Part 3
Tante Linda Mengeluarkan Tissue basahnya dari handbag nya dan melanjutkan membersihkan Penisku dan kemaluannya. Setelah melemparkan sampah itu ke tong sampah, Tante Linda merebahkan dirinya. Tante Linda Menyandarkan kepalanya di dadaku, aroma harum Rambutnya menerjang penciumanku, Tanganku lalu mengelus punggungnya yg mulus dan kupeluk dirinya. Sesaat setelah kami Saya dan Tante Linda saling berpelukan dan saling mengelus tubuh kami, Saya memulai pembicaraan,
“Ehm,.. Tante , Gue mau nanya,”
“Oh.., nanya apa sayang,” Jawab Tante Linda.
“Tante pernah anal sex?” Tanyaku.
“Hah,.. enggak ah,.. Kan pasti sakit,” Tante Linda Menggelengkan kepalanya.
“Gak lah Tante, Kalo ngelakukannya dengan benar enak malahan,” Bujuk saya.
“Emangnya lu pernah?” Tante Linda memandangku.
“Belum pernah, Perjaka Gue aja hilang bareng Tante,” Kuarahkan mataku ke plafon kamar menghindari mata Tante Linda agar tidak ketahuan berbohong.
“Hmp,.. Lu pasti bohong, type kayak elu pertama kali sama Tante,” Dengus Tante Linda.
“Ha,.. ha.. Suer Tante, kemarin pertama kali,..ehm..sama Tante,” Jawabku sambil tertawa kecil.
“Hi hi,.. pertama kali sama Tante, sama yang laen sudah keberapa kali?” Tanya Tante Linda.
“Ha..ha intinya semua ada yang pertama kali, Kalo kita anal kan sama-sama pertama kali,” jawabku.
“Gak percaya Tante elu pertama kali,” Tante Linda mencibir ke Saya.
“Ehm,.. Kalo Tante setuju, kan berarti anal Tante Gue yang perawani,..he..he ,” Saya memandang ke Tante Linda.
“Tapi Tante takut sakit,” Tante Linda membuat wajah meringis.
“Gak usah kuatir Tante, Gue ada gel pelicin,”
“Gel Pelicin?” Tante Linda mengeryit dahinya.
“Benar Tante,” Saya bangkit dari ranjang dan mengambil Gel Pelicin dari kantong celanaku.
“Hmp,. Elu sudah rencanain dari awal rupanya, nakal yah lu Dany,” Tante Linda mencubitku.
“Aduh, Pengen nyobain Tante, please,”
“Huuu……… , kalo sakit gak jadi yah,” Tante Linda menghela nafas.
“Okay Tante,”
Saya beringsut mendekat ke Tante Linda, lalu kami berdua saling berciuman, Lidah kami saling bertautan dalam mulut, kugigit lembut bibirnya dan kuhisap dan kuemut bibir sensual Tante Linda. Kedua Tanganku memeluknya,kemudian kurebahkan Tante Linda dan bibirku mulai bergerilya mencium dagu Tante Linda, leher dan telinganya, kedua tanganku lalu turun mengelus paha Tante Linda dan membelai bulu halus kemaluannya. Perlahan ciumanku turun hingga Payudaranya, Kumainkan lidahku di putingnya,
“Arg,.. ah..ah ,”
Tante Linda mendesah dan menggelinjang saat kujilati putingnya, tanganku yang satu lagi meremas-remas payudaranya, lalu kupindahkan lidahku ke puting yang satu lagi, tanganku juga mengarahkan puting payudara Tante Linda ke mulutku. Permainan lidah dan tanganku membuat desahan Tante Linda makin kuat dan tubuhnya menggeliat menahan nikmat. Setelah Puas bermain dengan Payudara Tante Linda dan putingnya, Saya lalu perlahan turun menciumi perut dan pusar Tante Linda, lalu turun menciumi bulu halus kemaluannya dan Turun lagi. Saya pandangi sejenak Vagina pinky indah Tante Linda, baru kemudian Saya cium klitoris Tante Linda dan memainkannya dengan lidahku,
“Oh,.. ah..ah..asss,” Tante Linda mendesah nikmat.
Desahan dan geliat tubuh Tante Linda membuatku makin terangsang dan semakin semangat menjilati sekeliling vagina Tante Linda, kujilati bibir vagina Tante Linda sisi kiri dan kanannya bergantian. Cairan dengan Aroma Unik yang muncul dari Vagina Tante Linda membuat birahiku semakin memuncak, kulanjutkan jilatanku hingga ke bawah vagina Tante Linda dan terus hingga anusnya, kubasahi anus Tante Linda dengan liurku. Saya lalu membuka Gel Pelicin, dan ku oleskan ke jariku, lalu perlahan kumasukkan jariku ke anus Tante Linda,
“Hm,.. ah..ssss, eennak juga.. Daaaanny,..ah..”
Tante Linda mendesah nikmat saat kumasukkan jari tengahku ke anusnya dan jempolku memainkan klitorisnya. Saya kemudian balurkan gel Pelicin ke Penisku dan kutambahkan lagi ke Jariku dan kumasukkan ke anus Tante Linda, Kubuka lebar kaki Tante Linda sehingga terlihat jelas lubang Anus di bawah vagina sembab Tante Linda. Saya memegang Penisku dan mengarahkannya ke anus Tante Linda, Kutekan masuk penisku,
”Ssss.. Arghhh sssaaakittt Daannn….,” Tante Linda meringis kesakitan
“Hm… eenakkk ssssekkalii Tante,” Saya mendesah nikmat ketika merasakan jepitan yang sangat kuat sekali dari dinding anus Tante Linda.
“Hiks… hiks ssaaakitt Dannn,.. Gaak jaddiii...caaabuttt ,..hu..hu…,”
Tante Linda Menangis menahan sakit, Air Matanya bercampur dengan maskara mengalir keluar dari matanya. Saya tidak mencabut keluar penisku, tapi malah memasukkannya lebih ke dalam penisku, Tangis dan wajah cantik Tante Linda menahan sakit justru makin merangsang birahiku, waduh, sepertinya mungkin Saya ini ada sedikit masochist. Jepitan anus Tante Linda sangat kuat , hangat dan ketat sekali, hm..apakah seperti ini juga jika nanti Saya buka perawan gadis. Saya tahan sejenak penisku menikmati hangat cengkraman kuat Anus Tante Linda, baru perlahan saya tarik mundur sedikit dan maju lagi, gesekan dinding anus Tante Linda di penisku benar benar nikmat sekali, kuulangi gerakan maju mundur penisku di anusTante Linda,
“Oooh..ah..ah...enakkk Tanteee..,” Saya mendesah nikmat.
“Auh..hu..hu..Sakitttt Dann..hiks..hiks,” Tante Linda meraung kesakitan.
Saya pegangi kedua pinggang Tante Linda agar dia tidak bisa beringsut naik melepaskan penisku dari anusnya, sementara saya tegakkan badanku agar bisa melihat lebih jelas batang penisku yang sedang keluar masuk anusnya. Kedua Tangan Tante Linda berusaha mendorong tubuhku agar penisku lepas, tetapi kupaksakan untuk bertahan dan menikmati gesekan dan cengkraman kuat dan hangat anus Tante Linda. Ketika kurasakan tangan Tante Linda lepas dari tubuhku berganti mencengkram sprei menahan sakit, Saya lalu lepaskan pegangan tanganku di pinggang Tante Linda. Kedua tanganku lalu berganti memainkan klitoris Tante Linda dan kumasukkan jari tengahku ke vaginanya, kurogoh dan ketika kutemukan G Spotnya, ku elus-elus lembut tonjolan dalam Vagina Tante Linda.
“Hiks.. ss...hiks,” Tante Linda masih meringis menahan sakit tetapi tidak meraung lagi.
Tanganku mengelus Tubuh mulus Tante Linda, sesekali meremas-remas kedua payudaranya yang berguncang akibat sodokan penisku di anusnya, Saya lalu merebahkan tubuhku dan mengarahkan mulutku ke puting Tante Linda dan menjilati putingnya. Kupeluk Tante Linda dan kucium lehernya, ke telinganya dan kujilati airmata Tante Linda yang masih tersisa di pipi Tante Linda, baru kemudian kami berdua berciuman. Sambil berciuman dengan Tante Linda, kunikmati gesekan hangat anus Tante Linda pada penisku, hm..nikmat sekali.
“Hm...ah..ah… eenaaakkk Tannnte,”
Saya mendesah nikmat dan mempercepat sodokan penisku di anus Tante Linda, walaupun ini merupakan orgasme yang ketiga kali akan tetapi Tak mampu Saya bertahan lama oleh cengkraman dinding anus Tante Linda membuat Saya tidak bisa menahan ejakulasiku, kutumpahkan semua spermaku dalam anus Tante Linda.Saya rebah memeluk Tante Linda dan mendesah,
“Oh,...ah… Gue puas banget,”
“Cabut cepat Dany, perih,” Tante Linda meringis.
Saya lalu mencabut penisku, Tante Linda lalu merapatkan kedua kakinya menahan perih.
“Hiss… kapok Dany, Sakit,” Tante Linda tertatih-tatih berjalan ke kamar mandi, lalu kudengar suara shower.
Saya susul Tante Linda dan kulihat dia jongkok dalam shower box membasahi kemaluannya dengan hand shower.
“Dany,..Tante gak tahan, sakit,”
“Oh,.. tapi enak sekali anal dengan Tante tadi,”
“Tapi buat Tante gak enak,hisss” Tante Linda meringis.
Ketika Tante Linda Berdiri, kupeluk dirinya dan kubisiki Tante Linda,
“Kalau gue puas, rekening Tante juga bakalan gue puasin,”
“Hm..beneran,..ntar sudah keenakan jadi lupa, hi..hi,” Ringisan Tante berubah jadi tawa manja.
“Khusus Tante cantikku ini mana mungkin bisa kulupakan,”
“Hi..hi… gombal,”
Tante Linda lalu menyiramkan air hangat shower ke seluruh tubuhku,Tante Linda kemudian memandikan diriku, menggosok sabun di punggungku dan sesekali menggunakan kedua Payudara besarnya menggosok ke badanku, Hm..nikmat juga dimanjakan Tante.
Selesai mandi kami berdua beristirahat sejenak dan lanjut makan pizza dan salad tadi, kemudian baru lanjut ke kamar dan lanjut bertarung kembali. Kunikmati dulu Vagina Tante Linda sebelum kembali lanjut menikmati anusnya.