03
KELUARGA GILA.
Di kegelapan malam yang hampir habis. Pocong dan Kuntilanak, sedang asyik main kejar kejaran di sebuah taman Kota. Seperti layaknya manusia yang tengah di mabuk cinta.
Mereka terus bercanda, dan mereka tidak tertarik sekalipun untuk mengganggu atau mengusik manusia malam ini. Walaupun di Taman Kota tersebuta masih banyak manusia seperti Banci dan perempuan perempuan sexy bin menor yang hilir mudik untuk mencari sesuap Nasi.
"Stop..... Stoooop.... !" Ujar Kuntilanak yang kemudian berhenti berlari dari kejaran si Pocong.
"Kamu seharusnya lari nggak pake melayang. Tenagamu kan jadi habis. Dan aku nggak bisa ngejar kamu..!" Ujar Pocong.
"Alah cemen....!" Ujar Kuntilanak.
"Mana..! Mana...!???" Ujar Pocong clingukan kesana kemari.
"Apa'an si cong...!" Ujar Kuntilanak yang bingung melihat tingkah pocong yang seperti lagi nyari seseorang.
" Tadi kau bilang Cemen. Mana si Cemennya, aku ngefens banget ama tu si Cemen."
"Si Cemen..!!!!!?????" Ujar kuntilanak makin bingung.
"Ia si Cemen. Yang juara satu Standup Comedy itu. Dia disini kan.?? Tadi kau bilang ada si Cemen..!"
Plakkkkkkkk........ Plakkkkkk...!
Dua jitakan mendarat di kepala Pocong dari tangan Kuntilanak.
"Auuuu... Sakit..! Doyan amat sih jitak kepala orang..!" Pocong mengeluh kesakitan.
"Otak kau kependekan. Waktu hidup kau nggak nerima zakat otak ya..!" Ujar Kuntilanak geram.
Pocong diam menahan amarah. Kemudian berjalan kearah sebuah tempat duduk yang ada di taman, di tempat duduk itu ada dua orang wanita yang tengah duduk termenung. Pocongpun duduk di antara dua wanita tersebut.
"Hmmmm... Kampret..! Pocong pake ngambekan...!" Batin Kuntilanak.
Kuntilanak mendekati Pocong yang duduk dengan wajah murung. Lalu Kuntilanak duduk bersimpuh di hadapan pocong untuk minta ma'af. Bagaimanapun Gobloknya pocong dan sering membuatnya kesal. Pocong adalah satu satunya Setan yang ada di alam ghaib ini yang dia miliki. Kuntilanak tidak ada niat untuk menyakiti Pocong.
"Coooonngggg...! Kamu marah ya.. Ma'afin aku ya..!" Ujar Kuntilanak memelas memohon ma'af.
"Aku nggak marah. Tapi aku lagi sakit..!"
"Mana.... Mana...!" Ujar kuntilanak antusias dan langsung berdiri dan memeriksa kepala Pocong.
"Bukan di situ..! Sakitnya tuh disini..!" Ujar Pocong dengan memanyunkan mulut dan menjulur julurkan lidahnya untuk menunjuk dadanya. "Bagaiman kalau hantu hantu melihat kamu menjitak kepalaku. bisa turun pamorku sebagai setan yang menakutkan.!"
"Mas.... Mas... Kalau mau main Drama jangan di sini ya Mas.. Mba..!"
Tiba tiba salah satu wanita yang tadi duduk ditempat duduk Pocong berbicara. Pocong dan Kuntilanak terkejut mendengar wanita itu berbicara pada mereka.
"Mbak bisa lihat kami..??" Tanya Pocong.
"Ya ialah..! Emang situ aja yang Hantu. Aku juga Hantu." Ujar wanita itu.
"Huhuuuuu... Huuhuuhuuu.... Aku juga..!" Ujar wanita yang satu lagi sambil menangis.
"Apa kalian kakak adek..!" Tanya Pocong.
"Tidak..!" Jawab kedua Hantu wanita itu dengan serentak.
"Kenapa kalian di sini. Apa kalian tidak punya rumah..!" Tanya Kuntilanak.
"Aku tadi sore meninggal dunia karena bunuh diri dengan cara makan cabe rawit 1 kilo..!" Ujar hantu wanita yang memakai pakaian ala Dangdut koplo. " Aku bunuh diri karena habis di perkosa sama tetanggaku. Dan sekarang aku tidak tau harus kemana..!"
"Kamu baru meninggal juga...?" Tanya pocong kepada Hantu wanita yang memakai pakaian ala penyanyi Rocker.
"Huhuhuhuhu.... Huhuhuhuhu... Aku juga tadi sore meninggalnya. Aku bunuh diri juga dengan cara minum Kopi susu..!" Ujar hantu berpakaian Rocker.
Pocong dan Kuntilanak saling pandang mendengar penuturan Hantu Rocker.
"Kok bisa minum Kopi Susu jadi meninggal.!" Tanya kuntilanak.
"Huhuhuhuhuhu....... Kopi susunya kucampur Sianida.!" Jawab hantu Rocker. " aku sama juga dengan si Hantu Dangdut. Aku nggak tau mau kemana."
Pocong dan Kuntilanak kembali saling menatap. Beberapa sa'at kemudian mereka serentak menganggukkan kepala.
"Gini aja..! Kalau kalian mau. Kalain ikut kami aja. Tinggal di rumah kami. Gi mana..?" Ujar Kuntilanak.
Giliran kedua wanita hantu itu yang saling pandang. Dengan bersama'an mereka mengangguk tanfa setuju untuk tinggal di rumah Pocong.
########
Didepan rumah yang begitu megah. Seorang pria dengan umur sekitar 50 tahun berjalan gontai menuju pintu rumah.
"Tokk..... Tokk....!" Suara ketukan pintu.
Sekitar 2 menit seorang perempuan paruh baya membukakan pintu. Wajah wanita itu langsung berubah khawatir setelah melihat pria yang ada di hadapannya sangat pucat dan lesu.
"Papa kenapa...?" Tanya si wanita.
"Usaha kita hancur Ma. Pabrik petasan kita hangus terbakar habis.!"
"Trus... Gimana dong Pa..!" Si istri bertanya penuh kekhawatiran.
"Entahlah Ma. Sepertinya kita kolep. Papa harus membiayai uang perobatan yang jadi korban. Sedangkan yang meninggal. Aduhhhh.... Papa nggak bisa mikir Ma. Kita harus jual rumah ini. Dan pindah kerumah yang lebih sederhana.!"
Si istri yang biasa di panggil Bu Bod bersedih mendengar berita dari suaminya Pak Bodong. Ingin rasanya Bu Bod pingsan, tapi jiwanya menolak dengan sangat keras, sekeras kehidupan yang telah menyiksanya hari ini. Tapi apalah daya. Sekeras kerasnya jiwa menolak untuk pingsan. Akhirnya dia pingsan juga dengan di susul Pak Bodong yang memang jiwa sudah lemah.
#####
Putri Bodong dan Putra Bodong menjerit bersama'an ketika mereka pulang kerumah. Di pintu masuk kedua kakak beradik sangat terkejut melihat kedua orang tua mereka tergeletak. Mereka langsung berlari untuk menghampiri dan memeriksa keada'an kedua orang tua mereka.
"Ma... Maaa.... Paaaa.... Papaaaa...!" Putri Bodong mengguncang tubuh ibumu. Sedangkan Putra Bodong mengguncang tubuh Ayahnya.
"Kak.. Gimana ni.? Papa ama Mama kenapa.?" Tanya putri kepada kakaknya Putra.
"Kakak juga nggak tau Dek...! Ya udah adek tunggu di sini dulu ya..!!"
Putra Bodong dengan tergesa gesa masuk kedalam rumah. Hampir 10 menit Putra masuk kedalam rumah dan belum juga kembali. Putri semakin khawatir melihat kondisi kedua orang tuanya. Sedangkan kakaknya belum juga kembali. Entah apa yang di cari kakanya.
"Minggir Dek" Ujar Putra yang sudah datang dari dalam rumah.
"Apa'an tu Kak...?" Tanya Putri Bodong yang melihat kakaknya mengoleskan sesuatu di hidung Ayah dan Ibu mereka.
"Udah....! Slow aja...!!"
3 , 4 ,5, hingga yang 30 detik, hidung kedua orang tua anak muda itu berkedut kedut mengendus sesuatu. Tiba tiba.
"UUUUEEEEEEGGHHHHHH.....!''
" UUUUEEEEEGGGGGHHHHH.....!"
Kedua orang tua mereka tiba tiba langsung berdiri dan ngacir kedalam rumah. Sedangkan Putri yang melihat kejadian itu hanya heran dan takjub melihat kehebatan sang kakak yang bisa membuat orang tua mereka siuman dengan Begitu cepat.
"Kaka ngolesin apa'an sih..?" Tanya Putri.
" ssstttt....! Jangan bilang bilang ya...!" Ujar putra berbisik kepada adiknya..
"Kaka ngolesin ini.!" Ujar Putra lagi dengan menunjukkan pembalut yang berlumuran darah kedekat hidung adiknya.
" UUEEEERGGHHHHHHHH...!!!"
Putri Bodong langsung ngacir kedalam rumah mencari kamar mandi, akibat tidak tahan mencium aroma darah busuk dari pembalut Ibunya itu.
"PUTRAAAAAAAAAAA....!"
Dari dalam rumah menggema suara Koor yang penuh dengan amarah. Mendengar teriakan tu giliran Putra yang ngacir kebelakang rumah..... Tapi sayang. sebelum sempat sembunyi. Putra ketangkap ama orang tuanya. Putrapu di maskerin pake pembalut sang ibu yang penuh darah...
Aduhhhhhhh..... Nasibmu naaakkk.... Naaakkkk...!
##$
