Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG IBUKU DIRAMPAS DARIKU (UPDATE 22/08/2023)

mending pakai mulustrasi gak? takut kebanyakan mulustrasi bikin lelet loading


  • Total voters
    979
PART 004

SENIN SORE, JULI 2019

SEKOLAH

POV IBU UMI



Siang itu aku sedang duduk di meja kerjaku, menyelesaikan beberapa pekerjaan yang masih belum beres. Sebenarnya hari ini aku sudah tidak ada jam mengajar kelas lagi, namun karena tugas ku sebagai pembimbing tim olimpiade membuatku harus pulang lebih sore. Hari ini kebetulan adalah jadwal untuk pelatihan, dan karena bowo adalah satu-satunya perwakilan dari daerah ku yang lolos maka sekalian saja kuarahkan dia untuk mulai hari ini juga.

Tok tok tok. Terdengar suara ketukan pintu ruangan rapat yang akan kupakai untuk bimbingan olimpiade.

“permisi Bu umi” terdengar suara orang dari luar

“iya, masuk aja ” kataku kepada orang dari balik pintu. Kemudian, bowo, orang yang kutunggu tunggu masuk ke ruangan dengan membawa tas ransel sekolahnya.

“Sini duduk aja” kataku mengajak dia duduk di depanku. Kami pun duduk berhadapan di meja rapat.

“Mulai hari Ibu minta kamu fokus untuk lomba nanti ya, jadi kamu ndak usah sungkan sungkan ya kalo mau bertanya atau butuh apa apa” kataku sambil tersenyum.

“iya bu” jawab bowo singkat.

Akupun memulai bimbingan lomba saat itu juga, mulai dengan latihan mengerjakan soal olimpiade matematika tahun lalu yang kudapat dari bank soal. Tapi selama aku mengawasi latihan soal, bowo seperti tidak fokus dengan soal di depannya. Matanya melihat lembaran soal tapi selalu mencuri - curi pandang ke arahku . Aku penasaran ada apa ini, apakah masih ada sesuatu yang dipikirkan anak ini.

“Gimana bowo? kamu bisa ngerjain soal yang ibu kasih ke kamu?” tanyaku menyadarkan lamunan dia.

“eehh... iya.. bisa kok Bu”. Jawabnya gugup.

Aku heran melihat ekspresi seorang anak laki laki yang usianya sama dengan anakku ini, walaupun bowo dari penampilan jauh dari kata menarik, tapi entah kenapa kemudian ada daya tarik tersendiri dari si bowo ini. Terlebih dengan otaknya yang diatas rata rata kawan seusianya menjadi nilai lebih yang mengompensasi kekurangannya.

“aaahh capek juga ya wo” kataku sambil menguap dan mengangkat kedua tanganku. Tanpa kusadari dadaku pun sedikit membusung, yang juga membuat ekspresi bowo seakan salah tingkah. Matanya terpaku melihat payudaraku dengan tatapan tajam seolah matanya dapat menembus seragam coklat yang ku kenakan, tapi entah kenapa saat itu aku tidak menyadari tatapan itu.

“Ngomong ngomong, kamu belum makan kan wo? Kamu mau makan apa, biar ibu pesenin sekalian ke kantin? ” tanyaku sambil beranjak dari kursi.

“Mau makan nasi atau bakso ?” tanyaku sambil tersenyum.

“eh.. bakso saja bu” jawab bowo dengan ekspresi gugup sambil terbata.

“Sebentar ya ibu pesenin dulu, kamu lanjutkan jawab soal yang tadi ya” jawabku sambil berdiri lalu pergi keluar ruangan.

Aku pun keluar menelepon penjaga kantin untuk memesan makanan, dan minta agar diantar ke ruangan tadi. Tidak lama kemudian akupun kembali ke ruangan tempat bowo sedang mengerjakan soal tadi.

“Sudah selesai jawab soal berapa ?” tanyaku pada bowo selagi melihat hitungan di atas kertasnya.

“baru 5 soal bu” jawab bowo sambil terus mengerjakan soal, tanpa melihat ke arahku.

“oke dilanjut ya” sambil aku membuka hape ku.

Tak lama kemudian penjaga kantin datang sambil membawa pesananku tadi “permisi bu umi, ini pesanannya mau ditaruh dimana?”

“oiya mas, ini disini saja” jawabku sambil membersihkan kertas kertas yang bertebaran di meja.

2 porsi bakso panas dengan mie kuning kini telah tersaji di depan kami, lengkap dengan saus dan kecap pelengkap, beserta dengan minuman air mineral.

“ayo wo dimakan dulu, dilanjut nanti latihan soalnya” ajakku pada bowo untuk menyantap makanan yang sudah tersedia itu.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hari itu bimbingan olimpiade kuakhiri lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Selain masih hari pertama, namun juga nampaknya bowo mash belum bisa semangat dalam melakukan persiapan lomba. Setelah membereskan barang barang, kami pun segera pulang. Karena bowo tidak mempunyai kendaraan pribadi, maka sekalian saja kuantar anak itu pulang ke rumah.

Aku pun memboncengkannya naik motor matic ku hingga sampai depan rumahnya. Karena hari masih lumayan terang, aku menyempatkan mampir ke rumah bowo yang sederhana itu karena ada beberapa hal yang masih harus kutanyakan.

“bowo kamu kenapa sih kok kelihatannya gak semangat begitu ?” tanyaku membuka pembicaraan.

“gak kenapa kenapa kok bu”. Jawab bowo sambil tertunduk.

“Bu umi tau kok masih ada yang mengganjal sama kamu, coba cerita ke ibu” tanyaku sambil tersenyum.

“...” bowo pun terdiam dan tak berani menatap mataku.

“apa yang bisa ibu lakukan agar kamu bisa konsentrasi belajar?” tanyaku halus.

“eh anu bowo boleh ndak pegang tetek ibu” jawab bowo.

Aku mendengar jawaban bowo seperti mendengar petir di siang hari. Aku tidak menyangka dia bisa seberani itu kurang ajar padaku. Namun aku masih mencoba menahan emosi ku, dan mencoba tenang. Aku hanya diam ketika bowo berbicara lagi, setidaknya harus ada penjelasan masuk akal dari ini semua. Terlebih hal ini diucapkan oleh bowo yang sudah pasti paham apa yang dkeluar dari mulutnya.

“bowo kan dari kecil sudah ndak punya ibu, makanya bowo pengen ngerasain rasanya punya ibu” Jawab bowo gugup dengan pelan.

“tapi kan gak harus pegang payudara ibu juga” jawabku coba menjelaskan

“ya sudah, kalo ndak boleh bu” jawab bowo terlihat kecewa.

Akupun menjadi bingung, di satu sisi hal ini tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. Namun disisi lain, aku tidak mau membuat bowo semakin kecewa dengan penolakanku. Terlebih sebelumnya aku mau menjanjikan apa saja yang bisa membuatnya semangat kembali.

“ya sudah, kalo itu mau kamu. Kamu boleh kok pegang tetek ibu ini” tanpa pikir panjang aku menawarkan bowo untuk memegang payudaraku,

“ehh boleh nih bu umi ?” Tanya bowo tiba tiba bersemangat seolah tak percaya apa yang baru saja ia dengar.

“Iya boleh, dari pada kamu ga konsentrasi lomba, sini duduk disamping ibu” kataku tersenyum.

Kemudian bowo berpindah posisi duduk disampingku, kupegang tangan kanan bowo lalu kuarahkan tangannya untuk menyentuh Payudara kiriku yang masih tertutup seragam dengan lembut.

“Gimana tetek ibu ? kamu suka ?” tanyaku tersenyum.

“I.. iya bu umi.. “ jawab bowo lucu dan terlihat gugup dengan muka yang merah padam.

“kalo kamu suka boleh kok kamu remas tetek ibu ini” kataku kepada bowo sambil tanganku mulai mengajari tangannya meremas payudaraku. Perlahan tapi pasti tangan bowo mulai meremas payudaraku dengan lembut, tanpa ku bimbing tangan kirinya pun mulai meremas payudara kananku. Kini kedua payudaraku sedang diremas oleh tangan seorang anak SMA seumuran anakku. Kontras sekali warna kulit hitam bowo dengan kulitku yang putih.

“Tetek bu umi lembut banget, bowo suka” ucapnya memujiku.

Tangan tangan bowo kini mulai meremas payudaraku agak kencang.

“Ahh rasanya enak sekali, sudah lama payudaraku tidak dijamah seperti ini oleh laki laki”

Kemudian Cengkraman bowo semakin kuat, remasannya pada kedua payudaraku juga semakin kencang seolah telapak tangannya ingin menyentuh semua bagian payudaraku.

“ahhh.. wwo.. “ kataku menahan gejolak nafsu, sementara bowo sudah tidak lagi melihat mataku hanya fokus ke payudaraku.

“pelan pelan dong remasnya” kataku kepada bowo karena makin lama remasannya semakin kencang membuat payudaraku sedikit sakit. Tapi bowo tetap saja tidak mendengarkanku dan terus meremas.

“ahh.. jangan keras2 remasnya tetek ibu sakit niih” kataku lagi sambil memegang pundaknya.

“ehh iyaa bu.. maaf ya.. habis tetek ibu gede dan empuk banget hehe.. bowo belum pernah pegang, jadi maaf ya bu” jawabnya mulai berani cengengesan.

“iyaa tapi jangan keras keras dong remasnya, ibu gak kemana mana kok“ jawabku

“iyadeh hehe” jawabnya singkat.

Kemudian bowo mulai meremas lagi payudaraku perlahan. Ramasan tangannya membuatku geli sekaligus nikmat, libidoku pun semakin memuncak.

“Habis ini kamu belajar yang semangat ya?, Ibu gak mau kamu ga konsentrasi lagi seperti tadi” tanyaku.

“iya bu umi” jawab bowo singkat tanpa menatapku dan hanya fokus memainkan kedua payudaraku.

Sudah lebih 15 menit bowo meremas payudaraku tanpa bosan, kadang payudaraku diremas kuat2 lalu diremas dengan lembut. Sementara aku hanya bisa mengigit bibirku menahan desahan nafsu yang keluar.

“ehm... Sudah dulu ya, ibu mau pulang dulu ahh.. ” kataku menahan birahi.

“Sebentar bu.. sebentar lagi” jawab bowo tidak memperdulikan ku.

Tangannya semakin nakal, dia mulai berani mencubit payudaraku dengan gemas, terkadang dia menghimpit kanan dan kiri payudaraku.

“ehmmm... tetek ibu wangi banget, empuk banget,, bowo suka tetek ibu” kata bowo sambil membenamkan kepalanya di antara kedua payudaraku.

Aku hanya bisa mengelus kepalanya yang sedang asyik menggesek gesekkan wajahnya diantara dadaku.

Akupun mendorong kepala bowo menjauhi badanku. “udah dulu ya, ibu mau pulang ini sudah sore”

“Bu umi aku boleh ga pegang tetek ibu lagi besok?” Tanya bowo.

“iya iya, besok lagi aja ya. Ibu pulang dulu ya” jawabku.

“Iya bu” jawab bowo singkat

“Tapi inget lho kamu ga boleh bilang siapa siapa tentang kejadian tadi dan ga ada yang boleh tau termasuk anak ibu” kataku, sementara bowo hanya mengangguk.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setengah jam sudah aku dilecehkan oleh muridku, namun semua itu kulakukan demi kebaikan kami semua. aku pun pulang ke rumahku. Waktu itu anakku rino sudah pulang duluan ke rumah. Kemudian malamnya seperti biasa kami berdua makan malam bersama sambil ngobrol di meja makan. anakkku bercerita tentang sekolahnya, tapi entah kenapa aku tidak seperti biasanya, aku tidak terlalu mendengarkan cerita anakku. Aku masih terbayang kenikmatan ketika payudaraku diremas remas oleh bowo tadi.

Karena libidoku yang tinggi semenjak kejadian tadi sore bersama bowo, malamnya aku terus saja membayangkan muridku itu, membayangkan menghisap penisnya yang berwarna hitam besar, seperti yang kusaksikan saat tak sengaja melihatnya masturbasi.

sementara aku juga membayangkan bowo meremas payudaraku yang berukuran 40d ini, tak terasa vaginaku sudah basah.

“ahh ada apa dengan diriku saat ini ? apakah aku sudah menjadi guru yang nakal?”

Lalu akupun memejamkan mata kemudian tertidur​


(GAMBARAN BU UMI SAAT INI)


(GAMBARAN BU UMI KETIKA MASIH MUDA)
 
Terakhir diubah:
Pagi² udah disuguhin update, mantab..maturtengkyu suhu :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd