnya Toni pulang dan mereka pun berkumpul kembali, menikmati sisa malam weekend bersama keluarga seutuhnya….



*Hari senin …

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, sinar mentari menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamar, dan menerangi sebagian isi kamar, semilir angin berhembus perlahan membawa embun pagi pembawa kehidupan. Tampak di ujung kamar, didepan meja rias, sesosok bidadari tengah bersiap menjalani aktivitasnya di hari ini.

“Jadi berangkat sekarang yank??”, tanya Toni yang masih bersantai di atas ranjang

“iya mas, aq ke kantor dulu sih, berkas materinya kemarin lupa ngga aq bawa”, jawab Devi sambil merapihkan rambut dan hijabnya

“ooh, trus.. jadi tidur hotel beneran??, ngga pulang aja sih??”, tanya Toni

“ya itu mas, aq liat jadwalnya dulu ya… kalau materinya sampai malam ya pasti aq harus inap d hotel dunk, masa malam-malam aq pulang..”, jawab Devi

“kan bisa aq jemput sayang..”, kata Toni

“jangan mas, kan jauh.. belum macetnya, kalau dari rumah kan hampir satu jam perjalanannya kesana”, jawab Devi

Selesai berdandan, Devi pun segera menyiapkan barang-barang yang telah disiapkannya dalam tas kopernya, Toni pun ikut membantu menyiapkan beberapa perlengkapannya seperti sepatu dan laptopnya.

Selesai berkemas, Toni segera memasukkan semua tas juga perlengkapan kerjanya ke dalam mobil istri terncintanya tersebut, sementara itu Devi naik ke lantai 2 dan menuju kamar buah hati tercintanya. Dicium dan dipeluknya mesra malaikat kecilnya itu, puas memeluk dan mencium buah hatinya yang masih terlelap di tidurnya, Devi segera berpamitan dengan suami tercintanya..

“mas, aq berangkat dulu ya.. kalau jam ku kosong, ajak Thalia main ke tempatku dunk..”, pinta Devi

“iya sayang, tenang, kalau kamu kangen, telepon aja nanti aq ajak si kecil maen ke sana”, jawab Toni sambil memeluk Devi. Keduanya pun berpelukan dan saling berciuman. “hati-hati ya sayang.. jaga diri baik-baik”, pesan Toni

Devi pun segera bergegas menuju ke kantornya untuk mengambil berkas yang disiapkan oleh Ratih beberapa hari yang lalu.



*Di Kantor……

Sesampainya kantor Devi segera bergegas menuju meja kerjanya, tampak beberapa ruangan dan kursi masih sepi karena memang saat ini masih menunjukkan pukul tujuh pagi, sesampainya diruangan Devi segera membuka pintunya, akan tetapi di begitu terkejut karena mengetahui ada seseorang yang sudah menunggunya berada di ruangan itu..

“P….Pak Dimas….!!!”, kata Devi terkaget, Pak Dimas yang sedang duduk di atas kursi kerjanya pun tersenyum padanya

“Pagi cantik.. tumben pagi banget ke kantor??”, goda Pak Dimas sambil berjalan ke arah Devi. Mengetahui atasan cabulnya itu bergerak mendekatinya, Devi pun berusaha untuk mundur perlahan keluar pintu, akan tetapi belum sempat Devi keluar ruangan, dengan tangan kekarnya pak Dimas segera menarik tangan Devi dan menutup kembali pintu di ruang kerja tersebut.

“aahh pak!!, pak..maaf saya hanya mengambil beberapa materi untuk diklat, setelah itu saya harus bergegas untuk mengikuti registrasi peserta…”, rengek Devi meminta Pak Dimas untuk membiarkannya pergi dari ruangan itu

“iya aq tau kok… sudah 5 hari lebih aq g liat kamu cantik…jujur aq kangen banget sama kamu”, rayu Pak Dimas sambil terus mendekati Devi, sementara Devi masih terus berusaha menghindar. Akhirnya Pak Dimas pun duduk di atas kursi kerja Devi dan mulai menurunkan celananya, tampak sebuah gundukan menunjol dari balik CDnya yang mulai basah.

