CH 3
Kurang lebih setelah 8 jam tertidur, mata Daus terbuka, dan ia melihat Stella masih tertidur.
Daus melihat bahwa sekat kaca telah menghilang dari ruangan, dan dengan lembut, ia mendekati Stella untuk memeriksa kondisinya. Ketika ia melihat Stella yang masih tidur dengan nyenyak, Daus memutuskan untuk mengangkatnya dan merebahkannya di atas kasur.
Saat ia hendak merapikan pakaian Stella yang berantakan, tangan Stella tiba-tiba bergerak dan menahan Daus.
Stella, dengan mata masih setengah tertutup, bertanya, "Untuk apa, Kak Daus?"
Daus sedikit menjauh, dan layar kembali menyala dengan instruksi yang sama seperti sebelumnya. Stella bangun dan terduduk, dengan Toket yang masih menggantung indah, dia melebarkan kedua kakinya.
Sambil menunjuk ke Toket dan Memek yang masih tertutup Celana Dalam Tipis berenda, dengan suara yang bergetar hebat dan nafsu yang membara, Stella mengucapkan, "Hisaplah, cepat! Nikmatilah tubuhku!" ujarnya sedikit berteriak
Daus merasa gairah memenuhi ruangan, dan dia paham bahwa Stella menginginkan satu hal pada akhirnya.
Tanpa menyia - nyiakan waktu, Daus segera menghisap Toket kanan Stella dan meremas Toket kirinya, dia tidak mau hal ini digagalkan Alarm seperti sebelumnya.
Stella mengerang nikmat, Dia Orgasme dalam Sekejap.
"Ah, apa ini, enak sekali!" ucap Stella dengan suara yang terengah-engah, merasakan kenikmatan hisapan Daus.
Daus melanjutkan kegiatannya dengan gairah yang sama. Stella meremas kasur dan rambut Daus dengan lembut, ingin perasaan itu semakin kuat dan mendalam.
Mereka terus menyatu dalam momen yang penuh gairah ini, Memek Stella yang Orgasme membuat Celana Dalam nya basah kuyup.
Melihat hal itu, Daus meraih celana dalam itu dan menggeseknya dari luar.
"Kak Daus, jangan begitu, itu enak banget," ujar Stella dengan nafas yang memburu, mencoba membatasi nafsunya yang terus naik.
Namun, Daus tampaknya tidak peduli, hasratnya telah mengambil alih. Dia terus bergerak dengan nafas berat.
Daus menarik Celama Dalam Stella dan kini terpampang Memek Merah Muda merekah, Daus mendenguskam mafasnya ke Memek tersebut kemudian matanya melihat Stella lagi, Stella hanya mengangguk.
Dengan buas Daus menghisap, menjilat Memek stella.
Daus menggigit bibir Memek yang lezat itu dengan nafsu, matanya hampir terpejam karena sensasi rasa yang memenuhi mulutnya. Dia merasakan kenikmatan luar biasa setiap kali dia menghisap dam menggigit gigit kecil Memek tersebut. Setiap inchi-nya adalah pengalaman yang memanjakan indera, dan dia merasa beruntung bisa menikmati Memek ini dengan penuh kepuasan.
Yang dia tidak tahu, ini adalah pengalaman pertama untuk Stella, Hisapan dan Jilatan Daus telah membuatnya 2 kali orgasme, yang pertama saat toketnya dihisap, yang ke dua saat Memeknya di gesek dari luar celana dalamnya.
Dan Jilatan di Memeknya ini akan mengantarkan Stella pada Orgasme yang ke tiga, Stella mengangkat kedua kakinya ke langit-langit, menggeliat dan merasa otot-ototnya mengrjang. Dia bergetar dengan semangat dan melolong kegirangan saat Orgasmenya datang.
"Aaarghhh! Aaarghhh! Apa ini, Enak bangett!!!" Stella teriak hebat bersamaan dengan Orgasmenya, dan kali ini bukan sekedar Orgasme biasa, Cairan memeknya menyembur keluar dan membuat Stella menggelepar.
Wajah Daus pun basah terkena Cairan Memek tersenut, Daus bangkit dia melihat layar kembali dan Instruksi masih belum berubah.
Dia lihat Stella masih terkulai lemah, tubuh mungilnya yang kini Toket dan Payudarsnya terkespos dengan indah terkapar di tempat tidur, Nafasnya terengah - engah, dia tampak tersenyum bahagia.
Daus menurunkan Celananya, Memamerkan Kontol 18 cm yang menjulang hebat. Dia mendekatkan Kontolnya ke wajah Stella, seraya berucap
"Hisap" Wajah Daus menatap Stella dengan penuh nafsu. Stella melihat Daus, kemudian beralih ke Kontolnya yang kinintepat menempel Di hidungnya, Aroma Kontol yang memabukkan Stella.
Alarm tiba-tiba berbunyi dan ruangan kembali bergetar memisahkan mereka, dan sekat kembali muncul
"Tidak lagi, ini benar-benar mengganggu. Apa yang sedang terjadi?!" Ucap Daus dengan Kesal.
Stella yang hampir memberi Blowjob pada Daus pun turut kecewa.
Setelah sekat kaca tertutup, dua kotak kecil muncul di masing-masing sisi, berisi pil dengan warna yang berbeda. Warna merah untuk Daus dan kuning untuk Stella. Dengan tulisan 'Telan' yang jelas terlihat di dalam kotak itu, Daus dan Stella saling pandang, penuh kebingungan.
Daus, dengan rasa penasaran yang kuat, memutuskan untuk mengambil pil berwarna merah. Di sisi lain, Stella, meskipun ragu, akhirnya memutuskan untuk menelan pil kuning.
Situasi tiba-tiba menjadi semakin aneh dan menakutkan. Rantai tiba-tiba muncul dan mengikat kedua tangan Stella dengan kuat. Daus, yang terkejut dan panik, berusaha untuk bangun, namun ia merasakan tubuhnya tiba-tiba menjadi lemas. Dalam sekejap, ia pun pingsan.
Stella, yang terjebak dan tak berdaya, mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam ruangan misterius ini. Ia merasa panik dan ketakutan, tetapi juga merasa bahwa Memeknya terasa semakin gatal.
Seketika Gairahnya naik dengan cepat Air liurnya menetes dan tubuhnya bergetar, di tengah rasa yang memuncak itu, dia melihat Kontol Daus menjadi semakin besar, dan dia Orgasme. Ya betul, Stella Orgasme dan Squirt dengan deras hanya karena melihat Kontol, bahkan Orgasme yang lebih hebat daripada saat dijilat Memeknya sebelumnya. Stella kemudian memejamkan mata dia meresapi nikmat orgasme itu dan berusaha mengendalikan dirinya.
Seiring berjalannya waktu Stella melihat Kontol Daus menjadi semakin besar, hasratnya benar - benar bergejolak, dia ingan hisap Kontol tersebut. Dia juga ingin menggaruk Memeknya yang teramat gatal.
Tiba tiba ditengah sekat kaca itu, muncul lubang berdiameter 10 cm. Stella tampak bingung, tapi bagaimanapun dia masih terikat rantai.
Semakin lama terikat, Stella semakin memikirkan hal hal jorok.
"Akhh Memekku gatal sekali, aku ingin Kontol itu."
"Kontol itu baunya enak, aku ingin Hisap dan Jilat, Aku ingin rasakan itu di mulutku."
"Emmh pengen di Hisap lagi Memeknya."
Dengan terus menerus memikirkan hal Jorok tersebut, Memeknya berkedut dan Orgasme kembali.
POV Daus
Aku terbangun dan melihat Stella sedang terikat sambil badannya terkejang - kejang. Aku segera bangkit dan justru menemukan sesuatu ysng lebih mengejutkan, Kontolku berkembang menjadi sepertinya lebih dari 25 cm.
Aku bergerak menuju Stella dan Sekat kaca itu masih menghalangi kami. Kudengar stella bergumam lirih..
"Kontol.... Kontol..."
"Aku ingin Kontol..."
Aku menelan ludahku, tampaknya Pil yang baru kami telan mengubah fisik dan kepribadian kami, pikiranku pun kacau. Aku juga hanya memikirkan untuk Ngentot dengan dia. Aku ingin Memek gurihnya lagi.
Mendadak aku melihat sebuah lubang di tengah kaca tersebut, lubang itu berdiameter 10 cm. Entah pikiran gila apa, aku memasukkan kontolku ke sana, jadi kini Kontolku telah menyebrang ke sisi satunya. Kemudian aku berteriak, "Stella ini." sambil menunjuk Kontolku.
Stella tersadar dan seketika rantainya terlepas, dia merangkak menghampiriku, menghampiri Kontolku. Dia mendekatkan. Hidungnya dan menghirup Kontolku yang telah semakin panjang, sunggun pemandangan yang erotis. Melihat Stella bersimpuh dan mengecupi kontolku.
Kulihat Kakinya beberapa kali mengejang, sepertinya dia Orgasme setiap kali mencium Kontol ini.
"Stella.." Panggilku
Dia menoleh sambil tangannya memegang Kontol ini.
"Hisaplah!" Perintahku
Dengan wajah sumringah dan gembira Stella membuka mulutnya, dia menyepong Kontolku, seketika aku merasa terbang. Hisapannya memang biasa saja, tapi ini adalah Bibir perawannya, dan berkat efek obat tadi dia menghisap seperti kesetanan.
"Slupr Slurp Slurp" dia menghisap kontolku seakan ingin menyedot isinya sekaligus.
Kontolku yang telah menjadi lebih panjang tidak muat semua di mulutnya, tangan kanannya pun dia gunakan untuk mengocok pangkal kontolku.
"Kak ini rasanya enak banget!" Ujar Stella di tengah sepongannya.
"Aku Suka , Aku Suka Nyepong Kontol!" Teriak Stella kegirangan.
Aku hanya tersenyum, ingin rasanya aku pegang dan remas kepalanya dengan gemas. Sayang kaca ini memisahkan kami.
Sudah 25 menit lamanya Daus berdiri sambil Kontolnya di Sepong Stella dari balik kaca. Daus belum mencapai Orgasme, namun berbeda dengan Stella yang terus menerus Muncrat meski hanya menyepong kontol, meski begitu stamina-nya tidak kunjung surut, justru semangat Stella menghisap Kontol semakin besar . Sepertinya obat tersebut bereaksi dengan sempurna untuk Stella.
Di sisi lain Daus ysng berdiri sambil di Sepong terus kelojotan karena enaknya, tapi entah bagaimana Kontolnya tidak juga muncrat, berkebalikan dengan Stella, Pil yang diminum Daus membuatnya mampu tidak orgasme dalam waktu lama.
Saat masih asik - asiknya mereka menikmati kecabulan tersebut, Alarm berbunyi dan 2 Buah kotak kembali muncul di masing - masing sisi.