Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG G I W A N G

BAB 5


*POV

Jam empat pagi, seperti biasa Darsih lebih dulu terbangun dari tidurnya, dia akan pergi ke pasar untuk belanja bahan keperluan emaknya jualan.

Handuk pinknya ia sampirkan di bahu lalu melangkah menuju kamar mandi. Saat melintas kamar orang tuanya, darsih mengintip dari balik pintu yang tak tertutup rapat.

Darsih tak melihat keberadaan bapaknya, hanya emaknya yang masih terlelap dengan berselimut tapih.

"Apa bapak belum selesai dari ritualnya? Jam segini kenapa belum balik ke kamar? Atau jangan-jangan… bapak ketiduran di kamar belakang?"

Kamar belakang merupakan tempat dimana pak manto melakukan ritualnya. Tak ada yang diizinkan masuk ke ruangan tersebut, meski itu adalah istri dan anaknya. Terkecuali pasien yang membutuhkan jasanya.

Selepas mandi dan pulang dari pasar. Tak kunjung Darsih mendapati keberadaan bapaknya dan itu membuatnya khawatir.

Darsih menghampiri emaknya di dapur, sambil meletakan hasil belanjaannya di meja.

"Bapak kemana mak?" Tanya Darsih.

Emaknya menjawab tidak tahu, sambil memasukan peralatan dagangnya ke dalam karung.

"Mak… bapak semalam melakukan ritual!" Lanjut Darsih yang membuat emaknya menghentikan kegiatannya.

"Tapi bapakmu kan lagi gak ada pasien. Bapak ritual buat apa?"

Darsih akhirnya menceritakan pada emaknya dan itu membuat emaknya murka.

Disinilah kebenaran akhirnya terungkap.

Darsih yang kala itu disuruh membawa barang titipan emaknya, akhirnya sampai di persimpangan. Emaknya darsih yang bernama Mak War merasa ada yang tidak beres dari gelagat anaknya. Wajah Darsih pucat dan matanya menyalak.

Tak lama keributan pun terjadi, darsih tiba-tiba kesurupan. Orang-orang yang sedang menunggu angkot ditempat itu sampai ketakutan.

Mak War pulalah yang menangani darsih, cukup mudah baginya karena makhluk yang ada di tubuh darsih adalah makhluk peliharaan suaminya sendiri (pak manto). Dan itu membuat Mak War tak habis pikir oleh kelakuan suaminya.

Setelah ditangani, darsih akhirnya tak sadarkan diri. Matanya celingukan mencari pertolongan, hingga Mak War melihat keberadaan Surti (teman sekerja Darsih) yang juga sedang menunggu angkot.

Untungnya Surti tak keberatan saat dimintai tolong Mak War, meski di tempat kerja Surti dan Darsih bertingkah layaknya Minyak dan Air.

Darsih akhirnya diantar pulang ke rumah oleh Surti dengan menggunakan becak. Setelahnya Surti kembali masuk kerja dan diomeli ko ahong karena telat. Surti juga menceritakan perihal mengapa dirinya telat.

Sedangkan Mak War memilih untuk melanjutkan pekerjaannya menjual serabi.

"Sih… Kamu ingat kejadian saat di persimpangan beberapa hari yang lalu ?" Tanya Mak War.

"Kata bapak, darsih pingsan!" jawabnya.

"Kamu memang pingsan, tapi sebelumnya kamu itu kesurupan, Sih!"

"Kamu tahu, kenapa bisa kamu kesurupan?"

Darsih menjawab dengan menggelengkan kepalanya.

"Itu karena ulah bapakmu sendiri. Kamu punya salah apa sama bapak saat itu?"

"Salah sama bapak?" Darsih mengulang perkataan emaknya dan mengingat-ingat apa yang dilakukannya saat itu.

"Apa karena darsih menolak permintaan bapak ya mak? Tapi darsih bilang sama bapak, darsih bakalan pijati bapak selepas pulang kerja"

Mak War yang mendengar itu, membuatnya menggelengkan kepala, "Bapakmu marah itu, kamu ini seperti gak kenal watak bapakmu saja!".

"Maaf mak, tapi kok tega bapak lakuin itu ke Darsih?" ujarnya dengan perasaan sedih.

"Oh ya mak… saat Darsih bangun, kenapa tau tau Darsih sudah telanjang? Apa emak yang menyuruh Surti untuk melepaskan pakaian Darsih?"

Mak War terkejut, matanya mencilak, tangannya langsung mengguncang bahu Darsih, "Apa yang kamu katakan tadi Darsih!! Kamu telanjang?".

"Bapakmu gak cerita kalau kamu sampai telanjang, bapakmu cuman bilang ke emak, kalau bapakmu cuman iseng karena kamu membantah permintaannya itu. Dan mak pikir semuanya baik-baik saja. Bahkan emak baru tau kalau kamu sampai telanjang!".

"Tapi mak….." kata Darsih tak melanjutkan, dirinya merasa ragu.

"Tapi kenapa? Katakan yang sejujurnya, Sih!!" Bentak Mak War.

"Bapak bilang, alasan kenapa darsih telanjang karena Darsih habis diperkosa. Saat itu, bapak memergoki ada laki-laki berada di samping darsih. Saat bapak pulang beli obat" Ungkap darsih dengan menangis tersedu.

"Apa??" Mak War makin dibuat jantungan.

"MANTOOOO!!!" Teriak Mak War.

Makin runyam lah keduanya. Mak War berpikiran kalau suaminya (Pak Manto) hanya mengarang cerita untuk bisa meniduri anaknya. Dan itu membuat dirinya marah besar.

Sementara Darsih berpikiran, untuk apa bapaknya memfitnah aska melakukan perkosaan padanya, lantas siapa yang membuat dirinya telanjang?

Keduanya tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Hati Mak War bergejolak bagai gunung yang siap meletus. Dirinya mengambil panci, lalu menarik lengan Darsih dengan paksa.

"Ikut emak! Kita keruangan bapak sekarang!" Ucap Mak War.

Setibanya, keduanya terhalang oleh pintu yang terkunci dari dalam.

"Pak! Buka pintunya!!" Teriak Mak War dengan mengacungkan panci.

"Pak!!"

DOR DOR DOR

Mak War menendang pintu dengan kakinya.

Namun tak juga pintu terbuka.

Entah apa yang merasuki Mak War, dengan bahunya dia menggebrak pintu dengan sangat keras, sehingga pintu akhirnya terbuka paksa.

BRUAAAKK!

Darsih semenjak tadi berdiri menangis dan memegangi dadanya, karena melihat tingkah emaknya bak orang kesetanan. Dia baru pertama kali melihat emaknya mengamuk seperti itu.

Mak War masuk kedalam dengan langkah cepat, mendapati pak manto yang sedang telungkup di lantai. Dia berpikir jika suaminya itu sedang tertidur.

TAK TAK TAK

Dengan panci ditangannya, dipukulnya kepala dan punggung pak manto dengan sangat keras, berharap suaminya segera terbangun dan memberikannya penjelasan.

Mata Mak War menyipit, dengan pukulan sekeras itu, kenapa suaminya tak kunjung bangun?

Terkejutlah Mak War, setelah membalikan tubuh suaminya. Wajah dari pak manto telah rusak seperti bekas cakaran dan sebuah lubang menganga di dadanya.

Darsih yang melihat bapaknya seperti itu langsung terduduk lemas di lantai dan berteriak, "Bapaaaaakk!"

Begitu pun dengan Mak War, hingga ikutan terduduk dilantai dengan lemas melihat kondisi suaminya yang memprihatinkan. Emosinya yang meledak-ledak di awal telah bercampur dengan kesedihan.

Pak Manto telah meninggal. Awalnya hanya pingsan, setelah sadar dia tak terima dikalahkan, sehingga mencoba menyerang Azka kembali. Kala itu, dia menyerang bersama makhluk peliharaanya.

Sehingga terjadilah perang gaib, antara Putri dengan Pak Manto yang dibantu makhluk peliharaannya.

Melihat kondisi pak manto saat ini, sudah dipastikan hasil perang gaib semalam dimenangkan oleh Putri.

Lantas bagaimana dengan kondisi Putri sendiri?

Baginya itu bukanlah masalah yang besar bagi Putri. Orang seperti pak manto dianggapnya semut belaka. Karena Putri sendiri adalah seorang Ratu dari kerajaan pantai utara yang bernama Ratu Kedasih dengan usianya yang telah ribuan tahun.

Aska sendiri tak tahu jika Putri sebenarnya adalah seorang Ratu. Karena putri sendirilah yang menampakan dirinya seorang gadis muda yang bernama putri.

Setelah perang gaib. Putri atau Ratu Kedasih telah menjalin kontrak dengan Azka semalam, keduanya resmi telah bertukar darah.

Darsih memeluk bapaknya yang sudah tidak bernyawa, meraung keras dalam tangisnya. Lalu memeluk emaknya yang hanya diam terpaku, menatap jasad suaminya yang bersimbah darah.

Lantas apakah, Mak War akan membalaskan dendam atas kematian tragis suaminya?

Monggo ditunggu kelanjutan kisahnya.


Bersambung…



 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd