PART III
Julie Estelle membuka mulutnya, bersiap melahap penisku. Digenggamnya lah batang penisku, dan dimasukannyalah ke mulutnya. Aku merasakan kenikmatan yang tidak masuk akal, yakni sebuah mulut mungil nan hangat yang sedang menikmati penisku. Ia menghisap penisku dengan tempo yang cepat, namun sangat teratur. Maju. Mundur. Maju. Mundur. Maju. Mundur.
āMhhhh Julie,
faster, faster, ahhh
!ā ujarku keenakan. Aku hampir tak bisa menahan kenikmatan yang sedang aku alami.
Julie pun mempercepat ritme nya. Sekarang aku dapat melihat payudara kecil perempuan blasteran itu berguncang. Sungguh pemandangan yang bagus dari tempatku berdiri. Sesekali aku menjambak-jambak rambut Julie, memegang kepala nya mengikuti gerakan hisapan nya.
āMmhhhhā Julie pun tampak kesulitan menghisap penisku dengan ritme yang cepat.
Tak lama bagiku untuk merasakan sensasi orgasme yang akan terjadi (Kalian para pria pasti tahu akan rasa itu. Tanda bahwa orgasme akan segera tiba).
ā
Julie, I am going to cum. I want you to swallow it. Swallow whatever comes from my penis. Swallow them all!ā perintahku yang diikuti dengan anggukan Julie.
āMhhhh, ahhhh Julie! Enak banget gila mulut lo! Terus Jul, telen terus! Jangan berhenti sampai tetes terakhir!ā aku keeanakan. Jujur, ini merupakan ejakulasi dan orgasme terbaikku selama kuhidup. Kurasakan banyak sekali mani yang keluar. Yang sudah kupendam selama 4 hari lamanya. Semuanya karena mulut mungil seorang Julie Estelle.
āAkkkkā Julie tampak kesusahan menampung seluruh cairanku dalam mulutnya. Tapi, ia taat perintah. Ditelanlah cairan itu. Aku terkejut, ternyata ia tampak menikmatinya! Beberapa spermaku yang menempel di jari-jari tangannya pun dijilatnya. Benar-benar sampai tetes terakhir!
āJulie,
stand up!ā ujarku.
Julie pun berdiri. Ia menatapku kosong, menunggu perintah berikutnya. Sementara mataku tertuju pada kedua payudaranya yang sudah aku dambakan daritadi.
āJulie, aku mau jilat-jilat toket kamu. Tugas kamu cuman satu, diem aja ya.
Enjoy!ā perintahku.
Aku pun akhirnya meraba kedua payudaranya. Ohhh sungguh luar biasa. Bongkahan payudara Julie Estelle dalam genggamanku, aku masih tak percaya! Ku mainkan putingnya yang merah merona, yang mengeras, menunjukan Julie terangsang.
āMhhhh ahhhā Julie menikmati sentuhanku. Ia mendesah keenakan melihat langit-langit kamar.
Ya, obat memang hanya berdampak pada pikiran manusia, tidak dengan syaraf.
Aku mendekatkanku mulutku ke dada Julie Estelle. Kujilati payudaranya dari bagian luar, perlahan ke dalam, sampai ku hisaplah puting payudaranya.
āMHHH! AHHHā desahan Julie keras sekali. Karena tak ingin terdengar, aku menutup mulutnya, seraya terus menikmati kedua puting Julie, bergantian. Dimulai dari menikmati puting kanan nya, lalu berpindah ke yang kiri.
āMFFFā meski sudah aku bungkam mulutnya dengan tanganku, Julie masih terus mendesah.
Setelah puas bermain dengan payudaranya, aku pun bergegas menuju ke
main course dalam permainan ini. Kulepaskan kancing celana jeans Julie, kuturunkan pelan-pelan. Terlihatlah celana dalam berwarna pink yang menutupi kemaluannya. Sungguh indah. Paha Julie merupakan suatu anugerah terindah yang pernah kurasakan. Halus sekali, tidak dihiasi dengan bulu-bulu halus sekalipun, dan tanpa luka atau cacat apapun!
Aku kembali bercumbu dengan Julie, kali ini sambil kuremas pantatnya dari luar. Bokong Julie tidak besar, namun tetap seksi, layaknya seseorang yang sering berolahraga di
gym. Akupun menyelipkan tanganku masuk meremas pantatnya secara brutal. Kucubit-kucbit dan kunikmati. Pantatnya pun sangatlah halus. Setelah puas bermain dengan pantat seorang Julie Estelle, aku berpindah ke kemaluan nya. Segeraku turunkan celana dalam nya. WOW! Kini aku dapat melihat kemaluan Julie Estelle secara langsung. Kemaluan yang dihiasi dengan bulu-bulu tipis dan ter-wax dengan rapih itu begitu menggairahkan. Langsung saja aku mainkan jariku kedalam lobang vagina nya dengan nakal.
āAHHHH, OHHH!ā Julie kembali keeanakan. Akupun terus memainkan jariku sambil mulutku menghisap-hisap puting Julie. Berkali-kali ia mendesah. Kali ini kubiarkan saja ia berteriak mendesah, paling para tetangga apartemen nya sudah sering mendengarnya jika bersama pria lain.
Aku sudah semakin tidak tahan. Kudoronglah Julie ke tempat tidur.
āJul, tiduran aja disitu.
Enjoy what i am going to give youā kataku.
Julie pun tiduran dengan telanjang bulat. Wow, seorang Julie Estelle yang telanjang bulat, sudah tiduran di kasur dalam kendaliku!
Aku tak mau mengambil risiko, aku meraih dompetku untuk mengambil sebuah kondom. Tanganku bergetar karena masih tegang akan menyetubuhi Julie.
SHIT! Kondomku tidak ada! Padahal sudah kusiapkan kemarin ketika berbelanja ke minimarket... Pasti tertinggal di laci kamarku! Akupun menoleh ke tempat tidur, disanalah Julie, rebahan, tunduk kepada segala perintahku dan telanjang bulat, seakan menunggu perintah berikutnya. Terjadi gejolak hebat dalam batinku. Tidak mungkin aku batalkan aksiku yang sudah aku rencanakan dengan sangat matang ini... Tapi jika kuteraskan dan ia hamil, bagaimana? Pun jika aku mengeluarkannya diluar, aku tetap takut akan adanya potensi bahwa ia bisa hamil... Ada rasa iba juga dalam diriku. Sekarang aku harus memilih, untuk tunduk pada keinginan tubuhku, atau pada rasa ibaku... Bagaimana ini?!
TO BE CONTINUED