Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Part 11



Ternyata wisma tanpa nama itu menyediakan makan 3 kali sehari. Jadi makan siangku tak usah ngeluyur ke food market segala. Makanan diantarkan ke kamar masing - masing. Dengan pemberitahuan bahwa makanan itu “halal food”. Sedangkan makanan di food market itu tidak semuanya halal. Kecuali kalau di warung nasi yang berada di seberang food market itu, nama warungnya pun “Muslim Food”. Pasti semuanya halal.

Setelah makan siang, aku rebahan lagi di atas bed. Dan ketiduran sampai mentari terbenam di ufuk barat. Lalu sadar bahwa di malam pertama itu aku harus mendatangi kamar nomor 1. Kamar yang dihuni oleh ketua rombongan bernama Suzan itu.

Aku mandi sebersih mungkin. Lalu mengenakan celana pendek dan baju kaus serba putih.

Makanan untuk makan malam pun diantarkan oleh pelayan wisma. Setelah menyantap makan malam, kuminum vitamin dan suplemen seperti biasa.

Kemudian aku keluar dari kamarku. Dan melangkah menuju kamar nomor 1. Kelihatannya hanya kamar nomor 1 yang lampunya menyala. Kamar - kamar lain kelihatan gelap semua.

Kuketuk pintu kamar nomor 1. Lalu pintu itu terbuka. Bu Suzan tersenyum di ambang pintu, dalam kimono merahnya yang kontras dengan kulit Bu Suzan nan teramat sangat putih. Lalu ia mempersilakanku masuk ke dalam.

“Ibu - ibu lain sedang ke Lucky Plaza semua. Cuma aku yang gak keluar. Karena ingat kamu ... “ ucap Bu Suzan sambil memegang kedua bahuku.

“Pantesan kamar - kamar lain pada gelapo semua kelihatannya, “ sahutku, “Berarti sekarang cuma kita berdua yang tidak keluar, ya Bu. “

“Iya. Aku udah siap tempur nih, “ ucap Bu Suzan sambil menguakkan belahan kimono merahnya. Sehingga aku langsung bisa menyaksikan memek Bu Suzan yang tampak licin dan agak mengkilap, tanpa bulu jembut seutas pun.

Dan ... si jhoni yang masih bersembunyi di balik celana pendekku, spontan bangun. “Wow ... boleh megang Bu ?” tanyaku sambil menjulurkan tanganku menuju memek yang dipamerkan itu.

Bu Suzan mengangguk sambil tersenyum. Aku pun mendaratkan telapak tanganku di permukaan memek yang dipamerkan itu. Mengusap - usapnya sejenak.

“Luar biasa, “ ucapku sambil menjauhkan kembali tanganku dari memek Bu Suzan.

Lalu Bu Suzan menarik tanganku dan mengajak duduk di ruang cengkrama yang bersatu dengan bedroom.

Setiap kamar di wisma ini sama bentuk dan fasilitasnya. Setiap kamar dibagi jadi 2 ruangan. Untuk ruang tamu dan ruang cengkerama yang bersatu dengan bedroom (kamar tidur) dan bathroom (kamar mandi).

Setelah duduk berdampingan dengan Bu Suzan, aku terbiasa untuk sedikit menggombali klienku, supaya hatinya senang dan semakin bersemangat. “Sejak awal berjumpa, aku sudah mengagumi Ibu, “ ucapku.

“Emangnya apa yang istimewa pada diriku ?” tanyanya.

“Ibu ini ya cantik ya manis juga. Dan kulit Ibu sangat putih ... bahkan mungkin lebih putih dari kulit orang bule, “ sahutku.

“Ibuku memang orang bule Amerika. Ayahku blasteran Indonesia - Jerman. Jadi darah Indonesiaku hanya duapuluhlima persen, mungkin. “

“Pantesan kulit Ibu putih sekali gini, “ ucapku sambil mengusap - usap lutut Bu Susan yang muncul di antara belahan kimono merahnya.

Pada saat yang sama, Bu Suzan menyelinapkan tangannya ke balik celana pendekku yang elastis bagian perutnya. Dan langsung memegang kontol ngacengku yang tak bercelana dalam ini.

“Wow ... Yosef ... kamu bukan cuma cute, tapi juga punya penis yang panjang sekali, “ ucapnya sambil menggenggam dan sedikit meremas kontolku.

Pada saat yang sama, tanganku sudah tiba di pangkal paha Bu Suzan. Dan langsung menyentuh memeknya lagi.

Bahkan ketika Bu Suzan menurunkan celana pendekku sampai di betisku, ia memukul -mukulkan kontol ngacengku ke pipinya. “Pantesan Mamih bilang kamu ini top di antara para asuhannya. Karena kamu bukan sekadar cute, tapi juga punya penis panjang sekali gini. “

Bu Suzan melepaskan kontolku dari genggamannya. Lalu bangkit berdiri sambil berkata, “Tadi aku masih sempat beli whiskey di bandara. Kita minum dulu sedikit ya. Biar lancar wikwiknya. “

Aku cuma mengangguk sambil tersenyum.

Bu Suzan membuka kulkas kecil di dekat pintu kamar mandi. Memang di kamarku juga ada kulkas yang persis sama. Tapi kulkas di kamarku masih kosong melompong, karena belum beli isinya. Sementara kulkas di kamar Bu Suzan ini sudah penuh dengan minuman dan buah - buahan.

Bu Suzan mengeluarkan sebotol Johnnie Walker Black Label dari kulkas itu, lalu meletakkannya di meja kecil depan sofa yang masih kududuki. Kebetulan ada 2 gelas kosong yang sejak tadi menelungkup di meja kecil itu.

Bu Suzan membuka tutup botol whiskey itu, lalu menuangkannya ke gelas untuknya. Kemudian ia menyerahkan botol itu padaku, “Isi sendiri ya, sesuai dengan kebutuhanmu. “

Sebenarnya aku bukan peminum. Tapi untuk menyenangkan hati Bu Suzan, kutuangkan juga whiskey itu ke gelas kosong. Jumlahnya kusamakan dengan isi delas Bu Suzan.

Lalu Bu Suzan mendekatkan gelasnya pada gelasku sambil berkata, “Untuk kesuksesan bisnis kita ... “

Aku pun mengikuti ucapan Bu Suzan, “Untuk kesuksesan bisnis kita ... !”

Triiiing .... gelas kami disentuhkan. Kemudian kami sama - sama meneguk isi gelas masing - masing.

Kulihat Bu Suzan meneguk isi gelasnya sampai habis. Aku pun meneguk isi gelasku sampai habis, dengan harapan semoga aku tidak mabuk.

Memang dalam tempo singkat aku merasa sudah dipengaruhi alkohol. Tapi tidak mabuk. Aku hanya merasa jadi berani untuk melepaskan kimono merah Bu Suzan, sehingga ia jadi langsung telanjang bulat. Karena sejak tadi ia tidak mengenakan bra mau pun celana dalam.

Lalu aku melepaskan celana pendek dan baju kaus serba putihku.

Bu Suzan mengusap - usap dada dan perutku sambil berkata, “Tubuhmu atletis sekali Sef. Kamu suka olah raga ya ?”

“Iya, “ sahutku, “Tapi sekarang olahragaku hanya bersepeda dan berenang. “

“Pantesan. Bulan depan aku akan membawa rombongan ibu - ibu lagi. Ke Hongkong. Kamu siap untuk menemani mereka ?”

“Siap Bu. Berapa orang ibu - ibunya ?”

“Seperti sekarang aja. Paling banyak tujuh orang, paling sedikit lima orang. “

“Bu Suzan lagi kepala rombongannya nanti ?”

“Iya. Aku kan punya travel agency, khusus untuk wisata sex. Tapi hanya wanita yang bisa mendaftar. Kalau yang pria, ditangani oleh orang lain. “

“Alasan ibu - ibu kepada suaminya masing - masing, hanya untuk shopping ya Bu. “

“Iya. Kalau di tanah air mereka gak berkutik. Sulit macem - macem. Kalau diluar negeri, mereka bisa seperti kuda lepas dari kandangnya. “

Lalu Bu Suzan mengajakku pindah ke atas bed yang lebar sekali itu. Mungkin dipakai tidur oleh 4 orang pun muat.

Berkat alkohol yang sudah mempengaruhi diriku, tiada lagi kecanggunganku. Begitu melihat Bu Suzan celentang, aku langsung menerkamnya.

“Aku sudah horny berat Sef. Langsung masukin aja kontolmu. Udah penasaran pengen ngerasain seperti apa enaknya dientot sama kontol sepanjang ini, “ ucap Bu Suzan sambil memegang kontol ngacengku dan langsung menekankan moncongnya di mulut vagina Bu Suzan.

Karena Bu Suzan sudah meletakkan moncong kontolku di posisi yang ngepas, aku pun tinggal mendorongnya saja. Blessssss ... kontolku melesak masuk ke dalam liang memek yang ternyata memang sudah basah dan licin ini.

“Duuuh ... memang panjang sekali kontolmu Seeef ... ini sampai mentok di dasar liang memekku. Sampai gak bisa masuk semuanya ya ?” ucap Bu Suzan bernada merintih.

“Gak apa - apa Bu. Malah enak, bisa terus - terusan salaman sama dasar liang vagina Ibu, “ sahutku sambil mengayun kontolku perlahan - lahan dulu. Dan setiap kali aku mendorong kontolku ... dugg ... terasa menabrak liang memek Bu Suzan. Dan aku tidak memaksakan diri untuk mendorong lebih dalam lagi, karena takut Bu Suzan merasa sakit.

Aku memang penggemar posisi missionary. Karena dalam posisi ini aku bisa berciuman dengan pasangan seksualku. Bisa pula menjilati lehernya, pentil toket dan bahkan ketiaknya. Tanganku pun leluasa untuk meremas toket pasangan seksualku.

Dan itulah yang kulakukan. Awalnya Bu Suzan yang menyergap bibirku ke dalam ciuman dan lumatannya. Dan setelah ciuman itu terlepas, giliran aku yang mulai menjilati leher jenjangnya yang harum, disertai dengan gigitan - gigitan lembut.

Pada saat inilah kontolku mulai lancar mengentot liang memek wanita berdarah campuran Indonesia - Amrik dan Jerman itu.

Bu Suzan mulai merem melek ketika aku sudah lancar mengentotnya sambil menjilati dan menggigit - gigit leher jenjangnya yang harum parfum. Dan semakin merem melek ketika tangan kiriku pun ikut beraksi, untuk meremas - remas toket kanannya.

Kadang mulut Bu Suzan terkatup, kadang seperti menyeringai dan meringis. Kadang juga tersenyum manis, disertai desahan nafas yang mengikuti irama entotanku.

Namun beberapa saat kemudian ia mengajakku tukar posisi. Karena itu kami menggulingkan badan ke arah kanan, tanpa mencabut kontolku dari dalam liang memeknya. Bahkan setelah aku di bawah dan Bu Suzan di atas, kontolku masih menancap di dalam liang memeknya. Bu Suzan menghimpitku, sehingga sepasang toketnya menindih dadaku. Tapi ia mulai menggerak - gerakkan bokongnya, sehingga liang memeknya terasa membesot - besot dan memilin - milin kontolku.

Kubiarkan dia yang aktif, agar kenyamanannya tidak terganggu.

Sambil mengayun bokong dan menghimpit dadaku, Bu Suzan berkata, “Sebenarnya kamu cowok yang seksi Sef. Pertama kali melihatmu saja, aku sudah horny.”

“Bu Suzan juga seksi abis, “ sahutku, “untunglah Ibu dapat giliran yang pertama. “

Bu Suzan tersenyum manis. Pasti senang mendengar pernyataanmu. Lalu ia menggencarkan ayunan bokongnya, sehingga kontolku makin gencar pula dibesot - besot oleh liang memek basah dan licinnya.

Bu Suzan pun mendesah - desah, terkadang dengan mata terpejam, terkadang melotot dengan mulut meringis. Namun masih sempat juga ia bertanya, “Memekku masih enak gak Sef ?”

“Sangat enak Bu, “ sahutku, “yang terpenting, kalau kita melakukannya dengan segenap perasaan, pasti nikmat. “

“Jadi kamu sekarang pakai perasaan ?”

“Iya Bu. Sejak ketemuan pertama di café itu, aku sudah merasa suka sama Ibu. Tapi waktu itu kan belum memungkinkan untuk bertindak apa - apa. “

“Sukurlah kalau kamu punya rasa suka juga padaku, “ ucap Bu Suzan sambil menghentikan ayunan bokongnya sejenak, “Berarti aku tak bertepuk sebelah tangan. “

Ucapan itu dilanjutkan dengan ciuman mesranya di bibirku. Dengan bokong diayun kembali.

Kali ini aku tak mau berdiam pasif. Meski sedang celentang, aku masih bisa menggerak - gerakkan kontolku. Ketika liang memek Bu Suzan maju, aku pun mendorong kontolku, sedangkan ketika liang memek Bu Suzan mundur, aku pun menarik kontolku. Sehingga Bu Suzan semakin merem melek.

Keringat Bu Suzan pun mulai membasahi dada dan perutku. Berjatuhan pula di wajahku, berbaur dengan keringatku sendiri.

Namun belasan menit kemudian Bu Suzan merengek histeris, “Seeef ... aku udah mau orgaaaa .... “

“Iya ... lepasin aja Bu. Aku paling suka menikmati wanita yang sedang orgasme, “ sahutku sambil meremas - remas buah pantat Bu Suzan yang masih padat.

Bu Suzan klepek - klepek sambil meremas - remas rambutku yang sudah basah oleh keringat. Lalu ia mengejang tegang sambil menatapku, sambil menjambak rambutku yang agak gondrong ini.

Lalu kunikmati indahnya wanita yang sedang orgasme. Bahwa liang memeknya berkedut - kedut, disusul dengan gerakan seperti spiral. Seolah ingin memuntahkan kontolku dari dalam liang memeknya. Maka kudekap pinggang Bu Suzan seerat mungkin. Sampai nafasnya terurai, lalu tubuhnya jadi lemah lunglai.

“Sudah cukup lama aku tidak merasakan orgasme seindah ini Sef, “ ucap Bu Suzan disusul dnegan kecupan mesranya di bibirku.

“Maaf ... Bu Suzan gak punya suami ?” tanyaku.

“Punya, “ sahutnya, “tapi suamiku sudah tua. Alat vitalnya sudah tidak berfungsi lagi. “

“Kasihan ... “ gumamku.

“Memang kasihan. Tapi aku kan masih normal. Masih membutuhkan penyaluran hasrat birahiku. Makanya aku mencari kesibukan sendiri. Antara lain bergabung dengan teman - teman untuk membentuk usaha travel ini. Dan wisata khusus untuk ibu - ibu yang ingin ditemani oleh cowok muda ini, adalah untuk pertama kalinya. “

“Kalau ibu - ibunya lebih dari sepuluh orang, mungkin cowoknya juga gak cukup seorang Bu. “

“Iya. Bisa aja aku minta sama Mamih, agar disediakan dua atau tiga orang cowok. Ohya, kamu belum ejakulasi ya ?” tanya Bu Suzan sambil mengangkat bokongnya, sehingga kontolku terlepas dari cengkraman liang memeknya.

Lalu Bu Suzan turun dari bed, untuk menuangkan lagi whiskey ke dalam gelasnya. Lalu meneguknya sampai habis.

Aku pun ikut - ikutan turun dari bed dan menuangkan whiskey ke gelasku. Lalu meneguknya sampai habis, sepeti yang dilakukan oleh Bu Suzan.

Bu Suzan tidak kembali ke bed. Ia malah menungging di atas sofa, dengan kepala menghadap ke sandaran sofa. “Ayo masukin lagi sambil berdiri di situ, “ ajak Bu Suzan sambil menunjuk ke depan bokongnya yang sedang ditunggingkan.

Tanpa banyak bicara, kudekatkan kontolku ke memek Bu Suzan yang sedang menungging dan berpegangan ke puncak sandaran sofa.

Sambil berdiri kubenamkan lagi kontolku ke dalam liang memek Bu Suzan.

Blessssssss .... kontolku membenam lagi ke dalam liang memek Bu Suzan. Aku pun langsung bisa mengentotnya sambil memegang kedua buah pantat perempuan berdarah campuran itu. Aku senang memijit - mijit dan mengusap - usasp bokong berbentuk indah dan putih mulus itu. Membuatku semakin bergairah untuk menggenjot kontolku. Gesekan antara badan kontolku dengan dinding liang memek Bu Suzan pun agak lain rasanya. Karena dinding liang memek Bu Suzan mirip telapak belalai seekor gurita. Ada tonjolan - tonjolan lembut yang membuatku berdengus - dengus dalam nikmat yang terlalu sulit dilukiskan dengan kata - kata belaka.

Karena itu aku tak berani ngemplangin bokongnya seperti yang pernah kulakukan kepda Bu Yola dan Mama Lanny. Aku hanya berani mengelus pantat mulus dan indahnya, sambil sesekali menjulurkan tangan untuk menjangkau sepasang toketnya yang bergelantungan “nganggur”. Terkadang tanganku mencari - cari kelentitnya. Maka sambil tetap mengentotnya, diam - diam jariku tanganku menemukan kelentitnya. Lalu kugesek - gesek kelentit itu dengan ujung jariku, meski tidak kelihatan oleh mataku juga.

Maka bokong mulus itu semakin bergoyang - goyang, laksana perahu layar diterpa gulungan ombak terus menerus.

“Oooohhh ... Yoseeef ... pantaslah Mamih bilang kamu ini topnya anak - anak Mamih. Dari segala sudut kamu memang ngetop Sef. Aku sudah membuktikannya, dalam posisi apa pun entotan kontolmu selalu nikmat rasanya ... !” ucap Bu Suzan di sela - sela desahan dan rintihan histerisnya.

Untuk menyenangkan hatinya, aku menjawab, “Memek Ibu juga dalam posisi apa pun selalu nikmat rasanya ... !”

“Masa sih ?!” cetus Bu Suzan yang disusul dengan semakin menggilanya goyangan bokongnya. Goyangan yang meliuk - liuk terus, seperti gerakan ombak di tengah samudera.

Namun hal itu membuat Bu Suzan ambruk lagi. Di puncak orgasme keduanya.

Setelah orgasme, Bu Suzan celentang di atas sofa sambil menyuruhku melanjutkan kembali dalam posisi missionary.

Namun dalam posisi missionary ini pun Bu Suzan orgasme lagi untuk ketiga kalinya.

Aku memang sengaja mempertahankan diri agar hanya ejakulasi satu kali saja. Karena besok aku harus meladeni penghuni kamar nomor 2.

Tengah malam, ketika Bu Suzan sudah 4 kali orgasme, barulah kontolku memuntahkan lendir mani di dalam liang memek wanita berdarah campuran itu, atas permintaannya sendiri.

“Baru sekali ini aku merasakan multi orgasme, “ kata Bu Suzan sambil menyeka keringatnya setelah kontolku terkulai lemas. “Kamu memang cowok spesial di mataku Sef. “

Aku hanya tersenyum mendengar pujian yang terlontar dari mulut Bu Suzan itu.

Lalu kami bersih - bersih di dalam kamar mandi. Kemudian kami tidur di atas bed. Dan baru terbangun keesokan paginya.



Pagi itu pun ibu - ibu pada keluar lagi. Bahkan Bu Suzan pun keluar, entah mau belanja apa. Tapi aku lebih memilih untuk beristirahat total di dalam kamarku. Sekaligus untuk menyiapkan fisik dan staminaku. Karena nanti malam aku harus memuasi birahi penghuni kamar nomor 2.

Aku tidak tertarik untuk pergi jauh - jauh dari wisma. Karena di mataku, Singapura gak jauh beda dengan Jakarta. Hanya kebersihannya saja yang kukagumi. Bahkan subuh pun mobil penyedot debu sudah beraksi. Pantaslah di Singapura tiada debunya.

Belakangan banyak lagi kelebihan Singapura yang sempat terpantau olehku. Yang jelas, penduduk Singapura sangat taat hukum. Sehingga aku tak pernah melihat polisi di jalanan.

Selain daripada itu, jarang sekali kulihat motor di jalan. Jauh berbeda dengan di Jakarta, motor itu laksana semut memadati jalanan di sana - sini.

Aku berniat jalan - jalan di daerah paling ramai, nanti saja menjelang pulang ke tanah air. Sekalian beli oleh - oleh untuk Mama Lanny dan anak buahku.



Malam harinya ...

Setelah makan malam, kutunggu agar isi perutku turun dulu beberapa belas menit. Kemudian aku keluar dari kamarku, menuju pintu kamar nomor 2.

Aku mengetuk pintu bernomor 2 itu. Lalu pintu itu dibuka oleh seorang wanita muda, yang kutaksir usianya di bawah 25 tahunan.

“Ayo masuk, “ sambut wanita muda bertubuh tinggi semampai itu. Dan aku sudah tahu bahwa wanita muda itu bernama Shania.

Ketika aku masuk ke dalam kamar nomor 2 itu, kulihat ada wanita lain di situ. Usianya kira - kira sebaya dengan Bu Shania, tapi bodynya jauh berbeda. Kalau Bu Shania tinggi langsing, wanita yang satu lagi itu tinggi montok. Yang aku tahu, wanita tinggi montok itu penghuni kamar nomor 3, bernama Muti.

Waktu aku duduk di atas sofa ruang tamu, Bu Shania berkata, “Bu Muti ini kan menempati kamar di sebelah. Kami sudah bersepakat untuk menikmati acara kita secara bareng. Jadi malam ini dan besok malam, kamu di sini saja untuk meladeni kami berdua. “

Sepintas pun aku sudah mengerti. Bahwa Bu Shania dan Bu Muti akan “mengeroyokku”.

Jadi omong kosonglah apa yang Mamih katakan itu. Bahwa ibu - ibu itu dari golongan yang sopan - sopan semua. Tak mungkin ada acara threesome, foursome dan sebagainya.

Buktinya ? Baru di malam kedua saja sudah ada yang mengajak threesome.

Tapi aku mau berpikir positif saja. Apa ruginya ngentot 2 memek sekaligus ? Bahkan aku akan kenyang karena mendapat 2 memek untuk dientot secara bergiliran nanti.

“Kamu keberatan gak kalau kami berdua akan bergabung sekarang ?” tanya Bu Shania lagi, “Nanti ada bonusnya deh. “

“Jadi kita mau threesome Bu ?” tanyaku pura - pura belum mengerti maksud mereka.

“Iya, “ sahut Bu Muti yang montok gempal itu, “kan biar lebih seru. “

Lalu Bu Shania duduk di samping kananku sambil berkata, “Berarti malam ini kamu dapet dua memek sekaligus. Deal ?”

“Deal deh, “ aku mengangguk sambil membiarkan tanganku diremas - remas oleh Bu Shania yang malam ini mengenakan daster abu - abu tipis dan transparan. Sehingga samar - samar bentuk tubuh tinggi langsing tapi tidak kurus itu terlihat olehku. Bahkan aku yakin bahwa Bu Shania tidak mengenakan apa - apa lagi di balik daster tipis transparannya. Karena sepasang puting payudaranya tampak mengintip di balik daster transparannya itu.

Bu Muti montok pun duduk di samping kiriku sambil berkata, “Kami udah siap nih Sef. “

Aku menoleh ke arah Bu Muti yang mengenakan daster berwarna kuning muda, seolah bersaing dengan warna kulitnya yang putih kekuningan itu. Daster kuning muda itu tidak transparan seperti daster Bu Shania. Tapi Bu Muti menyingkapkan dasternya sampai perut, sehingga aku bisa melihat sebentuk memek tembem dengan jembut tipis yang tidak mengganggu.

Tangan kiriku pun merayapi paha gempal yang padat mulus itu, sampai ke pangkalnya. Bahkan mulai mengusap - usap permukaan memek Bu Muti. Sementara tangan kananku ditarik oleh Bu Shania dan ditempelkan di permukaan memeknya yang tak berjembut.

Memang aku terangsang juga ketika tangan kiriku menggerayangi memek Bu Muti, sementara tangan kananku menggerayangi memek Bu Shania.

“Langsung di atas bed aja yuk. Biar leluasa, “ kata Bu Shania sambil berdiri.

Bu Muti pun berdiri, mengikuti langkah Bu Shania menuju bedroom yang bersatu dengan ruang cengkerama itu. Aku juga mengikuti langkan Bu Muti.

Di dekat bed mereka menanggalkan dasternya masing - masing. Sehingga keduanya jadi telanjang bulat. Maka aku pun merasa berkewajiban untuk telanjang seperti mereka.

Kulepaskan pakaianku yang cuma celana pendek dan baju kaus serba hitam. Setelah telanjang, aku pun naik ke atas bed besar itu, di mana Bu Shania dan Bu Muti sudah celentang berdampingan, dalam keadaan yang sudah telanjang bulat.

“Mau langsung action neh ?” tanyaku sambil berlutut di antara Bu Shania di sebelah kananku dan Bu Muti di sebelah kiriku.

“Ya iyalah. Ngobrol doang sih bisa nanti. Kami udah sama - sama horny Sef, “ sahut Bu Shania.

Mengingat kamar nomor 2 ini tempat Bu Shania, maka aku pun mendahulukan dia. Dengan menelungkup di antara sepasang kakinya yang putih mulus.

Lalu aku menyerudukkan mulutku ke memek Bu Shania yang tampak baru diwaxing, bersih dari segala jenis bulu. Tanpa banyak bicara lagi kuciumi memek Bu Shania ini. Sementara kontolku yang tadi masih lemas, spontan menegang. Sehingga aku sangat bersemangat untuk menjilati memek Bu Shania, sambil mengusap - usap paha gempal padat Bu Muti.

Sebenarnya aku suka sekali dengan “tugas” ini. Harus mengentot dua macam memek yang indah - indah bentuknya. Maklum mereka masih muda - muda. Bahkan Bu Muti kulihat lebih muda daripada Bu Shania, meski bentuk tubuhnya montok begitu.

Dalam tempo singkat memek Bu Shania tampak sudah basah dan siap untuk diterobos oleh kontolku yang sudah ngaceng berat ini.

Ketika aku berlutut sambil memegang kontolku, Bu Muti terperanjat melihat kontolku dalam keadaan sudah ngaceng ini. Karena tadi aku menelungkup, menyembunyikan kontolku yang belum ngaceng.

“Anjriiiiiiit .... ! Kontolmu panjang bingiiiiitttt ... !” ucap Bu Muti sambil memegang kontolku yang tadinya mau dijebloskan ke dalam liang memek Bu Shania.

Bu Shania pun bangkit, duduk sambil memperhatikan kontolku, “Wooow ... bakalan seru nih. Ayo cepetan masukin Sef ... !” ucapnya sambil menelentang kembali.

Bu Muti pun membantu memegang kontolku dan mendekatkan moncongnya ke mulut memek Bu Shania.

Setelah mendapat isyarat dari Bu Muti, kudorong kontolku yang langsung membenam ke dalam liang memek basah Bu Shania .... blessssss .... sampai menyundul dasar liang memek wanita berperawakan tinggi langsing itu.

“Uuuuuuhhhhhh ... sampai mentok di dasarnya Sef ... kontolmu memang panjang sekali, “ ucap Bu Shania sambil menarik kedua lenganku, sehingga dadaku terhempas ke sepasang toket Bu Shania yang pentilnya masih mancung seperti toket gadis itu.

Bu Muti pun merebahkan diri lagi di samping Bu Shania, sambil mengusap - usap memek tembemnya sendiri.

Aku mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Bu Shania. Liang memek yang masih sempit, namun sudah terlicinkan oleh air liurku tadi.

“Memek Ibu masih sempit sekali, seperti belum pernah melahirkan, “ ucapku pada waktu entotanku masih pelan - pelan.

“Memang aku belum pernah hamil, “ sahutnya, “Rencananya kalau umurku sudah duapuluhlima tahun, baru aku mau hamil. “

“Sekarang Bu Shania baru duapuluh tahun ?” tanyaku.

“Bulan depan usiaku duapuluhsatu tahun, “ sahutnya.

Mendadak terdengar suara Bu Muti, “Tapi suami Bu Shania sudah limapuluh tahun. “

“Hihihihiiii ... “ Bu Shania ketawa kecil, “Suami dia juga udah hampir limapuluh tahun. Padahal Bu Muti baru sembilanbelas tahun tuh umurnya ... “

Aku tak mau menanggapinya. Itu masalah pribadi mereka. Namun hatiku berkata, bahwa mereka menerima lelaki tua sebagai suaminya, tentu ada tujuannya. Mungkin mereka ingin hidup bergelimang harta. Atau mungkin ada alasan lain, entahlah. Itu masalah pribadi mereka.

Aku harus konsen ke tugas utamaku saja. Tugas utamaku adalah ngentot memek mereka sampai keduanya merasa puas. Itu saja.

Maka dengan penuh gairah kontol ngacengku mulai mengentot liang memek Bu Shania yang masih mrepet sempit ini. Namun kedalaman liang memek Bu Shania kira - kira sama dengan kedalaman liang memek Bu Suzan. Tidak terlalu dalam. Sehingga moncong kontolku terus - terusan menyundul dasar liang memek wanita yang usianya baru 21 tahun ini.

Pada saat mulai asyik mengentot Bu Shania, pandanganku tertuju ke arah Bu Muti yang punya sepasang toket gede, pinggang ramping dan bokong gede. Di mataku, Bu Muti memang luar biasa seksinya.

Sehingga aku punya keinginan agar Bu Shania secepatnya orgasme, sehingga aku bisa pindah ke atas perut Bu Muti dan ingin tahu seperti apa rasanya memek tembem wanita muda bertubuh super seksi yang baru berusia 19 tahun itu.

Sementara itu Bu Shania mulai mendesah - desah dan merintih - rintih histeris, karena kontolku mulai gencar mengentot liang memeknya. Sedangkan mulutku nyungsep di lehernya yang mulai keringatan, disertai dengan gigitan - gigitan kecil. Tanganku pun mulai asyik meremas - remas toketnya yang berukuran sedang namun masih sangat kencang dan kenyal. Sepasang puting toketnya pun mancung - mancung ke depan. Belum turun ke arah perut.

Terkadang kukulum pentil toket kiri Bu Shania, sementara tangan kiriku meremas toket kanannya. Hal ini membuat suhu badan Bu Shania terasa semakin menghangat. Desahan dan rintihannya pun semakin menjadi - jadi. “Yoseeeef ... ooooohhh ... ini luar biasa enaknya Seeeef .... kontolmu memang sangat enak ... terus - terusan menggesek mulut rahimku .... Yoseeeeef .... oooooohhhh .... entot terus Seeeeef .... entooooootttt ... entot teruuuuusssss .... “

Pada saat yang sama kulihat tangan kiri wanita 19 tahunan itu sedang meremas - remas toket gedenya ... sementara jari tangan kanannya sedang mengelus - elus kelentitnya sendiri. Kasihan ... dia pasti sudah terangsang berat menyaksikan aksiku yang sedang gencar mengentot Bu Shania ini.

Semoga saja Bu Shania secepatnya orgasme. Supaya aku bisa ganti pasangan seksualku.

Untuk tujuan agar Bu Shania cepat orgasme, kupercepat entotanku. Laksana gerakan hardcore seperti di video - video bokep. Kontolku laksana sedang bertarung dengan liang memek Bu Shania. Maju mundur dan maju mundur dengan cepat dan kerasnya.

Sehingga akhirnya Bu Shania berkelojotan. Kemudian sekujur tubuhnya mengejang tegang, dengan perut sedikit terangkat.

Bu Shania menahan nafasnya beberapa detik. Lalu terdengar nafasnya berdesah, “Aaaaaaahhhhh ....... “ disusul dengan berkedut - kedutnya liang memek Bu Shania.

Aku menunggu sampai Bu Shania terkulai lemas. Lalu perlahan - lahan kutarik kontolku sampai terlepas dari liang memek wanita muda 21 tahunan itu.

Sorot wajah Bu Muti tampak cemerlang ketika aku sudah merayap ke atas perutnya. Karena hal ini berarti bahwa giliran Bu Muti yang akan kuentot habis - habisan.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd