johanwerester21
Suka Semprot
- Daftar
- 15 Mar 2020
- Post
- 24
- Like diterima
- 68
Julie Estelle.
Anda semua pasti tidak asing dengan nama tersebut. Ya, perempuan blasteran itulah yang telah menghabiskan spermaku selama bertahun-tahun. Kegilaanku padanya bermula pada tahun 2010 tepatnya. Pada tahun itu, publik memuji-muji film Rumah Dara karena segala gore yang ada didalamnya. Tapi tidak denganku, aku memuji film itu karena disitulah pertama aku “mengenal” Julie. Aku ingat sekali, adegan dimana ia diikat, berlari dan berkeringat yang membuatku ingin sekali masturbasi di bioskop saat itu juga, terlebih kala itu aku masih dalam masa pubertas. Sejak saat itu, Julie selalu menjadi idolaku dalam berfantasi selama bermalam-malam.
10 tahun kemudian, tidak banyak perubahan pada diriku. Hanya saja kini aku bekerja di laboratorium pada sebuah perusahaan farmasi. Julie masih menjadi fantasiku, meski kadang kuselingi dengan Dian Sastro atau Astrid Tiar. Namun Julie tetap menjadi ratuku. Ada saatnya aku bosan berimajinasi, jadi aku terkadang aku menggunakan Youtube untuk melihat ia diwawancara. Terdengar aneh bukan? Bagaimana melihat dia diwawancara bisa membuatku horny setengah mampus? Itulah bagaimana aku tergila-gila dengannya. Hanya melihatnya berbicara ke kamera bisa membuatku konak. Aku juga menggunakan media dewasa seperti Semprot untuk menikmati tubuhnya. Tempo hari aku orgasme sampai 3 (tiga) kali dengan melihat photoshop dirinya. Ohh, apalagi Instagram nya. Tidak satupun gambar yang belum pernah aku jadikan bahan. Tapi aku merasa tidak cukup. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku ingin lebih. Aku penasaran ingin melihat tubuh telanjangnya secara langsung. Aku ingin menyentuhnya. Menciumnya. Menjilatnya. Masuk kepadanya. Yang terutama, menikmatinya.
Sebuah ide setan muncul pada diriku. Kala itu, perusahaan tempatku bekerja sedang mengembangkan sebuah prototype obat, yakni HY713. Obat tersebut akan digunakan untuk terapi pemulihan penderita mental health problems. HY713 berdampak kepatuhan bagi manusia yang mengkonsumsinya, dimana manusia tersebut akan patuh terhadap segala perintah yang diberikan. Kepatuhan tersebut akan hilang apabila manusia tersebut mengonsumsi RS001, obat penawar. Kami telah beberapa kali menguji kelayakan obat ini dan hasilnya adalah sangat baik, 100%! Kembali lagi pada ide setan yang muncul pada pikiranku. Ya, aku berniat memanfaatkan obat tersebut untuk membuat Julie tunduk padakku. Mencuri obat tersebut bukanlah hal yang sulit. Aku memegang posisi yang cukup tinggi, jadi tidak akan ada yang curiga. Terlebih hanya butuh 1 buah pil saja untuk menguasai manusia. Jadi aku nekat untuk menyelipkan 3 buah pil HY713 dan 3 buah pil RS001 ke dalam ranselku, meskipun sebenarnya 1 saja sudah cukup, “Ah barangkali akan berguna nantinya” pikirku. Tahap pertama sudah dilaksanakan.
Selanjutnya, aku berpikir keras bagaimana bertemu dengannya. Selama 10 tahun aku berfantasi, aku belum pernah sekalipun berjumpa langsung dengannya, jadi aku buta sama sekali dengan lingkungannya. Aku hanya tahu bahwa ia tinggal sendirian di apartemen nya. Lalu, aku ingat bahwa ia beberapa kali melakukan endorse dalam Instagram nya. Ide setan volume 2 muncul. Berbekal akun instagram palsu dengan membeli followers bodong, aku mengirimnya direct message dan proposal untuk mengajaknya bekerja sama dalam suatu “Project Endorse” (Hahahaha aku berpikir, more like Project Sex).
3 hari kemudian, muncul sebuah pesan masuk pada account Instagram bodongku.
“Selamat siang Mas Thomas, saya selaku Manager dari Mba Julie, setelah membaca proposal Bapak dan tawaran harga, Mba Julie setuju untuk kerjasama. Sesuai proposal yang Bapak kirim, nanti Mba Julie akan take video mengonsumsi Vitamin nya ya. Lalu setelah itu akan ada wawancara sebentar terkait tips hidup sehat ala Julie Estelle. Begitu kan pak?”.
Aku meloncat kegirangan. Sudah terbayang efek apa yang akan terjadi setelah dia mengonsumsi pil HY713. Hahahaha, Vitamin. Ya Julie, kamu akan menjadi Vitamin untukku. Tidak apa-apalah berjuta-juta rupiah melayang untuk membayar harga endorse, asalkan aku bisa mewujudkan fantasiku. Tak terasa, penisku menegang. Tidak, aku tidak akan onani. Syuting bersama Julie masih 4 hari lagi, aku akan simpan penisku untuk nanti saja. Aku ingin merasakan kenikmatan total bersama Julie.
4 hari telah berlalu. Bukan hal yang mudah untukku menahan onani. Aku sudah sangat horny sekali. Siang itu manager Julie mengirimkan alamat apartemen Julie padaku. Akupun segera berkemas alat shooting dan tentu saja tak lupa pil andalanku. Aku nyalakan mobilku dan bergegas menuju apartemen Julie. Pikiranku dimobil sudah tidak karuan. Tahan Thomas, tahan!
Sesampainya di apartemen, aku menghubungi Manager Julie.
“Mba, saya sudah sampai di lobby. Ini gimana ya naiknya?” tanyaku.
“Oh, sebentar ya Mas, saya kabarin Julie nya dulu. Mohon maaf saya lagi cuti ke Solo, nanti shooting nya sama Julie sendiri aja ya, dia udah aku briefing kok” jawabnya.
Sempurna. Rencana ini berjalan dengan sungguh-sungguh sempurna. Julie sedang sendiri di apartemennya. You are going to be mine, Julie.
Aku duduk menunggu di lobby apartemen. Lobby tersebut sangatlah mewah dengan segala ornamen-ornamen khas Italia kuno.
“Hey, Mas Thomas ya?” suara itu mengejutkanku yang sedang melamun tentang apa yang akan terjadi. Aku menoleh kebelakang. Disanalah Julie Estelle, perempuan dambaanku selama ini. Ia menggunakan kemeja hitam dan celana jeans ketat. Ya, memang “Project Endorse” ini sengaja ku bikin dengan tema casual. Mataku seakan memperkosa tubuhnya. Ingin aku segera menelanjanginya saat itu juga. Buah dadanya yang meskipun tidak besar tapi seakan menantang siapapun yang memandangnya. Pantatnya sempurna, seakan mengundang siapapun untuk masuk.
“Hey Mba Julie, saya Thomas. Terima kasih ya Mba sudah mau kerja sama” ujarku.
“Halo, saya Julie, terima kasih juga” kata Julie sambil mengulurkan tangannya. Tentu aku sudah tahu kamu Julie, perempuan yang menemani malamku selama bertahun-tahun. Aku balas menjabat tangannya. Ohhh halus sekali kulitnya. Bak seseorang tanpa luka.
“Yuk Mas, langsung naik ke atas aja. Kita berdua aja shooting nya” kata Julie seraya memberikanku isyarat untuk menuju lift.
Julie, tentu aku akan naik keatasmu.
Apartemen Julie terbilang cukup besar untuk ditinggalkan seorang diri. Terdapat tiga kamar tidur dan sebuah kamar mandi luar. Terpajang beberapa foto Julie dari sewaktu awal meniti karir sampai dengan filmnya yang terakhir. Ruang tamunya terbilang cukup sederhana. Hanya terdiri dari satu sofa yang menghadap ke TV plasma screen. Terdapat pula teras yang menghadap langsung ke pusat kota Jakarta. Hmmm , sudah berapa pria yang ia bawa kesini ya?
“Mas Thomas, kita syuting nya dikamar tamu aja ya, disana lighting nya paling bagus” kata Julie.
Wow, kamar tamu? Kamar? Mimpi apa aku Julie mengajakku ke kamar.
Akupun dengan sigap menata seluruh peralatan shooting pada kamar tamu yang cukup besar itu.
“Udah nih Mba Julie, bisa kita mulai?” ujarku.
“Oke oke mas, bentar ya saya rapihin makeup dulu. Eh tapi ini beneran kan ya obatnya? Ga aneh-aneh? Ya kalo emang gaada efeknya nggak apa-apa. Yang penting jangan sampe bahaya aja” balas Julie.
“Tenang aja Mba, nggak bahaya sama sekali kok. Sudah teruji Mba ini” kataku, nge-bullshit.
Dalam hati, nggak bahaya kok Mba. Wong Mba juga pasti akan keenakan.
Tidak lama kemudian Julie selesai dengan makeup-nya. Aku masih terkagum dan wajah eloknya, dan tidak percaya sedang berduaan dengan seorang Julie Estelle, di apartemen nya, dalam sebuah kamar!
“Oke kita mulai, jadi nanti kata-katanya cuman “Halo semua, pernah ada yang nyobain ga sih Vitamin ini? Bisa bikin kamu fit terus loh meskipun seharian kerja!”, gitu kan mas Thomas?
“Iya Mba, boleh Mba improvisasi juga. Bebas” ujarku. Aku tak peduli apa yang dia katakan, yang penting dia teguk obat itu.
Julie pun segera menelan pil HY713 dengan air putih yang aku berikan. Aku memperhatikan jam tanganku. Butuh sekitar 3 menit untuk obatnya bekerja. Julie pun dengan sempurna melakukan tugas endorsenya. Ya, dia memang artis hebat. Hanya dalam satu shoot berhasil mempromosikan produk abalku. Tinggal melakukan tugas memuaskanku saja yang ia belum.
3 menit berselang, mulai ada tanda-tanda Julie kehilangan kendali akan otaknya. Ia terduduk pada sebuah bangku yang ada pada kamar tersebut. Ia memegangi kepala nya. Penisku perlahan bangkit, bersamaan dengan obat yang mulai bekerja pada tubuh Julie.
“Mba Julie?” tanyaku seraya menguji apakah obat sudah bekerja.
Tak ada jawaban, ia melihat kosong ke depan tapi tidak menjawab.
“Mba Julie bisa ambilkan pulpen di ujung meja sana?” tanyaku sekali lagi, meyakinkan bahwa obat sudah benar-benar bekerja.
Julie pun meraih ke ujung meja, mengambil pulpen dan memberikannya padaku. Ia kembali melihat kosong kedepan
Aku tersenyum lebar. Obat sudah bekerja pada tubuh Julie!
TO BE CONTINUED
PART II
PART III
Terakhir diubah: