LEMBAR KEDUA
----
(POV DINI)
Sebulan lebih sejak pertemuan pertamaku dengan Tania kami malah semakin akrab, memang dari awal kubilang bahwa pembawaannya yang humble membuatku begitu nyaman dan betah untuk banyak ngobrol dengannya, sejak saat itu pula kami sempat beberapa kali bertemu , entah itu di butik milikku atau ditempat lain sembari ngopi cantik. Tentu tak hanya sekedar sex dan fantasi yang kami bahas banyak hal mulai tentang bisnis dan lainnya tak luput dari obrolan kami , dan tentang kenakalannya yang lain selain sex , dari ceritanya pula aku sedikit punya gambaran bagaimana kehidupan malam orang orang yang "memerdekakan" kehidupannya seperti Tania ini.
Dan seperti hari ini, rasanya aku suntuk sekali di butik , lalu aku coba wa Tania yang ternyata juga ternyata tak ada kegiatan dan hanya dirumah saja dan segera aku putuskan untuk meluncur kerumahnya daripada terus-menerus bosan disini.
Tak susah menemukan rumah Tania di kota yang tak terlalu besar ini , rumah yang sederhana sepertinya untuk ukuran orang seperti Tania , yah mungkin dia tak ingin terlalu repot membersihkan rumahnya jika rumahnya tak terlalu besar , dan sesampainya aku disana sang pemilik rumah langsung menyambut ku dengan pakaian sexynya, celana hotpants dan tangtop yang ia kenakan hari ini, selebihnya sepertinya ia tak mengenakan apapun di balik tangtopnya, memang ukuran dada Tania tak terlalu besar, mungkin sekitar 34 (perkiraanku) namun jelas sekali di tangtop tipis itu putingnya tercetak begitu jelas. Belum lagi kulitnya yang putih dan mulus khas orang keturunan semakin menambah keseksiannya. Kakinya yang jenjang juga semakin membuatnya Sempurna , aku yakin kalian para laki-laki tak akan rela berkedip melihat penampilan Tania kali ini
"Wooyyyyyy , baru Dateng bengong aja, kesambet setan ntar lu hahahaha"... Tania membangunkan ku dari keterkagumanku atas penampilannya. Oh ya sejak beberapa waktu terakhir Tania lebih nyaman menggunakan bahasa seperti yang sering ia gunakan di ibukota dulu, dia tak terlalu nyaman bicara aku kamu , terlalu kaku katanya , dan aku tak mempermasalahkan soal itu
"....ishh... Apasih ..? Orang baru Dateng bukanya disuruh masuk atau apa malah dibentak.."
"Hahaha lagian lu liatin gw ampe sebegitunya , awas awas lu horny Ama gw , jadi pecinta sesama ntar lu hahaha"
"Ihh amit-amit , aku masih normal ya, masih suka yang berurat, dah ah aku gak disuruh masuk ini?"
"Yah masuk atuh neng , masa iya diluar aja , ntar diculik Abang tukang sayur ente hihihihi"
Kemudian aku dibawanya masuk kerumahnya yang tertata rapih. Aku disuruhnya menunggu di sofa ruang tamunya sementara dia beranjak kearah dapurnya, tak lama dia keluar dengan segelas juice jeruk dan sebotol bir ditangannya.
"Nih diminum jus jeruknya , gw tau lu gak minum yang ini , makanya gw siapin khusus buat lu yang itu "
"Ahhh... Pengertian sekali sobatku ini..."
"Iya dong, tapi kalau lu mau icip juga boleh hahaha, siapa tau ntar malah doyan hihihi"
"Emmmm tidak sekarang ya kakak Tania yang pengertian. Eh ngomong-ngomong kamu hari-hari pakai baju seperti ini"?
"Iyah , gerah lah disini lagipula dari dulu udah kebiasaan pake ginian , emang kenapa?"
"Enggak sih , emang kamu ga takut apa kalau ada yang liat terus diapa-apain?"
"Kalau ada yang ngapa-ngapain gw , gw bales apa-apain dia Ampe lemes hahaha , lagipula kek lu gak tau gimana gw aja ah"
"Oh iya juga ya, aku sampe pelupa gini hihihi"
"Ah dasar , kelamaan dianggurin sih , jadi lemot deh itu otak hahaha"
"Eh sialan , tapi ada benerya juga sih"
"Btw lu sebenarnya punya fantasi yang cukup gila , tapi masih bisa nahan diri untuk gak ngikutin kegilaan lu itu , itu hebat loh. Bisa nahan gt, kalau gw udah bakal stress nahan2 terus"
"Aku sebenarnya juga pengen banget kalau bisa. Tapi balik lagi , aku punya suami dan aku gak mau menghianati suamiku tan. Gimanapun juga kondisinya aku masih ingin jadi istri yang baik, kalau kamu di posisiku aku juga mikir kamu akan melakukan hal yang sama"
" Gw bukan gak menghargai apa yang lu bilang Din, hanya gw udah gak percaya lagi cinta , satu-satunya kisah cinta yang pernah gw alami berakhir menyedihkan, bahkan rasa sakitnya Ampe sekarang masih belom bisa hilang, itulah yang bikin gw enteng aja mengikuti apa mau gw, kalau aja kisah cinta gw dulu gak berakhir seperti itu , mungkin gw juga akan berfikir seperti lu sekarang ini"
"Eh sorry Tan , bukan maksudnya...."
"Its ok, gw juga gak pernah bilang soal ini sebelumnya ke elu, gw maklum. Sekarang lu tau kenapa gw gak pernah cerita masalah percintaan ke elu, karena emang itu cuma akan bikin luka lama gw kambuh lagi Din"
"Iya udah Tan , gak usah dilanjut lagi , sorry sekali lagi"
"Its oke Din , gw gak marah kok santai aja, oh ya hari ini lu mau gw cerita tentang apa lagi pasal pengalaman gw?"
"Eh ... Enggak , hari ini aku beneran suntuk di butik, jadi aku kesini aja buat ngehibur diri"
"Oh... Kirain lu kyk biasanya mau wawancarain gw hihihi"
"Hehehe enggak lah , ntar abis lagi bahan kamu ngejawab pertanyaanku kalau tiap hari wawancara "
"Hehehe, kalau gitu gimana kalau praktek aja ? "
"Praktek , maksudnya???"
"Udah , tunggu aja sebentar, ntar lu tau sendiri"
Tak lama setelah itu terdengar teriakan dari depan rumah Tania
"Permisi.....***buuuuuuutttttttt"
Mendengar hal itu lantas Tania langsung memegang tanganku dan menatap mataku tajam , seakan ada hal serius yang ingin dibicarakannya
"Din , gw udah banyak cerita sama lu , sekarang waktunya kita buktiin tentang semua cerita gw ke elu itu bener apa enggak"
"Maksudnya Tan? Aku gak ngerti "
"Lu sekarang ikutin omongan gw aja , lu masuk ke kamar itu , dan jangan keluar sebelum semuanya kelar , lu boleh liat tapi dari sana dan jangan bikin suara apapun kalau bisa , oke? " Ujar Tania sambil menunjuk sebuah kamar yang berhadapan langsung dengan ruang tamu itu
"Oke, tapi....."
"Udah gak usah tapi-tapian , lu nurut ke gw kali ini" Tania lantas mendorong tubuhku menuju ke kamar yang ia maksud, dan sebelum menutup pintu untuk keluar, Tania sekali lagi berpesan kepadaku
."inget ya , jangan keluar sebelum gw nyamperin lu kesini , oke? ".... Lalu Tania menutup pintu kamar ini meninggalkan aku sendirian di kamar
Sejenak aku baru sadar ternyata ini adalah semacam ruang kerja Tania bukan kamar tidur seperti umumnya, ada sebuah monitor komputer yang cukup besar di dalamnya yang menampilkan layout dari beberapa sudut rumah Tania , aku baru ngeh kalau rumah ini dipasang cctv , dan dari layar itu pula aku tahu kalau Tania pergi ke depan rumah untuk menemui seorang ojek online.
--------
(POV TANIA)
PERMISI...... GABUUUUUUUTTTTTTTT.....
"Iya sebentar...." Duh gak sabaran amat ini bapak , aku baru saja selesai "menyembunyikan " dini di ruang kerja ku dan bergegas pergi kedepan menemui pesanan makananku
"Atas nama mbak Tania? "
" Iya pak, saya Tania"
"Totalnya jadi 109 ribu mbak"
"Oh iya pak terimakasih, mari masuk dulu pak, uang saya ada di kamar, nunggu di dalem aja ".. sembari aku menerima pesanan makananku, aku sengaja mengajaknya masuk ke rumah, tak lain untuk memberikan pertunjukan buat Dini. Dan supir online itupun mengekorku masuk ke rumah .
Sekilas yang aku tahu dari profilnya di aplikasi , namanya pak Yanto, kutaksir usianya sekitar pertengahan 40 an , tingginya hampir sama denganku dan badanya pun cenderung kurus.
"Sebentar ya pak , saya ke kamar ambil uang dulu..." ..Aku memang sengaja meninggalkannya ke dalam kamarku , bukan untuk mengambil uang , namun untuk melepas semua bajuku. Dan 5 menit kemudian aku kembali menemuinya di ruang tamu sembari bertelanjang bulat.
Melihat kehadiranku yang tanpa busana pak Yanto hanya sanggup melongo dan tak berkedip, aku lantas menghampirinya dan duduk mepet dengannya.
"Emmmm pak , saya lupa kalau saya kehabisan uang cash , emmm gimana ya pak"..... Pak Yanto tak menjawab sama sekali pertanyaan ku, matanya hanya fokus memandangi kedua payudaraku yang tersaji jelas di depan matanya, melihat hal itu aku lancarkan serangn terakhir ku
"..... Kata..kalau bayarnya pakai ini boleh ga pak..." Tanyaku sambil menunjuk kearah dadaku. Dan tanpa mengalihkan perhatiannya dari tetekku yang montok ini, pak Yanto hanya menyautinya dengan anggukan kepala. Sedetik kemudian payudara kananku langsung dilahapnya.
..sluurpphhhh..slurrppohhhh.....
"Ahhhhh... Paaahhkkk , pelan, teteku punya bapak ahhhhhhh ,, iyaahhh emut pakkkhhh enak..."
Mulutnya dengan beringas menyantap tetekku, seperti singa kelaparan yang akhirnya menemukan makanan , putingku seperti mau ditelan rasanya , namun perlakuannya yang sedikit kasar ini menimbulkan sensasi tersendiri untukku. Dan tangannya juga tak tinggal diam, diremasnya tetekku yang satunya dengan kasar , sepertinya bapak ini benar-benar haus kasih sayang , eh maksudnya haus belaian , ah itulahhhh....
"Ah... Neng tetenya bagus , baru kali ini bapak liat tete seindah ini ...... Sluuurrrpppphh ,, sluuurrrpppphh"
"Ahhhh ssshh punyaaaahh istrih bapahk gak kayak ini emangh??? Ahhhh Iyah pakkkhhh isep putihku , awhhhh shit...."
"Emmmhhhj punya istri dirumah udah kendor neng, uhhhh bapakh gak tahan pengen ngentotin badan neng sslluuurppppphhhh....."
"Mmmhhh... Sinih pahk.. kontolnya saya emut dulu biar licin....."
Pak Yanto segera bangkit dari duduknya dan melorotkan celananya, dan muncullah batang kebanggaan milik pak Yanto, cukup besar meskipun bukan terbesar yang pernah aku lihat , namun batangnya yang hitam dan berurat serta kepalanya yang besar jadi nilai plus bagiku, tak menunggu lama akupun segera melahap kontol hitam itu dengan ganas hingga membuat sang empunya merem melek keenakan
......"sluuurrrpppphh... Sluuurrrpppphh... Aulmmmhhhh.... Glokkkhhhhhh... glokkkhhhhhh..."
Kujilat semua dari lubang pipisnya hingga sampai pangkal kontolnya, lalu kuhisap batang kontol itu mulai dari kepala dan bertahap hingga semua kontol pak Yanto masuk ke mulutku
"Ahhhh... Gila si neng , kontol bapak ditelen semua...ssshhhh aahhhh enakh bgt neng aaahhhhhhhhhh , mulut neng juarah...uuuuuhhhhh"
Aku tak menghiraukan ocehan pak Yanto, aku terus saja menggarap batang ini hingga benar2 basah kuyup , aahhhh batang kekar seperti ini memang favorit bagiku, tak lupa lidahku turun menghampiri kedua testisnya , kujilati dan sesekali kuhisap lembut agar si empunya makin blingsatan
" Ahhh.... Neng , udahan jangan disitu kelamaan , bapak paling gak tahan dijilat itunya , ssssshhhhh, bisa bisa bapak crot duluan nanti.... Uhhhhhhhhhhh, ayok neng langsung tancep aja ,bapak udah gak sabar pengen ngerasain memek neng yang gundul aaaahhhhhhhhhhhhhh..."
Segera aku atur posisiku untuk nungging di sofa ruang tamuku , memekku sudah cukup basah dari tadi jadi tak perlu stimulus apapun lagi , aku sudah sangat siap untuk dipuaskan...
"Ayokk pak.... Masukin sekarang..."
Tanpa babibu lagi , pak Yanto langsung menempelkan kepala kontolnya di bibir memekku, sejenak dia gesek-gesekkan kepala kontolnya lalu kemudian
...jleeeeebbbbbbbbbhhhhhh....
"Akkkhhhhhhhhhhhhh.... Pakhhhhh ... Pelann..." Batang kontol hitam itu masuk dengan sempurna ke liang senggamaku.
Pak Yanto lantas mulai menggerakkan pinggulnya secara perlahan, dan dengan posisi doggy style seperti ini, rasanya kontol pak Yanto benar bisa masuk hingga ke rahimku
"Ahhhhhhhh..... Neng... Memeknya ngejepit banget... Ahhhhhh kontol bapak enakkkkhhh.."
"Ssshhhh kontol bapakh juga enakkh... Ayoh pak sodok lebih kenceng lagih...."
Pak Yanto pun mulai menaikkan tempo genjotanya, terkadang tusukannya benar benar sangat dalam hingga membuat memekku semakin enak..
"Ahhhhh... Fuckkk.... Iyah pakk, entot yang kenceng... Ah saya sukaahh...."
"Emhhhh dasar lonte sshhhhh, bayar orderan pake memekh.... Ahhh tau gini besok-besok order lagihhhhh , cukuph bayar pake memek neng Ajahh.... Ahhhh Gusti enakkhhh ahhhhhh"
"Ahhhhhh.... Iyah pakhh besok saya order lagi ke bapak, tapi bayarnya pakai ngewe yahhhhh... Ahhhhh ,, ahhhhhhh .... Pakh... Tabokin pantat saya please"
"Ginih yahh....? "
.....plaaaaaaakkkkkkkkkk ..plaaaaakkkkkkkk.... Plaaaaaakkkkkkk...
"Ahhhhhh.... Pakkkkkkhhh iyaaahhh gituhhhh ahhhhh ...aku dapettttt... Genjot yang kenceng pakhhhhh aaahhhhhhh fuck enaaaaaakkkkk...."
Creettt...cretttt... Creettt...
Gelombang orgasmeku akhirnya datang , sungguh ini sensasi paling kusukai dalam hidupku, memang bercinta dengan orang-orang seperti pak Yanto ini membuatku lebih mudah orgasme ketimbang dengan laki-laki yang seusiaku, stamina dan sensasi yang kudapat dari mereka sungguh berbeda dan itu jauh lebih nikmat.
Hampir 1 jam kontol pak Yanto menggenjot memekku dengan kencang , dan aku cukup kagum akan stamina yang dia miliki, berbagai macam posisi sudah kami coba, dan aku sudah 2x orgasme dibuatnya. Kini ketika kami sedang dalam posisi misionaris , kurasakan kontol pak Yanto mulai berkedut di dalam memekku
"Aahhhh... Neng bapak udah gak kuat lagi nih pengen crott....ahhhhhh ... Memek neng nikmat bangeth..... Ahhhhhhh"
"Keluarin dimulut aku pakkhhh.... Ahhhhhh.. ahhhhhh"
Pak Yanto lantas mencabut kontolnya dari memekku, lalu ia memposisikan kontolnya tepat didepan wajahku Dan mengocoknya, tanpa disuruh akupun langsung membuka mulutku lebar-lebar ..
"Ahhhh.... Neng bapak keluaaaaaarrrr....."
Croootttt..... croootttt.... croootttt...
5x semburan cairan kental dan hangat itu menerpa mulutku, tak sedikit juga yang mengenai wajahku . Aku lantas membersihkanya dengan jariku dan mengumpulkanya di lidahku, lalu dengan gaya genitku aku mainkan sperma pak Yanto di mulutku dan memamerkannya sebelum akhirnya sperma itu masuk ke tenggorokanku.
Setelah semuanya aku telan , tak lupa aku jilat ujung kontol pak Yanto untuk membersihkan sisa-sisa sperma yang masih tertinggal disana
-------
(POV DINI)
Gilaaaaaaa........ Aku tak menyangka Tania benar-benar segila ini, memang aku akui aku cukup kagum dengan segala ceritanya , tapi melihatnya langsung jujur aku tak pernah membayangkan. Aku benar-benar shock , bahkan masih belum percaya ini mimpi atau nyata.
Tadi awalnya aku bingung kenapa dia memintaku untuk tinggal di ruangan ini, bahkan aku sempat berfikir untuk keluar saja. Namun saat kulihat di layar monitor Tania datang menemui pengemudi ojol dengan telanjang bulat, disitu aku baru paham dengan keinginannya. Selama menonton mereka bergulat dengan kenikmatan aku lebih sering melongo. bukan apa-apa ini terlampau gila untuk jadi kenyataan ,aku bahkan beberapa kali menepuk pipiku sekedar memastikan aku tak mimpi.
Kini terlihat di layar sang driver ojol keluar dari rumah ini, dan baru aku sadar juga ternyata celana dalamku terasa begitu lembab. Aku baru merasakan rasa gatal di vaginaku sekarang, karena selama menonton tadi aku hanya banyak bengong karena shock.
"Gimana..? Seru gak?"..... Tania suadah berdiri di mulut pintu kamar ini , dan masih dengan keadaannya yang terakhir, telanjang bulat, acak-acakan dengan sedikit sisa sperma di sekitar mulutnya"
"Kamu sakit Tan..."
"Hahahaha , ini menyenangkan sayang , bercinta dengan orang-orang yang baru kita kenal , itu sangat menyenangkan , terlebih orang dari kalangan bawah , mereka sangat memuaskan"
"Terserahmu lah ".... Aku menjawabnya sebisaku, aku tidak marah atau apapun, hanya aku masih belum selesai dengan rasa keterkejutanku
"Hahaha, yaudah tuh ada makanan di depan , sayang kalau gak dimakan , bercinta menguras banyak energi , gw yakin lu juga lapar sehabis energi lu terkuras untuk masturbasi hihihi"
"Aku gak ngapa-ngapain disini , aku cuma nonton kamu di monitor"
"Mau ngapa-ngapain juga gak ada yang ngelarang kok..."
"Dah lah , katanya mau makan , tapi lebih baik bersihkan dulu itu bibirmu , masih ada sisa"
"Hihihi, siap kapten"
Selanjutnya kami makan di ruang tamu yang juga dijadikan Tania bercinta dengan Driver ojol tadi , selama kami makan , tak henti-hentinya Tania menggodaku dengan membahas hal yang barusan terjadi , dan yah memang awalnya aku masih bisa bersikap normal namun lama - kelamaan aku terbawa godaan Tania , ini juga akibat aku horny gara-gara kelakuan Tania tadi..!!!
Dan selepas bercinta tadi Tania tak lagi memakai bajunya , makan denganku pun dia telanjang bulat... Astaga anak ini sepertinya jauh lebih liar dari yang kuperkirakan.
Selepas makan kami kembali ngobrol seperti tadi , namun belum lama kami memulai obrolan , tiba-tiba pintu rumah ini ada yang mengetuk
Tokkk ....tokkkk... Tokkkk...."permisi non"
"Eh pak masuk aja, pintunya gak dikunci"
Lalu masuklah seorang pria berbadan cukup besar, usianya kuperkirakan tak jauh dari driver ojol ini , hanya saja pria yang ini perutnya sedikit tambun khas bapak--bapak dengan kumisnya yang cukup tebal , tak seperti driver ojol tadi yang cenderung kurus.
"Waduh , non Tania udah polos ajah nih"
"Gerah pak disini , lagian kan di rumah sendiri, siapa yang mau ngelarang... Oh ya ini kenalin temenku pak , namanya dini"
"Halo non, saya Samuel " laki-laki itu mengulurkan tangannya berharap dapat menjabat tanganku sembari memperkenalkan dirinya, namun aku hanya mengatupkan kedua tanganku dan tersenyum kepadanya
"Saya dini pak, maaf belum bisa jabat tangan "
"Oh tidak apa-apa kok non dini"
"Pak muel ini montir di bengkel gw yang pusat Din, dia yang paling lama kerja Ama gw , " .. aku hanya mengangguk nganguk pelan mendengar ucapan Tania
"Gimana pak, laporannya dibawa?" .... Lanjut Tania
"Ini non... " Lalu pak muel memberikan sebuah map kepada Tania
"Oke, terimakasih pak .."
"Wah ... terimakasih doang nih "
"Hmmm pasti ada maunya kan?" Tania menjawabnya dengan enteng
"Hehehe , kan udah dikasih suguhan tete non Tania , masa gak dinikmati" .... Sahut pak muel
"Yaudah sini , tapi jangan rese ya".. mendengar bahwa ia mendapatkan ijin dari Tania, pak muel langsung saja mengambil duduk tepat di samping kiri Tania dan kini posisinya Tania berada di tengah antara aku dan pak muel.
"Oke , nete aja yah gak lebih, saya masih cape pak"....
"Iya non." Pak muel lantas mencaplok payudara kiri Tania dengan bibrnya , sementara Tania dengan santainya membaca laporan yang dibawa pak muel tadi , sembari terkadang mendesis perlahan. Mereka benar-benar melakukannya seperti hal yang wajar , bahkan tak ada sungkan sama sekali didepanku yang seorang wanita bersuami ,serta berhijab. Entahlah mungkin ini sudah gaya hidup Tania , ketika mendapat ruang , dia akan melakukan apapun yang dia inginkan. Sementara aku hanya diam terpaku melihat apa yang sedang terjadi, jika tadi rasanya masih seperti melihat film porno maka kali ini semuanya aku saksikan benar-benar secara langsung.
"Woy Din... Hp lu bunyi tuh"
Lamunanku baru tersadar saat dini menegurku tentang handphoneku yang berdering sejak tadi
"Ehhhhh.... Ehhhh... Iyaa, aku angkat bentar ya , suamiku.." aku begitu salah tingkah saat kepergok Tania sedang begitu menikmati pertunjukanya. Aku pun segera menjauh dari mereka dan menerima telpon suamiku. Ternyata suamiku hanya mengingatkan untuk membeli persediaan obatnya , yang sebenarnya sudah aku belikan sejak jalan kesini tadi.
Saat kembali ke sofa, ku lihat pak muel hanya sendirian disana , duduk bersandar sembari mengelus tonjolan di celananya
"Emhh .. pak , Tania kemana, kok sendirian"
"Eh non , itu non Tania lagi kedapur bikin minum
Sesaat kemudian Tania datang dengan 2 botol bir dan segelas jus , setelah meletakkannya di meja , Tania dan pak muel kembali mengulangi kegiatannya lagi. Sedangkan aku langsung menyambar jus yang dibawa Tania tadi , berharap bisa menutupi rasa canggungku.
Tak lama Tania meletakan map itu di meja dan meminta pak muel untuk berdiri.
"Pak , udahan dong netenya , geli ih kena kumisnya"
"Yah bapak masih pengen non , tete non kan bagus banget, favorit bapak hehehe"
"Hu dasar , otak mesum , yaudah bapak berdiri deh "