“sudah jam tujuh lewat 10 menit, jam tujuh tiga puluh para staf sudah mulai berdatangan, apa kamu mau nunggu mereka datang??, hahaha..”, tanya Pak Dimas sambil tertawa meledeknya, kemudian Pak Dimas mengambil HPnya dan menunjukkan sesuatu ke Devi, sebuah video.. ya, sebuah video yang tentunya tak asing baginya..

Devi terdiam seribu bahasa, “tidak.. itu kan kejadian waktu d hotel… biadab!!!!, ternyata banj*ng*n ini meminta Aldo untuk merekam semuanya”, kata Devi dalam hati.., hatinya pun hancur berkeping-keping, tak ada pilihan lain, Devi pun segera bersujud di depan atasannya itu.

Mengetahui Devi sudah mulai paham maksudnya, Pak Dimas pun segera membelai pipi Devi perlahan, dengan lembut diarahkannya kepala Devi untuk mendekati selakangannya.. dipaksanya Devi untuk mencium CDnya, Devi pun hanya tertunduk dan berusaha untuk menuruti kemauan atasannya itu..

“di buka dunk cantik CDnya, ayo..kamu ngga kangen sama penis jumbo ku ini, waktu kita g banyak loh…hehehehe”, kata Pak Dimas sambil tertawa

Devi pun segera membuka CD atasannya itu, sebuah penis berukuran jumbo yang selama ini dia bayangkan, kini ada didepannya, terlebih sudah dua hari ini dia tidak bercinta dengan Mas Toni, gejolak nafsunya semakin memuncak, aroma khas penis jumbo atasannya itu kini mulai tercium, dengan perasaan jijik dan nafsu, Devi mulai menggenggam penis jumbo milik Pak Dimas, perlahan mulai dikocoknya penis itu hingga sebuah cairan bening mulai keluar dari lubang penis itu..

“ayo sayang, mau sampai kapan d kocok seperti itu…”, kata Pak Dimas sambil meremas dengan gemas tetek Devi yang masih mengenakan seragam kerjanya lengkap

Tanpa pikir panjang, Devi pun mulai mengulum penis jumbo milik Pak Dimas, karena diamternya yag terbilang cukup besar, hanya setengah dari penis itu yang berhasil masuk kedalam mulutnya, bahkan untuk mengerakkan lidahnya saja Devi terasa susah, penis itu terus berusaha mendesak masuk kedalam mulutnya, Devi terus mengulum setengah penis jumbo itu sambil terus mengocoknya secara perlahan.

“oke sudah yank, sekarang lanjut ke permainannya..”, kata Pak Dimas sambil bangkit dari duduknya dan menarik Devi untuk berdiri, tangannya pun dengan lincah segera membuka resleting celana panjang yang Devi kenakan dan menurunkannya.

“jangan pak…pak..saya mohon.. nanti kalau ada orang….ahhh!!”, belum sempat Devi meneruskan kata-katanya, sebuah tangan mengorek CDnya dan berusaha menekan masuk salah satu jari kedalam vaginanya

“aahh..pak..ahh jangan….ah”, desah Devi sambil berpegangan di atas meja kerjanya, semetara itu Pak Dimas dengan kasar mulai mengorek-ngorek isi vagina Devi dengan tangannya, merasa vagina mangsanya sudah basah dan siap untuk menerima penis jumbonya, Pak Dimas segera menurunkan CD dan celana panjang Devi sampai ke lantai, meloloskan salah satu kakinya dan kemudian meminta Devi untuk bersandar di atas meja kerjanya dengan posisi membungkuk. Pak Dimas juga meminta salah satu kakinya untuk ditempatkan di atas kursinya sehingga kini posisi vaginanya terpampang jelas dari belakang..

“paak… saya mohon jangan”, rengek Devi

“sabar sayang, ini g akan lama kok..”, kata Pak Dimas sambil berusaha menggesek-gesekkan penis jumbonya ke lubang vagina Devi

“aahhh…ooh”, Devi mulai mendesah ketika ada rangsangan dahsyat dari bagian bawah tubuhnya.., kenikmatan yang akan kembali dia rasakan sejak beberapa hari yang lalu. Seperti kerasukan Devi pun sedikit mengangkat pantatnya agar gesekan penis jumbo itu benar-benar bisa mengenai bagian vitalnya, vaginanya pun semakin basah seiring lamanya penis jumbo itu menggesek-gesek setiap inci vaginanya..

“ummmh…”, desah Devi, kini nafsu telah menguasai pikirannya, mengetahui lawannya sudah mulai terangsang, Pak Dimas pun segera memasukkan perlahan penis jumbonya kedalam vagina Devi…

“aaahhhh… uunhhh… masssuk pak…ahhhh..”, erang Devi, perlahan tapi pasti, penis jumbo itu akhirnya tertanam sutuhnya didalam vagina Devi.

“ohhh… memekmu memang terbaik, aq goyang ya cantik…”, tanya Pak Dimas sambil mulai menggoyang pinggulnya maju mundur perlahan membuat penis jumbo itu mendesak masuk dan keluar dari lubang vagina Devi yang tampak sempit, tampak beberapa jembut Devi yang terdorng masuk ketika penis jumbo itu mendesak masuk, dan ketika penis itu ditarik keluar, tampak dinding vagina Devi juga ikut tertarik keluar..

“oooh shiit!!, enak banget…ahhhh….”, desah Devi perlahan, semakin lama goyangan penis jumbo Pak Dimas semakin intens mengobok-obok vaginanya, suara meja kayu yang berdenyit menjadi nyanyian merdu bukti ganasnya permainan mereka.

“ummmh..umhh…ummmmh”, desahan Devi semakin lama semakin menjadi dia pun menutup rapat-rapat mulutnya, mengetahui suara keramaian mulai terdengar di luar ruangan sebagai pertanda bahwa rekan-rekan kerjanya sudah mulai berdatangan dan sebagai pertanda bahwa waktu mereka hampir habis.

Pak Dimas pun semakin keras menggenjot vagina Devi dari belakang tanpa merusak atau membuat kusut pakaian maupun kerudungnya..semakin lama goyangannya semakin tak beraturan, suara denyit meja kerja Devi pun semakin kencang terdengar, beberapa benda yang berada di atas meja pun ada yang berjatuhan, hingga pada suatu hentakan kuat..

“sayang..aq keluar….akhhhh”, kata Pak Dimas sambil menekan dalam-dalam penis jumbonya

*croooottttt….crooooottt……

“aaahh!,, haaaah…haaah…ooohhhh, aq juga….keluar …pak….akkhh….”, bersama dengan itu pantat Devi bergetar hebat, menandakan dia juga mengalami orgasme hebat.

*plok…….. *preeet………

Terdengar suara penis jumbo itu dicabut dengan segera oleh tuannya, bersamaan dengan itu pula lelehan sperma keluar dari lubang peranakan Devi dan menetes di atas lantai dan beberapa diantaranya terjatuh menempel di meja tempat Devi bersandar..

Pak Dimas segera membersihkan sisa-sisa sperma atas cairan kenikmatan Devi yang masih menempel di penis jumbonya dengan tissue dan segera mengenakan celananya. Mengetahui kantor yang mulai ramai dengan hiruk pikuk pegawai yang datang, Pak Dimas segera membopong tubuh Devi yang lemas untuk duduk di kursi kerjanya. Setelah mengecup bibir Devi, Pak Dimas pun segera pergi meninggalkan ruangannya..

Sementara itu Devi masih berusaha mengembalikan tenaganya, dia terduduk di atas kursi kerjanya lengkap dengan seragam dan juga hijabnya, hanya saja celana dan CDnya tercecer di lantai belum sempat ia kenakan..

*tok…tok..tok

“Dev kamu d dalam???”, tanya suara seorang wanita dari luar

Mendengar ada yang mengetok pintunya Devi pun segera bangkit dan berusaha mengenakan CD dan juga celananya..

“Dev…????”, tanya suara wanita itu kembali

“aah iya mbak, sebentar aq masih benerin hijab q…”, jawab Devi sambil segera mengenakan celana dan merapikan baju serta kerudungnya didepan cermin yang berada di ruang kerjanya. Selesai berbenah, Devi pun segera berlari menuju arah pintu dan membukanya

“eh mbak tika, maaf mbak.. tadi kerudungku berantakan..”, jawab Devi

“kenapa kok mukamu agak lesu gitu..., kamu mens??”, tanya Tika

“ahhh, gpp mbak..mungkin kecapek’an aja..”, jawab Devi

“aq kira tadi siapa di ruangan, kok waktu aq lewat tadi kaya denger suara duk duk duk duk gitu deh, kaya orang lagi benerin berkakas gitu”, jawab Tika

*degggg…..jantung Devi terasa seperti ditusuk.. “eh masa sih mbak, aq ngga denger deh, mungkin dari ruangan gudang”, jawab Devi segera

“kayanya sih.. yawda hati-hati ya, udah sana cuzzzz, daaah jangan mikiri kantor lagi”, kata Tika sambil melangkah pergi.

Setelah mengambil beberapa materi dan merapikan mejanya, Devi segera bergegas meninggalkan kantor dan pergi ke Hotel ***** untuk mengikuti diklatnya. Sekitar 45 menit perjalanan dari kantornya menuju ke Hotel tempat acara tersebut berlangsung, Sekitar pukul 9 pagi Devi pun telah tiba di hotel dan Devi pun segera mengambil CD bersih dari dalam kopernya dan segera berlari menuju lobby hotel.



*Di Lobby Hotel ***** ……

“selamat pagi ibu.. ada yang bisa dibantu”, sapa salah seorang resepsionis

“pagi mbak.. untuk kegiatan Diklat Pelatihan Manajemen Keuangan dari Kementerian RI”, jawab Devi

“oh iya ibu benar, mohon maaf dengan ibu siapa??,mohon diisi juga daftar hadirnya..”, kata salah seorang desk resepsionis

“Devi”, jawab Devi

“ummm ibu Devi… Devi Meliana Putri ya??, mohon maaf boleh pinjam KTPnya”, tanya resepsionis hotel tersebut

“iya mbak..”, jawab Devi sambil menyerahkan KTPnya

Beberapa menit kemudian…

“silahkan ibu Devi ini untuk kunci kamar ibu, dan ini ID card yang harus selalu digunakan ketika acara pelatihan, dan ini untuk rundown acaranya, silahkan”, kata resepsionis hotel tersebut

“terimakasih mbak..oiya mbak, toiletnya dimana ya…”, tanya Devi

“silahkan disebelah timur ibu”, kata resepsionis hotel sambil menunjukkan arah kepada Devi

Devi pun segera bergegas berlari menuju toilet karena dia tau sisa sperma atasan biadabnya itu masih banyak bersarang di dalam vaginanya dan kini beberapa merembes dan jatuh membasahi CDnya, dia pun tak ingin rembesan sperma itu sampai mengotori celana kerjanya.

Akhirnya Devi sampai di toilet wanita yang ada di hotel tersebut, Devi pun segera melepas CD yang ia kenakan dan membersihkan vaginanya dari sisa-sisa sperma permainannya bersama atasannya tadi pagi dan mengenakan CD yang baru. Sebenarnya Devi hendak membuang CD bekasnya di tempat sampah yang berada di dalam toilet, tapi dia urungkan niat itu dan bermaksud untuk membuang CD bekas itu di luar hotel, mungkit di tempat sampah di tempat parkir mobil.

Karena tergesa-gesa ketika meninggalkan toilet, Devi pun menabrak seorang pria yang juga baru selesai meninggalkan toilet pria.

*bruk..

“aduh..”, teriak Devi sambil terjatuh, tampak beberapa barang bawa’annya pun terjatuh di lantai

“maaf mbak, mbaknya baik-baik aj??”, tanya seorang pria yang berusaha membantunya berdiri

“iya mas gapapa…., aduh…maaf”, kata Devi

“…loh…… Devi ya???”, tanya pria tersebut

Devi pun terkejut karena pria tersebut mengenali dirinya, dia pun segera menatap wajah pria yang baru saja ditabraknya itu..

“ditto….kmu ditto ya???”, tanya Devi sambil terkejut.



Bersambung…………..

Siapakah pria yang mengenal Devi dihotel???, terus nantikan update berikutnya..
;);)
Sekian untuk update ke 10 dari ane, semoga pembaca suka dan puas dengan update hari ini...
Daripada jalan-jalan keluar mending baca cerbung di forum kita tercinta ini, selain melatih imajenasi juga bisa menhindarkan kita dari pandemi yang masih menyerang negara ini...
Sehat selalu para pembaca sekalian... dan jangan lupa comment, like maupun cendol anda sebagai pemicu semangat dalam terus berkarya menyelesaikan cerita ini...

:):)
selamat menikmati daaaaannn... #dirumahaja #tetapsemangat
 
Terakhir diubah:

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd