Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hamidah dan Anaknya

#18 Ibu Mulai Ketagihan

“Ah enak, terus nak,” desah Hamidah sudah menikmati sodokan buah hatinya.


“Ini becek banget bu. Beneran ibu pengen banget ya,” kata Anwar sambil terus menggenjot ibunya.


“Ahh, kamu kelamaan, gak kasih jatah ke ibu, jadinya pengen banget sekarang,” ucap Hamidah sambil terus mendesah.


“Udah ya bu, udah puas kan, Anwar udah gak tahan, mau keluar,” katanya.


“Iya keluarin aja di dalam,” ucap Hamidah.


“Uhhhh, ahhhhh, udah mau keluar buuuuu,” desah Anwar.


“Ya nak, keluarin. Ahhhh,” jawab Hamidah.


Crot… crot… crot… peju anwar menghujam keras ke rahim Hamidah. Banyak sekali peju keluar dari penis Anwar, hingga tumpah dan meluber dari vagina Hamidah.


Anwar langsung terkulai lemas, ia terbaring di atas tubuh ibunya. Hamidah memeluk anaknya. Dua tubuh yang sama-sama bugil saling menyatu.


Dua insan yang seharusnya tak melakukan itu, seperti lupa dan terbuai dengan kenikmatan.


Hamidah mengangkat kepala anaknya dan menciup bibir Anwar dengan semangat. Anwar tak membalasnya, ia sudah kehabisan tenaga.


“Terimakasih anakku, besok kalau ibu mau, jangan nolak lagi. Ibu sudah ketagihan kontolmu. Kamu dulu yang mulai, sekarang harus menanggungnya,” kata Hamidah.


Anwar hanya diam saja. Ia kemudian membanting tubuhnya ke samping ibunya. Anwar terkulai lemas.


“Kalau kamu mau, juga langsung aja datang ke ibu. Tapi jangan sampai adek dan kakakmu tahu. Ini tetap rahasia kita,” ujar Hamidah.


Percumbuan mereka pun selesai. Hamidah segera keluar dari kamar menuju kamar mandi. Anwar tetap tergeletak lemas.


***


Sejak saat itu, Hamidah tak malu-malu lagi meminta jatah ke anaknya. Setiap birahinya naik dan ada kesempatan di rumah, langsung mendatangi Anwar.


Apalagi ketika rumah hanya ada mereka berdua, percumbuan terlarang itu pasti terjadi. Bahkan meski ada kakak atau adek Anwar, mereka curi-curi kesempatan saat malam hari, saat kedua saudara Anwar tertidur.


Pernah suatu kali, percumbuan Anwar dan Hamidah hampir ketahuan oleh adek Anwar. Saat itu Anwar dan Hamidah yang seperti suami–istri saling memuaskan di kamar Anwar ketika malam saat yang lain tertidur.


Tiba-tiba adek Anwar bangun dan mencari ibunya. Dicari di kamar Hamidah tidak ada. Kemudian ia mencari di tiap sudur kamar tidak ada. Ia pun mulai teriak.


“Ibu-ibu,” teriaknya.


Mendengar suara itu, Anwar dan Hamidah langsung menghentikan aksinya. Hamidah langsung memakai bajunya. Begitu juga Anwar.


Hamidah langsung keluar dari kamar Anwar.


“Ibu kok tidur di kamar Kak Anwar,” tanyanya.


“Kakakmu gak enak badan, kecapekan, tadi minta pijit. Ayo tidur lagi.


(Bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd