Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Housewife Tales

Stlh mengenal Afif the aquaman lebih jauh, siapa yang lebih anda sukai dibanding Imron the janitor?


  • Total voters
    118
Wah hebat. Hasil pilpres eehh...polling menunjukkan bahwa afif yang kiprahnya masih baru ternyata lebih disukai mupengers daripada imron yg legendaris. Dgn selisih 70% lagi wah hebat bener
Nidaul jg ikutan... Orgy dgn keluarga besar widya + bbrp keluarga lagi... Seruuuuu
Waduh ntar mrk bakal bersaing menggarap para wanita dong
Afif terlalu tua nih
Tua yang penting bisa muasin hak....hak...hak...

Btw cerita terbaru sedang digarap...dah 50%.....tokoh utamanya....rahasia hak..hak...hak...
 
Terakhir diubah:
Om.....eike jadi cameo incip2 dikit boleh?? Kalo enak & keterusan yahh gpp lahh. Hak....hak...hak....

hajar terus blehhh.....
 
okay mupengers! bukan cuma film kekinian kaya MCU & DC yang ada post credit endingnya, cerita gw pun ada dengan efek surprise yang wah tentunya. maaf rilisnya agak lama, soalnya baru pulang vacation abroad sih, selamat dinikmati ya!



Suatu pagi
09. 50



Afif mengarahkan penisnya ke vagina Olivia yang tengah menungging di tengah matras yang digelar di ruang tengah itu. Adegan mereka disaksikan oleh Christine, Frida, dan Yulia yang duduk di sofa yang melingkar.
“Ooooh…” Olivia mendesah lirih saat penis Afif dengan perkasanya menggenjot liang kewanitaannya, membuatnya menggeliat dan menceracau tak karuan.
Christine memang sudah mengatur acara ini untuk teman-teman sesama mama muda di sekolah anaknya itu. Ia mengajak ketiga temannya yang bisa ikut acara ini untuk bertaruh bahwa Afif selaku ‘jagoan’nya ini mampu membuat mereka bertiga orgasme hingga lemas sebelum dirinya sendiri mencapai orgasme, aturannya tidak boleh main keroyok, jadi harus satu per satu. Afif yang sudah dikonfirmasi dua hari sebelumnya sudah mempersiapkan diri dengan jamu tradisional untuk menambah staminanya secara alami. Pria itu semakin ganas menggenjot Olivia, moncong penis bersunatnya terus-terusan menyundul liang senggama wanita itu. Setiap kali menumbuk rahimnya, Olivia terbelalak dan ternganga sambil mendesah dalam nikmat yang luar biasa. Olivia sendiri tidak pasif menerima sodokan penis pria itu, ia juga menggoyang pinggulnya sebinal mungkin agar mampu membuat pria itu orgasme. Namun pengalaman Afif terbilang tinggi, ia tahu siasat wanita itu, sehingga ia mengatur tempo genjotan dengan tepat. Tangan kasarnya pun beraksi meremas-remas payudara Olivia dengan lembut serta menggerayangi bagian sensitif lainnya dari tubuh mulus wanita itu. Semuanya itu membuat Olivia merinding dan bergetar, ia merasakan orgasmenya sebentar lagi akan tiba. Menyaksikan pergumulan itu, ketiga wanita yang menonton tidak bisa menyangkal diri mereka pun hanyut dalam arus birahi. Yulia menghisap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskan asapnya sambil diam-diam menggesekkan kedua paha indahnya karena merasa gatal di selangkangannya. Frida juga menggigit bibir merasakan vaginanya basah dan putingnya mengeras, ia ingin segera merasakan kenikmatan yang sedang dirasakan temannya itu. Christine pun merasakan hal yang sama, di balik lengannya yang dilipat ia meremas payudaranya sendiri, matanya tidak lepas dari pergumulan Olivia dan Afif di hadapannya.
“Punya cik legit banget… kontol saya kaya dihisap-hisap gini” kata Afif dekat telinga wanita itu.
Olivia merasa tersanjung dengan ucapan si pengantar air itu sehingga ia menggoyang pinggulnya lebih liar yang menyebabkan klitorisnya makin bergesekan dengan batang pria itu dan mempercepat orgasmenya.
“Duuhh Pak... saya udah gak tahan… aaahhh!!” desah Olivia
Mengetahui situasi ini Afif memaju-mundurkan penisnya makin cepat dan keras, mengaduk-aduk liang senggama wanita itu. Akhirnya sebuah hujaman keras yang menghantam dinding rahim berhasil mengantar Olivia ke puncak kenikmatan.
“Aaaahhhhh... !” wanita itu mendesah panjang, cairan cinta mengucur deras dari liang senggamanya, tubuhnya mengejang dahsyat.
Afif segera mencabut penisnya yang masih tegak, lalu...sruupppttt!, dengan rakusnya pria itu menyeruput cairan cinta Olivia memberi kenikmatan ekstra pada wanita itu.

“Ayo berikutnya!” sahut Afif setelah melahap habis cairan cinta Olivia
“Frid! Giliran lu tuh!” ujar Christine pada temannya itu.
“Iyah, gua tau” Frida bangkit dan menghampiri pria yang sudah telanjang itu.
Frida bergidik melihat penis Afif yang masih begitu tegak dan nampak mengkilat karena basah oleh cairan orgasme Olivia. Darah wanita 36 tahun beranak dua itu berdesir membayangkan benda itu akan mengaduk-aduk vaginanya. Afif langsung meraih pinggang rampingnya begitu dalam jangkauannya dan mendekapnya. Afif memagut bibir Frida yang dibalas tak kalah bergairah oleh wanita itu.
“Mmmmhh... sshh” suara lengguhan bercampur dengan suara desahan seiring pergumulan yang kian ganas.
Tangan Afif menyingkap gaun terusan Frida sambil mengelusi paha mulus dan bongkahan pantatnya yang semok itu. Sementara Frida sendiri sambil beradu lidah meraih batang penis pria itu dan mengocoknya. Ia tidak ingin kalah taruhan dari Christine, maka ia harus membuat pria ini orgasme duluan setelah sebelumnya menumbangkan Olivia. Afif melepas pagutannya dari bibir Frida untuk melucuti gaun terusan yang dipakai wanita itu menyisakan bra dan celana dalam merah. Di usianya yang sudah pertengahan kepala tiga, bentuk tubuh Frida masih indah, payudara 34B-nya terlihat begitu kencang dan perutnya masih rata. Ia memang rajin merawat tubuhnya, selain memperhatikan makanannya, ia juga rajin gym dan fitness. Frida berlutut dan menggenggam batang penis Afif.
“Keras banget” katanya dalam hati, “tapi gua ga percaya ga bisa bikin dia keluar duluan”
Frida pun mulai menjilati penis itu sehingga Afif merem-melek menikmati layanan oralnya, kepalanya mendongak dan tangannya meremasi rambut wanita itu.
“Ohhh... terus cik! Sepongan ncik mantap abisshh!!” ceracau Afif, tangannya bergerak ke punggung wanita itu dan melepaskan kait bra-nya.
Tanpa menghentikan hisapanya, Frida menggerakkan tangan melepaskan bra itu agar tidak mengganggu. Kini terlihatlah buah dadanya yang membusung kencang dengan puting coklat itu.
“Hhhhmmmmm… sssslllrrrppp… eeemmhh...” Frida bergumam sambil mulutnya terus menghisap-hisap kepala penis Afif sambil tangannya terus mengocok batangnya.
Lidah Frida bergerak liar menyapu-nyapu kepala penis Afif yang bersunat, kadang juga menjilati lubang kencingnya. Afif sungguh terbuai dibuatnya, badannya sampai bergetar, namun ia tidak lupa tugasnya agar tidak orgasme duluan sebelum memuaskan ketiganya.
“Cik, udaaahh… saya mau ngerasain memek ncik ngejepit kontol saya…ooooohhhh…” desah Afif menarik penisnya hingga lepas dari mulut wanita itu.
“Oke sekarang bapak berbaring!” suruh Frida yang cenderung dominan dalam bercinta.
“Siap cik! Ayo!” Afif membaringkan tubuhnya telentang di matras dengan penis masih mengacung tegak.
Frida melepaskan celana dalamnya sebelum naik ke selangkangan pria itu. Dengan kemahirannya dalam bercinta, ia sangat percaya diri dapat menaklukkan si pengantar air ini semudah menaklukkan suami dan beberapa brondong peliharaannya. Tangan Frida meraih penis Afif dan menempelkan moncongnya di mulut vaginanya yang sudah becek sejak tadi.
“Aaahh!!” desah Frida sambil mendongakkan kepala saat menurunkan pinggulnya hingga penis pria itu melesak masuk ke liang senggamanya.
Afif juga mendesah bersamaan sambil tangannya meremas kedua payudara wanita itu. Kenikmatan sungguh luar biasa dirasakan oleh pengantar air galon itu, nazarnya untuk bisa menggauli wanita yang jauh lebih cantik dan berkelas daripada mantan istrinya yang dulu menghinanya telah terpenuhi, bahkan melampaui harapannya. Dan para wanita itulah yang sukarela menyerahkan tubuhnya untuk ia nikmati.

Tanpa menunggu lebih lama, Frida menaik-turunkan pantatnya dengan gerakan perlahan, lalu kecepatannya naik secara bertahap. Liang vaginanya yang basah itu mulai membesot-besot batang penis Afif dengan mantapnya.
“Enak kan pak?” tanya Frida tersenyum memperhatikan reaksi Afif yang meringis menikmati genjotannya.
“Maknyus pake banget cik, oohh!!” jawab Afif memilin puting wanita itu.
Sesekali Frida memutar pinggulnya sehingga penis Afif yang menancap di vaginanya terasa diplintir. Lima menit kemudian ia menjatuhkan dadanya ke atas dada pria itu serta memagut bibirnya, dilumatnya dengan segenap gairah kewanitaannya. Sementara pinggulnya tetap diayun sedemikian rupa sehingga batang penis Afif menghujam-hujam di dalam himpitan dinding vaginanya. Posisi ini berlangsung selama hampir seperempat jam ke depan, tubuh Frida pun mulai bermandikan keringat.
“Gila kok belum keluar-keluar juga sih?” wanita itu bertanya-tanya dalam hati.
Posisi WOT memang favorit Frida yang biasanya mampu menaklukkan partner bercinta dalam waktu relatif cepat. Namun Afif bukanlah anak kemarin sore dalam bercinta, meskipun dalam gaya ini wanita itu bisa lebih mendominasi, ia mampu berkonsentrasi mengatur pernafasan agar tidak keluar duluan sambil terus memberi rangsangan padanya seperti mengenyoti payudara, sentuhan-sentuhan erotis pada tubuhnya, atau berpagutan bibir. Sesekali ia juga menyentakkan pinggulnya ke atas sehingga kepala penisnya menghantam g-spot Frida mengantar wanita itu kian dekat ke puncak kenikmatannya. Christine, Olivia dan Yulia yang menyaksikan mereka pun takjub sampai pandangan mereka tidak bisa lepas dari adegan itu.
“Kuat banget yah Liv?” tanya Yulia pelan pada Olivia di sebelahnya.
Olivia mengangguk, “lu coba aja sendiri abis ini kan giliran lu, jangan sampai kalah duluan yah”
“Cik kayanya udah cape yah, kita ganti posisi yuk!” ajak Afif merasakan goyangan Frida mulai melemah.
Wanita itu tidak menjawab, ia hanya pasrah ketika Afif membaringkan tubuhnya menyamping menghadap ke arah tiga wanita yang menonton adegan live mereka. Setelah menaikkan paha kanan wanita itu ke bahunya, Afif kembali memasukkan penisnya ke liang vaginanya dan menggenjotnya, awalnya pelan, namun semakin lama menjadi semakin cepat dan brutal, ditambah remasan-remasan pada payudara wanita itu.
“Akhh... akhh... akhh!!” Frida mendesah makin keras, ia harus mengakui keperkasaan Afif yang berhasil mengambil alih kendali dan balik mendominasinya.
Tak lama kemudian wanita itu merasakan tubuhnya menggigil, ia sudah tidak bisa membendung gelombang orgasme yang datang begitu dahsyat menerpanya. Dengan sebuah erangan panjang, Frida akhirnya orgasme, matanya membeliak-beliak dan tubuhnya menggelinjang. Wanita itu betul-betul merasakan kepuasan total, cairan orgasme mengucur deras dari vaginanya seperti ngompol sampai membasahi selangkangan dan paha dalamnya.

“Hehehe... banjir cik!” kata Afif menyeringai penuh kemenangan setelah berhasil menaklukkan Frida.
Tiga wanita yang menonton terhenyak menyaksikan penis pria itu masih tegak ketika ia mencabutnya dari vagina Frida, terutama Yulia yang makin berdebar-debar karena sekarang gilirannya. Afif mencucuk-cucukkan jarinya ke vagina wanita itu lalu menjilati jari yang sudah belepotan cairan kewanitaan itu.
“Gurih... sedap!!” katanya dalam hati.
Pria itu lalu menoleh ke arah Yulia dan bangkit berdiri membuat wanita itu semakin nervous.
“Santai cik, di situ aja, biar cik ini bisa istirahat dulu di matras!” kata Afif menghampiri Yulia dan meninggalkan Frida yang sudah terkulai lemas.
Afif berhenti di depan wanita itu sehingga penisnya yang masih tegak dan berlumuran cairan cinta itu tepat mengacung ke wajahnya. Olivia yang duduk di sebelah Yulia pun menelan ludah menatap benda itu masih begitu keras dan perkasa setelah mengantarkan dirinya dan Frida ke puncak kenikmatan.
“Boleh minta tolong dibersihin dulu kontol saya cik?’ pinta pria itu.
“Ayo Yul! Tinggal lu seorang harapan kalian bertiga” sahut Christine yang duduk di sofa tunggal.
Yulia sadar, ia harus mampu membuat pria ini orgasme, ia percaya pasti sanggup. Tangannya pun meraih batang penis itu dan mulai menjilatinya. Lidahnya menyapu-nyapu batang penis itu turun hingga menjilati dan mengulum sejenak zakar pria itu, lalu menjilat naik lagi hingga batang itu bersih. Yulia membuka mulutnya melahap benda itu membuat pemiliknya melenguh nikmat. Dikulumnya benda itu selama tiga menitan hingga Afif menghentikannya.
“Udah dulu cik, sekarang giliran saya!” ia mencabut penisnya dari mulut wanita itu lalu duduk di sebelahnya.
Ia langsung mendekap tubuh Yulia dan memagut bibirnya, tangannya pun mulai meremas payudara wanita itu. Yulia yang sejak tadi sudah horny dengan cepat terhanyut dan merespon dengan membuka mulutnya membiarkan lidah pria itu menyapu rongga mulutnya, lidahnya juga ikut beradu dengan lidah pria itu. Dari payudara tangan Afif merambat turun ke paha, menyingkap rok katun selutut yang dipakai Yulia dan mengelus masuk hingga ke selangkangan yang masih tertutup celana dalam. Badan Yulia bergetar merasakan jemari pria itu menggesek bibir vaginanya dari luar celana dalam, sebentar saja bagian tengah celana dalam itu sudah basah akibat permainan jari pria itu. Yulia sendiri meraih batang penis Afif dan mengocoknya, ia harus aktif agar bisa membuat pria ini orgasme duluan. Tangan Afif bergerak makin dalam meraih karet pinggang celana dalam Yulia lalu menariknya turun. Wanita itu menggerakan sepasang kaki jenjangnya membantu celana dalam itu terlepas darinya. Afif turun dari sofa dan berlutut di antara kedua belah paha Yulia yang kemudian ia rentangkan sehingga vaginanya dengan bulu tercukur memanjang dan bibirnya yang merekah basah itu terlihat jelas. Ketika mulut pengantar air itu mendekati vaginanya, Yulia merasakan nafasnya menerpa vaginanya yang sudah becek. Dan…ujung lidah Afif mulai menyapu-nyapu kewanitaannya dari bawah ke atas dengan begitu lahap.

Yulia mulai terpejam-pejam dalam arus nikmat, terlebih setelah jilatan Afif terpusat di klitorisnya
”Pak… oooohhhh… enakkhh.. aahhh!!” desah wanita itu sambil meremasi payudaranya sendiri yang masih tertutup pakaiannya.
Olivia yang duduk di sebelah birahinya sudah tinggi lagi dan merapatkan dirinya pada Yulia. Dipeluknya tubuh Yulia dan dipagut bibirnya.
“Kalau gini gua keluar lebih cepet dong!” protes Yulia memalingkan wajah.
Olivia menggeleng, “lu yang servisin gua, gak tahan nih, gua gak akan ganggu kok” katanya dengan tatapan sayu, “sini gua bukain dulu bajunya!”
Yulia pun pasrah mengangkat kedua tangan membiarkan kaosnya diloloskan oleh Olivia yang lalu membuka bra-nya. Yang tersisa di tubuh Yulia kini tinggal rok yang telah tersingkap. Olivia berlutut di sofa dan menyodorkan dadanya ke wajah Yulia. Tanpa disuruh lagi, Yulia segera mendekatkan mulutnya ke puting kiri Olivia dan mulai menjilatinya
“Ahh, Yull… ” ibu cantik beranak satu itu mendesah penuh nikmat.
Yulia memeluk tubuh Olivia, tangannya meraih vagina temannya itu dan jemarinya mengusap bibir vaginanya ke atas dan ke bawah hingga membuat Olivia semakin menggelinjang nikmat. Christine mengambil air minum dan memberikannya pada Frida yang masih terkulai lemas di matras. Dibantunya temannya itu menegakkan tubuh hingga duduk, Frida menerima gelas itu dan langsung meneguk habis isinya.
“Gua rasa Yuli gak bakal bertahan, gua ngaku kalah Tin, jagoanlu emang luar biasa!” kata Frida.
“Eeii... keluar juga belum, kita liat aja dulu!”
“Gua yakin Tin, si Olive emang bego, dia ikutan gitu malah bikin si Yuli lebih cepet keluar, lu liat deh!” kata Frida pelan.
Tak lama kemudian, Yulia meminta Afif berhenti menjilati vaginanya dan langsung menyetubuhinya. Pria itu lalu mengatur posisi dengan Yulia menindih Olivia yang berbaring di bawahnya. Pria itu mengarahkan penisnya ke vagina Yulia yang sedikit menunggingkan pinggulnya.
“Oooooh… udah masuk pak!” desah Yulia merasakan penis Afif melesak masuk ke vaginanya.
Penis itu mulai bergeser-geser maju-mundur di dalam cengkraman liang vaginanya, terasa sekali menggesek-gesek dinding vaginanya sehingga wanita itu tak kuasa menahan desahan. Di bawahnya, Olivia menarik wajahnya kemudian memagut bibirnya, kedua wanita itu pun berciuman, payudara mereka yang berukuran sedang itu saling berhimpit dan bergesekan. Genjotan Afif makin lama makin menggila, membuat Yulia semakin mendesah di tengah percumbuannya dengan Olivia. Pria itu juga menjulurkan tangannya ke bawah agar bisa menggerayangi vagina Olivia. Yulia kadang menggerakkan pinggulnya dengan harapan Afif segera muncrat, namun pria itu begitu tangguh dan pandai mengatur tempo sehingga dirinya lah yang merintih-rintih histeris dalam nikmatnya hunjaman dan besotan penis pria itu.
“Aaah... !!” Yulia mendesah panjang dengan tubuh mengejang.
Afif merasakan vagina wanita itu mencekik batang penisnya, lalu disusul oleh semburan cairan hangat yang banyak sekali. Rupanya mama muda cantik itu sudah mencapai orgasmenya. Afif semakin dalam menghujamkan batang penisnya, hingga semakin banyak cairan Yulia yang meleleh keluar.

“Hhoosshh.... hooosshh... nngghh,” Yulia terengah-engah hingga akhirnya tubuhnya lemas dan menindih Olivia.
Perlahan Afif mencabut penisnya yang berlumuran cairan kewanitaan dan... masih tegak.
“Nah... you see!” kata Frida, “congratulations... lain kali gua masih mau nyoba jagoan lu ini”
“Uuuhh... sori gua gak tahan lagi, jadi kalah dah!” kata Yulia pada Olivia.
‘It’s ok” kata Olivia lalu memagut bibir Yulia.
“Nah... sekarang giliran cik Christine!” sahut Afif sambil turun dari sofa
Christine berdiri dan memandang kagum ke arah penis Afif yang masih perkasa itu. Ia membiarkan tubuhnya didekap pria itu dan dilumat bibirnya. Setelah berpagutan sejenak, Afif membalik tubuh wanita itu dan mendekapnya dari belakang, disibaknya rambut panjangnya ke kanan sehingga leluasa menjilat dan mencium leher kirinya. Tangan kanan pria itu meremasi payudara Christine dan tangan kirinya menyingkap roknya lalu menyusup ke balik celana dalamnya.
“Aaahhh!!” desah Christine melingkarkan lengan kirinya ke leher Afif merasakan jemari kasar pria itu mengelusi bibir vaginanya.
Frida bangkit dan mendekati mereka.
“Gua bantu yah Tin!” katanya tersenyum nakal sambil tangannya membuka kancing gaun terusan Christine.
Christine yang sudah menahan-nahan nafusnya sejak tadi pasrah saja dihimpit oleh Afif dan Frida dari depan belakang. Frida memagut bibirnya dan kedua wanita cantik itu pun beradu lidah. Setelah melepas kancing terakhir, Frida memeloroti gaun terusan Christine sehingga terjatuh di bawah kakinya. Afif melepaskan kait bra-nya di punggung dan Frida melucuti penutup dada warna krem itu, disusul celana dalamnya. Kini keempatnya telah telanjang bulat di ruang tengah menikmati kenikmatan tabu. Frida kembali memeluk Christine dan mencium bibirnya, buah dada dan paha mulus mereka saling bergesekan. Sejenak kemudian Frida melepas ciumannya dan ganti memagut bibir Afif yang menjulurkan kepalanya lewat bahu Christine yang terus mendesah karena putingnya dimainkan oleh Afif dan vaginanya digerayangi Frida, ia sendiri memegangi batang penis pria itu dan mengocoknya di bawah sana. Selang beberapa saat kemudian, Afif membaringkan Christine di matras dan berlutut di antara kedua belah pahanya. Kepala penisnya ditempelkan ke bibir vagina wanita itu dan dan perlahan namun pasti mulai menerobosnya. Christine mendesis merasakan penis perkasa si pengantar air mempenetrasi vaginanya. Tanpa menunggu lama, Afif mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur menggenjot vagina ibu beranak dua itu. Christine, yang sudah berpuasa seks selama lima hari sejak suaminya pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, ikut menggoyang pinggulnya dengan liar sehingga measakan sensasi penis pria itu seperti mengebor vaginanya. Frida tentu tidak tinggal diam, ia menaiki wajah Christine berhadapan dengan Afif. Tanpa disuruh, Christine mulai menjilati vagina temannya itu sehingga ia menggelinjang dan mendesis. Afif mencondongkan badan ke depan dan memagut bibir wanita itu, tangannya meraih payudara kanannya dan meremasinya. Sodokan penis Afif pada vagina Christine membuat wanita itu semakin bernafsu yang ia lampiaskan dengan menjilati vagina Frida makin dalam hingga sampai pada klitorisnya. Tubuh Frida menegang saat Christine menghisap lembut daging kecil yang sensitif itu.

Menyaksikan threesome di matras itu, Yulia dan Olivia pun birahinya naik lagi. Olivia naik ke tubuh Yulia dalam posisi 69, keduanya saling menjilati vagina pasangan masing-masing.
“Ouhh… yesshh…” Olivia melenguh saat merasakan lidah hangat temannya itu menyapu kewanitaannya, menghantarkan sebuah kenikmatan ke seluruh tubuhnya.
Tubuhnya menggelinjang saat Yulia menusukkan lidahnya membelah bibir kewanitaan Olivia yang bersih terawat. Dengan gerakan yang teratur lidah itu menyapu lipatan bagian dalam bibir kewanitaan Olivia. Olivia pun membalas dengan cara yang sama, jarinya membuka bibir vagina Yulia dan lidahnya menjilati klitorisnya bergerak melingkari daging sensitif itu, bukan itu saja, jarinya pun mencucuk-cucuk liang senggamanya.
“Ahhhh!!!” akhirnya Olivia mengejang
Yulia memejamkan matanya saat merasa cairan orgasme Olivia menyembur, cukup banyak hingga membasahi sekitar mulutnya.
"Oooohhh... Yul... terus sedot... iyah sedot itil gua!! Jilat yang bersihh... oohhh... !” ceracau Olivia menikmati servis mulut Yulia pada vaginanya.
Meskipun sejatinya berorientasi seks straight, dalam suasana penuh birahi seperti ini, Yulia begitu bernafsu menyeruput lendir yang keluar dari vagina sesama jenisnya. Dijilatinya habis lendir kewanitaan Olivia dan sesekali ia kenyot dan jilati klitoris temannya yang sudah sangat bengkak akibat orgasme. Di saat yang sama, jari Olivia juga terus mengais-ngais vagina Yulia. Sementara dekat mereka, Afif memaju-mundurkan pinggulnya semakin cepat sambil memeluk tubuh Frida yang sedang asyik ia lumat payudaranya.
"Ooouwww... aaahhh... keluar nihh!!" Christine menjerit.
Seerrr... ssrr... Afif merasakan vagina itu berdenyut-denyut dan menyemburkan cairan hangat membasahi penisnya. Denyutan tersebut menyebabkan penis pria itu seperti tersedot-sedot. Sejenak ia menghentikan genjotannya merasakan empotan vagina Christine. Setelah denyutan itu berhenti ia mencabut penisnya dan lagi-lagi... masih tegak. Afif telah menang mutlak menghadapi empat wanita cantik secara berturut-turut tanpa orgasme duluan, tubuhnya sudah benar-benar mandi keringat setelah marathon menggarap keempatnya.
“Berdiri Pak, crot di mulut saya ajah!” pinta Frida.
Terlebih dahulu Frida melakukan cleaning service, menjilat bersih seluruh cairan yang berleleran pada batang pria itu, lalu ia masukkan benda itu ke mulutnya dan dikulum-kulum. Christine yang mulai pulih tenaganya berlutut di sebelah Frida dan menjilati buah zakar pria itu. Sekaranglah Afif baru merasakan orgasmenya mendekat. Kemahiran Frida dalam oral seks ditambah Christine membuatnya menggeram dan mengejang. Sperma kental dan hangat bercipratan dengan deras membasahi wajah kedua wanita cantik itu, mereka berebutan melahap cairan itu hingga penis itu melemas dan berhenti menyemburkan isinya. Yulia dan Olivia yang takjub, turun dari sofa dan ikut bergabung, Yulia berlutut dan menjilati ceceran sperma pada wajah Christine hingga bersih lalu memagut bibirnya. Afif mendekap pinggang ramping Olivia, memagut bibirnya dan meremasi payudara kirinya.

“Ya Tuhan, ini benar-benar gila... tapi kenapa... kenapa saya juga... Tuhan tolong kuatkan hamba-Mu ini!” batin Imelda tanpa melepaskan pandangannya ke ruang tengah di balik jendela samping rumah Christine.
Tanpa mereka sadari, istri pendeta berparas cantik itu sedang mengintip mereka secara tidak sengaja. Imelda tadinya hanya ingin berkunjung ngobrol-ngobrol dengan Christine, yang adalah jemaat di gereja tempat suaminya melayani, sekalian mengundangnya ikut acara. Ketika datang tadi, ia mendapati pintu depan tak terkunci dan ia masuk seperti biasa. Baru saja hendak memanggil tuan rumah, telinganya menangkap suara-suara desahan sehingga ia mengendap-endap untuk melihat apa yang sedang terjadi. Betapa terkejut dan hampir tidak percaya apa yang dilihatnya ketika mengintip dari ambang pintu ruang depan ia melihat Afif, si pengantar air galon di kompleks sedang menggenjot Yulia di sofa. Khawatir ketahuan karena jaraknya dengan mereka tidak terlalu jauh, ia memutar ke halaman samping rumah yang ia tahu ada jendela mengarah ke ruang tengah. Di sanalah ia melanjutkan mengintipnya dengan lebih jelas. Baru kali ini ia merasakan pergumulan batin terdahsyat seumur hidupnya, sebagai istri pendeta, ia harusnya menghentikan perbuatan yang salah itu, namun karena bingung tidak ingin mempermalukan Christine dan yang lainnya, ia mengurungkan niatnya malah dalam kebingungan itu ia menyaksikan pesta liar tersebut dan tanpa dapat ditahan, naluri kewanitaannya bangkit, ia tak kuasa menahan vaginanya membasah saat mengintip adegan mereka, juga putingnya terasa tegang, bahkan secara refleks ia meremas payudaranya sendiri. Imelda hanya bisa berdoa dalam hati memohon imannya dikuatkan dan tidak terpengaruh naluri seksnya yang secara jujur diakui ia pun merasa kurang dari suaminya yang pendeta yang banyak acara itu. Setelah Afif menyemburkan spermanya ke wajah Frida dan Christine, Imelda pun dengan mengendap-endap keluar dari halaman rumah jemaatnya itu dan buru-buru kembali ke rumah. Rencananya adalah ia menegur Christine dan Afif secara pribadi nanti untuk menyadarkan mereka, namun tak dapat disangkal, kini ia sendiri terangsang oleh adegan orgy mereka, keperkasaan penis Afif terus membayanginya dan ada keinginan benda itu memasuki dan mengaduk-aduk kewanitaannya.
“Tidak... itu dosa! Tidak boleh seperti itu!” batin Imelda ketika mengguyur tubuh telanjangnya di bawah shower, “kuatkan hamba-Mu ini ya Tuhan! Hanya pada-Mu hamba berlindung! Tolong!” doanya, namun pada saat yang sama darahnya berdesir ketika ia menyabuni payudara dan selangkangannya.
Imelda, istri pendeta, wanita alim yang tumbuh dalam keluarga konservatif itu sedang menghadapi godaan terbesar dalam hidupnya, apakah ia akan menang atau membiarkan dirinya terhanyut? Biarlah waktu yang menjawabnya.

THE REAL THE END

Mangaatt hu
 
dalam caligula universe, tokoh utama di sebuah cerita dapat menjadi peran pembantu/ cameo di cerita lain, sebaliknya peran pembantu/cameo juga bisa jadi tokoh utama
jadi siapa peran utama di cerita selanjutnya? kita tunggu saja. hak....hak...hakkk....
kagak dipoling suhu biar seru walau gini jg penasaran bin tambah seru kejutan
 
Jangan donk... Masa adegan homo... Hahaha... Btw hu... Nanya dikit... Keluarga besar anaskan mau ritual kembali 6 bulan... Apa udah bisa hu ritualnya? Hahhaa
 
ane pilih afif hu karena klo imron perkosaan kurang menikmati jadi hot nya kurang
 
Bimabet
Perfect Story ini Suhu..
Kenapa ya, auto ngaceng jika yg dientot itu istrinya ulama atau pendeta..
kayaknya gimana gitu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd