Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Untuk sex scene para suhu sekalian lebih suka dari Point Of View siapa ?

  • POV Pria

    Votes: 52 30,8%
  • POV Wanita

    Votes: 69 40,8%
  • Terserah lu Den

    Votes: 48 28,4%

  • Total voters
    169
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
STUCK IN A MOMENT

Tak lama waktu yang kami habiskan di perkebunan ini, Neng mencari sunyi hanya sekedar ingin melepaskan tangisannya dalam pelukanku, awan yang mulai nampak mendung, selain itu Neng harus ke apotik membeli Thiamine mononitrate untuk meredakan rasa sakit ibunya yang mulai terserang osteoporosis.

Kunyalakan mesin sepeda motorku, menyusuri jalan Kolonel Masturi, melewati agrowisata tanaman hias Desa Parongpong Cihideung, sepeda motor kuhentikan sejenak ketika kami berada dijalan Sersan Bajuri tepat didepan sebuah bangunan yang bertuliskan Fame Station Club, ya sebuah club malam yang pernah kami kunjungi dulu, kemudian melewati dinginnya malam, memadu kasih mengungkapkan cinta, berpelukan tanpa busana di Bilique Hotel yang terletak satu area dengan Fame station.

" Inget tempat ini geuliss? " Tanyaku
Neng hanya tersenyum, memori dikepalanya seakan memutar kenangan beberapa tahun lalu..

" Aa kesurupan disini... Neng bener bener takut A waktu itu" Ucap Neng.

Ya.. Pernah di suatu malam dibulan Juni 2010, beberapa minggu sebelum Ayahku meninggal dunia.
Aku mengajak Neng untuk refreshing ke Fame Station, tema malam itu adalah Tribute to U2.
U2 adalah salah satu band favoritku, band asal kota Dublin Irlandia yang mempunyai ciri khas kental pada suara vokalisnya Bono.

Band lokal kota Bandung menyanyikan lagu-lagu hits U2, baru dua lagu yang dinyanyikan saat itu, Bullet The Blue Sky adalah lagu pembuka tribute to U2 malam itu, kemudian lagu kedua berjudul Stuck in a moment, selepas lagu kedua, aku sejenak meninggalkan Neng untuk pergi ke toilet, sekembalinya aku dari toilet, aku terkejut melihat Neng yang sedang ketakutan, tangan Neng dipegang oleh seorang pria bertopi wajahnya tak nampak jelas, karena cahaya lampu yang remang remang.
Dengan berlari aku hampiri, tanpa basa-basi aku langsung mengarahkan kepalan tanganku ke wajah pria itu, pria itu mampu menahan pukulanku walaupun sedikit oleng, aku yakin dia bukan orang sembarangan, karena bila orang yang tak pernah berlatih beladiri pasti akan langsung tersungkur ketika wajahnya dihantam oleh pukulanku.
Jual beli pukulan terjadi saat itu, pelipisku terkena pukulan darinya, aku lancarkan tendangan menyerang wajah dan kakinya tapi dia mampu menghindar dan menangkisnya,
Sampai sebuah tendangan keras telak mengenai ulu hatinya, dia merunduk kesakitan, kemudian aku serang dia bertubi-tubi tendangan dan pukulan aku hadiahkan, hingga dia terjatuh, aku injak perutnya menggunakan lutut kananku, kemudian tinjuku bertubi-tubi menghantam wajahnya, Neng berteriak, namun aku tak peduli walaupun dua orang security berusaha menenangkan aku yang nampak seperti orang kesurupan.
Keributan berhenti setelah aku dipegangi oleh empat orang security, kemudian kami dibawa ke posko keamanan, lampu terang di posko keamanan membuat aku sadar, bahwa pria yang aku hajar adalah seorang petinju amatir yang rumahnya tepat berada di seberang rumahku, Bang Arham namanya, itulah sebabnya mengapa aku dijuluki sebagai "pawang Arham" Oleh para tetanggaku.

"Terakhir aku dengar kabar beberapa hari yang lalu, menurut temanku, sudah lima bulan ini Neng berprofesi sebagai wanita penghibur, aku tak tau apa alasannya, hatiku sakit Ris, aku sedih"

#Aku menyembunyikan pertemuan aku dengan Neng semalam, karena aku masih menjaga image aku didepan Riska agar dia tidak menganggap aku laki-laki hidung belang, seolah-olah aku tahu jika neng menjadi wanita penghibur karena diberitahu oleh temanku.

" Oalahhh masssss... Mesakne temen yo Neng"
Oalah mass kasian banget ya Neng.

" Itu yg bikin aku stress Ris, aku memiliki beban mental yang berat, batinku menjerit akan semua keadaan ini"

" Sabar mas.. " Ucap Riska sambil kedua tangannya memegangi dan mengusap usap tangan kiriku.

" Jalan hidup manusia itu sudah digariskan mas, mas Dennis tidak perlu larut dalam kesedihan menyesali semuanya, doakan yang terbaik saja buat Neng ya mas"

"Iya Ris, aku mencoba mengikhlaskan sesuatu yang tidak aku ikhlaskan, aku akhiri semuanya dengan Neng karena Love is a choice not a feeling, aku sudah berada dipuncak kedewasaan cinta, merelakan dan mendoakan"

Aku menatap lirih ke wajah Riska, sinar matanya nampak haru, nampak larut dalam setiap bait bait ceritaku.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd