Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG HASRAT DAN OBSESI

Asli baper nih...... N7nggu lanjutanya hu.....
 
nice karyanya..... harap Alex target Mira utk dendam sama Rico.......
 
Episode sebelumnya : Bram Mnegajak Karin Ke Bali, Karin Kaget karena dia tak mebawa persiapan apa-apa, Namun Bram meyakinkan Karin kalau semua itu adalah hal yang gampang, Alex yang curiga mengikuti Karin dan Bram ke Bandara, Alex melihat pamannya itu bersikap mesra kepada menantunya sendiri, dan Alex semakin curiga bahwa ada hubungan khusus antara Pamannya dan menantunya itu. bagaimana kelanjutan kisah Karin di Bali bersma mertuanya, yuk kita lanjutkan.. (btw kisah ini juga sudah di rilis di blog saya..)

------------------

BAB 18


Bram bergegas meninggalkan kantornya saat rapat usai, Wulan sedikit heran memperhatikan bosnya ini, sepertinya bosnya itu akan pergi kesuatu tempat.

“Wulan, kamu nanti diantar pulang oleh pak budi ya, saya akan langsung ke bandara malam ini.” Ucap bram saat berada di lobby kantor.

“lho kok saya gak tahu jadwal bapak, apa bapak berencana ke luar negeri?” tanya Wulan yang heran, sebagai sekretaris yang mengatur semua skedul Bram, Wulan kaget mendengar Bram akan ke bandara.

“Tidak, ini kunjungan pribadi, saya akan mengunjungi teman, oh ya nanti kosongkan jadwal saya selama 3 hari, saya akan masuk kantor rabu nanti.” Jawab bram, lalu mengambil hpnya dan mngetik sesuatu.

Wulan diam-diam merengut, dia bermaksud menghabiskan weekend bersama bosnya ini, sebagaimana mereka lakukan dulu, namun Wulan gak berani untuk bertanya lebih lanjut.

Sebuah mobil berhenti di depan merekaa, “wulan saya berangkat dulu ya, jangan lupa kosongkan skedul saya sampai selasa besok, nanti kamu diantar pak budi” Ujar Bram kemudian masuk ke mobil, Wulan hanya mengangguk, dan memperhatikan mobil hitam yang membawa bosnya menghilang dari pandangannya.

Wulan kembali merengut, akhir-akhir ini sikap Bram terhadapnya sungguh berbeda dari sebelumnya, Wulan mencoba mereka-reka gerangan apa yang terjadi dengan bosnya itu, Wulan menyangka masalah Rico membuat Bram tidak nyaman, namun kalau dipikir-pikir sepertinya juga gak mungkin karena Rico.

“Ada apa ya..” batin Wulan.

“Hmm, bos kamu mau jalan-jalan ke Bali itu, apa kamu tau?” suara Alex mengejutkannya, entah sejak kapan Alex tiba-tiba sudah berada di belakang Wulan.

“Maksudnya pak?” Wulan memandang Alex penasaran.

“Om Bram gak ngasih tau kamu ya? Aduh cian deh, katanya kamu sekretaris kesayangan hehehe.” Ledek Alex.

Wulan mengernyitkan keningnya, dia tak mengerti pembicaraan Alex, baru saja Alex akan membuka mulutnya, langkah kaki Handoko dan beberapa staf terdengar mendekat.

“Pak Bram kemana, apa ada acara lain?” tanya Handoko pada Wulan.

“Maaf pak, pak Bram tidak memberitahu kemana perginya, ehmm...” Wulan tak melanjutkan ucapannya, dia menahan informasi kalau Bram meminta mengosongkan skedulnya hingga selasa, Wulan juga yakin kalau Alex tak mendengar ucapan Bram tadi.

“Tadi pak Bram ingin menemui temannya secara pribadi pak, saya juga tidak tahu.” Wulan menjelaskan kepada Handoko.

Handoko manggut-manggut mendengar penjelasan Wulan, “Kamu ngapain disini Lex? Kamu tau kemana pamanmu pergi.” Handoko bertanya pada Alex. Wulan memperhatikan Alex, menunggu jawaban pria menyebalkan itu.

“Ntahlah pah, sekretarisnya aja gak tau, mana pula aku tahu kemana om Bram.” Alex rupanya berhati-hati, dia tak ingin memberitahukan kepada Ayahnya tentang kecurigaannya pada hubungan Bram dan menantunya, Wulanpun terkejut mendengar jawaban Alex.

“Bukannya dia bilang, pak Bram tadi mau ke bali.” Batin Wulan, dia menjadi penasaran kenapa Alex menutupi fakta yang dia tahu.

“Ya sudah, papah mau makan malam bersama klien, kamu mau ikut..no, kamu harus ikut, ayo..” ucap Handoko kemudian beranjak pergi, Alex memandang Wulan, seulas senyum tersungging di bibirnya.

“Pah, tunggu pah..” teriak Alex sambil bergegas menyusul ayahnya yang sudah agak jauh.

***

Pesawat pribadi Bram mendarat mulus di bandara I Gusti Ngurah Rai, denpasar Bali, sebuah mobil sedan hitam telah menunggu di dekat parkir pesawat Pribadinya.
Bram turun dari pesawat, disambut oleh Mira, staf Bram yang kemaren menemani Karin belanja, keduanya masuk ke mobil menuju hotel yang ditempati Karin.

“Gimana Mira, apa Karin sudah beli pakaian yang dia butuhkan?” Tanya Bram saat mobil melaju menuju hotel Hard Rock di pantai Kuta.

“Sudah pak, tadi sore saya langsung yang menemani Non Karin belanja, oh ya in hotel kepada bosnya itu.

Bram menerima kartu itu dan menyimpannya dalam saku jasnya, seulas senyum tersungging di bibirnya, “Hmmm kita akan nikmati malam ini sayang.” Ucap Bram dalam hati.


Tak lama mobil sedan mewah yang membawa Bram memasuki hotel, tepat didepan pintu lobby, seorang Door men membukakan pintu untuk Bram, semua staff hotel itu mengenal betul sosok Bram, baru saja Mira hendak turun, bram melarangnya.

“Kamu langsung pulang saja Mir, sudah larut malam, pak Agus, tolong antar mbak Mira pulang ya.” Perintah Bram pada supirnya.
Bram memberikan beberapa lembar merah pada pak agus dan Mira, “terima kasih ya, pak Agus juga langsung pulang saja, nanti tunggu telepon dari saya, oh ya Mir, besok kamu bilang pada penunggu Villa, saya mungkin agak sore ke sana.”

Mira dan pak Agus mengangguk serempak, mereka menunggu Bram masuk ke dalam hotel, setelah big bossnya masuk, Mira disusul Pak Agus masuk kembali ke mobil dan meninggalkan Hotel.

***

“Selamat malam pak Bram, selamat datang di hotel kami,” sapa Manajer hotel yang khusus menunggu Bram, sejak mendapat info kedatangan Bram, menajer hotel bersiap menunggu Bram untuk memberi penyambutan secara langsung.

“Selamat malam Pak Indra, saya masuk dulu ya, badan saya sudah letih.” Ucap Bram, dia tak sabar ingin menemui kekasih belianya.

“Silahkan pak Bram, Mas..tolong antar pak Bram ke kamarnya.” Pak Indra memanggil seorang bellboy untuk membantu Bram membawa tas ke kamarnya, Bram menyerahkan tasnya kepada bell boy tersebut.

Pak Indra juga bergegas mendampingi Bram menuju Lift, “pak Bram, naik Lift ini saja.” Pak indra memencet sebuah lift khusus untuk tamu VIP.

“Selamat beristirahat pak, jika ada apa-apa hubungi saya pak.” Pak Indra membungkuk hormat pada tamu VIPnya, Bram hanya tersenyum meresponnya.

***

Bram mengikuti Belboy menyusuri lorong hotel, hingga akhirnya sampai pada kamar yang ditempati Karin, “silahkan pak ini kamarnya.”

“Terima kasih mas.” Bram mengeluarkan selembar uang untuk Tips bellboy, “Ya sudah sampai sini saja, kamu bisa kembali.” Ucap Bram lagi, Belboy tersebut beranjak meninggalkan Bram.

Bram mencari kartu kamar yang diberikan Mira tadi, lalu membuka pintu kamar, Tidak ada tanda-tanda ada orang disini, “Karin kemana? Apa dia tidur?” ucap bram bertanya-tanya.

Bram membuka jasnya dan meletakkan di lemari, Bram menuju ke kamar, dibukanya pintu kamar itu, “ternyata kamu ketiduran ya.” Bram berdiri didepan pintu menyaksikan pemandangan indah didepannya.

Sesosok tubuh sintal, ranum, putih mulus sedang berbaring, pakaian yang dipakainya menyingkap paha mulusnya, bagian dadanya terbuka, memperlihatkan payudara yang mulus menggugah birahi, bram tersenyum memandangi kekasihnya yang terlelap dan tak menyadari kalau Bram telah datang.

Bram membuka sepatunya, lalu kemejanya dan membuka celana panjangnya, Bram berjingkat-jingkat mendekati tubuh mulus tersebut, bram naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Karin, dipeluknya tubuh sintal tersebut, baram mendekatkan bibirnya ketelinga Karin.

“Mahh..udah bobo ya..” bisik Bram lirih, Karin bergerak sedikit, telinganya terasa geli saat lidah Bram menjilati cuping telinganya.

Karin mengerjapkan mata indahnya, dan berbalik memandangi sosok yang telah dia tunggu sejak sore.

“Papah udah dateng? Dari tadi.” Nada suara Karin terdengar lemas bagai orang yang masih ngantuk.

Bram membelai lembut rambut karin dan mengecup keningnya, “mamah ketiduran ya nungguin papah. Kok pakaian mamah tersingkap gitu.” Ucap Bram lembut.

“Hooh, papah kok lama banget, Mamah jadi bete tau.” Rengut Karin.

“Kok Bete sayang, kenapa? Kan papah bilang jam 10 papah akan datang, ini baru jam 10.” Ujar Bram.

“Mamah bete pah, birahi tinggi hihihi.” Ucap Karin. Keduanya tergelak.

“Ini pakaian yang mamah beli ya? Aduh seksi banget mah.” Tanya Bram, tangan Bram menjelajah mengelus lembut bongkahan payudara Karin.

Karin kemudian bangkit dan berdiri di kasur, “gimana pah, bagus gak mamah pakai ini.”

“Bagus banget, seksi banget sayang, kamu sangat napsuin, beruntung banget yang bisa menikmati tubuh kamu.” Ucap Bram.

Karin melompat memeluk Bram, “mamah udah gak tahan pah, sejak tadi mamah masturbasi sendirian bayangin papah.”

“Lho bayangin apa sayang.” Tanya Bram.

“Bayangin papah menyetubuhi mamah ohhh, memek mamah udah basah banget.” Karin tiba-tiba menutup mulutnya dengan tangan, dia tak sadar telah ngomong kata-kata kasar didepan Bram.

“Maaf pah, mamah ngomong kata-kata jorok.” Ucap Karin lugu.

Bram tergelak melihat tingkah kekasihnya ini, tiba-tiba Karin melumat bibir Bram dengan napsu, Bram mendekap karin dan membalas lumatan kekasih belianya dengan tak kalah bernapsu.

Bram kemudian membalikkan tubuh Karin membelakanginya, tangan bram menjelajah selangkangan Karin, lidahnya melata setiap jengkal leher Karin yang mulus, Karin mendesah geli, desahan Karin membuat Bram semakin semangat.

Sejak melihat posisi tidur Karin tadi, kontol Frans sudah mengeras, betapa indahnya tubuh gadis belia dihadapannya ini, kulit putih mulus tanpa cacat, ukuran payudara yang montok, semua sangat sempurna, dan kini semua itu terhidang untuk memuaskan hasrat birahinya.

“Kamu cantik sekali sayang, kamu mau jadi istri papah kan.” Bisik Bram lirih ditenga Karin, lidahnya terus menjilati leher samping Karin.

Karin memandang wajah bram, dan tanpa menjawab Karin memagut bibir pria yang masih berstatus mertuanya itu, keduanya saling berpagutan, melepaskan semua hasrat Birahi.

Kini Bram membaringkan tubuh Karin, perlahan Bram menungging diatas tubuh kekasih belianya ini. Karin menunggu dengan perasaan berdebar tak karuan, rasa gugup dan birahi berkumpul menjadi satu.

Perlahan Bram melepas celana dalam satin yang dipakai Karin, dan Karin juga sedikit mengangkat pantatnya agar Bram mudah melepas celana dalamnya itu.

Bram memegang celana dalam Karin dan menghirupnya histeris, Karin merasa malu celana dalamnya di ciumi oleh Bram. “pahhh jangan dicium ahh, kan bau..” ucap Karin.

“Celana dalam mamah harum aroma segar sayang..” ucap Bram sambil terus membenamkan celana dalam mungil itu ke hidungnya.

Setelah puas menghirup aroma celana dalam Karin, kini Bram memposisikan dirinya mendekat ke vagina Karin, terkejut dia melihat bentuk vagina Karin, Vagina seorang perawan, vagina tembem yang belum pernah disentuh oleh Pria.
“Wow sayang, vagina mamah indah sekali.” Ucap bram mengelus dengan gemas vagina tak berbulu itu, Karin hanya menggigit ujung telunjuknya, sesekaliKarin mendesah saat tangan Bram menyentuh area sensitifnya.

“Wangi banget sayang, Papah akan membuat mamah puas malam ini.” Ujar Bram, kini bram mulai mendekatkan wajahnya ke vagina Karin, dihirupnya aroma segar vagina tersebut, bau khas vagina membuat libido Bram semakin tinggi.

“Ahhhhhhhhhhhhh...ssss pahhhhhhhhhh gelii..” Karin merintih, tubuhnya melonjak saat lidah bram dengan lembut mengorek belahan vaginanya.

“Enak..pahhhhhhhh, enak banget sss ahhhhhhhhhhhhhhhhh..ya pah disitu.....” racau Karin sambil meremas rambut kekasihnya, bram kini melumat gemas Vagina karin yang bersih.

“Hmmm udah banjir banget memek mamah.” Ucap Bram di tengah jilatannya, kemudian tiba-tiba Bram mengehentikan aksinya, Karin yang terpejam membuka matanya.

“Kok berenti sih pahh, lagi dong jilatin memek mamah.” Rintih Karin dengan nada manja.

“Sabar ya sayang, papah akan menikmati setiap jengkal tubuh indahmu,” Bram kemudian menindih tubuh Karin, Bram mengangkat tangan Karin keatas, sehingga Ketiak mulus Karin terpampang jelas.

“Papah kangen ama ketiak mulus ini, kangen pengen jilatin.” Bram membenamkan wajahnya di ketiak Karin.

Karin terkikik geli saat lidah Bram menggelitik ketiaknya, karin heran kenapa Kekasihnya ini sangat menyukai ketiaknya, “hihihi geli pah.” Tubuh Karin menggeliat merespon perbuatan Bram, namun Bram tersu menahan agar ketiak itu teteap terbuka, dia sangat bernapsu dengan ketiak Karin yang mulus bersih tanpa bulu.

*****
Bersambung





 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd