Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ibuku teman seks kami membawa korban adikku

p2055d

Semprot Kecil
Daftar
16 Nov 2019
Post
58
Like diterima
738
Bimabet
Cerita ini adalah kelanjutan thread Akal Gila Istriku.

I
Kehidupan threesome kami berjalan lancar antara aku, istriku dan ibuku. Kalau bertiga begini maka kami akan lebih sering berhubungan dan diharapkan ibu akan segera mendapatkan cucu. Ketenangan kami agak terganggu dengan datangnya adikku yang baru lulus kuliah dan sedang mencari pekerjaan dan memutuskan untuk magang sementara di tempatku.
Dengan adanya adikku di tengah-tengah kami praktis kegiatan threesome kami terhenti karena menghindari kabar menyebar ke saudara yang lain. Kecuali kami bisa membuat adikku berpikiran lain.
Tiap pagi ibuku masih rutin menjemur cucian dan seperti biasa mengenakan daster berbahan tipis jatuhnya di atas lutut. Adikku heran dengan gaya pakaian ibuku, karena sewaktu di desa, ibu biasa berpakaian lebih tertutup.

"Bu, bajunya gak terlalu tipis itu? Sejak kapan ibu suka yang agak terbuka gitu?"
"Ini dibelikan kakak iparmu, ibu mikirnya toh di dalam rumah sendiri gak ada siapa-siapa. Kecuali kakakmu dan kakak iparmu."

Ibu menambahkan,

"Kamu boleh pinjam kalau baju rumahanmu habis."

Adikku hanya mengangguk kecil dengan ekspresi heran. Dan memang baju bawaan adikku habis dan untuk di rumah akhirnya meminjam daster ibu. Jadilah kadang ketika aku masuk kantor siang, melihat ibu dan adikku menjemur sambil mengenakan daster tipis ibu. Aku berpikir apa yang kami dan ibu lakukan sudah terlalu jauh. Sepertinya tidak perlu melibatkan adikku, toh sebentar saja adikku tinggal bersama kami.
Suatu malam ibuku sedang memilih-milih film.

"Gita, sini mau pijitin ibu gak? Kamu sibuk?"
"Gak bu, bentar saya ke sana."

Adikku mulai memijat ibu sambil ibu memilih film yang menurutnya menarik. Koleksi kami dalam satu folder sebenarnya ada yang genrenya soft tapi karena yang menonton hanya bertiga ya dibiarkan saja jadi satu dengan film-film biasa. Akhirnya ibu memilih satu judul.

"Kamu dapat pekerjaan apa saja di kantor kakakmu?"
"Masih bantu-bantu saja kok Bu, memilah berkas buat penyimpanan."
"Iya sudah, kamu santai saja di sini, pakai aja kamar yang sekarang sesukamu, kakakmu dan iparmu senang kamu di sini."

Adegan film sudah mulai menjurus ke aktivitas bermesraan antara dua wanita. Beberapa gaya dipertontonkan bagaimana dua wanita bisa saling memuaskan.

"Bu, kenapa milih film ginian sih?"
"Ibu asal aja milihnya, gak apa-apa sudah terlanjur, ikuti jalan ceritanya aja."
"Adegannya hanya bumbu sepertinya"

Ternyata salah, adegannya sangat banyak bertebaran sepanjang film. Ceritanya tentang bagaimana teman dekat yang memilih untuk saling memberikan kepuasan seks sebagai pengobat kekecewaan.
Ibu dan adikku mulai tenggelam dalam adegan yang dipertontonkan. Adikku beberapa kali berusaha memalingkan muka tapi ibuku selalu mengajak ngobrol membahas adegan yang sedang berlangsung.

"Sepertinya mereka menikmati banget ya?"
"Kelihatannya sih gitu Bu."
"Mereka sudah saling ngerti di mana mesti pegang ya?"
"Iya.."

Adikku mengangguk kecil sepertinya dia penasaran juga dengan kelanjutannya. Pijatannya berubah menjadi elusan di pundak ibu. Ibuku gantian mengelus paha adikku yang dasternya mulai tersingkap. Sesekali tangannya menyentuh celana dalam adikku di bagian kewanitaannya. Semakin lama semakin sering. Adikku memandang ibu meyakinkan bahwa tidak apa, mungkin aku dan iparnya melihat dll. Kamarku dan istriku di sebelah ruang nonton TV. Ruangan kami dalam kondisi terang benderang sedangkan ruang TV dibuat gelap oleh ibu. Tapi ibu meyakinkan bahwa aku dan istriku tidak melihat dengan tetap menyuruh adikku melanjutkan melihat filmnya. Ibu mulai menggosok kewanitaan adikku dari luar CD nya. CD adikku pelan-pelan menjadi basah. Tangan ibuku menyisip ke dalam dan menggosok secara langsung. Adikku mulai mendesah menyaksikan adegan dalam film. Aku dan istriku di ruangan sebelah awalnya tampak sedang sibuk dengan pekerjaan. Adikku kadang menoleh ke kamar kami yang kami biarkan terbuka tapi karena melihat kami sibuk sendiri akhirnya seperti tidak menghiraukan kami.
Terkejutnya adikku ketika melihat lagi ke kamar kami, saat itu aku sedang terlentang telanjang, bagian dada ke atas tertutup tembok, sementara istriku sedikit membelakangi pintu. Istriku sedang mengocok penisku dan sepertinya tidak tahu kalau adikku melihat aksi kami. Perhatian adikku berpindah dari TV ke aktivitas kami. Adikku pasti dapat melihat dengan jelas penisku yang tegak digenggam oleh istriku. Sesekali adikku menoleh ke ibu tapi sepertinya ibu sedang konsentrasi ke TV. Tangan ibu tetap menggosok kewanitaan adikku dan kini adikku disuguhi pemandangan penisku. Desahan adikku semakin berat dan cepat, diselingi rintihan. Adikku menatap aktivitas kami tanpa memalingkan muka sedikit pun. Dia sedang merasakan kenikmatan rangsangan oleh ibuku dan pemandangan erotis di kamar kami. Aku melenguh dan mengejang, pantatku kuangkat bersamaan aku ejakulasi. Aku menyemprotkan sperma banyak. Menyaksikan aku ejakulasi adikku rupanya terpengaruh juga, dia mendapatkan orgasmenya.
Sejak peristiwa itu adikku agak malu-malu ketika bertemu denganku kakaknya.

II
Suatu pagi ibuku mengajak adikku membereskan kamar kami.

"Gita, bantu ibu rapikan kamar kakakmu ya?"
"Ya Bu. Kak Adri apa sudah kasih ijin kita masuk kamarnya?"
"Tiap hari ibu juga masuk kamar kakakmu, jadi sudah biasa. Lagian kakakmu juga di rumah pasti tahu kita masuk kamarnya."

Aku dan istriku melihat ibu dan adikku masuk kamarku. Mereka masih mengenakan daster tipis ibu pilihan istriku. Mereka tidak melihatku.
Di dalam kamarku.

"Rapi juga kamar kak Adri."
"Tentu saja, ibu selalu merapikan. Kakakmu selalu melarang ibu melakukannya tapi ibu memaksa."
"Gak pernah ketemu barang rahasia punya mereka?"
"Barang rahasia apa?"
"Ya mungkin mereka kan suami istri, barangkali ada barang-barang pribadi."
"Seperti ini?"

Adikku terbelalak, ibu menunjukkan beberapa koleksi sex toys kami, seperti vibrator, dildo, kondom macam-macam, pelumas dll.

"Ibu tahu tapi tidak pernah bilang mereka."

Ibu dan adikku melanjutkan membereskan kamarku. Sebenarnya mereka lebih banyak ngobrol. Aku dan istriku menyelinap ke halaman tempat ibu biasanya menjemur. Pertama kami seperti mengobrol biasa. Lalu kami saling membelai dan berciuman. Tangan kami saling masuk ke dalam pakaian masing-masing. Tanganku meraba payudara istriku sedangkan istriku menggenggam penisku.
Adikku melihat ke arah ibuku dan ibuku memberikan isyarat jari di depan bibir.
Permainan kami semakin panas, satu persatu baju kami lepaskan hingga tidak tersisa. Aku menghisap dan menjilati puting istriku sedangkan istriku mengocok penisku.

"Bu gak apa-apa kah kita lihat mereka?"
"Anggap aja seperti film yang kita lihat malam-malam, kalau kita keluar sekarang mereka bakal tahu. Mereka gak bisa lihat kita dari luar."

Adikku menatap adegan yang kami lakukan. Nafasnya berangsur menjadi lebih cepat. Kami melakukan semuanya di dekat kaca kamar kami sehingga pasti adikku dapat melihat dengan jelas.

"Aku penasaran bagaimana adikmu melihat kita Mas?"
"Dia pasti lihat dan kita sebaiknya pura-pura tidak tahu."
"Nanti dia ngomong ke keluarga yang lain bagaimana?"
"Ya itu bagaimana kita bisa mempengaruhi dia supaya tidak membocorkan rahasia kita. Terutama kita dengan ibu. Sementara yang dia tahu kita pasangan seperti biasa."
"Ibu?"
"Ibu masih belum terlihat ada hubungannya dengan kita."

Adikku semakin hanyut dalam adegan yang aku dan istriku lakukan. Kami masih dalam tahap pemanasan hanya saja posisi kami sangat dekat dengan kaca dan pasti sangat dekat dengan adik dan ibuku. Ibuku membelai tubuh adikku. Mengusap kewanitaannya dari luar CD. Adikku sepertinya menikmati karena percaya kami tidak dapat melihat ke dalam kamar. Akibat ibuku mengusap kewanitaan adikku, membuatnya semakin terangsang. Adikku menatap tubuh telanjang kami dari jarak sangat dekat. Ibu melepaskan daster adikku dan menyuruhnya duduk menghadap ke kaca. Kakinya mengangkang menghadapkan kewanitaannya ke arah kami. Tentu saja kami tidak bisa melihat karena siang hari sinarnya memantul di kaca kami menghalangi pandangan.

"Coba ini, "

ibu menempelkan vibrator berbentuk penis ke kewanitaan adikku.

"Oh.. ibu..."

Adikku mendesah merasakan getaran vibrator menembus CDnya mengirimkan rangsangan ke kewanitaannya. Adikku menyisipkan vibrator itu ke dalam CD nya sekarang. Ibuku membantu melepaskan CD adikku. Aku sendiri sedang menerima handjob dan blowjob secara bergantian oleh istriku. Istriku sengaja membiarkan penisku terekspos jelas. Adikku kini memegang vibrator dan menggosok-gosokkan ke kewanitaannya. Klitorisnya sangat terangsang oleh vibratornya. Penisku yang sudah sangat tegang terpampang jelas di depan adikku. Kadang penisku masuk kedalam mulutnya istriku. Aku kini dalam posisi bersebelahan dengan kaca kamar kami. Aku menyandarkan diri dengan tetap mengarahkan pandangan ke istriku. Adikku mulai memasukkan ujung vibratornya ke kewanitaannya. Tampak ada keraguan di wajahnya. Aku secara sembunyi-sembunyi melirik ke dalam kamar. Tidak tampak terlalu jelas tetapi samar-samar bisa kulihat adikku bermain dengan kewanitaannya sendiri. Pemandangan itu sungguh menggugah birahi ku. Ibuku berada lebih dalam sehingga tidak terlihat.

"Augh!..." aku melenguh membayangkan adikku merangsang kewanitaannya menggunakan vibrator kami. Adikku pelan-pelan memasukkan vibrator itu ke dalam kewanitaannya. Menyebabkan dia terpekik pelan. Istriku mempercepat kocokannya, aku hampir mencapai klimaks. Adikku akhirnya mengocok kewanitaannya dengan vibrator. Adikku rupanya juga hendak mencapai klimaksnya. Ditengah aku sedang akan klimaks. Istriku membisiki aku.

"Siapa nama adikmu mas?"

Aku menjawab, "Gita."

"Yang keras mas."
"Gita...."
"Lagi mas sebut namanya lagi.." sambil istriku mempercepat kocokannya.
"Gita, gita oooh gitaaa...."

Sambil aku orgasme, ejakulasi menyemprotkan spermaku banyak. Adikku melihatku menyemprotkan sperma sangat banyak sambil mendengar namanya disebut. Itu membuatnya orgasme bersamaan, tubuhnya bergetar, tangannya ditempelkan ke kaca seolah memegang kepalaku dan bahuku. Berbisik ke arahku.

"Kak Adri, oooh..."

Matanya terpejam, bayangan aku sedang ejakulasi sambil menyebut namanya berputar di kepalanya.

III
Hari Minggu pagi kami mengadakan game di halaman jemuran. Sebelum acara dimulai istriku mencuri waktu untuk mengoral penisku, kadang mengocoknya sampai aku hampir klimaks tiba-tiba berhenti.

"Hei, kenapa berhenti?"
"Itu untuk persiapan."
"Persiapan apa?"
"Game kita hari ini."

Gamenya dibuat peraturan disediakan pertanyaan lalu disuruh menebak. Yang kalah harus disiram air dan duduk di pangkuanku. Permainan berjalan seolah normal. Kadang ibuku, kadang istriku dan kadang adikku kalah sehingga harus duduk di pangkuanku. Semuanya mengenakan dress code daster tipis sehingga ketika kena air akan terlihat pakaian dalam kami. Tidak kalah memalukan aku hanya menggunakan celana berenang berukuran kecil, penisku yang bersentuhan dengan pantat tiga perempuan itu pasti akan kelihatan bereaksi. Setiap istriku kalah ia duduk di pangkuanku sambil pantatnya digosokkan ke penisku sampai hampir keluar tapi terselamatkan karena dia segera berdiri karena hukuman berakhir. Ibuku juga begitu dengan pantatnya yang lebih besar digosokkan ke penisku. Otomatis penisku selalu tegang di tepian klimaksnya. Ketika giliran adikku dihukum, dia duduk di pangkuanku. Dasternya basah kuyup, istriku dan ibuku sudah sekongkol untuk membuat adikku kalah.

"Yaaa... Gita kalah lagi, kena hukuman lagi."

Sambil diguyur air, adikku duduk lagi di pangkuanku. Penisku yang sudah di ambang klimaks bergesekan dengan CD nya. Kali ini istriku dan ibuku terlibat dalam perdebatan tidak jelas. Adikku menunggu di pangkuanku. Penisku mengeras di antara perutku dan pantatnya. Tidak mungkin adikku tidak merasa penisku yang mengeras tersebut. Gerakannya yang berusaha agar tidak terlalu menggesek penisku malah membuatnya semakin keras. Tak disangka penisku meleset keluar dari celana renangku. Kini posisinya penisku di antara pahanya. Adikku merasakan penisku tersebut. Istriku dan ibu sepertinya sibuk dengan perdebatan mereka dan tidak memperhatikan kami.

Bayangan adikku masturbasi menggunakan vibrator kembali muncul. Pelan-pelan aku gesekkan penisku di antara pahanya. Gesekan itu otomatis mengenai kewanitaannya juga. Adikku terdiam merasakan gesekan penisku. Tangannya menyibak CDnya sehingga penisku bersentuhan langsung dengan bibir kewanitaannya. Kami bergerak berirama naik turun. Kurasakan kewanitaannya mulai basah. Penisku semakin lancar bergesekan di antara pahanya. Adikku ragu-ragu memandangku. Tangannya menekan kepala penisku mengarah ke vaginanya. Pelan-pelan penisku masuk ke dalam kewanitaan adikku. Rasanya sangat nikmat bersetubuh dengan wanita yang baru. Tubuh kami naik turun, aku memangkunya sambil penisku keluar masuk kewanitaannya. Karena penisku sudah di tepi klimaks tidak perlu waktu lama aku ejakulasi di dalam adikku.

"ohh.. rasanya enak kak...". Sambil adikku memejamkan matanya. Aku mencium bibirnya.

"Aku cinta kamu Gita."
"Aku juga mencintaimu kak Adri."
"Aku ingin bersama kakak lebih lama di sini."
"Kakak senang kalau Gita tinggal di sini."

Tiba-tiba istriku dan ibuku memeluk kami berdua. Memberikan ciuman untuk adikku. Ibuku menjilati putingku membuat penisku yang masih di dalam kewanitaan adikku mengeras lagi. Istriku mencium bibir adikku, memandu agar adikku menaik-turunkan pantatnya. Adikku menyetubuhiku dan penisku mulai mengeras sempurna lagi. Akhirnya adikku orgasme. Untungnya ejakulasi pertama dalam adikku tidak menyebabkan kehamilan. Aturan yang dibuat oleh ibu, aku hanya boleh ejakulasi di dalam tubuh istriku. Aku bisa bergantian bersetubuh dengan ibuku, atau adikku tapi setiap akan ejakulasi aku harus memberitahu dan istriku akan mengambil alih sehingga aku ejakulasi hanya di dalam istriku. Kata ibu itu supaya aku bisa cepat dapat anak.

Mudah-mudahan berkenan dengan ceritanya.
 
masih agak bingung.. ini ibu mertua adri atau ibu kandungnya?
 
setuju sama suhu @p2055d lagipula kalau sama mertua itu melenceng dari suhbforim cerita sedarah dimana hubungan sedarah adalah hubungan karena adanya pertalian darah beda cerita dengan mertua atau ipar itu jatuhnya bukan sedarah atau incest jatuhnya ke hubungan keluarga atau kerabat bukan lagi sedarah




dan herannya banyak yang bikin cerita tentang mertua dan menantu atau kaka dan adik ipar tapi naruhnya di sub forum cerita sedarah atau kalau nggak dikasih tag sedarah atau incest ya meskipun ada yang ceritanya bagus tapi kurang aja nilai dari sedarah atau incest nya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd