Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Ibu Kost dan ke 3 anak perempuannya S2

Nama ku Hannah, Kini umurku sudah 44 tahun.. dan aku merupakan janda dengan 3 orang anak. Dan ini adalah cerita masa lalu ku..
















Janda




Aku merupakan seorang anak terakhir dari 2 bersaudara. Ayah ku seorang Wiraswasta, sedangkan Ibuku merupakan seorang guru SMA Negri. Sedari kecil aku dan kakak laki-laki ku di didik dengan begitu baik, pendidikan agama maupun formal. Sedari SD aku juga sudah memiliki nilai yang baik di sekolah. Namun bukan aku anak yang tak tau tentang hal-hal yang tabu.. semasa pertumbuhanku aku juga pernah merasakan dan melihat hal-hal yang tak sepatutnya aku tau semasa aku SMP. Namun karena Ayah Ibu ku memberiku nilai-nilai yang baik akupun tak pernah melakukan hal-hal yang aku memang seharusnya belum tau.

4 tahun selisih umurku dengan kakak ku.. dia merupakan seorang yang sangat pendiam, walaupun begitu kakak ku merupakan sosok kakak yang baik terhadapku. Dia juga sering membantu mengerjakan PR ku semasa sekolah. Ibuku merupakan sosok yang keras, terutama terhadap anak-anaknya.. namun walaupun begitu aku tau dia keras karena memang demi kebaikan anak-anaknya. Ayahku berkebalikan dengan Ibuku.. ayah ku orang yang pendiam seperti kakak ku.

Namun saat aku menginjak kelas 3 SMP sebuah kejadian mengubah hidup kami sekeluarga.

Ayah dan Ibu ku bertengkar hebat.. aku tak tau apa yang terjadi, setelah itu.. ayah dan ibuku pun berpisah. Aku ikut dengan ayah ku, sedangkan kakak ku ikut dengan Ibuku. Dan semenjak itu juga.. aku tak pernah lagi bertemu dengan Ibu dan kakak ku.

Aku dan ayahku pindah ke Kota S karena tuntutan dari pekerjaan ayah ku, namun karena pekerjaan ayah ku yang padat diapun hampir tak sanggup untuk menjagaku. Dan akhirnya aku di kirim ke sebuah sekolah madrasah di kota M. Dan selama 3 tahun aku di sana belajar agama lebih dalam sekaligus bersekolah menuntut ilmu.

Setelah lulus.. sebenarnya aku ingin tinggal dengan ayah ku. Namun dia berkata agar aku sebaiknya segera menikah.

Awalnya aku kecewa dengan keputusannya, aku yang memiliki nilai baik di sekolah berharap bisa berkuliah dan menjadi guru setelahnya seperti ibu ku. Namun apa daya.. keputusan sudah di ambilnya. Dan aku juga tak mau mengecewakan ayahku.

Beberapa bulan setelah kelulusanku akupun akhirnya menikah dengan seorang pria yang memiliki selisih umur 9 tahun denganku yang ternyata anak dari teman lama ayah ku. Saat menikah aku berharap Ibu dan Kakak ku datang ke pernikahan ku.. namun ternyata ayah ku melarang nya. Ayah ku benar-benar tak mau lagi bertemu dengan Ibuku.

2 bulan pertama pernikahan kami cukup bahagia.. namun itu hanya sesaat. Ayahku yang tadinya begitu senang mendengar kehamilan ku tiba-tiba terjatuh sakit.. dan baru kehamilanku yang seumur jagung.. ayahkupun di panggil yang Maha Kuasa. Sebelum ayah ku meninggal kembali dia berpesan.. untuk tak menemui Ibu dan Kakak ku lagi. Dia juga tak mau kehadiran Ibu ku di pemakamannya. Entah apa yang membuat ayah ku sebegitu bencinya dengan Ibuku.








Setelah pemakaman ayah ku, aku dan suamiku pun pindah ke kota J karena tuntutan pekerjaan dari suamiku. Suamiku merupakan seorang karyawan biasa, penghasilannya pun juga biasa saja. Namun setelah menikah aku baru tau bahwa juga dulu lulusan pesantren, mungkin ini kenapa ayahku menjodohkan ku dengannya.

Awalnya penghasilan suamiku cukup untuk kami berdua, namun kekawatiran kamipun muncul saat aku akan segera melahirkan anak pertamaku. Setelah kelahiran anak pertamaku aku berteguh untuk ikut bekerja dengan suamiku. Awalnya memang dia melarangnya.. namun karena memang himpitan ekonomi akupun di perbolehkannya untuk bekerja.

Aku mendapatkan pekerjaan di sebuah salon kecantikan milik teman suamiku. Dan semenjak bekerja di sana selain aku mendapat penghasilan akupun jadi tau cara merawat diri.

Dua tahun kemudian anak keduaku lahir, dengan suamiku yang sudah menjadi PNS akupun di mintanya untuk berhenti bekerja.









Hidup kami berjalan dengan bahagia selama 15 tahun, Aku dan suamiku masih tinggal di kota J.. dulu di awal menikah kami hanya mengontrak rumah, tapi Alhamdulillah kini kami tinggal di sebuah rumah yang suamiku bangun beberapa tahun lalu. Dengan 3 kamar di lantai 1 dan 6 kamar di lantai 2 yang di gunakan sebagai kost-kostan.

Aku juga sudah di karuniai 3 orang putri yang begitu cantik. Aku mendidik anak-anak ku seperti Ayah dan Ibu ku mendidik ku. Sebenarnya Aku ingin anak ku juga masuk pesantren seperti aku dulu, namun suamiku melarangnya.. mungkin karena dia ingin dekat dengan anaknya selalu.

Aku tak memiliki banyak teman selepas menikah.. hanya tetangga sekitar,beberapa ibu pengajian dan ibu-ibu arisan. Kegiatanku juga tak banyak.. hanya kegitan ibu rumah tangga seperti biasa. Dan selama menikah aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah mengurus anak-anak, walaupun sebulan sekali kami juga terkadang jalan-jalan.











Indah.. anak pertama kami merupakan seorang anak yang biasa saja.. nilainya di sekolahpun tak begitu menonjol. Namun tubuhnya yang tinggi membuatnya sering di pandang oleh teman-temannya. Semasa SMP juga dia sering mengikuti eksul bola voli dan basket.

Kini Indah sudah memasuki SMA, dan dari sini pandangan ku terhadap anak ku mulai berubah.

Saat itu baru beberapa bulan Indah masuk SMA.. bangunan kost di lantai 2 juga saja selesai dan sudah terisi 2 kamar. Indah, anak pertamaku yang sudah masuk kelas 1 SMA ku mintai tolong untuk membantuku menjemur pakaian yang sudah ku cuci pagi itu. Kebetulan hari itu tanggal merah. Saat kami menjemur pakaian di lantai atas terlihat beberapa CD anak kost yang sedang di jemur, dan tanpa sadar anak ku Indah langsung memegang CD anak kost sedang di jemur.


Indah : "Mah ini celana dalem siapa?"

Mamah : "Ehh jangan di pegang, itu punya anak kost" Nadaku keras.


Entah apa yang ada di pikiran anak ku itu.. tiba-tiba saja dia memegang celana dalam milik orang lain.


Beberapa hari kemudian sudah berlalu.. saat sore hari setelah dia pulang sekolah. Indah langsung melepas tasnya dan berlari kekamar mandi karena perutnya yang sedang sakit. Tak sengaja saat dia di kamar mandi.. HPnya berbunyi. Aku yang sedang duduk di sofa sambil menonton TVpun langsung mengambil HP nya yang ada di tas.. namun saat ku buka, aku yang terkejut bercampur marah saat ku lihat ada gambar cowok hanya mengenakan celana renang pendek di wallpaper HP miliknya. Langsung saja ku hapus dan ku ganti wallpaper di HP milik Indah saat itu. Akupun langsung curiga terhadapnya.. sambil tanganku yang gemetar, ku coba mencari sebuah data yang ku takutkan berada di handphone milik Indah. Aku sangat takut jika Indah menyimpan video aneh di handphonenya.

Aku benar-benar takut aku akan menemukannya, dan jika aku menemukannya.. itu mungkin juga pertama kalinya aku melihat video seperti itu.

"Alhamdulillah untung saja tak kutemukan seuatu yang ku takutkan tadi" Gumamku.

Setelah dia keluar dari kamar mandi ku tanya terkait gambar yang ku temukan di handphonenya.. dia berdalih temannya yang memasang gambar itu untuk becandaan saja.

Aku sebagai ibunya mencoba menasehatinya untuk tidak melihat gambar seperti itu, karena dia belum cukup umur melihat seperti itu. Dan aku tak menceritakan kejadian itu pada suamiku karena ku pikir itu hanya hal sepele.








Beberapa Minggu kemudian..

Entah perasaan ku saja atau bukan, aku rasa Indah mulai bertingkah aneh.. Indah mulai sering main ke kost atas saat pulang sekolah. Aku tak tau apa yang dia lakukan di atas, yang ku tau di kost atas tak ada orang saat dia pulang sekolah. Awalnya aku tak menaruh curiga padanya.. lalu suatu hari saat aku akan membereskan baju sekolahnya, aku menemukan CD pria di lemari bajunya. Saat ku perhatikan, aku ragu itu punya suami ku. Dan akhirnya ku simpan CD itu di lemari suamiku.

Aku masih tak menaruh curiga dengan anak ku Indah.

Kemudian beberapa hari setelahnya, Aku menemukan lagi CD pria di lemari miliknya. Dan saat aku menanyakannya dia menjawab tidak tau. Mungkin aku tak sengaja menaruhnya saat membereskan baju sekolah Indah.

Keesokannya aku mendapat laporan bahwa CD milik anak kost ada yang hilang saat di jemur.. aku mencoba berfikir positif "Mungkin saja saat aku mengangkat jemuran, salah satu CD anak kost ada yang terbawa". Dan langsung saja ku kembalikan CD yang ada di lemari Indah tadi.







Suatu hari di Rabu pagi, hari dimana jadwalku membereskan kost-kostan.. akupun melakukan kegiatan seperti biasa. Sekitar pukul 8 pagi setelah suamiku berangkat kerja.. aku langsung naik ke lantai 2 dengan membawa ember untuk menjemur pakaian.. aku benar-benar tak tau apa yang sedang terjadi, saat aku menaiki tangga.. ku lihat anak pertama ku Indah yang masih dengan pakaian jilbab SMAnya sedang berdiri di dekat jemuran. Aku yang terheran melihat kenapa dia tak berangkat sekolah, dan sesaat aku ingin menegurnya.. terlihat anak ku Indah sedang memegang CD milik seorang anak kost lagi. Aku terdiam sesaat lalu ku jatuhkan ember di tangan ku yang sontak membuat Indah menoleh padaku.

Akupun langsung memanggil namanya dengan keras. Indah yang begitu panik langsung melempar CD di tangannya. Hari itu aku benar-benar marah padanya.. aku mengomelinya habis-habisan. Aku begitu murka padanya.. Indah yang tertangkap basah tak bisa mengelak lagi.. dia hanya tertunduk dan terdiam saat aku mengomelinya. Saat ku tanya kenapa, dia menjawab bahwa temannya ingin melihat CD pria.. makanya dia ingin membawanya kesekolah. Jawaban yang tak bisa ku percaya.

Sesaat aku berfikir untuk menelfon papahnya, namun langsung kuurungkan. Karena jika suami ku tau apa yang di lakukan anaknya, aku yakin Indah akan di pukuli.

Dan aku pun mengambil keputusan untuk tidak mengadu pada papahnya dan menyimpan rahasia ini sendiri.

Karena aku kawatir, Malamnya aku mencoba berbicara dengan Indah. Setelah Isya sekitar pukul 8 malam, ku coba masuk ke kamarnya mencoba berbicara dengannya terkait kejadian tadi pagi. Setelah berbincang terkait apa yang di lakukannya.. ternyata benar aja, Indahpun mulai terbuka. Di usianya yang masih remaja begitu besar hasrat keingintahuannya. Rasa penasarannya dengan lawan jenis membuatnya bertanya-tanya.. mungkin karena dia hanya memiliki saudara perempuan makanya dia sebegitu penasarannya.

Malam itu dia bertanya hal-hal yang aneh.. aku tak tau apa sudah saat nya Indah tau semua tentang hal itu di usianya yang sekarang. Dalam pikiran ku jika aku tak memberitahunya aku takut dia akan mencari tau sendiri. Akhirnya akupun menjelaskan sebatas yang perlu dia tau.

Aku selalu mengawasinya semenjak kejadian itu.. banyak hal juga yang aku larang untuk dia lakukan. Namun semakin aku melarangnya makin aneh saja yang dia lakukan.







3 Tahun sudah berlalu.. Setelah lulus SMA Indah tak bisa langsung melanjutkan kuliah karena dia meminta untuk kuliah di tempat yang jauh, dan itu membuat ayahnya kawatir. Indah pun sempat menganggur 1 bulan sebelum akhirnya dia mampu membujuk ayahnya untuk memberikannya Ijin kuliah di kota B.

Kini.. Indah sudah mulai masuk kuliah. Dia jarang pulang semenjak kuliah di Kota B, terkadang dia pulang hanya 2 kali sebulan. Aku yang tak berpendidikan ini hanya bisa menuruti kemauan putriku.. selama ayahnya sudah mengijinkan.

Selama dia berkuliah di sana aku selalu menghubunginya tiap malam.. mungkin juga karena aku yang kawatir terhadap anak pertamaku itu.

Dan benar saja.. baru setahun berlalu ketika dia pulang ke rumah, dia pulang tanpa mengenakan jilbab. Tentu saja itu membuatku terkaget melihatnya.. Untung saja saat itu hanya aku dan Dini yang di rumah.

Sampai suatu waktu saat dia sudah masuk semester 4 masa kuliahnya. Saat itu musim libur anak kuliahan, dan Indah berada di rumah sudah hampir 1 minggu, saat itu sore hari setelah Dini pulang sekolah, Dini menanyakan dimana kakaknya Indah pada ku. Dan akupun mengatakannya untuk mencarinya di teras.. Dini yang tak menemukannya di teras bawah berjalan berjalan keatas ke lantai dua, dan tak lama kemudian Dini berteriak dan langsung lari ke bawah. Suamiku yang sedang tidur di kamarpun terkaget langsung berlari menghampiri Dini.. Lalu Dini bercerita ke ayahnya.. bahwa Dini melihat kakaknya sedang telanjang di kursi teras atas.

Suamikupun langsung murka.. saat di tanya Indah mencoba mengelak, namun suamiku yang marah besar langsung menampar putri pertama kami itu.

Aku tak mengerti apa yang sedang terjadi. kenapa Indah telanjang di teras atas..








Semenjak kejadian itu suamiku tak percaya lagi dengannya.. Indah terpaksa berpindah kuliah tak jauh dari rumah kami, agar bisa tinggal di rumah bersama lagi.

Kini anak pertama ku itu di awasi dengan ketat.. dia tak boleh keluar rumah jika bukan urusan kampus, bahkan Ayahnya sendiri yang mengantarnya saat pulang pergi kuliah. Sehingga tak banyak yang Indah bisa lakukan di luar kampus.

Namun, semua itu tak menghentikannya..

Kelakuannya malah makin aneh.. aku tak tau apa yang sedang di perbuatnya. Sering kali aku mendengar suara aneh dari dalam kamarnya, bahkan pernah suatu ketika ku buka kamarnya dimalam hari dia sedang berdiri di depan kaca tanpa busana. Saat kutanya dia berdalih sedang berganti baju.

Dan yang membuatku terkejut suatu waktu saat keadaan rumah yang sepi dan ku tinggal Indah sendiri di rumah.. saat itu aku pergi arisan. Waktu aku pulang ke rumah.. aku melihatnya sedang berlari sambil bertelanjang bulat dari depan sofa. Saat ku tanya lagi dia berdalih habis mandi.

Aku yang makin curigapun akhirnya membuat siasat saat itu. Aku berpura-pura pergi lagi keesokan harinya.. namun kali ini aku langsung pulang.

Dan benar saja.. saat aku masuk perlahan ke rumah. Ku melihat dengan mata kepalaku sendiri, anak ku Indah sedang bertelanjang bulat di sofa depan TV. Aku tak melihat apa yang dia lakukan namun itu tetap membuatku begitu marah.. Aku mengancamnya, dan akan melaporkan pada papahnya.. namun saat itu dia menangis di depan ku, memohon untuk tak melaporkannya.

Entah bukannya kapok, lagi-lagi dia melakukannya.

Pernah suatu ketika saat aku mendengar suara aneh dari kamarnya. Dan saat aku membuka pintu Indah sedang memegang handphone dan merekam tubuhnya sendiri yang tak mengenakan apapun. Aku yang sangat marah tak tau lagi harus bagaimana.. akhirnya akupun melaporkannya pada papahnya. Dan tentu saja Indah pun langsung di marahi dan tampar papahnya lagi.








Sudah hampir satu setengah tahun semenjak Dini pertama kali memergoki kakak Indah saat itu. Sudah beberapa kali juga aku melihatnya telanjang di rumah.. sudah sering kali juga aku memarahinya dan membentaknya keras. Namun sekeras-kerasnya kau marah padanya, aku tak pernah sekalipun memukulnya. Semejak Suamiku mulai sakit-sakitan.. aku tak lagi berani mengadu pada ayahnya setiap aku memergokinya telanjang. Entah kenapa aku begitu kawatir sakit suamiku makin parah jika mendengar anaknya yang terus berkelakuan seperti itu.

Hari makin hari kelakuannya di rumah makin berani. Dia seperti tak peduli lagi dengan ucapanku.. dia seperti tak takut lagi di marahi papahnya. Terlebih lagi saat dia sedang sendiri di rumah. Pernah suatu ketika aku memergokinya di depan kamar anak kost atas, yang dimana kost memamg sedang sepi. Aku melihatnya sedang berjongkok dengan jilbab dan rok panjangnya dengan badannya bergerak naik turun. Aku tak begitu jelas melihat apa yang sedang dia lakukan, yang ku lihat hanya lantai yang basah di depannya.

Aku lagi-lagi mencoba menutupi apa yang sedang Indah lakukan, semua ku pendam dan ku simpan sendiri.

Beberapa bulan kemudian Indahpun lulus, namun karena memang susahnya mencari kerja saat itu.. Indahpun hanya berdiam diri di rumah.










2 Tahun sudah berlalu, Anak terakhirku Dini mulai masuk SMA, anak keduaku Icha pun lulus kuliah. Dan anak pertamaku Indah pun akhirnya menikah dengan seorang lelaki pilihan suamiku. Ada perasaan lega di hatiku.. akhirnya ada yang akan menjaga anak ku Indah.

Indah dan suaminya tinggal tak jauh dari rumah.. hanya beda komplek saja.

Beberapa minggu setelah Indah menikah, aku pun mendapat kabar bahwa Indah anak ku telah hamil anak pertamanya yang berarti cucu pertamaku.







9 bulan kemudian, Indah akhirnya melahirkan cucu pertamaku. Begitu juga dengan Icha yang telah menjadi PNS dan menjadi pengajar di sekolah Dini saat ini. Kehidupan ku kembali tenang..

Namun itu semua hanya sesaat..

Baru 6 bulan umur cucu pertamaku. Suamikupun mulai sakit keras. Memang ini nasib ku dan keluargaku.. suamiku pun akhirnya meninggal dunia. Hampir 26 tahun kami hidup bersama.. kini di umurku yang menginjak 43 tahun, aku harus hidup sendiri hanya dengan anak-anak ku.








Di bulan pertama, aku masih begitu sedih.. walaupun begitu aku yang kini menjadi kepala keluarga tak bisa menunjukkan kesedihanku pada anak-anak ku. Aku mencoba tegar demi anak-anak ku.

3 bulan setelah suamiku meninggal, Icha pun menikah dengan anak dari teman suamiku yang kaya raya.. yang memang sudah di jodohkan dari dulu. Icha tinggal tak jauh dari rumah, karena permintaan ku agar tak jauh dari anak-anak ku.

Aku senang melihat anak ku yang lain menikah, namun semenjak itu aku makin merasa kesepian di rumah, terlebih saat Dini masuk sekolah. Terasa rumah yang begitu sepi, walaupun anak ku Indah dan Icha terkadang menengok ku di rumah.

Sebenarnya aku sendiri di rumah bukan hal biasa, saat Indah dan Icha kuliah dulu, Dini yang sekolah, dan suami ku yang bekerja.. aku sering sendiri di rumah. Namun semenjak suamiku meninggal rumah terasa begitu sepi.








Kesepian yang tak biasa begitu melanda diriku. Aku yang dulu sering ikut pengajianpun sekarang jadi berkurang.. entah kenapa aku lebih sering termenung di rumah. Aku tak berani menceritakan kesepian ku dengan anak-anak ku.. aku takut mereka akan kawatir terhadapku.

Suatu hari Indah main ke rumah dengan cucuku, saat itu dia bertanya pada ku tentang kegiatanku akhir-akhir ini.

Aku tak tau, mungkin memang perasaan anak pertama ku ini begitu kuat padaku.. diapun merasakan bahwa aku terlihat begitu murung akhir-akhir ini. Indah yang sudah menikah dan memiliki anak terlihat begitu dewasa merangkul ibu nya yang begitu kesepian.

Akupun menceritakan semuanya pada Indah, semenjak itu Indah mulai sering mengajakku keluar.. walaupun terkadang hanya pergi makan dan jalan-jalan ke mall.

Pernah suatu waktu Indah mengajakku kesalon.. Jujur, awalnya aku menolak. Aku yang sudah tua ini untuk apa pergi ke salon. Meskipun aku menolaknya Indah tetap mengajakku.. katanya hanya perawatan rambut dan wajah saja agar terlihat lebih segar. Walaupun aku dulu sering melakukan perawatan disalon.. tapi semenjak kelahiran anak ku Dini aku tak pernah lagi sekalipun ke salon. Aku hanya melakukan perawatan di rumah seadanya.

Selain sering mengajakku jalan ke mall Indah juga sering mengajakku jalan pagi ke taman.. indah juga memberiku saran untuk lebih banyak kegiatan di rumah agar tak kesepian. Dia ingin agar aku tetap sehat walaupun di rumah.

Akupun berfikir ada benarnya juga.. aku tak mau sampai sakit dan merepotkan anak-anak ku kelak.








Banyak kegiatan yang di sarankan indah untuk kulakukan di rumah.. seperti merajut, menanam bunga bahkan Indah memintaku untuk ikut senam bersama ibu-ibu komplek.

Awalnya aku menolak karena di umurku yang hampir 44 tahun, tak banyak kegiatan yang bisa ku lakukan.. apalagi senam dengan ibu-ibu komplek, itu tak mungkin ku lakukan karena aku merasa malu tentunya. Namun Indah lagi-lagi memaksaku.. semenjak itu indah mulai mengirimi ku video-video seperti cara menanam bunga di pot, cara merajut baju dan lain-lain.

Aku mulai dari kegiatan seperti bercocok tanam karena mungkin itu saja hal yang mungkin aku mengerti. Akupun meminta Indah untuk membantuku membeli perlengkapan seperti pot kecil, pupuk dan lain-lain.

Aku sebenarnya sering berolahraga, walaupun terkadang hanya melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah dan kost, aku rasa itu cukup membuat tubuhku berkeringat. Namun Indah tetap memintaku melakukan olahraga seperti senam.. dia berkata keringat yang keluar dari tubuh saat olahraga itu lebih sehat.

Sebenarnya aku malu olahraga senam seperti itu, akupun memintanya untuk mencarikan video senam yang bisa ku lakukan sendiri di rumah.










Sudah 1 bulan sudah berlalu.. semua kegiatan yang di sarankan Indah ku lakukan. Kegiatanku setiap pagipun muali berubah.. yang tadinya aku hanya nonton TV sebelum bersih-bersih rumah. Kini aku jadi sering melakukan senam dan menyirami beberapa tanaman yang sudah aku tanam. Banyak video senam dari berbagai macam gerakan yang Indah berikan padaku, bahkan Indah kini membelikan beberapa set kaos dan celana olahraga dengan hijab.









Pada suatu Pagi saat Dini sudah berangkat ke sekolah, aku berniat untuk melakukan senam sebelum melakukan kegiatanku dan saat itu akupun berganti kaos dan celana olahraga yang di belikan Indah. "Baru kali ini aku memakai kaos dan celana seketat Ini" Batinku.

Kemudian sebuah video ku casting di TV melalui handphoneku.

Namun entah ini kesengajaan atau bukan, ternyata video yang ku buka adalah video yang benar-benar tak mau aku melihatnya sama sekali.

Video yang direkam menggunakan handphone itu memperlihatkan anak ku Indah sedang berdiri sambil tersenyum di sebuah kamar mandi yang tak asing bagiku, yaitu kamar mandi rumahku sendiri. Terlihat Indah menaruh Handphonenya di wastafel.. dan sambil tersenyum Indah mulai melepas hijab besar dan juga baju terusannya. Ku lihat tubuh jenjang dan putih anak ku yang hanya tertutup BH merah dan CD putihnya. Dan aku yang panik langsung mematikan TV di depan ku.

Aku begitu shock, dan sambil terduduk di sofa aku langsung menelfon Indah.. aku menanyakan kenapa Indah memiliki video seperti itu dan kenapa video seperti itu di kirim pada ku. Tentu saja dia beralasan kalo itu video lamanya sebelum menikah, dan dia tak sengaja mengirimkannya padaku.

Sebelum menikah dulu Indah pernah berkata bahwa dia sudah tidak pernah melakukan hal itu lagi.. itu hanya masalalunya, bahkan kini dia sudah mengenakan cadar.

Tentu saja aku percaya dengan anak ku itu.. Namun karena kejadian itu, di hari itupun aku begitu malas untuk melakukan sesuatu. Pikiranku pun jadi berantakan..








Malamnya aku tak bisa tidur memikirkan kejadian tadi pagi, entah kenapa aku begitu takut. Takut cucuku nanti akan seperti mamahnya.. aku yang masih bertanya-tanya pun sampai lupa video Indah yang tadi siang untuk ku hapus. Saat ingin ku hapus.. entah kenapa ada sedikit rasa penasaran di hatiku tentang apa sebenarnya yang di lakukan anak ku Indah.

Sejujurnya aku belum pernah benar-benar melihat apa yang di lakukan Indah.. terkadang aku hanya melihat sebagian tubuhnya dan Indah langsung menutupi tubuhnya.

Entah apa yang merasuki pikiranku malam itu, akupun berfikir untuk melihat video anak ku itu sebentar. Aku sambil berbaring di balik selimut dengan baju tidur ku, ku coba membuka video yang tadi pagi sempat ku tonton sebentar.

Ku Lihat kembali Indah yang sedang membuka jilbab dan baju rok terusannya.. lalu Indah yang masih sambil tersenyum mencoba melepas BH yang menutupi payudaranya. Aku pun agak takut melihatnya.. setelah BH merah yang di kenakannya terlepas terlihatlah payudara anak ku yang menggantung bebas dengan puting yang agak kecil.

Aku terdiam sejenak melihat video itu.. kucoba menarik nafas panjang. Tak lama aku yang sempat termenung kembali melihat video dari HP di tanganku. Aku tersontak kaget saat ku lihat dia sudah tak mengenakan celana dalam. Tubuhnya yang tinggi semampai terlihat putih bersih tanpa sehelai bulu pun di tubuhnya, Bulu kemaluannya terlihat begitu lebat di antara kedua pahanya. Lalu dia mulai menaruh handphonenya di lantai bersandar pada tembok. Terlihat jelas kaki anak ku yang jenjang dan begitu putih di video.

Lalu sambil berjongkok Indah terlihat bersandar di tembok tersenyum menatap kamera, dan sambil memegang lututnya perlahan Indah membuka kedua kakinya.

Dan.. Handphone pun langung ku matikan. Aku tak sanggup melihatnya.. malam itu aku hanya menangis di balik selimut.








Paginya, aku mencoba membuang apa yang ku lihat kemarin.. aku mencoba melupakan hal yang terjadi.

Dini kembali masuk ke sekolah sehingga aku kembali sendiri di rumah. Aku berfikir untuk olahraga sebentar sebelum memulai pekerjaan rumahku, tentu saja video yang kemarin sudah ku hapus. Aku pun langsung berganti baju. Namun saat berdiri di depan kaca, aku terdiam sejenak memandang tubuhku yang masih tertutup hijab dan daster. Dan entah kenapa sesaat aku teringat lagi video Indah kemarin. "Kenapa ya, Indah melepas bajunya seperti itu.. kenapa sambil tersenyum menatap kamera?" Gumamku.

Pikiranku tak karuan lagi pagi itu..

"Ah sudahlah" Sambil ku lepas jilbabku.. ku rapikan rambutku yang agak berantakan dengan sisir. Sambil berdiri menatap tubuhku yang masih tertutup daster, terlihat payudaraku yang agak membentuk tak tertutup jilbab di balik daster.

Dan kemudian akupun berganti kaos olahraga panjang dan celana panjang serta jilbab bulat untuk olahraga. Aku yang baru sadar ternyata dari samping payudara ku begitu besar saat memakai kaos ketat olahraga seperti ini. "Untung cuma di rumah" Gumamku.

Setelah berganti baju akupun senam sambil mengikuti gerakan video di TV.

30 menit berlalu, aku yang sudah cukup berkeringatpun beristirahat sejenak. Karena ku pikir setelah ini aku mau bersih-bersih, sekalian saja tak perlu berganti baju dulu. Jadi dengan baju olahraga ku, akupun mulai membersihkan rumah. Setelah rumah bersih aku langsung mengambil cucianku yang sudah di ember dan siap di jemur. Sesaat aku akan beranjak ke lantai 2, aku berhenti sejenak. "Di atas ada orang gak ya.." Gumamku yang kawatir jika ada anak kost di atas melihatku mengenakan pakaian seperti ini. Tapi karena hari ini bukan tanggal merah akupun akhirnya yakin di atas tidak ada orang.

Sesampainya di atas ku taruh ember berisi pakaian di dekat jemuran, dan seperti biasa aku mulai membersihkan kost terlebih dahulu. Dan setelah kost sudah bersih aku kembali ke jemuran untuk menggantung pakaian.

Dan sesaat aku menjemur baju, ada sesuatu mengusik pandanganku dan langsung membuatku teringat kejadian masalalu.. saat ku lihat sebuah celana dalam milik anak kost yang tergantung di jemuran. Aku biasa menjemur bajuku bersebelahan dengan pakaian anak kost dan aku juga terkadang melihat celana dalam anak kost yang di jemur dekat dengan jemuranku. Tapi entah kenapa kali ini langsung membuatku teringat dengan Indah yang dulu pernah memegang celana dalam milik anak kost.

"Apa semua yang Indah lakukan di mulai dari sini?" Batinku.

Aku tak tau apa yang terjadi dengan ku.. aku yang tanpa sadar sedang menatap celana dalam milik anak kost yang tergantung di depanku.

"Astagfirullahaladzim.." Ucapku. Jantungku berdebar kencang.. dan aku langsung membereskan jemuran dan berlari ke bawah. "Aku ngapain tadi?" Sambil menggelengkan kepala aku menuju kamar mandi.

Saat di kamar mandi dan melihat wastafel, aku kembali teringat video Indah yang kutonton semalam. Sambil membayangkan kembali anak ku yang melepas bajunya di mana aku berdiri sekarang.

Aku sebenarnya masih penasaran dengan apa yang di lakukan anak ku itu. "Kenapa dia tersenyum menghadap kamera? Apa dia sedang video call dengan seseorang? atau hanya iseng merekam saja? apa yang dia rasakan? apa yang di lakukannya saat berjongkok?".

Aku terdiam sejenak.. melamun menatap kaca. Pikiranku masih berantakan.. sampai lagi-lagi aku membayangkan tubuh anak ku sendiri.

Akupun mulai menyingkap dasterku sampai pinggang di depan cermin. Saat aku melepas BH.. terlihat payudaraku yang menggantung di cermin. Dan aku mulai memperhatikan tubuhku sejenak di kaca.








"Apa sih yang di perhatikan Indah sampai begitunya. Badannya Indah emang bagus sih.. kalo di bandingin sama tubuhku sih jauh."

"Udah badannya tinggi, bokongnya juga montok.. tapi kayaknya perutku lebih langsing sedikit deh.. paha ku juga lebih kecil." Gumamku.

"Eh.. hmmm.. kayaknya payudaraku juga lebih besar deh.. hmmm.. tapi gak sekenceng punya Indah sih, mungkin karena umurku juga.. makanya agak kendor".

"Tapi itu video kapan yah? puting Indah kok udah agak coklat" Gumamku makin tak jelas.

Aku tak pernah melihat payudara orang lain.. kecuali anak ku waktu masih kecil. Dan saat aku melihat payudara anak ku yang sudah dewasa.. ternyata payudaraku lumayan besar juga. Walaupun aku masih tak tau.. kenapa tubuhku yang kecil ini memiliki payudara dengan ukuran yang besar.

Entah apa yang di pikiranku saat itu kenapa aku mulai membandingkan tubuhku dengan tubuh anak ku sendiri.








Selesai mandi aku yang hanya mengenakan daster duduk di depan meja rias sambil menyisir rambutku yang masih basah. Ku buka handphone ku.. dan lagi-lagi aku teringat video Indah semalam.

Video itu memang sudah ku hapus di sd card handphoneku, tapi karena Indah mengirimnya via WA tetap saja video itu masih tersimpan di percakapan WA kami. Entah kenapa ada rasa penasaran di hatiku yang membuat pikiranku bingung. Akupun memutuskan untuk melihatnya sekali lagi.

Ku Download lagi beberapa video yang Indah kirim padaku. Sampai akhirnya kau menemukannya.. dan tak pakai lama akupun langsung menyalakannya.

Ku lihat kembali dia melepaskan bajunya sampai dia mulai bertelanjang bulat dan berjongkok sambil bersandar di tembok. Jantungku berdebar.. saat Indah mulai memegang kedua lututnya, dan dengan perlahan di bukanya kedua pahanya sampai akhirnya aku melihat vaginanya agak kemerahan di antara bulu kemaluannyanya.

Aku sebenarnya tak tega melihat anak ku seperti itu, tapi entah kenapa aku makin penasaran di buatnya.

Tak selang beberapa lama.

"Kaaakkkk.. lama banget sih di kamar mandi" Terdengar suara Dini dari pintu di video.

"Iya bentar ahh.." Indah menjawab dengan kesal.

"Buruaaann.. aku mau pipis" Dini yang mendadak teriak di depan kamar mandi membuat Indah menyudahi semuanya.

Ada perasaan lega di hatiku semuanya telah berakhir.







Sorepun tiba.. ada sebenak di pikiranku bahwa Indah juga mengirimkan video seperti itu ke adik-adiknya.. aku yang kawatir sesegera mungkin langsung menanyakan pada Dini dan Icha. Aku mencoba menghubungi keduanya untuk segera ke rumah sepulang sekolah.

Dini yang terlihat masih polos sepertinya tak tau apa yang ku maksud dengan video kakaknya, saat ku check HPnya pun tak ketemukan video yang aneh-aneh.

Icha seorang guru, tak mungkin dia mengaku hal seperti ini di depan adiknya.. akhirnya ku coba berbincang di kamarku tanpa Dini di dekat kami. Ternyata benar saja.. anak ku yang kini seorang guru ternyata memiliki beberapa video kakaknya Indah di laptop pribadinya. Akupun awalnya terkejut mendengarnya.. saat ku tanya ternyata dia mendapatkannya dari flashdisk sang kakak saat meminjamnya. Dia berkata bahwa Indah pun tak tau dia mengambilnya.

Saat ku tanya kenapa dia mengambilnya, dia berdalih hanya ingin menyimpannya saja. Akupun menasehatinya, dan aku menceritakan semua yang dilakukan kakaknya Indah.. dan betapa terkejutnya aku bahwa dia juga sudah mengetahui semua yang di lakukan kakaknya. Dia mengetahuinya sejak masa kuliah.. dia juga pernah beberapa kali memergoki kakaknya.

Saat kutanya apa dia sudah tak perawan sebelum menikah, dia bilang masih perawan sampai menikah. "Alhamdulillah" Ucapku.

Entah apa yang dipikiranku saat itu lagi.. aku meminta Icha untuk mengirimkan semua video Indah padaku. Icha yang tanpa pikir panjang langsung membuka laptopnya dan mengirimkan video yang berjumlah tak sampai 10 buah dan beberapa foto kakaknya padaku.

Icha : "Tapi jangan kasih tau kak Indah ya mah.. kalo aku yang ngasih"

Aku : "Iyah."

Dan sebelum Icha pulang aku memintanya untuk tak memberitahu Dini apapun tentang kakaknya Indah.








Malam harinya aku termenung di kasur. "Kenapa aku meminta video Indah sama Icha tadi?" Gumamku. Aku tau ini semua hanya masa lalunya.. dan aku sebenarnya tak ingin melihat tubuh anak ku lagi namun rasa penasaran mengalahkanku. "Apa saja video yang sudah Indah buat?" Batinku. Data yang di kirim Icha tadi sore pun ku coba buka dengan handphoneku.

Ku lihat beberapa foto Indah bertelanjang bulat, akupun masih keheranan kenapa dia suka mengambil foto tubuhnya sendiri. "Banyak banget foto kamu nak" Batinku. Beberapa Foto yang ku lihat membuatku terkejut.. tubuhnya yang terlihat masih putih dan begitu bersih masih mengenakan baju SMAnya. Aku benar-benar tak tau jika anak ku sudah seperti ini semenjak dia masih SMA, ada beberapa yang dia masih mengenakan jilbab.. ada juga yang dia hanya mengenakan celana dalam. Kebanyakan ku lihat fotonya di ambil di dalam kamar.. ada juga yang di kamar mandi. Dan ada juga beberapa foto semasa dia kuliah.. terlihat beberapa foto di ambil di kamar kost lamanya di kota B.

"Astagfirullahaladzim.. itu baju apa?" Ucapku terkaget saat ku lihat sebuah foto dimana Indah yang mengenakan baju seperti jaring berwarna hitam menutupi dari kaki tangan sampai lehernya.. hanya lubang di bagian payudara dan bagian selangkangannya saja yang tak tertutup. "Baju apaan begitu? Dapet dari mana sih baju begituan?". Aku yang begitu polos.. tak tau bahwa di dunia ini ada pakaian seperti itu. Aku juga tak tau Indah mendapatkan itu dari mana.

Aku kembali terdiam menahan emosiku. Namun sekali lagi.. Indah berkata bahwa kini dia sudah hijrah. Dan ini semua hanya masa lalunya.. jadi akupun tak menegurnya lagi. Lagi pula dia sudah menikah dan memiliki anak saat ini, tak mungkin dia masih memiliki baju seperti ini.

Dan semenjak melihat Indah mengenakan pakaian seperti itu, tubuhku jadi gelisah.. pikiranku makin tak tenang, malam itupun aku beberapa kali terbangun ketika tidur.







Besoknya Dini bersekolah di rumah.. aku yang tak banyak melakukan kegiatan siang itu hanya duduk di sofa sambil memperhatikan Dini yang belajar. Dan entah kenapa aku terbayang baju yang di foto ku lihat semalam. Aku yakin Indah tak memiliki pakaian seperti itu lagi.. tapi aku ragu pakaian itu benar-benar di buangnya. Kamar bekas Indah memang sudah tak terpakai.. yang ku tau hanya terisi beberapa pakaian di lemari, kasur dan meja.

Aku yang curigapun mencoba membongkar kamar Indah siang itu.. saat aku menggeledah seisi ruangan memang benar, tidak ku temukan pakaian aneh itu. Namun aku menemukan sesuatu di di bawah kasurnya, yaitu sebuah remote kontrol mini dengan tombol ON/Off serta sebuah benda seperti telur kecil agak lonjong yang tersambung kabel kecil di antara keduanya dan juga 1 botol kecil berisi cairan seperti minyak tanpa lebel. Saat ku coba nyalakan ternyata baterainya tidak ada. Akupun mencari baterai bekas remote untuk ku coba pasangkan. Dan saat ku nyalakan.. benda lonjong seperti telur yang seukuran jempol itupun tiba-tiba bergetar kencang. Aku tak tau barang apa ini.. saat ku coba tanyakan pada Dini pun dia tak mengetahuinya. Dan akhirnya aku hanya menyimpannya di kamar.

Ada perasaan lega di hatiku bahwa aku tak menemukan pakaian yang kucari. Tapi aku masih curiga dengan barang yang ku temukan tadi.







Esok paginya, dimana aku sendiri lagi di rumah akupun melakukan kegiatan seperti biasa, yaitu senam pagi. Tak lama kemudian terlihat Indah datang ke rumah dengan cucuku.

Indah : "Assalamualakum.. Mah"

Aku : "Waalaikumsalam.. iya sayang" Indah sudah pernah melihatku dengan pakaian olahragaku, jadi aku tak begitu malu saat di melihatku senam mengikuti gerakan di TV.

Indah : "Mah aku mau keluar lagi.. aku titip nazam (Anak Indah) lagi ya mah"


Indah terlihat dengan cadar dan jilbab besar yang berwarna pink sambil menggendong cucuku dengan membawa tas kecil berisi susu anak nya.


Aku : "Tumben pagi-pagi gini sayang"

Indah : "Iya mah.. mendadak soalnya"

Aku : "Kerjaan lagi?"

Indah : "Hmmmm.. iya" Jawabnya agak ragu.

Aku : "Kamu pulang jam berapa nanti?"

Indah : "Bentar doang kok.. nanti abis dzuhur juga udah pulang"

Aku : "Suami kamu masuk kantor?"

Indah : "Iya mah.. ya udah aku jalan dulu ya" Seperti tergesa-gesa.

Aku : "Eh bentar mamah mau tanya dulu.."

Indah : "Tanya apa?"

Aku : "Mamah kemaren nemu barang di bawah kasur lama kamu"

Indah : "Barang apaan?"

Aku : "Mamah gak tau.. ada tombolnya gitu"

Indah : "Ha? Ada tombolnya? gak tau ah mah.. aku buru-buru nih"

Aku : "Bentar sayang.. mamah ambilin dulu barangnya di kamar"

Indah : "Udah ah.. entar aja mah"

Akupun mencoba mengambil barang yang ku simpan di laci kamar ku.. sesaat aku mengejarnya, dia sudah pergi keluar gerbang. Dan saat ku lihat dia masuk ke sebuah mobil besar berwarna putih agak jauh dari rumah. "Indah pergi sama siapa?" Batinku.

Setelah mandi aku hanya main dengan cucuku sampai siang.








Saat Indah pulang aku pun sedang tidur siang dengan cucuku.. lalu kami membahas tentang pekerjaannya lagi. Indah berkata memang pekerjaannya tak tentu.. hanya saat temannya memanggilnya saja. Saat ku tanya soal gaji pun.. dia berkata tak tentu.

Lalu aku mengambil barang yang tadi pagi belum sempat ku tunjukkan padanya.


Indah : "Ini mamah nemu dimana?"

Aku : "Di kamar kamu.. di bawah kasur, itu barang apaan sayang? kok bisa geter".

Indah : "Ini.. ini cuma alat pijet doang kok mah, bisa buat mijet tangan, leher tuh" Lalu sambil di nyalakan dan dia mencoba memijat tangannya dengan alat yang bergetar itu.

Aku : "Ohh.. kok di taroh di bawah kasur sih?"

Indah : "Iya aku lupa.."

Aku : "Ya udah buat mamah aja sini.. lumayan buat pijet-pijet mamah"

Indah : "Eh.. jangan"

Aku : "Kenapa sih pelit banget"

Indah : "Hmmmm.. ya udah deh.."


Setelah anaknya bangun Indah langsung pulang.

Sorenya setelah mandi sore, aku duduk di depan meja rias ku.. karena tanganku yang agak pegal karena bermain dengan cucuku tadi, akupun mengambil alat pijat yang di berikan Indah tadi untuk memijat badanku yang pegal. Tak lupa ku teteskan minyak urut yang juga ku temukan di sebelah alat itu.

Aku terkadang menggunakan alat itu untuk memijat tangan, leher bahkan kepalaku.. biasanya ku gunakan kalau tubuhku merasa pegal.








2 hari sudah berlalu, Hari itu merupakan hari senin. Setelah Dini berangkat sekolah akupun kembali sendiri di rumah.. aku termenung memikirkan hal yang seharusnya sudah kulupakan. Jantungku berdetak begitu pelan.. entah kenapa dalam benak ku bahwa baju yang ku lihat di foto Indah itu masih tersimpan di rumah ini. Aku yang tanpa berfikir panjang mencoba kembali mencarinya di seisi rumah.

Di kamar Indah, di dapur, di ruang tamu, di kamar mandi, bahkan di kamar Dini aku mencoba mencarinya.

1 jam aku mencarinya di seisi rumah namun tetap saja aku tak bisa menemukannya.. Dengan perasaan kecewa akupun terduduk di sofa depan TV. Entah apa yang sedang meracuni otak ku, aku begitu terobsesi untuk mencari baju itu.

Di dalam lamunanku. "Mungkin benar sudah di buangnya barang itu.. ya sudah lah, mending senam dulu bentar sebelum bersih-bersih kost" Batinku. Sebenarnya aku cukup berkeringat setelah mencari barang dan bersih-bersih rumah tadi.. tapi kata Indah bersih-bersih rumah keringatnya berbeda dengan olahraga.

Dan setelah berganti baju olahraga, aku berdiri di depan TV mencoba memilih video untuk ku tonton. Namun lagi-lagi jantung ku berdebar saat aku memilih yang membuatku teringat video kiriman Icha minggu lalu. Aku melihat seisi rumah ku, ku yakinkan diri ku bahwa aku benar-benar sendiri. Entah apa sedang merasuki ku.. dengan perasaan yang mulai was-was, aku memilih untuk menonton salah satu video yang di kirim anak ku Icha minggu lalu.

Sambil duduk di sofa, aku buka video paling atas yang ada di handphoneku dan ku nyalakan di TV.

Bukan rasa ingin tau lagi yang ada di benak ku saat ini, namun rasa menggebu yang membuat jantungku begitu berdebar.









Saat ku nyalakan kulihat Indah yang sedang berdiri di kamarnya dan sudah bertelanjang hanya mengenakan celana dalam berwarna putih. Terdengar suara musik dari background video tersebut.. dan sambil tertawa Indah melompat-lompat dan berjoget di video itu. Payudaranya terlihat bergerak naik turun.. dan beberapa saat kemudian videopun berakhir.








Entah kenapa aku masih belum puas dengan video itu.. akupun mencoba membuka video lainnya.

Di video kali ini ku lihat Indah duduk bersilah diatas kasur kamarnya dengan jilbab besar, aku sama sekali tak bisa melihat tubuhnya yang tertutup jilbab besar itu.. hanya wajahnya yang tersenyum sambil menatap kamera. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri di atas kasur, dan begitu terkejutnya aku yang melihat anakku yang bertelanjang di balik jilbab besarnya. Hanya jilbab dan celana dalam merah yang menutupi tubuhnya. "Hihii.." Sambil tertawa kecil dia mendekatkan Payudara ke depan kamera.

Sambil memainkan putingnya yang terlihat kecil namun begitu kencang dengan jarinya sambil tersenyum.

"Astagfirullah" Gumamku.

Lalu camera yang sepertinya sudah terpasang pada tripod di pegangnya sambil merekam tubuhya sendiri.. Indah berdiri sambil berputar-putar di kamarnya. Ku lihat payudaranya yang bergerak naik turun dari camera. Aku yang duduk di sofa mulai berdebar saat ku lihat dia menghampiri pintu kamar setelah melepas jilbabnya.

Dia berjalan keluar dengan yakin, seperti tak ada seorangpun di rumah. Aku tak tau itu jam berapa, tapi aku yakin hanya Indah seorang di rumah saat itu.

Sambil menutupi payudaranya dia tersenyum berjalan menuju ruang depan.. dia berdiri di depan jendela depan tanpa takut ada yang akan melihatnya. Lalu dia kembali menuju dapur.. setelah camera di letakkanya di meja dia terlihat seperti melakukan kegiatan yang biasa ku lakukan seperti mencuci piring, menyapu, bahkan mengepel. Dia melakukan itu di seluruh ruangan hanya mengenakan celana dalam. Tak lama di kembali ke kamar dan videopun berakhir.

Aku tak tau apa yang ada di pikirannya saat itu.. aku yang keherananpun hanya terdiam di sofa. Aku ingin melanjutkan menonton video lainnya, namun karena perutku yang mulai lapar.. akupun pergi memasak. Aku yang memasak terus melamun.. memikirkan Indah yang bertelanjang sambil berkeliaran di rumah. Aku saja bahkan setelah atau sebelum mandipun paling tidak masih mengenakan daster. Belum lagi aku terbayang saat dia memainkan putingnya dengan jari.

Sesaat terbesit di benakku membayangkan diriku sendiri sedang bertelanjang bulat sambil memasak. "Astagfirullah" Ucapku.







Malampun tiba, aku yang berada di balik selimut masih memikirkan Indah yang telanjang bebas sambil berkeliaran di rumah. "Kok dia berani banget ya kayak gitu.. kalo sampe ada yang liat gimana coba?".







Keesokan paginya setelah Dini berangkat sekolah aku duduk di sofa sebelum memulai kegiatanku.. setiap melihat sudut rumah aku selalu terbayang Indah yang hanya mengenakan celana dalam sedang membersihkan rumah. Akupun kembali membuka video yang ku lihat kemarin.. ku lihat wajahnya yang seperti merasa bebas berkeliaran tanpa merasa takut sedikitpun. Aku masih tak tau kenapa dia melakukan itu.

Dan bukannya aku berhenti, aku malah membuka video selanjutnya di HP ku. Bukan karena aku ingin melihat Indah yang telanjang.. namun aku ingin tau apa lagi yang dia lakukan di rumahku.







Kali ini ku lihat anak ku sedang berdiri dengan baju tidur dan jilbabnya di kamar.. lalu diapun melepas semua pakaiannya, dan hanya celana dalam putihnya yang tersisa. Tubuhnya masih terlihat lebih langsing.. aku tak tau dia merekamnya kapan dan aku juga tak tau dia merekamnya jam berapa.. namun jantungku berdebar saat dia dengan perlahan membuka pintu kamar nya. Begitu gelap ku lihat di depan pintu kamarnya. Sesaat kemudian dia mengendap keluar.. Terlihat suasana yang begitu tenang dan gelap. Aku yakin dia melakukan itu di malam hari. Dia berjalan mengendap dan kemudian berdiri di depan kamar ku sejenak, seperti memastikan kalo aku dan suamiku sedang tertidur, lalu dia berjalan menuju pintu depan.. setelah mengintip suasana teras rumah yang sepi diapun perlahan membuka pintu yang terkunci dengan begitu perlahan.

Betapa terkejutnya aku.. saat ku lihat anak ku Indah yang hanya mengenakan celana dalam berjalan keluar pintu. Dia berdiri di balik gerbang sesaat. Entah apa yang ada di pikiran anak ku itu.. dia tiba-tiba merebahkan badannya terlentang di lantai teras di depan gerbang, terlihat putingnya mengacung ke atas tak tertutup apapun.

"Eh anak kost ada yang masih bangun gak ya.. coba liat bentar ah" Ucapnya. Indahpun terlihat berdiri dan kemudian dia berjalan menaiki tangga ke kost-kostan di lantai 2. Jantungku makin berdebar kencang melihatnya.. namun sesaat kemudian dia terlihat panik dan lari turun lagi kebawah.

"Untung gak keliatan.. hihi" Ucapnya sambil berjalan pelan setelah mengunci pintu rumah.

Sambil tersenyum diapun kembali ke kamarnya.. sesampainya di kamar dia melepas celana dalamnya dan langsung masuk ke dalam selimutnya.

"Kalo tadi sampe ada anak kost liat.. diapain ya gw? hihi" Ucapannya dari balik selimut dan sesaat video pun berakhir dengan Indah yang tidur dengan selimut tanpa mengenakan apapun.

"Astagfirullah, ngomong apa sih.." Ucapku. Lagi-lagi aku di buat bingung dengan kelakuan Indah di video itu.

Dan Karena siang itu aku ada arisan akupun segera berbenah dan mencoba melupakan video yang ku lihat tadi.








Malampun tiba.. setelah sholat Isya aku pun hanya duduk sambil melamun menonton TV dengan Dini di ruang tengah.

Dini : "Mahh.. maahhh.. mamaaahhhh"

Aku : "Eh iya.. kenapa sayang?"

Dini : "Dari tadi mamah ngelamun mulu.. mikirin apa sih?"

Aku : "Eh.. gak ada kok.."

Dini : "Hmmmm.."


Tentu sana aku tak bisa melupakan video yang ku tonton tadi pagi.



































Jam sudah menunjukkan angka 12 malam di dinding kamarku, namun aku masih belum tertidur. Aku terus memikirkan ucapan Indah dari tadi.. ucapan yang membuatku merinding. Ucapan yang Seolah-olah dia berharap orang lain melihatnya telanjang seperti itu.

"Kenapa dia berharap seperti itu? kenapa dia berharap orang lain melihatnya telanjang?" Batinku.

Pikiranku tak karuan memikirkan itu.. aku yang tak bisa tidur pun akhirnya keluar dari kamar. Suasana rumah yang begitu gelap dan hening membuatku terdiam sambil berdiri di depan pintu kamar. Entah apa yang sedang ku lakukan.. aku yang mengenakan baju daster dengan jilbab Instantku kemudian berjalan perlahan menuju ruang depan. Terlihat Cahaya lampu teras yang masuk melalui jendela begitu terang.. sesaat akupun mencoba mengintip dari jendela. Terbayang sesaat anak ku Indah yang terlenjang di lantai dekat gerbang.

Aku termenung sesaat..

"Kenapa?" Hanya itu yang ada di pikiranku saat itu.

Tak lama akupun kembali kekamar ku.. dan berdiri di depan cermin sambil menatap tubuhku sendiri.

Aku ingin tau. "Apa sih sebenarnya yang sedang dia lakukan..? Apa sih yang dia coba rasakan..?"


Dan Sesaat aku mencoba melepas jilbabku.. rambutku yang sebahu ku biarkan terurai. Dan entah apa yang merasuki ku malam itu.. aku mulai melepas dasterku di depan cermin dan di susul BH putih ku. Kulihat tubuhku sendiri yang hanya mengenakan celana dalam berwarna putih di depan cermin beberapa saat.

Aku hanya terdiam sambil menatap dinding di sekitar kamarku.. seketika aku berjalan menghampiri pintu, jantungku pun mulai berdebar tak karuan.

"Apa jadinya kalo aku keluar kamar dengan keadaan seperti ini?" Gumamku.

Dan dengan tangan yang gemetar ku pegang gagang pintu di hadapanku.. dan karena rasa takut yang begitu besar, akhirnya akupun mengurungkan niat itu. Aku berlari masuk ke kasur.. masuk kedalam selimutku.

Aku terdiam tanpa suara sambil memeluk guling yang menyentuh langsung pori-poriku. Dan sambil termenung akupun tak sadar dengan tubuhku yang hanya mengenakan celana dalam akhirnya terlelap di malam itu.






















4 jam kemudian Adzan Subuh membangunkanku. Aku yang tadi tertidur tanpa sadar sontak kaget melihat tubuhku sendiri yang terlentang bebas tak tertutup selimut lagi. Payudaraku terlihat begitu bebas dengan celana dalam putihku yang masih menutupi kemaluanku. "Astagfirullah" Ucapku sambil mengenakan kembali dasterku dan berlari ke kamar mandi.

Sampai pukul 8 pagi, setelah Dini berangkat sekolah aku hanya termenung teringat aku yang tertidur hanya mengenakan celana dalam semalam. "Kalo ada yang liat aku semalem gimana.. kalo sampe Dini liat aku gimana coba.. bisa mati aku".

"Aku ngapain sih semalem.. Astagfirullah".

Yang aku lakukan semalam benar-benar membuatku bingung, kenapa aku tidur begitu. Pagi itu pikiranku pun masih tak tenang..

Sambil menyapu aku terkadang melamun "Kalo yang di video Indah itu, tiba-tiba ada orang yang mergokin dia gimana ya? kalo kepergok papahnya sih paling di pukulin.. tapi kalo anak kost yang mergokin? apa jangan-jangan di perkosa? Astagfirullah.. pikiranku kok gini sih. Lagian anak kost juga alim-alim yang masuk sini, palingan juga di laporan ke papahnya." Ucapku.

"Tapi.. kalo Indah di pergokin maling? Astagfirullah.. bisa beneran di perkosa sih."

"Eh.. kalo.. kalo semalem ada maling? kalo pas aku tidur telanjang semalem ada maling?" Aku terdiam sesaat sambil memegang gagang sapu di dapur.

"Astaugfirullah.." Ucapku. Seakan masih tak percaya dengan apa yang ku lakukan semalam. Membayangkan seseorang melihat tubuhku yang sedang tanpa busana.

"Apa jadinya kalo aku di perkosa?" Gumamku sambil kembali melamun.

"Ehh.. Tapi.. aku kan cuma nenek-nenek, mana juga ada maling merkosa orang kayak aku yang udah punya cucu."

"Kalo Indah bisa jadi sih.. dia kan masih cantik"

"Astagfirullah.. udah ah"

Dan Entah kenapa karena memikirkan hal itu ada rasa sedikit kesal di hatiku.























Indah : "Assalamualaikum.. maahhhh" Suara Indah terdengar dari pintu depan.

Aku : "Waalaikumsalam.." Suaraku agak malas menjawabnya.

Indah : "Mamah lagi ngapain?"

Aku : "Lagi nyapu.."


Wajah ku agak sinis melihat anak ku itu.. mungkin karena Video Indah yang keluyuran di rumah tanpa busana.


Indah : "Oh.."

Indah : "Aku titip anak ku lagi ya mah.."

Aku : "Kemana lagi kamu?" Tanyaku agak kesal.

Indah : "Biasa mah.. kerjaan"

Aku : "Pulang jam berapa emang?"

Indah : "Kayaknya agak sore deh"

Aku : "Ya udah"

Indah : "Ya udah aku berangkat dulu ya mah"

Aku : "Iya." Nadaku masih kesal.


Entah kenapa aku begitu kesal padanya.. "Apa karena aku yang melihatnya keluyuran di rumah ku sambil telanjang bulat? atau aku yang cemburu dengan tubuh anak ku sendiri?."

Pagi itu aku hanya bermain dengan cucuku, setelah Indah menitipkan anaknya.

Sampai sore hari setelah Indah pulang kerja aku pun berbincang di teras depan dengannya. Aku tak mau membicarakan video dirinya yang sudah aku tonton.. entah kenapa aku takut dia akan marah kalau aku melihat video dirinya. Kami berbincang tentang kegiatanku akhir-akhir ini, sempat juga dia menanyakan alat pijat yang di berikannya padaku tempo hari.

Indah : "Mah.. alat pijet yang kemaren masih mamah pake?"

Aku : "Masih.. kenapa emang?"

Indah : "Gapapa mah.."

Aku : "Oh iya.. mamah juga nemu minyak urut di bawah kasur kamu.."

Indah : "Minyak urut?"

AKu : "Iya di sebelah alat pijet kamu, kadang mamah pake buat mijet juga sih"

Indah : "Coba mah.. aku mau liat"

Aku : "Bentar mamah ambilin" Aku pun mengambil botol berisi minyak itu di kamarku.

Indah : "Ini mamah pake buat apa?! kok tinggal setengah?" Tanyanya kaget setelah melihat botol yang ku berikan.

Aku : "Ya buat pijet lah.."

Indah : "Ini kan minyak buat ...."

Aku : "Buat apa?"

Indah : "Buat.. ee.. udah mamah gak usah pake ini lagi deh" Nadanya agak keras.

Aku : "Ihh kenapa sih kamu marah-marah gitu"

Indah : "Udah pokoknya jangan.."

Aku : "Kok gitu sih kamu"

Indah : "Pokoknnya jangan maahhh"

Aku : "Iya.. tapi itu minyak buat apa?"

Indah : "Bukan buat apa-apa.."

Aku : "Aneh banget sih kamu"

Indah : "Aku mau tanya sama mamah.. mamah gak kenapa-kenapa kan abis make minyak ini?"

Aku : "Hmmm.. enggak"

Indah : "Biasanya mamah pake buat mijet apa?"

Aku : "Buat mijet tangan sama kaki paling"

Indah : "Mamah gak ngerasa aneh gitu abis pake minyak ini?"

Aku : "Ehmmm.. enggak, biasa aja.. emang kenapa?"

Indah : "Enggak deh mah"

Aku : "Aneh kamu ih"


Setelah nya Indahpun pulang dengan membawa botol berisi minyak itu. Aku tak mengerti kenapa Indah marah setelah dia melihat botol minyak itu. "Baunya emang bukan kayak minyak urut sih, di pake juga gak kerasa panas." Gumamku sambil mencium botol yang sama yang saat ku temukan memang ada 2 botol.

Aku sebenarnya agak takut setelah Indah marah tadi tentang botol minyak itu. Karena takut akupun kemudian hanya menyimpannya dalam lemari.




















Beberapa hari kembali berlalu, aku berfikir kejadian kemarin hanya rasa penasaranku saja, dan akupun sudah melupakannya.

Di sabtu pagi hari itu setelah sholat subuh Indah datang lagi menjemputku untuk jalan ke taman. Selama ditaman kembali Indah banyak bertanya tentang apa yang ku lakukan akhir-akhir ini, bahkan dia bertanya tentang perasaanku.. Aku tau beberapa hari lalu aku melakukan hal bodoh, aku juga sering memonton video lamanya. Namun tak mungkin aku menceritakan hal itu.

Sampai akhirnya dia bertanya. "Mamah gak mau nikah lagi?" Tanya Indah padaku.

Aku tak tau kenapa Indah bertanya seperti itu padaku, aku yakin dia sayang dengan papahnya. Begitu juga dengan anak-anakku yang lain.. tapi aku yakin dia pasti berfikir tentang nasibku kelak jika Dini sudah menikah nanti.

Pertanyaan itu membuatku terdiam sesaat, aku hanya duduk terbayang suamiku yang sudah meninggal. Dan dengan tegas aku menjawab.. bahwa aku tak mau menikah lagi.

Indah : "Emang kenapa mamah gak mau nikah lagi?"

Aku : "Enggak sayang.. mamah gak tega"

Indah : "Gak tega kenapa mah?"

Aku : "Mamah gak tega aja sama anak-anak mamah"

Indah : "Tapi nanti kalo Dini nikah terus tinggal sama suaminya mamah kan jadi sendiri"

Aku : "Iya sih.. tapi kan rumah kamu sama Icha juga deket, nanti bisa juga kan Dini tinggal sama mamah kalo udah nikah"

Indah : "Iya juga sih.."

Indah : "Tapi Mamah yakin?"

Aku : "Iya.. mamah yakin, lagian siapa juga yang mau sama mamah yang udah tua begini"

Indah : "Ihh.. kata siapa mamah udah tua.. umur 44 tuh masih muda mah, lagian mamah masih cantik tau"

Aku : "Udah ah.. gak jelas banget kamu"

Indah : "Hehe.. iya mah, maaf"

Indah : "Asal jangan di lampiasin ke yang aneh-aneh aja" Suaranya lirih.

Aku : "Kamu ngomong apa?"

Indah : "Enggak mah.. pulang yuk, aku laper ni.. nanti aku sarapan di rumah mamah aja ya"

Aku : "Ya udah yuk"





























Bersambung..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd