Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Hidup Ku Yang Berliku

Wahhh si bontot ternyata jago juga bela dirinya, apa kakak perempuannya yg lain jago juga yah :ngupil:
Btw, nice upsate hu:beer: akhirnya di up juga lanjutannya :pandaketawa::Peace:
 
waow.....mantap om..
 
suhu @Seca86 coba direview lagi, Ada scene yg hilang! kesannya jadi lompat..
jadi bikin binun... kapan nongolnya si eka? hantukah si eka? atawa???? hihihiii

trus lagi trend crita silat rupanya
:bata:
Tenang suhu.....biasa......pasti nanti ada pov eka......yang kesal karena keributan yang mengganggu kesenangannya mengintip.....hahahahaha
 
Matilah Aku Hari Ini


Pov Dwi


Hampir satu tahun setelah kepergian kak Eka dari rumah ini. Tidak ada lagi kehangatan yang tercipta disini. Ayah dan ibu masih tinggal di perternakan seakan enggan kembali kerumah ini. Mungkin mereka masih sedih jika harus mengingat tentang Ka Eka. Walaupun ka Eka cuma anak angkat, namun ayah da n ibu ku sangat menyayangi nya.


Saat ini aku sudah menjadi mahasiswi, walaupun baru hitingan minggu namun aku sudah tidak lagi memakai seragam putih abu-abu. Aku kuliah ditempat ka Eka dulu berkuliah. Aku kuliah disini sebenarnya berharap jika ka Eka kembali maka kita bisa satu kampus.
Namun harapan ku tampaknya hanya mimpi indah.


Siang ini sehabis perkuliahan aku nongkrong dengan beberapa teman sekelas ku. Bercanda dan tertawa meninggalkan sejenak bayabg ku tentang ka Eka. Saat sedang bercanda dengan teman-teman ku, ku lihat di kejauhan seorang pria dan wanita yang sedang berjalan dan terlihat mesra sekali.


Wajah itu takan pernah aku lupa, karna gara-gara dia aku kehilangan orang yang paling aku cintai. Itu Clara dengan seorang pria yang entah siapa. Keperhatikan terus gerak-gerik mereka yang sangat memuakan menurut ku. Mereka berjalan dengan terus bergandengan tangan hingga mereka duduk di area pojokan kantin ini.


Tampaknya Clara tidak mengetahui jika aku juga kuliah disini. Wajah pria itu tampan namun lebih tampan ka Eka menurut ku. Mereka terus saja bercanda dan terlihat mesra sekali, mereka menganggap di kantin ini hanya ada mereka. Hati ku sangat panas karna tak terima jika ka Eka di khianati seperti ini.


Aku berdiri dengan sedikit menggebrak meja, teman-teman ku pun terlihat kaget dan bingung dengan kelakuan ku.
Aku berjalan mendekati meja Clara di ikuti tatapan para teman-taman ku. Aku berhenti tepat didepan meja mereka, membuat Clara sedikit terkejut melihat kedatangan ku. Sontak dia langsung melpaskan genggaman pria itu.


" Dwi ngapain kamu disini? " tanya nya dengan wajah yang terlihat sangat terkejut.


" ini tempat umum Clara, jadi siapa aja boleh ada di sini. " jawab ku sangat ketus


" tapi kamu kan.. "


" aku mahasiswi di sini kok" potong ku sebelum dia menyelesaikan kalimat nya.


Kulihat teman-teman ku mulai bersatangan dan menarik ku agar menjauh dari Clara. Mungkin mereka tidak mau teman cantiknya ini berurusan dengan senior, apalagi kamu masih baru disini.


" kamu kenapa sich? Kok tiba-tiba marah-marah gitu sama senior? " tanya Wilda sahabat ku saat kami sudah menjauh dari kantin.


" dia itu pacar kakak ku, dan kamu lihat sendiri betapa mesranya dia dengan laki-laki itu? Dan yang jelas itu bukan kakak ku. Kakak ku jauh lebih ganteng dari cowok kampungan itu" jawab ku panjang lebar karna masih kesal dengan Clara.


