Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hinaan Membawa Berkah~

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terima kasih sebelumnya. Kritik dan saran kalian sangat membantu saya. Sekali lagi terima kasih ya..

======

Setelah kejadian bersama Tasha di kamar mandi, dan kejadian bersama Dina di kolam berenang, ak pun akhirnya dengan pasrah keluar dari kamar mandi perempuan dan bergegas ke kamar mandi pria untuk bilas. "Pasti deh lebih banyak ruginya dari pada untungnya" gerutu ku di dalam hati, ak yang sambil menyalakan pancuran.

"ah emang bukan hari ku aja kali" ak terus ngomong di dalam hati dan langsung menyabuni badan ku.

"Do.. Doo, cepetan udh jam 8 nih. Gw masih harus ngerjain tugas" ucap Tasha dari luar kamar mandi pria

"ini kesempatan ku untuk menuntaskan, harus Haaruss!" gerutu Edo di dalam hati yang sambil menghampiri Tasha dengan telanjang dan badannya masih di penuhi sabun.

Dan ketika ak hampir menarik tangan Tasha untuk masuk dan membantu menuntaskan masalah, tiba-tiba ada bapa-bapa dan dia adalah pelatih renang di tempat ku ini, "mas ga malu apa? Telanjang, mana berdiri lagi burungnya"

"hihihi" Tasha pun melirik ke arak ku, dan sambil terus menertawai ku.

Dan ak pun hanya bisa diam dan mengurungkan niat ku ke pada Tasha, dan berbalik ke arah shower. "gini amat dah hidup gue, selalu dan selalu" sambil menyadarkan kepala ke tembok sambil disirami air pancuran.

Dan tidak lama ak pun sudah selesai rapi-rapi sudah wangi dan siap pulang.

"Edoo ganntengg" rayu Dina

"ih Eddoo ganteng banget sumpah deh" rayu Tasha yang langsung memeluk dari belakang

Tapi ak yang sudah hafal dengan kelakuannya mereka berdua, pasti kalo ada maunya dia memuji ku. Karena ak memang kenal mereka berdua dari semester 2, tapi hanya sekedar teman, bukan sahabat, bahkan bukan pacar.

"Doo anterin kita ber dua ya, masa lo tega nelantarin kita disini. Ntr kalo di apa-apain gimana? Lo kan tadi udh ngeliat Tasha di dalem air kaya gimana, please...." rayu Dina yang sambil memelukku dari arah samping

"pleeasee eedooo ganteng... Please.." rayu Tasha

"kan! Supah ini udah gue duga banget!! Rumah lo kan di Bogor Din, sedangkan rumah gue Cuma 15 menit dari sini! Jauh bgt Din.. Lo kenapa ga bawa mobil lo sih? Mobil lo emang knp sih Din?!!" ucapku dengan sambil menarik nafas panjang

"Do yang ikhlas dong sama temen, masa gitu banget. Tega banget lo Do!! Jahat!!!" ucap dina dengan ketusnya dan langsung pergi menjauh

"Ih elo mah punya mulut gitu banget! Diinn Diiinn tuuunggu gue!" ucap Tasha dan langsung mengejar Dina.

"ya ampun! Aaahhhh" sambil menghembuskan nafas panjang "haaaa... Din... Dinn.. Iya gue anterin, lebay lo mah jadi manusia. Ayo gue anterin"

"hihihihi, makssiiihh eddoo. Muuuaaach" yang langsung ketewa-ketawa kecil dan langsung mencium pipi ku.

Dengan langkah yang berat ak pun langsung menuju ke arah mobilku, Tasha langsung duduk di depan dan Dina di belakang. Langsung saja ak tancap gas ke daerah Bogor. Dan yang terlebih parah lagi ak di perlakukan seperti sopir, ga sampe 5 menit setelah duduk di mobil ku mereka langsung tertidur pulas. "dosa apa ya gue? Sampe kaya gini banget"

Di dalem tol ternyata macet panjang sekali. Dan jalan yang biasa ku tempuh 1 – 1jam setengah, dan sekarang ak tempuh hampir 2jam setegah, itun pun ak masih di dalem tol, belum lagi macet di luar tolnya.

"Dimana nih Do?" tanya Tasha

"TOL" jawab ku dengan juteknya

"di tol? Lama banget? Lo mau nyulik kita ya Do? Gue tau lo nanggung tadi tapi jangan kaya gini dong!" kotot Tasha

"eelooo GILA ya? Macet!! Makanya gue males nganter Dina. Ada kecelakaan td, jadi macet panjang. Makanya jangan tidur terus!!" ucapku menjelaskanya dengan panjang lebar

"Ikhlas Do, Ikhlas.." ucap Dina dan langsung mincium pipi kiri ku"muaach"

"iyaaa..Iya.." ucapku

Dan akhirnya sepanjang perjalanan kita mengobrol-ngobrol. Dari hal yg umum sampe hal pribadi. Akhirnya 3 jam ku tempuh perjalan, sampai juga di rumah Dina. Rumah yang besar, terbuat dari kayu berbentuk Villa-Villa yang ada yang sebenarnya memiliki pemandangan yang bagus, tapi sayang sekali disini gelap karena memang sudah sangat malam, jadi yang ku dapat hanya dingin yang menusuk tulang.

"mampir dulu ya" ajak Dina

"udah malem Do, langsung aja yu" ucap Tasha

Memang sudah jam setengah 12. Tapi ak pun tidak memperdulikan ucapan Tasha dan ak pun langsung mematikan mobil dan langsung turun dari mobil. Karena memang ingin istirahat walaupun hanya sebentar. Ak melihat Tasha yang hanya menggunakan kaos dan jeans itu mulai kedinginan. Terlihat dari caranya yang, mulai mengusap-usap tangannya dan idungnya yang mulai memerah. Tanpa sadar ak pun melepas jaket yang ak kenakan dan langsung memakaikannya ke pada Tasha.

Beda lagi dengan Dina, Dia hanya mengenakan baju kaos yang sangat tipis sampai-sampai warna BHnya yang berwarna merah sampai terlihat. Mungkin karena dia sudah terbiasa dengan cuacanya ini. Ak pun hanya bisa menggeleng gelengkan kepala.

"Eh teteh udah pulang, tumben pulangnya malem banget, eh ada teteh Tasha juga" ucap pembantunya Dina ini. Yang kutaksir umurnya diatas 40, karena kulihat banyak kriput di daerah mukanya

"macet bi tadi, makanya jadi malem gini" ucap Dina "bibi tolong siapin kamar ya buat Tasha sama temen ku ini" Lanjut Dina

"Din gue sama Edo langsung pulang aja ya, ga enak sama ade gue, dia sendirian dirumah" Ucap Tasha sambil menarik tangan sebelah kanan ku menuju mobil.

Dan tiba-tiba tangan kiri pun di tarik Dina "udah nginep sini aja dulu, kasian Edonya Shaa..". Dan ak pun seperti boneka yang di perebutkan oleh 2 anak kecil, di tarik kekanan dan ke kiri.

"iya Sha, nginep aja disini, cape juga gue" ucap ku

"yaudah deh! Tapi besok pagi-pagi langsung balik ya!!" ucap Tasha dengan sedikit mengotot

Dan akhir ak dan Tasha memutuskan untuk menginap di rumah Dina. Tidak lama bibinya membawakan 1 kopi hangat, 2 teh manis, dan cemilan. Dan kita lanjut mengobrol-mengobrol. Dan akhirnya ak tau memang di rumah ini Dina sering sendiri. Selain dia memang anak satu-satunya Bapanya yang sering pergi-pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan, sedangkan Ibunya Dina sudah meninggal dunia sejak Dina SMP penyebabnya adalah kangker.

Kopi yang di sediakan pembantunya Dina pun habis, dan ak langsung memutuskan untuk tidur. karena memang sudah larut dan selain itu ak juga sudah sangat lelah. Akhirnya Dina dan Tasha pun menuju kamarnya, Dina dan Tasha tidur 1 kamar. Ak menuju kamar yang memang sudah di siapkan oleh Dina. Sesampainya di kamar, ak langsung membuka celana ku dan hanya menggunakan boxer saja. ak pun langsung loncat ke kasur karena memang sudah sangat lelah.

Kurang dari 1 jam ak tertidur ak pun terbangun karena memang cuaca disini membuat ku sulit untuk tertidur. Ak pun memutuskan untuk bangun, dan baru ak sadari ternyata di karmar ini ada balkonnya. Dan akhirnya ak menuju balkon, dan melihat pemandangan, dan ternyata memang gelap! Tidak ada pemandangan sama sekali, yang terdengar hanya bunyi jangkrik, dan memang disini sangat sunyi sekali.

Ak pun memutuskan ke luar kamar untuk mencari sesuatu yang bisa menganjal perut ku yang keroncongan. Ak menuju ke dapur, dan ternyata nihil "ini rumah menang gede doang, tapi ga ada makanan! Rumah hantu kali ya ini" ucapku dalam hati.

Dan ak pun lanjut mencari-cari sesuatu, dan terdengar suara orang yang sedang berbicara yang berada di ujung lorong itu , ak pun berjalan menuju suara itu dan ternyata itu suara TV. Ak melihat ke arah sofa ternyata ada Dina yang tertidur di sofa panjang berwarna coklat sambil selimutanan. ak langsung jalan menuju TV untuk mematikan TV, pas mau mematikan ternyata Dina terbangun.

"eh, kenapa dimatiin?" ucap Dina dengan pelan

"ga di tonton juga kan sama lo? Ya mending gw matiin aja" ucap ku

"ini lagi nonton, tapi di dalem mimpi gue hehe" lanjut dina "nah lo kenapa belum tidur?"

"ga bisa tidur gue din, dingin, lagi pula laper banget gue"

Dina pun langsung bangun untuk mengambil makanan, ak pun langsung mengikuti kemana arah Dina. Dina yang hanya mengenakan kaos ketat berwarna pink, kaos itu pun tidak bisa menutupi badan Dina yang padat berisi, ditambah hotpants berwarna putih yang membuat bentuk pahanya jenjang yang sangat putih bersih terlihat jelas, memang Dina mempunyai kulit yang putih bersih, tetapi payudaranya tidak sebesar milik Tasha. Ak mengikuti dari belakang, melihat pantatnya yang sangat seksi. Dan tanpa sadar tangan ku dengan jahilnya menepak pantatnya Dina yang memang sangat bulat sekali.

PAAAAKK!!

"ihhh.." ucap Dina sambil nengok kebelakang karena kaget oleh ulah ku ini

"abisnya gemes gue" lanjut ku

Dina langsung mengambil makanan yang ada di lemari atas, ak pun langsung memeluk Dina dari belakang. Dan menempelkan kontol ku tepat di pantatnya yang di tutupi oleh hotpants berwarna putih itu. "Duh dooo... Burung lo berdiri gitu do" ucap Dina yang sambil terus mencari makanan di lemari

"Maklum dingin Din, dari tadi juga ga tuntas" lanjut ku

Dan ak pun langsung mincium lehernya Dina dari belakang, tangan ku pun tak tinggal diam untuk ikut memainkan payudara Dina, payudara yang berukuran 34B ini. Dina langsung menggoyangkan pantatnya ke kanan dan kekiri, membuat posisi rudalku tepat di belahan pantatnya Dina.

Karena sudah tidak tahan dengan perlakuanku ini akhirnya Dina membalikan badannnya dan langsung melumat bibir ku ini, ternyata permainan lidah Dina memang hebat, lebih hebat dari pada siapa pun yang pernah saya gauli termasuk Tasha. Sambil berciuman tangan kanan saya memasuki celana hotpantsnya dan mulai memaikan itilnya Dina.

"Pindah yu" bisik Dina

Dan kami berjalan menelusuri lorong sambil ciuman, kami menuju ruang keluarganya Dina. Dan Dina mendorongku ke arah sofa, dan langsung menarik boxer ku kebawah. "ini besar banget Do, muat ga ya kira-kira di mulut gue?" bisik Dina yang sambil mengocok kontolku yang memang lumayan besar.

"hhmmmmm.. hhmmm.. mmm.." ak pun hanya bisa mendesah pasrah karena memang enak sekali isapan Dini ini

Ak pun menyuruh Dina berdiri saat mau membuka baju Dina, tetapi Dina menepak tanggan ku dengan kencang "biar gue yang muasin lo sekarang ya, lo diem aja Do"

Dia akhirnya mundur beberapa langkah, dan dia mulai menari di depan ku ini. Dia menari mendekatiku, mencium bibirku dan langsung mundur lagi. Dan akhirnya dia membuka kaos berwarna pink dan melemparkannya padaku, ak pun hanya bisa menggaruk kontolku yang sudah sangat tegang ini. Dia meliuk-liukan badannya di depan wajahku, menciumku, dan langsung mundur lagi. "Ini gila Din, please Din" ucap ku kepada Dina yang tidak di perdulikan dengan Dina, Dia hanya terus menari, dan akhirnya dia melepaskan hotpantnya. Dan sekarang dia hanya mengenakan BH berwarna merah dan celana dalam warna merah.

Dina mendekati ku dan duduk di pangkuan ku. Dan dia menggoyangkan penis ku diatas memeknya yang indah itu, tapi sayang masih terhalang oleh celana dalam yang di pakai Dina. Ak pun langsung mencium leher Dina, terus turun kebawah hingga sampai lah ke payudara yang sangat indah itu, langsung ku buka Bhnya dan ak langsung melumat toketnya yang sangat besar. "asshhhha... aashhhh.." Dina mengerang ke enakan

Sekarang kubalik badan ku dan sekarang Dina yang di posisi duduk di sofa. Kutarik celana dalemnya Dina, dan kubuka pahanya lebar-lebar. Dan ak langsung memendamkan kepala ku kedalam pahanya, kujilati memek yang sangat indah ini. "Dooo..Accchhh..." ucap Dina yang dengan sedikit mendesah. Kulirik keatas ternyata tangan kiri Dina memainkan Payudaranya sendiri dan tangan kanannya menjambak-jambak rambut ku. Dan ak hirnya Dina mengalami orgasme yang pertamanya itu "aaaaaaaaccccchhhh.......Accccchhhhhhh....."

Ak pun duduk di samping Dina, dan mengucapkan "lo udah keluar, gue belum nih. Masukin dong"

Dan Dina pun langsung Duduk di pangkuanku dan memasukan kontol ku ke dalam memeknya Dina, dengan perlahan Dina memasukannya, terasa sempit sekali di dalam memeknya Dina. Dina hanya bisa menggitit bibir bawahnya dan berkata "sesek banget, aaahhh.. peeee.. nuuuhh Dooo". Ak pun membiarkan sebentar memeknya untuk beradaptasi dengan kontolku ini. Dan tak lama dina pun bergoyang ke atas dan kebawah. Ku akui memang memeknya Dina sangat sempit sekali.

Ak pun melempar badan ke Dina, dan langsung saja ku buka pahanya lebar-lebar dan memasukan kontol ku ke dalam memeknya Dina. "pelan-pelan aja do". Ak pun memasukannya dengan sangat perlahan. Ak pun langsung melumat bibirnya Dina. Dina terus mendesis bersahutan, sesekali saling bertukar ludah dalam lumatan yang panjang."yaaa.. Doo. terusss... yaa sayaaang..."

"Ummghhh... aacccchh.... aahhh" tubuh Dina melengkung, tak mampu lagi dirinya menahan orgasme yang kedua, kedua paha sekalnya menjepit pinggang ku dengan kuat, dengan tangan mencengkram punggung. Beberapa kali tubuhnya menghentak mengikuti orgasme yang begitu dahsyat, mulutnya mendesah sangat keras.

Kontolku pun masih di dalam memeknya Dina, membiarkan Dina menikmati orgasme yang keduanya itu, "lo emang mantep banget din"

"tapi lo belum keluar Do, gue harus apa nih sekarang?" ucap dina

Akhirnya ak menyuruh Dina untuk menungging. Dan Dina pun kaget karena perlakuan ku, ak menyodknya dengan tiba-tiba ini "aaccchhh... Terrrruuss..Doo.."

Lengan kekar ku ini memegangi pinggul Dina, ruangan yang tadinya sepi pun mulai menjadi rame oleh desahan Dina. Kontol ku di permainkan dengan lihai oleh otot memeknya Dina, dan itu membuat ku berkali-kali mendesah ke enakan, menikmati gerakan otot memeknya yang mengempot.

Kontol ku terus menusuk-nusuk memeknya, membuat Dina mencengkram ujung sofa dengan kuat dan mukanya menepel di sofa. Membuat keributan di ruangan ini. Pinggulnya Dina terus bergoyang berirama dengan gerakan ku ini. Menbuat payudara yang menggatung berguncang ke kanan kekirir, ke atas ke bawah "terusss... Dooo... Leeeebbiii..hh.. Dalleeeem..Terrruusss...".

"aaarrggghhhhh.. Akkkk..Saaammmm..peee..Doo.."


"Aaahhm... aahh.. hhhmmm" Dina tak lagi peduli dengan jeritannya yang nyaring. Orgasmenya begitu dahsyat saat ak memaksakan penis yang terlalu panjang itu berhasil memasuki liang kemaluaan yang begitu sempit. Tangan ku berusaha menahan pinggul Dina yang berkelojotan, dengan punggung melengkung naik turun.

Setelah dia sadar dari orgasmenya ini, Dina langsung membalikan badan ,dan langsung memegang kontol ku yang panjang dan besar ini. "eeennnaakk bgt do sumpah". Dan dia langsung menghisap kontol ku ini, dan tangannya memainkan biji ku.

"masuuukinn ssseeemuuaaanyaaa Diinn"

"iiyyaaaa kaaayyyaaa gttt teeerruuss aaahhh...." teriak ku, ketika menikmati jilatan Dina yang begitu sempurna.

"Emmgghhhh... mgghhh...." Dina menggeram, lidahnya berusaha menyedot batang yang berkedut kencang menghantar cairan kental ke mulutnya. Dina meneguk pejuku yang sangat banyak ini. Ak pun menarik keluar kontol ku yang sangat lengket oleh pejuku ini.

Ak pun ambruk tepat di samping Dina. Kita ber dua mengatur nafas yang memang hampir habis. Dan ak pun langsung mengambil selimut yang berserakan di lantai karena permainan ku dan Dina. Kami ber dua saling berpelukan di atas sofa yang panjang.

"lo emang bener-bener hebat Do. Mungkin lain kali kita harus mencobanya lagi" bisik Dina di kuping ku

Ak pun hanya terdiam. Ak dan Dina mengatur nafas ku berdua, yang memang hampir habis oleh permainan ku dan Dina. Ak pun memakai boxerku dan mengambil selimut yang berserakan di lantai, dan langsung menyelimuti tubuh ku dan Dina.

Setelah beberapa lama ternyata Dina tertidur didada ku ini. Dan ak pun membangun kan dina untuk pindah ke kamar. Tp dia hanya terdiam, mungkin karena terlalu lelah. Ak pun memutuskan untuk pindah ke kamar dan meninggal kan Dina seorang diri di ruang tv yang tidak memakai baju yang hanya di tutupi oleh selimut.

=====

Maaf kalo masih ada kekurangan. kritik dan saran dari agan sangat membantu, terimakasih :beer:
 
mantab gan ceritanya kalau bsa diperbaiki gan biar enak bacanya
 
Apakah berlanjut?
 
Bimabet
Adakah cerita lain yang menginspirasi cerita ini bro paramboo ?

Kalau ceritanya masih panjang, apakah tidak lebih baik dipindah ke cerbung saja.

Ayo, lanjutannya saya tunggu. :Peace:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd