Chapter 2. Little Trouble
“EHHH DIA KAN.....”, aku seketika berpaling kearah mahasiswa tadi, tetapi terlambat sudah karena ia telah menjauh menuju ruangan lain yang aku tak tau itu ruangan untuk apa. Akhirnya aku menuju mobil, dengan pikiran yang terheran.” Eh tadi gw liat cewe yang kayaknya kita kenal deh, tapi gatau siapa namanya.”kataku kepada Mono sambil menatapnya heran.”Jadi, gimana? Lu ajak kenalan apa nggak?”balasnya.”Ngga lah, orang udah ngacir abis bantuin gw nunjukkin ruangan verif, yaudahlah...ayo makan dulu di kantin, gw yg bayar.”kataku sembari mengeluarkan dompet, lalu berjalan keluar menuju kantin, diikuti Mono dibelakangku. Duduklah kami di kursi dan memesan makanan, setelah memesan kamipun menunggu sampai pesanan kami diantar. Sembari menunggu, Mono hanya melihat handphone miliknya, ntah apa yang dilihatnya, yang pasti aku tidak ingin tahu urusan orang lain. Oiya, aku lupa memberitahu Nisa bahwa aku sudah sampai, dan telah selesai mengurus pendaftaran kampusku, lalu akupun mengeluarkan handphoneku dan segera men-chat dia.
“Nis, udah sampe ni.Udah verifikasi dokumen juga, tinggal nunggu Ospek aja nih, udah dapet juga almamaternya.”
“Kamu gimana Nis, gimana kuliah? Udah setahun ya kamu kuliah duluan. Eh nis, udah libur semester apa belom?”
“kalo udah libur, temenin aku jalan yuk? Kalo boleh hehe.”
Tak lama, makanan kami pun diantar oleh mbak pelayan. Kami segera makan, karena dari saat aku sampai, aku langsung berbenah, kemudian mandi dan pergi ke kampus terburu-buru hingga lupa mengisi perut, terlebih Mono yang belum sarapan dari pagi. “ Eh Mon, minggu depan kayaknya motor gw udah dianter, sama mobil juga sih.” Kataku sambil mengunyah makanan.”Tar tolong temenin ambil ya, bisa gak?”, Ia pun hanya mengangguk tanda setuju. Kami berdua telah selesai makan, kemudian membayar makanan kami dan bergegas ke mobil, namun saat sampai kemobil perutku terasa tidak enak lalu menyuruh Mono masuk kemobil dahulu kemudian pergi ke toilet. Dengan tergesa-gesa aku buang air kecil karena benar-benar tidak tahan lagi, dan lega rasanya setelah buang air kecil. Setelah buang air kecil, aku harusnya segera kemobil, tapi kuurungkan niatku karena aku seperti mendengar suara perempuan didalam toilet ini. “eemmhhh, ahhhhnnn”, suara itu seperti terdengar di toilet ujung, akupun berjalan mengendap agar tidak ketahuan oleh gadis ini, pintu toilet sedikit terbuka dan itu memudahkanku untuk mengintip apa yang dilakukan gadis itu. Akupun mengintip sedikit dari celah pintu toilet itu, gadis itu ternyata sedang masturbasi sembari menonton film bokep jepang, terdengar dari suara handphonenya tapi aku tidak bisa melihat wajah gadis itu, karena celah pintu toilet yang terlalu kecil namun aku tetap berusaha agar dapat melihat wajah gadis itu. “Ah sial, aku harus melihat apa yang dilakukannya.”. Aku tetap berusaha mencari celah, perlahan aku membuka pintu itu sedikit dan tanpa suara, akhirnya aku berhasil melihat wajah gadis itu yang berusaha menahan ekspresi keenakan akibat masturbasi. “Tunggu, bukankah itu Lisa? Apa yang dilakukannya, dia kuliah disini?”.
Benar saja, dia Lisa yang merupakan member JKT48, dan apa yang sedang dilakukannya sekarang adalah masturbasi di toilet? Merasa keheranan, namun aku harus tetap melihatnya, sebuah pemandangan yang sangat jarang untuk dilihat. Akupun segera mengeluarkan “si kecil” yang nampaknya sudah mengacung tegak, kemudian mengocoknya perlahan sambil melihat Lisa yang ekspresi keenakannya sedang kunikmati. Dia semakin mempercepat kocokan pada Vaginanya dan dia semakin mendesah, aku juga mempercepat kocokan pada penisku, aku juga merasa kenikmatan karena bisa melihat salah satu member JKT48, masturbasi didalam toilet kampus. “kriiiiittt”, sialan, pintu toiletnya tak sengaja kugeser saat mengocok penisku,akupun bergegas memasukkan penisku kembali kedalam celana, dan juga Lisa membetulkan roknya, dan ia melihat kearah pintu dimana aku bersembunyi. “ Heh siapa disitu? Keluar gak lu.”, dia berteriak kearahku, tapi aku masih belum berani menampakkan diri, dia kembali berteriak kearahku, dan akhirnya akupun menampakkan diri dengan keringat dingin dan rasa takut.
“I..iiiya....ggg..gw kkeluar..”
“Lu ngeliat semua yg gw lakuin tadi, ngaku gak?”
“..iiii...ya, gw nge...liat semmm...semua.”
“Semua yang lu liat tadi, jangan lu laporin kemana-mana, dan jangan lu ceritain ke siapa-siapa. Kalo ketahuan kampus, gw takut dikeluarin, tolong banget ya.”
“....Oke...gw gaakan ngelaporin lu, dan gw juga tau lu itu member jeketi, dan gw gaakan bilang2 kok, kasian sama karir lu disana. Gw juga bakal bantuin lu ngerasain kayak yang ada divideo itu, tapi lu harus janji bakal nurut.”
“O...oke, eh itunya udah tegang tuh, kayaknya gw paham lu mau bantuin apa. Tapi pelan-pelan ya, gw belom pernah ngerasain soalnya.”
Entah kenapa, dia seakan takut bahwa aku akan melaporkannya, tapi tentu aku tidak mau, karena aku bisa bermain dengannya hehe. Setelah dia melihat penisku yang sudah tegang, akupun memandunya kedalam toilet, lalu aku membuka celanaku dan menyuruhnya memegang penisku. “ dikocok pelan pelan ya.”. Dia mulai mengocok perlahan penisku yang sudah mengacung tegang itu, walau pengalaman pertama, dia seperti paham cara mengocok penis, terlebih tangannya halus, mungkin dia selalu merawat kulitnya sehingga halus, ia percepat tempo kocokan, membuatku agak melenguh keenakan, “Ahh, terus cepetin ngocoknya”, semakin cepat ia mengocoknya. Selang beberapa menit, aku merasa spermaku akan keluar, aku menyuruhnya agar semakin cepat mengocok penisku dan tak lama akupun keluar, itu sedikit mengenai wajahnya dan tumpah ditangannya. “Jilatin aja dikit, gabakal keracunan kok”,kataku. ” Nah giliran gw ya, sekarang coba nungging deh, gw mau bikin lu keluar karena yang tadi gajadi.”. Dia menungging dan mengangkat roknya ke perutnya, kemudian aku melumuri tanganku dengan air liur dan menggosok vaginanya berwarna merah muda tanpa bulu itu, kumainkan jariku dibibir vagina yang terbilang cukup tembem itu, kucubit bibir vagina itu dan ia melenguh keenakan. Lalu kumasukkan jariku kedalam liang kewanitaannya, kukocok dengan tempo pelan, lalu setelah beberapa menit kupercepat tempo kocokanku dan desahannya semakin liar. “Ahhhhnn, nggghhh, pelan pelannhhgghh.”. Tak kuhiraukan ucapannya dan semakin cepat kukocok vaginanya, malah kumasukkan jariku yang lain dan tidak menurunkan tempo kocokanku, ia melenguh sepertinya ia akan orgasme. “Gw mo...keluar...hhh.hhh...Nggghhh..”, benar saja, ia orgasme dan cairannya menyembur keluar banyak dan mengenai bajuku.
“Gimana,enak kan?”, ucapku setelah membuatnya orgasme. ”Main cepet aja ya, gw masukin nih.”. “Iya,pelan pelan masukinnya.”.
Setelah kubuat dia berada diposisi menungging dengan tangan menumpu di tembok, aku mengarahkan si kecil kedepan liang kewanitaan Lisa, aku perlahan memasukkannya, terasa sempit namun nikmat. Akhirnya penisku menyentuh selaput daranya, terlihat darahnya sedikit mengalir keluar, akupun menahan posisiku sekarang agar vaginanya beradaptasi dengan ukuran penisku yang bisa dibilang cukup besar ini, setelah beberapa menit, aku mulai menggenjot vaginanya dengan tempo pelan dan stagnan, beberapa menit kunaikkan tempo genjotanku dan ia mulai mendesah, suara desahannya semakin membuatku bergairah, makin cepat kugenjot, suara hentakan pahaku dan pantatnya bergema diseluruh toilet yang sepi.
“AHHH YANG KENCENG, GENJOTIN LEBIH KENCENG, ENAKK!” racaunya yang sudah kepalang sange itu, sambil menjulurkan lidahnya.
Merasa sebentar lagi akan keluar, aku mempercepat genjotanku, kemudian menyuruhnya duduk dan kukocok penisku didepan mukanya
CROTTT CROTTT CROOTT
Beberapa tembakan spermaku mengenai wajahnya, dan ada yang mengenai leher dan dadanya. “Hhhh...hhh...,Gimana rasanya? Enak kan. Makasih ya.” Ucapku sembari merapikan pakaianku. “Iya, intinya jangan dilapor siapa siapa ya, biarin ini jadi rahasia aja.” Balasnya, ”Eh minta kontak lu dong, biar enak kalo ngapa-ngapain.” Iapun menyodorkan Hpnya lalu kuketik ID aplikasi chat milikku. Sial, aku lupa Mono sudah menungguku daritadi. “Eh gw duluan ya, buru-buru, makasih ya.” Akupun keluar toilet dan kembali ke mobil, Mono heran karena lama sekali aku di toilet,” wey anjir lama banget lu gw tungguin dari tadi juga.”, ucapnya. “ Sakit perut ih gw tadi, kebanyakan sambel, udah ah ayo cabut!”, balasku. Akhirnya Mono menyalakan Mobilnya dan pergi mengantarku kembali ke kos.
*Notifikasi*
“Eh iya maaf ya Hend, ayo aku temenin jalan.”
“Besok mau gak, mumpung free nih.”
“Ohh udah verif? Yaudah, istirahat ya kamu, pasti capek ya hihi.”
Aku membaca chat dari Nisa, dan tersenyum selama Perjalanan
.
.
.
Bersambung