" jadi kakak mu ganteng ya? Kenalin dong.. " jawab nya dengan wajah inoncent


" ogah.. Bisa rusak kakak ku kalau deket-deket sama kamu. " jawab ku jutek


" serusak itu kah aku di mata mu.. Hikkss.. Hikss" katanya dengan waajah. Yang dibuat sesedih mungkin.


Aku masih saja memikirkan kejadian tadi. Jujur aku tidak terima dengan kelakuan Clara, tapi bukan nya bagus ya? Dengan begitu ka Eka bisa putus dengan Clara dan aku bisa jadian sama ka Eka. Memikirkan hal itu membuat aku bahagia dan senyum yang terkembang di wajah ku.


Pov Eka


Menjadi mahasiswa dan seorang pengusaha ternyata tak segampang yang difikirkan. Waktu menjadi penghambat yang paling utama. perjalanan dengan Clara pun masih seperti biasa, saling bertukar kabar dan sesekali melakukan video sex.


Saat ini aku sudah memiliki karyawan yang mengurusi usaha ku ketika aku sedang kuliah. Seorang anak jalanan yang ditinggal oleh bapak -ibunya entah kemana. Nama nya Andi, cukup rajin dan anak nya jujur. Itu yang membuatku sangat mempercayai nya.


Andi sekarang menempati rumah kontrakan ku. Memang waktunya hanya tinggal satu atau dua bulan lagi, tapi lumayan lah dari pada aku tinggalkan dalam keadaan kosong. Toh aku juga sudah membayar untuk waktu satu tahun.


Andi ini sebenarnya sangat pintar namun sayang nasib nya kurang baik. Dia harus putus sekolah saat akan memasuki jenjang Sma. Bapak ibu nya bercerai dan meninggalkan andi seorang diri.


Aku yang melihat potensi Andi bertekad agar membawa andi sampai sukses dan menunjukan pada dunia bahwa anak jalanan bisa menjadi orang yang berguna.
Malam itu aku datang ke kontrakan Andi. Kulihat dia sedang membaca sesuatu saat aku datang.


" lagi baca apa Ndi? " tanya ku pada Andi saat aku sudah berada di depan nya.


" eh ini kak, lagi baca buku-buku Ekonomi yang tadi pagi Andi beli di loakan. " jawabnya sambil menunjukan buku yang dibaca nya.


" wah kaya nya kamu bisa jadi orang sukses Ndi, kamu rajin dan punya tekad untuk maju. " kata ku memupuk rasa percaya dirinya.


" hehehe. Mana bisa kak, orang seperti Andi gak akan punya kesempatan seperti itu. " katanya sambil menundukan wajah nya.


" emang kamu orang seperti apa Ndi? " tanya ku mentap tajam kewajah nya


" Andi cuma seorang anak jalanan kak, mana mungkin punya mimpi. " kata nya lagi.


" gimana kalo aku kasih kamu kesempatan untuk maju? " kata ku sambil terus menatap wajahnya.


" maksud kakak? " tanya nya sambil membalas tatapan ku.


" tahun ajaran ini kamu kembali ke sekolah, kita akan bangun kerajaan kita sendiri Ndi. Itu juga kalau kamu mau. " kata ku


" serius kak? Terus warung bagaimana? " tanya nya dengan semangat


" Itu masalah gampang, kita bangun sama-sama warung kita ini menjadi usaha terbesar di negara ini. " kata ku membakar semangat Andi


" iya kak, tapi bagaimana caranya? " tanya nya lagi.


" kita kerjasama, aku berjaga dari pagi sampe siang dan kamu dari siang sampe malam dan malam nya kita bisa bergantian. Bagaimana menurut kamu? " tanya ku dengan semangat.


" aku sich setuju kak. Lalu kuliah kakak bagaimana? Aku gak mau gara-gara mimpiku, mimpi kakak jadi hancur. " katanya dengan tatapan tajam ke arah ku.
" aku bisa ambil kelas karyawan Ndi, jadi aku kuliah dari sore sampai malam. Sehingga kita bisa saling menutupi. " kata ku


" aku setuju kak, mari kita bangun mimpi kita bersama. " katanya dengan semangat membara.


Di tempat berbeda.


Pov Widya


" eh Wid kamu kenal gak sama anak yang namanya Eka? " tanya sahabatku Andini ketika kami sedang istirahat di kantin kampus.


" kenal. Kenapa emang? " Tanya ku pada sahabat ku sejak smp ini.


" kenalin dong, dia tuch ganteng banget buat aku klepek-klepek gimana gitu. " katanya dengan wajah yang berbinar-binar


" ok.. Gw kenalin tapi jangan macam-macam dia itu calon suami gw. " kata ku dengan tatapan tajam ke arah nya.


" alah ngarang banget kamu, lagian selama janur kuning belum melengkung dia masih bebas" katanya dengan wajah yang sangat membuat ku kesal.


Eka memang spesial, walaupun sedikit terlihat culun namun ada aura yang membuat kita nyaman bila ada di dekatnya. Saat sedang asik mengobrol, orang yang jadi topik pembahasan pun muncul.


" Eka.. " teriak ku ketika dia masuk ke kantin, ku berikan gesture agar dia mendekat ke meja kami.


" gak ada kelas Wid? " tanya nya ketika sudah berada di meja kami


" baru kelar ka, oh iya kenalin nich sahabat aku dari smp" kata ku mengenalkan Eka kepada Andini.


Tatapan Andini sungguh menggoda, namun Eka hanya menatap sekilas lalu mengulurkan tangan nya. Aku bersorak gembira dalam hati, karna perlakuan Eka kepada Andini biasa aja bahkan cukup dingin menurutku.


" Wid aku duluan ya masih ada perlu" katanya sambil melihat ku tanpa melirik sedikitpun ke arah Andini.


"Mau kemana Ka? " tanya ku saat Eka akan meninggalkan kantin


" ke ruang Admin, aku mau pindah kelas? " katanya sambil terus berjalan meninggalkan kami


Eka mau pindah kelas? Untuk apa Eka pindah kelas? Atau ada seseorang yang dia incar sampai-sampai harus pindah kelas? Aku gak boleh biarin Eka dengan cewek lain, Eka cuma milik aku. Kataku dalam hati sambil menatap kepergian Eka dari sini.


Pov Catur.


Waktu memang sangat cepat berlalu, kemarin aku masih unyu-unyu dengan seragam putih biru, sekarang aku terlihat menawan dengan seragam putih abu-abu.


Sayang aku tidak bisa menunjukan keberhasilan ku kepada kakak yang paling aku sayangi. Dia itu pelindung aku, super hero buat aku. Kak Eka kamu kemana sich? Aku kangen.


Daripada galau mending liburan ketempat ayah dan ibu, sekalian refreshing dan menghirup udara segar pedesaan.


" ka Tri kita liburan ini ketempat ayah yu? Aku kangen sama ayah dan ibu" kata ku malam itu kepada kakak centil ku.


" boleh.. Sekalian ajak ka Dwi siapa tau dia mau ikut. " kata kakak ku.


" ogah.. Mendingan gak jadi kalo kak Dwi juga ikut. " kataku sambil menatap sinis ka Tri


" lah emang kenapa? " tanya kakak ku.


" aku masih kesel sama dia, gara-gara dia sekarang ka Eka gak tau ada dimana. " kata ku menahan rasa sesak karna rindu dengan kakak ku itu.


" gak usah khawatir dengan kak Eka, dia pasti bisa jaga diri. " kata kakak ku dengan santai nya


" kok kakak bisa santai gitu sich? Emang kakak gak sayang sama ka Eka? Atau jangan-jangan kakak satu pemikiran dengan ka Dwi?" tanya ku sewot


" bukan begitu cantik. "


" terus apa?" kata ku memotong sebelum ka Tri menyelesaikan ucapan nya.


" ayah itu sayang dengan ka Eka dan ayah masih tenang-tenang saja, jadi ka Eka pasti akan baik-baik saja. " kata kakak ku yang membuat aku bertambah pusing mendengar penjelasan nya.


" maksudnya apa sich? Jangan muter-muter dech! " kata ku terpancing emosi


" yang muter-muter siapa? Orang dari tadi aku duduk disini kok. " kata kakak ku mencoba untuk bercanda.


" gak lucu, cepet jelasin maksudnya apa" kata ku bertambah emosi


" ayah itu bukan orang sembarangan, sudah pasti anak buahnya ada dimana-mana. Ayah pasti tau ka Eka dimana dan semua tentang ka Eka ayah pasti tau. " kata ka Tri yang menyadarkan ku. Kenapa aku tidak pernah berfikiran kesana ya?
Fix pokok nya besok aku harus ke tempat ayah dengan atau tanpa ka Tri. Aku sudah tidak sanggup menahan rindu degan. Kakak kesayangan ku itu.


Pagi-pagi aku sudah bangun dan bersiap untuk pergi. Aku memaksa supir pribadi kami yang memang tinggal dirumah ini untuk segera bergegas. Aku ingin cepat-cepat bertemu ayah dan menanyakan dimana ka Eka sekarang.


Aku nenarik-narik ka Tri agar segera masuk kedalam mobil, sedangkan ka Dwi aku sempat membentaknya dan melarang nya untuk ikut. Tampak wajahnya sangat sedih tapi aku gak perduli aku sangat benci dengan ka Dwi karna kelakuan nya.


Kami sampai diperternakan siang hari, ibu dan ayah yang melihat kami berkunjung pun langsung memeluk kami dengan hangat.


Malam itu saat makan malam aku nekat menanyakan perihal ka Eka kepada ayah.


" yah, ayah tau dimana ka Eka sekarang? " kata ku memulai obrolan


" ayah gak tau nak, dimana ka Eka sekarang" wajah nya menampakan kesedihan namun aku tau ada sesuatu yang ayah sembunyikan


" ayah gak usah bohong, gak mungkin ayah ngebiarin kak Eka tanpa pengawasan ayah. " kataku tak begitu saja menerima penjelasan ayah.


" kak Eka sekarang ada di kota nakal. Saat ini dia lagi memulai usaha nya, ayah mohon jangan ganggu dia dulu biarlah hatinya tenang dulu. " kata ayah ku sambil menatap aku dan ka Tri dengan tatapan tajam.


" aku gak mau tau. Pokoknya aku mau temuin kak Eka besok pagi, aku adik kesayangan nya tidak mungkin dia marah dengan ku. " kata ku percaya diri.


" terserah kalian, tapi jika Eka menghilang karna bertemu kalian jangan salahkan ayah. Karna mungkin ayah tidak akan bisa mencari nya lagi. " kata ayah ku tampak serius.


Apa yang dikatakan ayah mungkin ada benarnya. Namun rasa rindu ini sudah tidak dapat lagi aku tahan. Aku memang keras kepala, apa yang aku mau harus aku dapatkan. Mungkin karna aku anak paling kecil. Sehingga apapun yang aku mau selalu dipenuhi baik oleh kedua orang tuaku maupun kakak-kakak ku.


Pagi ini aku dan ka Tri sudah siap untuk menenmui kak Eka. Aku dan kak Tri sudah berada dalam mobil sedangkan sopir yang akan mengantar kami sedang diberikan arahan oleh ayah. Entah apa yang mereka bicarakan namun tampaknya ayah memberikan arahan jalan dan dimana saja biasa ka Eka berada.


Petjalanan ini membuat ku sangat bersemangat, rasa rindu kepada ka Eka benar-benar sudah membuncah. Perjalanan memakan waktu tiga jam sebelum akhirnya kami memasuki sebuah kampus yang cukup besar.


Sampai dihalaman kampus mata ku menyisir seluruh area ini berharap dengan cepat menemukan ka Eka, sedangkan ka Tri tidak jauh berbeda dengan ku bahkan dia tampak lebih semangat dari ku.


Kami berjalan mengililingi kampus ini bagaikan sepasang model kelas dunia. Kemanapun kami melangkah mata puluhan pria pasti tertuju kepada kami. Dua gadis cantik dengan wajah cemas dengan pakaian dengan harga diatas 10 juta tentu jadi pusat perhatian.


Sampai ditengah kampus seorang cowok ganteng menghampiri kami. Wajah nya cukup tampan dengan pakaian yang lumayan mahal menurut ku. Cowok ini pasti bukan cowok sembarangan fikir ku.


" maaf kalian siapa? Dan sedang apa berkeliaran di kampus ini? Kata cowok itu saat berada di dekat kami.


" saya Catur dan ini kakak saya Tri, kami kesini lagi nyari kakak kami." kata ku


" kalau boleh tau siapa kakak kalian? " katanya dengan sangat sopan


" Ka Eka, katanya dia kuliah disini." kata ku sambil kambali mengedarkan pandangan ku keseluruh penjuru tempat ini.


" Eka yang berkacamata? " tanya nya yang membuat mata aku dan ka Dwi labgsung menatap tajam kepada nya.


" iya. Kakak tau dimana dia? " tanya ku sangat antusias.


" ikut aku, dan jangan berbicara apa pun bila tidak aku suruh. " katanya dengan serius.


Ada apa sich dengan kakak ini? Tadi manis dan ramah tapi kenapa tiba-tiba jadi serius seperti ini


" woy budi jablay dari mana lu bawa kesini? Teriak seorang pria dari ujung lapangan. Kulihat mereka tampak bergerombol dan sedang mabuk.


" jangan cari masalah. Dia adik nya Eka. " kata pria yang mengantar kami. Tampak wajah kerumunan itu sedikit berubah takut. Hebat juga ka Eka, belum setahun disini sudah dapat penghormatan yang begitu besar.


" terus kenapa kalo dia ade nya si culun? Lo fikir gw takut. " katanya yang membuat aku kesal sekali. Berani menghina kakak ku berarti namanya cari mati.


" kak mau bersenang-senang? Tanya ku ke kak Tri, kak Tri hanya tersenyum dan mengangguk.


" maaf kak bisa di ulangi kata-kata yang tadi? Kata ku saat aku sudah berada di depan mereka.


" kalian adik nya si cul.. " belum sempat selesai ucapan anak itu tinju ku lebih dulu mengenai dagunya. Sontak yang lain langsung berdiri dan menatap tajam ke arahku.


" mau satu-satu atau mau semuanya maju? Yang jelas hari ini kalian tidak akan bisa lagi berdiri. " kata ku dengan wajah bengis. Sementara ka Tri hanya tersenyum dibelakang ku.


Kulihat beberapa orang preman yang mengawasi kami dari jauh pun mendekat kearah perkelahian ini. Tampaknya anak yang kupukul ini bukan orang sembarangan. Namun aku sama sekali tak takut. Tidak ada yang namanya rasa takut di keluarga Wicaksono.


" jangan ada yang berani ikut campur kalau kalian masih sayang dengan nyawa kalian. " tampak beberapa orang berdiri di belakang ku. Mereka tampak menakutkan dengan baju merah dengan tulisan RED CUSTLE


" sebenarnya kami tidak akan membiarkan wanita bertarung dengab pria, namun karna kamu sudah membuat keributan disini kalian harus bertarung satu lawan satu. Dan jika ada yang ikut campur maka dengan senang hati kami akan melenyapkan nya. " kata pria ditengah yang mungkin pimpinan mereka semua. Pandangan nya tampak tenang namun tersembunyi sifat menakutkan disana.


Aku sudah berdiri ditengah lapangan ini, ribuan pasang mata tertuju kepada kami. Kulihat ka Eka dengan wajah sendunya menatap kearah ku. Sebenarnya ka Eka ingin menggantikan posisi ku, namun tampaknya dikampus ini seperti ada perturan tidak tertulis yang wajib di taati oleh siapapun.


Kulihat lawan duelku berlari kearah ku. Tampaknya dia ingin menendangku sambil berlari. Gerakan standard dan aku yakin dia bukan petarung. Karna dari gaya dan gerankan nya tampak dia hanya mengikuti naluri yang sangat bodoh.


Setelah kakinya terangkat aku lalu memiringkan badanku dan mengarahkan tinjuku tepat diatas pahanya. Meloncat dengan gaya menendang bukan pilihan baik ketika memulai pertarungan. Loncatan yang sangat cepat dan paha yang terpukul dengan telak membuatbya kehilangan keseimbangan.


Crack terdengar patahan tulang dari engkel laki-laki itu yang tidak tepat ketika kakinya menyentuh tanah. Terdengar lolongan kesakitan dari mulut laki-laki itu.
Kulihat ka Tri seperti sengaja memanasi ku. Dia terlihat memeluk ka Eka dan menjulurkan lidahnya ke arah ku. Aku uang sudah kangen setengah mati ini ingin segera mengakhiri pertempuran ini.


Ku angkat kaki ku untuk menendang kaki nya yang patah dengan sigap dia mencoba untuk menangkis kaki ku. Namun itu hanya gerakan tipuan. Ketika tangan nya siap memegang kaki ku dengan cepat kuarahkan tijuku kerah hidungnya. Reflek dia menutupi hidungnya dan kaki ku pun masuk mengenai kaki nya yang patah. Rasa sakit membuatnya jatuh terlentang. Dengan cepat kunaiki tubuhnya yang tidur terlentang. Kupukuli mukanya dengan membabi buta hingga darah menggenangi tempat ini. Aku terus memukuli wajahanya walaupun dia sudah tak bergerak.


Aku masih saja emosi, dengan bajingan satu ini. Tidak ada yang boleh menghina keluarga ku apa lagi menghina ka Eka.pukulan ku berhenti saat seseorang memeluk ku dengan hangat.


" sudah ya de, aku gak mau punya ade seorang pembunuh." kata ka Eka sambil mengeratkan pelukan nya.


Kulihat seorang wanita dari lantai dua kampus ini menatap ku dengan tajam, seolah tak suka jika ka Eka memeluk ku.
Siapa wanita itu apa dia pacar kak Eka, atau seseorang yang mengagumi ka Eka hingga dia merasa cemburu ke padaku.


" kak kayanya pacar kakak marah sama aku" kata ku sambil mencium pipinya.


" pacar yang mana? " kata kak Eka sambil mengernyitkan dahi kebingungan.


" tuch yang diatas. " kataku menunjuk wanita tersebut menggunakan mata ku, ka Eka mengikuti arah pandangan mata ku, tampak dia tersenyum dan mengangguk.


" nanti aku cerita sekarang kita pulang, dan urusan kamu dengan kakak belum selesai. " kata nya dengan nada mengintimidasi.


Aku tidak takut apapun, aku hanya takut satu hal.
Kak Eka, ayah, dan ibu marah. Itu rasanya neraka yang tak selesai-selesai penderitaan nya.
Matilah aku hari ini.
Mantap suhu.
Tks updatenya.
 
Sebenarnya update kali ini hanya penguatan karakter yang ada dalam cerita.
Missing point yang bisa membuat bingung itu sengaja dilakukan.
Jalan cerita yang loncat sengaja di lakukan karna dalam cerita banyak POV yang digunakan segingga tiap karakter punya pandangab berbeda dari sisi mereka.
Mohon tetap di kritik ya suhu biar tambah baik
Ane juga tadi bacanya kok tiba2 Eka udah mulai sukses ya.
Rupanya diputar toh.
Makin seru nih.semoga updatenya lancar suhu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd