Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gairah Umi (No SARA)

Petualangan dengan siapa yang harus kita bahas?


  • Total voters
    255
  • Poll closed .
Yuk kita lanjut petualangan Umi dan anak kesayangannya.
Mohon maaf jika tidak memuaskan selamat membaca. Ingat ini hanya fantasi.

Setelah pulang dari RS Abi akan istirahat dulu di kamarnya sebelum memulai kembali aktifitas sehar-hari di pekerjaanya, setelah membereskan barang dan menyiapkan makan siang untuk kami bertiga, aku dan Umi menemani Abi istirahat dan meminum obat sambil ku pijat-pijat kaki Abi hingga ia tertidur.

Kemudian Umi pun mandi begitupun diriku, setelah itu ku temui Umi yang sedang di ruang kerja Abi yang mengenakan baju kaos terusan putih se paha yang transparan hingga aku bisa lihat celana dalam model Thong berwana hitam dan ia tak memakai Bh., Umi terlihat serius memperhatikan layar komputer memeriksa informasi yang ada di datanya, entah itu apa ku tak tahu.

"Umi sedang apa?" Tanyaku mendekati Umi yang fokus memperhatikan layar laptop.

"Ini sayang, sedang siapkan dokumen untuk buka bisnis yang bareng Om Indra" jawab Umi yang menoleh dan tersenyum ke arahku.

"Oh iyaa, bulan depan yah Umi mau Soft-Louncing?" Tanya konfirmasiku pada Umi dan ku berdiri di belakang Umi.

"Iya nih sayaang, makanya Umi harus siapkan dengan baik, terus ini Umi lagi cari buat publikasi produk, kayaknya perlu pemotretan deh. Modelnya kira-kira siapa yah?" Papar Umi mencoba bersiskusi denganku.

"Mba Fani, pegawai Om Indra, atau binaan Umi, Ayu, Ajeng, Dilla atau Putri, meraka cakep-cakep cocok juga jadi model mi" jawabku yang niat awalnya tak serius.

"Naah benaar benaar, masya Allah, nanti Umi coba bicarakan ke mereka" sambung Umi menyakinkan dan sumringah.

"Hari ini kumpulan binaan Umi jam berapa?" Tanyaku pada Umi sambil ku duduk di meja kerja.

"Ni abis duhur kayaknya" jawab Umi sambil berdiri dan mendekatiku yang sedang duduk di meja, kemudian kami berciuman.

"Emmmuuaahh, makasih ya nak" ucap Umi di sela-sela cumbuan kami.

"Iya Umi, Adi yang terimakasih, Umi sudah sangat sayang sama Abi dan Adi" ucapku sambil menatap sayu penuh sayang padanya.

"Emmuuaah, emmuuaah, Umi sayang kamuu" ucap Umi sambil terus berciuman dengan ku, saling bertukar ludah dan air liur penuh cinta, lidah dan bibir yang saling mencoba membelit memberikan rangsangan. Ku peluk Umi dan ku rasakan aroma tubuhnya yang khas, serta tanganku bergeriliya mengelus elus punggung hingga pantannya, ku remas remas tubuh Umi.

"Iya mi... Adi jugaa" ku coba meremas remas payudara kanannya, lidah kami saling mencari beradu. Kemudian Umi tak tinggal diam, ia mengeluarkan kontolku dari celana yang ku pakai, kontol ini sudah sangat keras tegang sedari tadi, ku berdiri bersandar pada meja dan membiarkan Umi menarik ke bawah celana pendek yang ku pakai hingga batang kontolku bebas, karena tak memakai celana dalam kontolku langsung mencuat tegang, hal itu disambut oleh senyuman manis Umi sambil Ia mengocok kontol tegangku, lidahnya menjulur menjilati ujung kontolku, begitu juga lubang kencingku tak luput ia jilati dan sentuh dengan lidah dan bibirnya, kemudian batangnya hingga ke dua bola testisku juga tak luput dari sapuan lidahnya.

"akhh seett aakhhhhh akhhh aaaaaa nikkkmmaaatt Umi" Ucapku menikmati rangsangan Umi. Sehingga Ia memasukan kontolku masuk ke mulutnya dan mengocok kontolku dengan dua bibir indahnya.

"Ssseettt aaakhhh aakhh" desahku berulang menikmati kelihaian Umi memanjakan kontolku.

"srrruuuuffftt aaahh ploopppoplp akhh" suara yang timbul dari peraduan mulut Umi dan kontolku.

Kombinasi kocokan tangan dan mulut semakin harmonis memberikanku kenikmatan luar biasa sehingga pertahanan kontolku runtuh dan terasa akan segara berkedut sebagai tanda segera akan mencapai puncaknya.

"Akhhh akahh aakhh aaakkkhhhhhh nikmaaatt oooohhhh umii aku mau sampaaaiiii" desahku pada Umi. Ia mempercepat kocokan dan kulumam kontolku di mulutnya hingga aku tak kuasa menahan hingga akhirnya...

"Croooot crooooorrhh crroooothhh akh sampaaaai mi" sambil tanganku menekan kepala Umi agar kontolku tetap ada di dalam mulutnya dalam dan menyemburkan pejukku, begitu nikmaaatt rasanya semburan spermaku meluncur deras di mulut Umi.

"Glllloookk glllookkk akhhh, sperma kamu enak sayang, Umi suka" puji umi sambil menelan habis pejuku di mulutnya, ia tampak menggodaku dengan cara membersihkan sisa sperma dengan jari dan menjilat jilat serta menjulurkan lidah untuk membersihkan sisa sisa ceceran di tangan dan wajahnya.

Kemudian aku berniat bergantian yang akan memberikan kepuasan pada Umi, ku tarik Umi hingga ia terjatuh di pangkuanku, ku remas dadanya yang sudah tergantung bebasa dan baru saja ku mulai berciuman lagi dengan Umi hingga tiba tiba ada yang mengucap salam dan mengetok pintu.

"Hemm.. kayaknya Ayu dah datang yah, Adi buka pintu dulu ya Mi?" Ku menghentikan cumbuanku padanya agar bisa membukakan pintu untuk tamu yang datang.

"Iya sayang, sekalian Umi mau cek Abi dan siapakan makan siang, sudah jadwalnya untuk minum obat lagi" sambung Umi beranjak menjnggalkan aku.

"Oke mi" sambil ku menuju ke pintu depan untuk menerima tamu yang datang yaitu binaan Umi, dari celah jendela dapat ku lihat yang datang adalah Dilla dan Ayu.

"Alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh" jawabku sembari membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

"Kakak... udah pada pulang dari RS?, udah sehat Abi?" Sambar pertanyaan Ayu sambil mendekat. Ternyata yang datang benar Ayu dan Dilla, tampaknya mereka diantar naik mobil, entah itu taksi online atau apa ku tak tahu, terlihat ada laki-lali ganteng di dalamanya menunggu, namun pas sudah ku bukakan pintu Dilla tampak melambaikan tangan ketika mobil itu beranjak meninggalkan kediamanku. Ada yang berbeda dengan penampilan Ayu dan Dilla hari ini, mereka tak menggunakan gamis dan cadar, mereka mengenakan setelan kemeja, Ayu kemeja putih tipis, hingga tengtopnya bisa ku lihat warnanya hitam, dengan kerudung kream pendek yang dililit di lehernya, sedangkan bawahnya Ayu mengenakan rok span ketat berwarna hitam, begitu juga dengan Dilla yang tidak berbeda jauh dengan Ayu, bedanya ia mengenakan kaos hitam ketat, hungga Bh dibaliknya bisa tercetak dengan jelas bentuknya dan celana bahan ketat berwarna hitam dan jilbab model pasmina yang dililitlan di leher juga. Tumben nih mereka tampil begini, biasanya gamis syari dan bercadar.

"Alhamdulilah udah dek, tadi pagi pulang" jawabku sambil menerima sungkem Ayu, namun yang mengagetkan adalah tiba-tiba ia memelukku dan menciumku di depan Dilla.

"Emmuuahh adek kangen kaka, emmuuah" di memelukku erat seprti sudah tidak bertemu lama, menempelkan kepalanya di dadaku dengan kepala yang dihadapkan ke samping.

Kua lihat Dilla hanya tersenyum padakku.

"Iya dek, tapi ada Dilla, Malu" ujarku pada Ayu dan mencoba melepaskan pelukannya namun ia tahan tak mau lepas.

"Santai aja kak, Dilla sudah tahu juga kok, kita saling jaga rahasia" ujar Ayu yang melepas pelukan melihatku dengan senyuman manisnya, kemudian berganti Dilla yang mendekatiku dan sungkem.

"Kita kan udah jadi saudara Adi, sudah tahu rahasia masing-masing dan tentu akan saling menjaga" ucap Dilla padaku.

Ku persilakkan mereka masuk ke rumah berjalan lebih dahulu di depanku. Ku perhatikan lenggak lenggok jalan dua bidadari di depanku, tidak terlihat garis celana dalam mereka, atau mungkin mereka tak menggunakan celana dalam.

Meraka duduk di sofa ruang tamu, ku ambilkan minum dan beberapa cemilan untuk mereka berdua.

"Minum dulu Yu, Dil" uacapku pada mereka yang disambut dengan gelas yang mereka ambil untuk diminum isinya.

"Oya dil, tadi yang antar siapa?" Ku coba menggali informasi sambil ku duduk di samping Ayu.

"Teman Di, anak fakultas Fisip" jawab Dilla yang meletakan gelas air minumnya.

"Boong kak, itu pacarnyaa!" Tiba tiba Ayu menimpali yang direspon Dilla dengan gestur agar Ayu tak cerewet. Ayu menyenderkan badanya ke badanku, meletakan kepalanya di dadaku.

"Ohh, temen yaaah" jawabku dengan gestur meledek.

"Temen kok tadi di mobil mesra bangeet, samapi ciuman segala, hot banget lagi, aku kayak lalet tadi dianggurin tak dianggap" tambah Ayu yang bercerita antusias meledek sahabatnya sendiri.

"Heheh, kamu sih... jadi malu aku Yu, Iya bener, aku ngaku dia pacar aku, baru seminggu ini jadian" sanggah Dilla dengan raut muka malu-malu.

"Bisa diajak dong nanti rihlah Dil? Siapa namanya?" Sambungku sambil ku elus dan pijat ringan kepala Ayu.

"Kevin namanya Di" jawab Dilla.

"Ciee... suka yang gak bersunat nih Dil?" Ledekku pada Dilla.

"Hehehehh, gak ngaruh lah, disunat atau tidak" jawab Dilla padaku yang mulai memijit Ayu di bagian pundaknya.

"Wahh udah pernah nih ngerasain dua duanya?" Godaku pada Dilla.

"Udah dong kak, kemarin main di kosan aku" sela Ayu sambil menggoda Dilla dengan berciuman dengan ku.

"Emmuuaah emmuuah" kecup Ayu yang ku balas dengan kecupan mesra denganya.

"Ehhh... ember nih Ayu, lagian kamu juga ikutan ngerasain kan Yu" balas Dilla meledek Ayu.

"Iya dek, kamu ikuta?" Tanyaku pada Ayu.

"Yaa gimana kak, mereka ngewe depan aku, masa aku liatin aja" bela Ayu sambil malu menunduk tersenyum malu.

"Hemm dasar Dilla yah, kita gantian yang kerjain Dilla yah yukk" sambil langsung ku peluk dan berciuman.

"Emmmmmuuahh emmmuuaahh akhh... yukk sayang kita goddaa Dilla emmuuaahh" ucapku sambil ku remas remas pantat Ayu dan mulai mengangkat rok nya. Akh ku rasakan sendiri kulit mulus pantanya, hanya terhalang gstring seksi yang ia kenakan, sementara Dila berusaha cuek namum mencuri-curi pandang ke arahku.

"Iyaaaa emmuuah" jawab Ayu yang menikmati peraduan bibir kami.

Ku minta Ayu berjongkok dan mengeluarkan kontolku yang sudah mengeras mengharap belaian wanita, semua celana telah terlepas, kontolku sudah tegang maksimal denga ukuran yang mampu ia gapai, ku posisikan diri duduk di sofa dengan posisi senyaman mungkin. Ayu sudah bersimpuh di hadapan kontolku yang tegang, jilbab anggun nan indah dikenakan tak mampu meredam gejolak syahwat yang ada dalam dirinya, entah apa yang sudah diajarkan Umi padanya.

"Sruuppppp srluuuirrp aaah srrrp emmhhh" kuluman Ayu di kontolku yang ia berusaha memasukan semuanya ke mulutnya namun tak bisa, mungkin sudah mentok di mulutnya. Ia dengan telaten menjilati setiap bagian dari kontolku, menjulurkan lidah membasahi kulit.

"Emmmmmmmhh nikmaaaat banget aaakhh kamu makin jagoo sayang" pujikku pada Ayu yang memang dari pertamaku bercinta dengannya ia kini telah sangat lihai memberi rangsangan demi rangsangan yang membuatku begitu merasakan kenikmatan dunawi ini yang sangat luar biasa.

"Dil sini... ennaakk loohh emmmuuahh" goda Ayu pada Dilla yang duduk memainkan gedget yang ia miliki namun mencuri curi pandang pada kami yang memadu nafsu. Dilla hanya membalas dengan senyum dan isyarat saja seolah meminta Ayu melanjutkan aksinya padaku, entah ia tertarik atau tidak, namun dari gestur wajahnya ia tertarik dengan aksi kami, kemudian Ayu berdiri beranjak ke Dilla dan menariknya untuk duduk bersimpu bersamanya.

"Udah lah Dil, jangan sok jual mahal, maukaan?" Sambil Ayu memegang kontolku di depan wajah Dilla agar ia menikmati juga kontolku ini, Dilla hanya mengangguk tampa berkata kata kemudian ia mengambil alih kontolku, memegang dengan tangan lembut Dilla serta memasukannya ke mulut seksi yang Ia miliki.

Mereka bergantian menjilati dan memasukan kontolku ke mulut mereka, sunggu nikmat tiada tara, merasakan kontolku masuk ke dua mulut indah murid binaan Umiku yang masih memakai jilbab di kepalanya, entahlah ini sensasi normal atau tidak, yang pasti aku menikmatinya ya sungguh menikamtinya.

"Akhh seewtt akhh lonteee akhwaat kaliNnnn akhh nikmaat anjiiiiiiiinngg, ya All.... ahhhh" rancauku tak karuan diservis dua bidadari ini. Kemudian Ayu yang sudah becek memeknya sedari tadi memosisikan diri naik ke atasku mengarahkan tubunya yang masih mengenakan pakaian lengkap namun dengan rok tersingkap hingga pinggang, gstring yang digunakan hanya digeser kesamping hingga memeknya yang sudah basah dipertemukan dengan kontolku, sementara Dilla bergeser ke sampingkuu dan berciuman dengan ku, kemudian terasa kontolku masuk ke memek Ayu.

"Emmmmmmhhh aaakhhh" nikmat rasanya memek Ayu melahap batang kontolku.

"Emmuuah emmuuah emmuuann srrruuuffftt" mulutku beradu saling memberi kenikmatan dengan Dilla, tanganku mengangkat kaos yang ia kenakan dan masuk ke balik Bh-nya dan meremas payidara Dilla serta memilin putungnya. Nikmat sekali dilayani dua wanita berhijab ini, ingin rasanya terus seperti ini, genjotan Ayu makin cepat.

"Akhh akhhh akhh seettt aakhh aaaakkhh akhh" suara Ayu mendesah pelan agar tak terdengar Abi atau Umi.

Ku agak tarik Dilla hingga posisi dadanya di depan wajahku, ku hisap payudaranya.

Setelah beberapa menit Ayu tampak mencapai puncak kenikmatan, badanya lemas telungkup di badanku, Dilla tampak berbicara pada Ayu.

"Allllaaa..... nikmaaat kontol kakak bikiiiiinn aayyyyuuu gak kuuuaatt akhhhh" ucap Ayu tak karuan sambil menikmati sisa kenikmatan ketika orgasmenya sanpai.

"Dah nyampe Yu.... nikmaat yaah, Masyaaa......" ucap Dilla pada Ayu yang menjawab dengan menggaku saja debarengi oleh hembusan napas berat seprti kelelahan bercampur nikmaat.

"Akhhhhhh aaaaaaakhhh anjing enak bangeett" ucap Ayuu dengan kasar membalas ucapan Dilla, entah sejak kapan ia jadi bisa berucap seperti itu, sudah banyak perubahan dari Ayu, namun hal itu justru aku sukai.

"Astaaaagfirulll..... kalian sedang Apa?" teriakkan kaget dari Umi yang datang tiba-tiba dari arah kamar Abi. Lantas kami tersenyum malu pada Umi, Dilla dan Ayu segera berdiri, sungkem dan menyambut Umi yang datang yang mengenakan mukna putih tipisnya, tampaknya Ia akan solat duhur.

"Yaudah kalian lanjut di kamar Adi aja, Abi dah bangun dan mau solat duhur, nanti kalau sudah selesai solat yah" sambung Umi, sembari menghampiriku kemudian tanpa izin langsung jongkok memasukan kontolku ke mulutnya.

"Umi juga kangen sama kontol anak Umi ini, emmuuaah wmmuuuuaajh, tapi ini buat kalian dulu aja, anggap hadiah buat kalian yang nurut sama Umi" ucap Umi sembari melepas kontolku dan tersenyum padaku.

Aku, Dilla dan Ayu pindah ke kamar, jangan ditanya lagi apa yang kami lakukan, tentu melanjutkan sesi kenikmatan yang kami lakukan di ruang tamu tadi.

Dilla yang kini menjadi menu utama aku puaskan, pakaian yang melekat sudah kami tanggalkan seluruhnya, kami benar benar bertelanjang dan dua bidadari di depanku pun sudah bugil sempurna dengan keindahan fisik masing-masing, Dilla dengan postur lebih tinggi dari Ayu dengan payudara yang lebih kecil sedangkan Ayu yang lebih pendek sedikit memiliki payudara yang lebih berisi ketimbang Dilla, namun sungguh keduanya cantik. Kali ini kucoba akan memuaskan Dilla yang tadi di ruang tamu belum ku entot, ku tarik Dilla dan ku gumuli, dia terlihat sangat liar menikmati pergumulan kami yang dibantu Ayu menjadikan sensasi bercinta kami sangat menggairahkan. Berbagai gaya kami lakukan untuk menikmati setiap detik kenikmatan ini, Entah aku sangat beruntung atau Umi yang memang luar biasa mengajariku dan para binaanya ini untuk menikmati kenikmatan duniawi ini. Memang di grup WA yang ku ikut di dalamanya Umi sering memberikan materi dan pembahasan agar kami semua tidak melewatkan kenikmatan duniawi yang bisa kami raih, karena hidup hanya sekali maka nikmatilah secara rinci jangan sampai terlewati termasuk masalah seksual yang memang bagi banyak orang masih tabu dan enggan dibicarakan.

"Akhhh nikmat, aaaaakkhhh seeett akhh nyampppeeee Diiii akhh" teriak Dilla menikmati momen ia akan orgasme.

"Bareng Dil aaakhh aaakhh crrorooootrrhhh" badanku bergetar dan terkulai lemas, Dilla ambruk menindihku sedangkan Ayu tersenyum manis sambil mengusap usap kepala Dilla yang menempel di dadaku kemudian menciumku.

"Kamu hebat Di, perkasaa banget bisa puasin kita" puji Ayu padaku yang dibalas anggukan oleh Dilla.

"Aaahh... nikmat yah" ku syukuri kenikmatan ini hingga tak sadar kami tertidur.

Entah berapa lama aku tertidur, terlihat Ayu dan Dilla sudah tak ada di sampingku, kemudian ku sedikit membersihkan badan hasil gelora cintaku dengan dua akhwat yang telah binal itu.

Setelah selesai ku keluar kamar dan menemukan Abi dan Umi bersama empat orang binaan Umi sedang mengobrol dengan akrab, hal yang membuat ku kaget, terlihat Abi memberikan pengarahan atau materi pada mereka dengan semangat seolah mendapatkan energi baru, setelah dekat ku dapat mendengar pembicaraan Abi, rupanya Abi menceritakan masa mudanya dulu ektika seusia kami dan cerita tentang kisah cinta Abi dengan almarhumah Bunda. Mungkin ia bernostalgia dengan kenangan indah yang ia kenang hingga saat ini, terlihat para akhwta memperhatikan dengan seksama kemudian aku bergabung dengan mereka dan duduk di sebalah Umi yang juga mendengarkan dengan baik.

"Jadi kalian harus menjaga cinta kalian hingga betul betul kalian bahagia hingga maut memisahkan, percayalah cinta sejati akan datang pada kalian" terang Abi pada para binaan Umi dengan direspon oleh anggukan kepala sebagai tanda memahami apa yang disampaikan. Iseng ku agak geser ke belakang Umi yang duduk lesehan di samping Abi. Umi agak duduk lebih ke belakang dari Abi hingga ku sengaja mengelus-elus pinggang Umi, Ia merespon dengan menggelengkan kepala saja tanpa menghentikan gerakan tanganku.

"Baiklah Saya cukupkan nasihat untuk kalian, semoga bermanfaat, ikutilah nasihat dari Umi, in sya Allah adalah kebaikan yang bisa kalian laksanakan, kebetulan Saya mau kembali istirahat karena tadi sudah minum obat jadi berasa harus beristirahat, terimakasih wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh" tutup Abi dalam pembicaraan dengan para binaan Umi. Selanjutnya para akhwat memberikan salam dengan tanda menyimpan tangan depan dada seperti salam dengan lawan jenis. Abi beranjak meninggalkan kami, Umi mendampingi hingga Abi masuk ke kamar kemudian beberapa saat setelah itu kembali duduk di lingkaran tempat duduk bersama binaannya.

"Alhamdulilah sesi nasehat dari Abi sudah usai, selanjutnya kita bahas rencana rihlah kita" buka Umi memulai diskusi.

"Santai aja, jangan kaku, yang mau buka hijab juga boleh" sambung Umi sembari membuka jilbab instan lebarnya kemudian terlihatlah rambut panjangnya, Umi memakai kaos lengan panjang ketat warna kuning dan terlihat tak memakai Bh, karena ku dapar melihat tonjolan putingnya. Para binaan Umi mrngikuti apa yang Umi lakukan, kecuali Ajeng yang tetap memakai jilbabnya. Entahlah kenapa Ajeng tidak ikut membuka jilbabnya, namun memang hanya dia yang memakai baju gamis yang rapih seperti akhwat pada umumnya.

"Baik kita akan bahas rencana akhir pekan ini" buka pembicaraan oleh Umi terkait rencana rihlah atau jalan jalan di akhir pekan nanti.

Aku sendiri terlibat dalam rencana rihlah tersebut karena akan ikut sebagai supir, dari obrolan mereka yang ku dengar, nanti yang akan ikut adalah semua yabg ada di ruangan ini, terus ditambah Kevin pacarnya Dilla dan Ilham pacarnya Putri, sedangkan Ayu dan Ajeng tidak membawa pasangan karena memang sedang menjomlo, kemudian Umi menyampaikan bahwa nanti ada sesi coba coba untuk persiapan pemotretan produk butik Umi yang akan segera dibuka dan Om Indra sebagai sponsor akan coba hadir untuk berkenalan dengan para akhwat sebagai calon model untuk produk yang akan dijual, sekaligus membawa makanan dan minuman keperluan acara nanti.

Umi juga membebaskan para akhwat untuk berpakaian, karena Umi sedang mengajarkan untuk bisa melakukan sesuatu bukan karena paksaan namun karena keinginan sendiri. Jadi besok boleh bawa baju seksi yang akan dipakai di villa atau acara, hanya saja pas berangkat Umi minta tetap berpakaian syari agar tak ada dugaan negatif terlebih Abi besok ada di rumah walaupun tak ikut berangkat ke acara. Umi sudah mempersiapkan beberapa agenda, mungkin akan banyak yang kaget, pokonya kami akan suka katanya.

Rencananya besok berangkat pagi-pagi dengan dua mobil dengan titik kumpul rumah Umi ini. Mobil pertama tentu mobil Umi yang sudah diizinkan Abi untuk dibawa, sedangkan mobil kedua milik orangtua Kevin.

Rasanya tak sabar ingin segera hari esok, menanti kejutan apa yang akan Umi lakukan, sekarang saja aku sudah melamun membayangkan banyak hal seru yang akan kami lakukan bersama hingga tetiba ada yang menyadarkanku.

"Ayooo lagi ngelamunin apa?" Ucap Umi menyadarkan lamunanku dengan cubitan di pipiku.

"Eeeh aduuh enggak Mi, cuma penasaran aja, heheh" jawabku sambil mengusap pipiku yang ia cubit.

"Oya nanti Adi bawa kamera Abi yah, pinjem dulu buat besok dokumentasi dan sesi pemotoan produk toko Umi nanti, kamu jadi fotograper dadakan ya" pinta Umi padaku.

"SIiiaap Bos" Jawabku sembari memberikan gestur jempol mengacung sebagai tanda setuju atas perintah yang diberikan.

Setelah pembahasan selesai para binaan Umi pulang dan meninggalkan kami, Ayu pun seprti biasa membantu kami membereskan tempat yang kali ini ditemani Dilla, setelah beberapa lama, Dilla dan Ayu pamit karena Kevin sudah datang menjemput, Aku sengaja cium Ayu dan Dilla dulu sebagai ucapan terimakasih atas kenikmatan yang diberikan sebelum mereka pergi. Ku lihat Dilla membuka hijabnya ketika masuk ke mobil dan berciuman dengan pacarnya itu. Wahh tampaknya Dilla sudah semakin binal, entahlah nanti esok ketika jalan jalan, mungkin akan semakin menjadi jadi.

Semoga...
 
menarik ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd