Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG HASRAT DAN OBSESI

Bimabet
Ya cerita yang lainnya di sebelah juga sama mungkin jumat juga bakalan diupdate
 
BAB 16


Karin sedang mengenakan pakaiannya setelah mandi, siang itu, Karin akan ke kampus untuk mengambil jadwal kuliahnya, Bram sendiri sudah berangkat ke kantor, karin tak menyadari ada sepasang mata yang memperhatikannya saat berganti pakaian.

“Kamu ngapain di kamar papah?” Karin terkejut mendengar suara itu, Karin menoleh ke arah suara, rupanya Rico tengah berdiri dekat pintu kamar, “sejak kapan kamu disana, kamu mengintipku ya,” ujar Karin dengan nada kesal.

“Aku tanya kenapa kamu di kamar papah?” suara Rico terdengar keras, Karin menoleh.

“Kenapa emang, gak boleh? Sekarang ini adalah kamarku.” Ujar Karin menantang.

“Apa!!” Rico membelalakan matanya, Karin menghampiri Rico, dan mendorong tubuh suaminya keluar kamar.

“Aku mau ganti pakaian, kamu keluar sana!” hardik Karin dengan keras, mau gak mau Rico agak mundur, setelah Rico mundur Karin kemudian menutup pintu, dikuncinya pintu kamar itu, Karin mendengus kesal, namun dia kemudian kembali bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.

Setelah rapih, Karin keluar kamar, celingak-celinguk karin tak menjumpai Rico, Karin mengangkat bahu, dan berjalan keluar, tiba-tiba tangan Karin ditarik seseorang, hampir saja Karin terjatuh.

“Apa-apaan sih kamu?” teriak Karin.

“Apa yang kamu lakukan di kamar papah, kenapa kamu bilang itu kamar kamu sekarang?” tanya Rico dengan nada geregetan.

“Lepaskan aku! atau aku teriak nih.” ujar Karin.

Rico melepaskan tangan istrinya itu.

“Sudah jelas kan, masa kamu tanya lagi, bukankah papah udah kasih kamu surat pembatalan nikah?” ucap Karin.

“Lalu apa hubungannya kamu di kamar papah? tunggu..tunggu, maksud kamu..” Rico tak meneruskan ucapannya.

“Ya, surat itu sudah kamu tanda-tangani kan? Berarti pernikahan kita gak pernah ada, sekarang papah adalah kekasihku, aku ingin menikah dengan papah setelah surat pembatalan nikah resmi keluar.” Ucap Karin dengan lugas.

“Apa!! Kamu mau menikah dengan papah, apa kamu sudah gila?” wajah Rico terlihat gusar.

“Kenapa emang? Apa hakmu bilang aku gila, yang gila itu kamu, pernikahan kita ini kamu anggap sandiwara dan sayangnya, aku sangat bodoh mau terlibat dengan pernikahan sandiwara ini, sekarang aku sudah tak ingin bersandiwara lagi, aku mencintai papah, dan aku akan menikah dengan papah, asal kamu tahu, papah juga mencintai aku.” Ujar Karin lagi.

Rico terhenyak, pantatnya terhempas ke sofa.

“Apa yang sedang terjadi ini,” ucapnya dalam hati.

“Aku mau berangkat kuliah dulu, ingat kalau kamu menarik tanganku seperti tadi lagi, aku tak akan segan-segan mengadukan kepada papah,” Karin kemudian meninggalkan Rico yang terbengong tak percaya mendengar semua perkataan istrinya itu.

“Kenapa tiba-tiba Karin seberani itu ya sama gue, apa beneran yang dia omongin itu,” Rico meremas rambutnya.

“Tapi mungkin juga, lalu apa alasan papah menyuruh gue tanda tangan surat pembatalan nikah? Apa karena papah yang ingin menikahi Karin, kok jadi begini?” Rico mengucek-ngucek rambutnya.

***

Alex memarkirkan mobilnya di parkiran kampus, rencananya dia akan menjemput gebetan barunya, malam minggu kemaren alex berkenalan dengan seorang gadis cantik, rupanya gadis itu adalah mahasiswa di kampus ini, alex janji dengan gadis itu untuk pergi ke puncak siang ini.

Alex keluar dari mobil sportnya, dia sejenak memperhatikan penampilannya di kaca spion, Alex bersiul menuju kelas gadis itu, beberapa gadis yang sedang berlalu-lalang menatap ke Alex, sebagai playboy kelas kakap, alex tau benar karakter gadis-gadis itu, mereka tak lebih hanyalah para gold digger.

“Mas, kalau fakultas ekonomi sebelah mana ya?” tanya Alex pada seorang mahasiswa yang sedang berdiri didepannya, mahasiswa yang ditanya Alex menunjuk ke suatu gedung.

“Disana bang, itu yang warnanya merah tua itu fakultas ekonomi, kalau disebelahnya, yang gedung biru itu fakultas teknik,”

Alex melangkah menuju gedung yang ditunjuk, tiba-tiba Alex melihat sosok perempuan yang dikenalnya, Alex melihat sosok itu dengan tajam, setelah memastikan bahwa sosok itu memang benar orang yang dikenalnya, Alex menghampiri orang itu.

“Hai.” Sapa Alex sambil menyentuh pundak gadis didepannya, gadis itu menoleh.

“Kamu Karin kan?” tanya Alex kemudian.

Karin mengernyitkan jidatnya, sepertinya dia pernah melihat cowok didepannya ini, tapi Karin lupa.

“Pasti kamu lupa ya, soalnya kita jarang ketemu ya, tapi aku gak lupa ama kamu, aku Alex, sepupu Rico,” Alex berkata ramah.

“Ya ampun, ya mas Alex, maaf ya aku lupa, bener-bener kita jarang ketemu, tapi aku juga tadi sempet bingung, kayaknya pernah liat tapi dimana, maaf ya mas Alex.” Ucap Karin.

“Thats okey, kita ketemu pas di pernikahan kamu, tapi aku pernah liat kamu saat resepsi untuk keluarga di rumah om Bram,” ujar Alex.

“Ya, ya mas, eh ya mas Alex kuliah disini?” tanya Karin, Alex terkikik.

“Sepertinya gadis ini sangat lugu, masa gue masih kuliah.” Pikir Alex dalam hati.

“Ohh gak, aku udah 28 tahun, udah lama aku lulus kuliah hehehe, oh ya kamu kuliah disini,” tanya Alex.

“Aku baru mau kuliah mas, ini mau ambil jadwal kelas,” jawab Karin.

“Ternyata istri Rico ini cantik juga ya, kulitnya bersih, dan sangat menggemaskan,” ucap alex dalam hati, seketika tujuannya untuk bertemu gebetan barunya terlupakan.

“Kenapa mas alex, kok liatin saya terus?” tanya Karin mengagetkan lamunan Alex.

“Ehh, gak apa-apa, saya kesini mau ketemu teman, kebetulan teman saya dosen disini, oh ya kamu abis ambil jadwal kelas apakah ada acara lain?” tanya Alex.

“kayaknya aku langsung pulang mas, kenapa emang?” Karin balas bertanya.

“Apa bawa mobil?” tanya Alex lagi.

“Tadi aku diantar sama supir, tapi supirnya aku suruh pulang lagi, soalnya aku kan gak tau apakah lama atau tidak, paling naik taksi aja,” jawab Karin.

“Kalau gitu, kita pulang bareng aja, kebetulan aku mau ajak makan, kamu belum makan kan, sekalian mau traktir kamu, anggap aja ucapan perkenalan sebagai keluarga heheh,” ujar Alex.

“Ehmm gimana ya mas.. bukannya mas Alex ada janji ama kawan mas Alex?” Tanya Karin.

“Ohh kayaknya gak hari ini,” jawab Alex enteng.

Sejenak Karin memperhatikan Alex yang tersenyum padanya.

“Ya udah oke, sebentar ya, aku mau minta stempel dulu sama dosen pengajar,” ujar Karin kemudian.

“Ok, aku tunggu disini.” Ujar Alex menyeringai.



***



“Apa!! Kamu yakin?” Bram terlihat gusar.

“Valid pak, agendanya tentang laporan keuangan palsu yang terjadi di proyek kalimantan, sepertinya sudah ada beberapa pemegang saham yang setuju dilakukan RUPS,” Irwan menjelaskan sambil tertunduk, dia merasa gentar menatap langsung ke wajah bosnya itu.

Rahang Bram mengepal, matanya menatap laporan yang di sampaikan oleh Irwan, sesaat kemudian dihempaskannya tubuhnya ke senderan sofa.

“Aku benar-benar sudah pusing dengan kelakuan anak brengsek itu! Teserahlah, mau dicopot kek, aku udah gak mau tahu!” Bram menyalakan rokoknya.

“Tapi pak, rasanya ini memang rencana Mr X pelan-pelan ingin mendekati kursi bapak.” Ujar Irwan dengan nada perlahan.

Bram menatap wajah bawahannya itu.

“Mr X? maksudmu..ohh benarkah? Biarlah..kita ikuti saja rencananya, sekarangpun saya tak bisa berbuat apa-apa, kesalahan Rico sangat jelas, benarkan?” tanya Bram pada Irwan.

“Ya pak, saya mengerti posisi bapak yang sulit, saya juga tak tahu harus berkata apa.” Jawab Irwan kembali menunduk.

“Ya sudah, nanti biar saya pikirkan dulu, sudah sana kamu kembali ke tempat.” Ujar Bram sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

“Baik pak, saya permisi dulu.” Irwan berpamitan, kemudian meninggalkan ruangan bosnya itu.



***


“Kamu mau makan apa? iparku yang cantik.” tanya Alex pada Karin yang duduk disebelahnya.

Karin memikirkan sesuatu, baru saja dia ingin menjawab, hp di tasnya berbunyi.

“Sebentar, ada telpon.” Ujar Karin, sesaat kemudian Karin tersenyum mengetahui siapa yang menelponnya.

“Hallo pah... Ya baru aja selesai, gimana?...ohh.. oke deh karin segera kesana....Ya.ya..Karin tahu kok tempatnya, oke see you bye.” Karin tersenyum, wajahnya sumringah, dia kemudian memasukkan kembali handphonenya ke tas.

“Telepon dari siapa? Seneng banget kayaknya.” Tanya Alex sambil melirik Karin.

“Ehmm, maaf mas Alex, apa bisa anterin aku ke mega kuningan? Sori mas Alex, mungkin makan siangnya kapan-kapan ya.” Jawab Karin.

Alex melirik karin yang sedang merapihkan wajahnya.

“Loh kenapa?” tanya Alex lagi.

“Gak apa-apa, bisa gak mas Alex anterin aku ke mega kuningan, kalau gak bisa aku naik taksi aja.” Jawab karin.

“Wait, wait, tentu aja bisa, oke aku anterin ke sana ya, apa yang nelpon tadi Rico?” Alex penasaran.

Karin menatap Alex dengan cemberut, Alex tersenyum.

“Oke, oke aku anterin ya,” Alex segera mengarahkan mobilnya menuju ke tempat yang diinginkan Karin.



***



“Thanks ya mas Alex.” Pamit Karin setelah turun dari mobil Alex.

“Sama-sama kakak ipar, heheh, tapi lain kali janji ya, makan siang sama aku.” Ujar Alex.

Karin mengangguk dan tersenyum, Alex terus memperhatikan Karin yang berjalan masuk ke dalam gedung.

“Ternyata kamu cantik juga ya, tapi dia ketemu ama siapa ya? Pah? Tadi kedengarannya dia memanggil papah sama yang nelpon, tapi kalau bukan Rico apa mungkin maksudnya om Bram? Tapi kalau benar om Bram, kenapa si Karin kayak orang ketemu ama pacar ya?” Alex bertanya-tanya dalam hati, kemudian tiba-tiba suara klakson mobil mengagetkannya, Alex kemudian melajukan mobilnya meninggalkan kawasan itu.



***



Karin celingukan di pintu masuk restoran mewah, matanya mencari-cari orang yang ingin dia temui, akhirnya dia melihat Bram melambaikan tangan padanya, Karin membalas dengan tersenyum, dia menghampiri meja Ayah mertuanya itu.

“Selamat datang sayang, kamu naik apa,” tanya Bram pada kekasih cantiknya itu.

“Karin tadi diantar mas Alex pah.” Jawab Karin.

“Alex? Kok bisa?” Tanya Bram kemudian.

Karin menceritakan pertemuannya dengan Alex di kampus, tak lupa Karin juga menceritakan pertemuannya tadi di rumah dengan Rico, dan Karin juga menceritakan pertengkarannya dengan Rico.

“Jadi Rico sudah tau rencana kita?” tanya Bram tak terkejut mendengar cerita menantunya yang cantik itu.

Karin hanya mengangguk dengan ekspresi menggemaskan. Bram tertawa lebar melihat ekspresi Karin, dijentiknya hidung Karin.

“Ok, kita pesen makanan yuk, papah udah laper nih, kamu aja yang pesen,” ucap Bram.

Karin kemudian melihat menu-menu makanan, tak lama pelayan datang mencatat pesanan Karin.

“Rin, gimana kalau kita jalan-jalan, papah mumet liat si Rico dirumah.” Ajak Bram, Karin bertopang dagu menatap kekasihnya yang sekaligus mertuanya itu.

“Ke pulau lagi pah?” tanya Karin.

“Ha-ha-ha, gak ke pulau kemaren, kita ke Bali yuk.” Jawab Bram

“Hah!!, sekarang pah, langsung berangkat?” tanya Karin lagi, matanya membulat menggemaskan.

Bram mengangguk, “ya kenapa emang.”

“Ehmm, baju ganti kan gak bawa?” ucap Karin.

“Beli aja disana!” ujar Bram.

“Hah?” Karin melongo.

Melihat gadis cantik didepannya melongo, Bram tertawa lagi, ekspresi Karin sangat menggemaskan dan lucu di mata Bram, seolah segala persoalan yang membuatnya pusing di kantor hilang saat menatap Karin.

"Permisi kak."

Beberapa pelayan datang membawakan pesanan mereka, pelayan-pelayan tersebut dengan cekatan meletakkan makanan dan minuman di meja, setelah selesai mereka kemudian meminta diri secara sopan.

“Ya udah kita makan dulu, nanti abis makan kita langsung berangkat.” Ujar Bram tersenyum.

“Oke! Siapa takut?” ujar Karin mencibir jenaka pada Bram, kembali Bram tertawa melihat tingkah Karin.

BERSAMBUNG
 
sori baru sempet upload, cerita bab 16 ini udah selesai beberapa minggu lalu, baru sempet diupload
 
BAB 17


Mobil yang ditumpangi Karin dan Bram memasuki halaman lobi terminal 3 bandara Soekarno Hatta, rupanya Bram meminta Karin untuk berangkat terlebih dahulu, nanti malam Bram akan menyusul ke Bali, karena Bram harus menghadiri rapat sore nanti.

“Jadi Karin berangkat sendiri nih pah?” tanya Karin.

“Ya sayang, nanti malam papah akan menyusul kesana, soalnya sore nanti papah akan rapat dengan kementerian ESDM.” Jawab Bram.

“Kamu tenang aja, nanti ada yang jemput disana, sudah papah atur semua, ini kamu pegang.” Lanjut Bram sambil menyerahkan sebuah kartu kredit pada Karin.

“Jangan lupa, sampai sana beli baju buat ganti langsung ya. Ok sayang, papah anter sampai sini ya, ini tiket kamu.” Ujar Bram lagi sambil menyerahkan secarik kertas e-tiket pesawat.

Kedua pasangan berbeda usia itu saling cipika cipiki, kemudian Bram melambaikan tangan melihat kekasih belianya masuk ke dalam terminal 3. Setelah Karin menghilang, Bram kemudian berjalan kembali menuju mobilnya, dan meninggalkan bandara menuju ke kantornya.

Sepasang mata memperhatikan gerak-gerik pasangan tersebut, sepasang mata itu milik Alex, yang diam-diam mengikuti mobil Bram sejak keluar dari restoran tadi.

“Wow, ada apa ini, aku mencium sesuatu yang aneh, perilaku mereka bukan seperti menantu dan mertua, tapi lebih tepatnya seperti pasangan yang dimabuk asmara.” Ujar Alex dalam hati.

“Apa mereka ada affair? Hmm menarik ini.” Alex memperhatikan foto-foto yang sempat diambilnya tadi, seulas senyum tersungging di bibirnya, tak lama dia pun melajukan mobilnya meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta.

***

Di dalam terminal 3, Karin disambut oleh beberapa petugas, dan diarahkan menuju sebuah lounge, karena Karin menempati kelas bisnis, maka perlakuan petugas pesawat garuda terasa istimewa.

Sekitar 1 jam kemudian, panggilan untuk masuk ke pesawat terdengar, Karin merapikan dirinya, dan kemudian menuju ke pintu keberangkatan.

“Silahkan kak, ini kursinya.” Petugas wanita tadi mempersilahkan Karin untuk duduk di kursi kelas bisnis.

“Terima kasih mbak.” Ucap Karin.

“Saya permisi dulu kak, jika kakak butuh bantuan, jangan ragu untuk memanggil kru yang bertugas.” Pamit petugas wanita tersebut, Karin hanya menganggukan kepalanya.

Penerbangan Jakarta-Bali memakan waktu hampir 1 jam 30 menit, tepat jam 15.10 pesawat Garuda yang ditumpangi Karin mendarat mulus di bandara I gusti Ngurah Rai Denpasar.

Di pintu keluar, Karin melihat seseorang Pria setengah tua memegang tulisan namanya, dihampirinya pria itu, rupanya pria itu ditemani seorang perempuan muda, mereka segera mengenali Karin.

“Nona Karin?” tanya Pria tua itu yang bernama Agus, Karin hanya mengangguk.

“Selamat Datang non Karin, Saya Mira dan ini PakAgus, kami ditugaskan untuk menjemput non Karin.” Ucap Mira.

Pak Agus dengan cekatan segera meninggalkan mereka untuk mengambil mobil.

“Kita tunggu disini saja non, Pak Agus mengambil mobil dulu, oh ya tadi Bapak meminta saya mengantar non Karin belanja pakaian, kira-kira model pakaian yang diminati non Karin seperti apa?” tanya Mira.

“Hmm, paling pakaian santai aja, soalnya saya sama sekali gak bawa persiapan apa-apa, dan hmm juga beberapa pakaian dalem, paling itu aja mbak.” Jawab Karin.

Mira mengangguk-angguk, tak lama pak Agus telah tiba di lobby, Mira dan Karin segera menuju ke mobil.

“Mbak nanti ke mall aja, teserah mal mana.” Ucap Karin pada Mira yang duduk disebelah pak Agus.

“Baik Non.” Jawab Mira.

Mobil yang dikendarai pak Agus segera meninggalkan kawasan bandara, mkondisi lalu lintas saat itu relatif sepi, sekitar 15 menit kemudian, mobil itu masuk ke parkiran sebuah mal yang berhadapan dengan pantai kuta.

Pak Agus menurunkan karin dan Mira didepan lobby, kedua wanita tersebut masuk ke mal, tujuannya untuk membeli pakaian untuk Karin, hampir 2 jam mereka menyusuri toko-toko, akhirnya Karin kembali ke mobil membawa banyak bungkusan pakaian, yang terdiri dari pakaian santai, beberapa lingerie, dan beberapa set pakaian dalam.

“Non Karin, maaf, sebaiknya kita berjalan saja ke hotel, kalau naik kendaraan lagi, nanti mutarnya terlalu jauh.” Ucap Mira.

“Ohh hotelnya dekat ya mbak,” tanya Karin.

“Ya Non, itu hotelnya.” Jawab Mira sambil menunjuk hotel yang terdapat papan surfing di depannya.

“Ohh gitu, dekat juga ya, oh ya itu pantai Kuta ya mbak?” tanya Karin lagi.

“Benar Non, itu pantai Kuta.” Jawab Mira singkat.

“Wow asik banget hotelnya dekat pantai, yuk mbak kita buruan ke hotel, badanku rasanya gerah pengen cepat-cepat mandi.” Karin menggandeng lengan Mira, keduanya saling berbagi membawa bungkusan yang dibeli Karin dari Mal.

***

Didalam lobby hotel, Karin duduk menunggu Mira yang sedang mengurus check in, tak berapa lama Mira telah selesai mengurus check in Karin.

“Ini non, kartu kamarnya, nanti roomboy akan mengantar non, jika nanti ingin sesuatu seperti makan, non Karin langsung telpon front desk saja, saya permisi dulu kembali ke kantor, kalau ada apa-apa, non Karin hubungi saya saja, ini nomor saya.” Ucap Mira sambil menyerahkan kartu namanya pada Karin.

“Oke terima kasih ya mbak.” Ujar Karin, yang dibalas Mira dengan senyum.

Seorang Roomboy kemudian mendekati Karin, “mari kak, saya antar.”

Barang-barang belanjaan Karin diletakkan disebuah trolly, room boy tersebut memasuki lift dan memijat tombol di lift tersebut, tak lama lift tiba di lantai tempat Karin menginap.

Kamar yang diambil oleh Karin bertipe King Suite, yaitu kamar termewah di hotel tersebut, Room boy kemudian membukakan kamar dan meletakkan barang-barang Karin dengan cekatan.

“jika kakak butuh sesuatu jangan ragu untuk menghubungi kami.” Ucap Roomboy tersebut sebelum meninggalkan kamar, ketika Karin hendak memberikan tips, roomboy tersebut menolak dan mengatakan semua telah di atur oleh Mira.

Karin sangat takjub melihat keadaan kamar yang ditempatinya, kamar itu sangat luas, ada bak jacuzzi di balkon luar, ada meja billiard juga, sebuah ruang tamu, dan ranjang yang super besar.

“Badanku udah lengket banget nih, mandi dulu ah.” Karin kemudian mengambil jubah mandi yang sudah tersedia di atas tempat tidur.


]

ILUSTRASI Karin

Karin menanggalkan semua pakaiannya hingga bugil, dan masuk kedalam Bath tube yang telah terisi air hangat.

[URL=https://imgbox.com/pVNovrmy]

]

ILUSTRASI KARIN

Setelah mandi, Karin kemudian membuka bungkusan pakaian yang dibelinya tadi, dia mengambil sebuah Tanktop berwarna putih dan celana hotpants, terlihat penampilan Karin sungguh segar dan terlihat seksi.

[URL=https://imgbox.com/enr8RVy8]
[/URL

]

ILUSTRASI KARIN

Karin melihat jam di hpnya, sudah hampir jam tujuh malam, perut Karin terasa lapar, dia kemudian menghampiri meja dan melihat-lihat daftar menu di hotel, Karin memesan sepring nasi goreng dengan jus buah.

Tak lama pesanan Karin telah tiba, Karin menyantap hidangannya dengan lahap, setelah makan, Karin berjalan-jalan ke balkon, pemandangan sudah gelap, tak terlalu banyak yang bisa dilihat, Hpnya kemudian berbunyi, nama Bram yang menelpon.

“Hallo pah.” Sapa Karin.

“Hallo sayang, udah sampe hotel?” tanya Bram mesra.

“Udah, malah udah mandi, udah makan juga,” jawab Karin dengan nada manja.

“Oke, nih papah sebentar lagi menuju ke bandara, mungkin jam 10 malam, papah sampe disana.” Ujar Bram.

“Kok lama banget sih pah, karin bete sendirian disini.” Rengut Karin.

“Ya papah usahain cepet kok sayang, eh mamah.” Ucap Bram

“apa pah..tadi papah panggil Karin apa?” tanya Karin.

“Mamah, nanti malam kita akan nikmati malam pengantin kita sayang, soalnya papah udah gak tahan lihat mamah.” Jawab Bram.

“Gak tahan? Emang papah mau apain mamah?” tanya Karin menggoda.

“Mau bikin mamah menjerit-jerit hehehe.” Jawab Bram.

“Ihh papah nakal deh, cepetan sini ya..Mamah siap dibikin jerit- jerit.” Karin tak mau kalah menggoda mertuanya itu.

“Pasti sayang, papah akan segera kesana, kita akan menikmati bulan madu kita, udah dulu ya, papah ada tamu, bye mah.” Pamit Bram

Karin meletakkan handphonenya, wajahnya bersemu merah membayangkan apa yang akan terjadi di ranjang besar didepannya ini.

Karin teringat pada lingerie yang dia beli tadi, segera Karin mencari lingerie tersebut di bungkusan yang bertumpuk di meja.

“Nah ini dia, seksi banget nih kayaknya, aku akan pakai ini, pasti papah suka hihihi.” Karin tersenyum dan mulai melepaskan pakaian yang dia kenakan.

Lingerie berwarna pink pucat sungguh serasi dengan tubuh mulus karin, kulit karin yang putih mulus sangat menantang untuk dibelai, Karin memandang lingerie tersebut di cermin.

“Wow, seksi banget.” Ujar Karin terkejut.

Tiba-tiba Karin merasa horni, dia kemudian berbaring di ranjang super besar yang empuk, di loloskannya tali pundak lingerienya, payudara mengkel karin terpampang polos, putingnya yang merah muda pucat terlihat menggairahkan.

[URL=https://imgbox.com/IjZDKQIE]
[/URL

]

ILUSTRASI KARIN

Karin memilin putingnya sendiri, “aahhh, ssssssss.” Karin membayangkan mertuanya sekaligus kekasihnya menhisap rakus puting payudaranya, tangan Karin turun ke belahan vaginanya, terasa vaginanya mulai lembab, Karin mengusap lembut vaginanya, perlahan semakin cepat Karin mengelus belahan vaginanya.

“Ahhhh, sssssssssssssss, Ohhhhhhhhhh...” Karin sudah sangat horni, dia tak sabar menunggu kedatangan kekasihnya, perlahan gelombang orgasmenya mulai merambat naik, Karin mempercepat elusan jarinya di belahan vaginanya, hingga akhirnya tubuhnya agak terhentak ke atas saat orgasmenya datang.

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd