Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Finding Oshi [TAMAT]

Slow MOU udh dipecat wkwkwkw
Udah telat, harusnya dari waktu kalah lawan hotspur itu udah dipecat, selambat-lambatnya ya oktober
Kalo sekarang udah telat, penggantinya nanti juga harus pelatih yang punya taktik yang modern, masalahnya sekarang saingannya ada Guardiola sama Kloop yang taktik modern, belum lagi ditambah Sarri sama Pochetino. Ada Emery juga
:sendirian: :sendirian: :sendirian:

Siapapun penggantinya nanti, pokok jangan pelatihnya shaolin soccer :sendirian:

Udah tinggal jentik, wota pada jadi debu semua :D
Wota said, "JOT, I don't feel so good"

numpang bangun tenda suhu
menurut gw ini cerita yg bagus, dari mulai drama yg terjadi sama cara lu bercerita
entah kenapa gw suka cara cerita lu suhu
lanjutkan, gw support baca aja hehe
Makasih ya

Kutunggu..........

Selalu ditunggu updatenya huu
Iya, makasih udah mau menunggu

Gantinya MOU si Solskjaer hu, asisten nya Mike Phelan :genit:
Wanjer, kenapa anda update disini :pandaketawa:

Tapi kalo lihat asisten pelatihnya sih, itu dulu asistennya opa Fergie
Jadi, cukup optimis. Harus yakin dong

Moukidi dipecat :(

Ayoo lhh lanjud butuh grasiyaa pengamat alay unch unch nhh wkwkwk
Sabar ya, pengamat alay bakal dapet porsi yang banyak kok di update selanjutnya

Apdet gan apdet
Sabar, lagi direvisi ulang

Kang oda sensei khilaf ternyata malahan rilis lebih awal, kapan ente khilaf nya ini?:pandaketawa:
Yaudah, iya. Berhubung Saya Lagi seneng karena Mou udah dipecat & one piece udah update, akan saya update satu part lagi sebelum tahun berganti.





*Peringatan:

Mungkin kalian akan sedikit kecewa dengan update selanjutnya
Tapi itu masih mungkin, saya berharapnya sih kalian gak kecewa nantinya :ampun:
 
asyik juga nih, selain menikmati cerita, bisa dapet pelajaran soal liga persepak bolaan iggris, khusunya bahas Mu-nyuk :Peace:
 
*Peringatan:

Mungkin kalian akan sedikit kecewa dengan update selanjutnya
Tapi itu masih mungkin, saya berharapnya sih kalian gak kecewa nantinya :ampun:


Kami kecewa kalau ceritanya lama update bahkan tidak update :shakehand

Alias update lah :(
 
update ooiiii nunggu calon korban adrian selanjutnya apakah gre??mahyon?? atau lain lg??
 
Part 32: Oshi

"Hari ini kita kedatangan tamu istimewa , dengan kakak.."

Yona seperti ragu untuk melanjutkan perkataannya, dia memperhatikan secarik kertas yang di genggamnya itu dengan lebih seksama, mungkin untuk memastikan nama yang tertera di atas kertas tersebut tidaklah salah.

"Kak Adriansyah.." lanjut Yona dengan nada seperti orang cemas.

Jangan manggil gue 'kak' dong, batinku.

Kan lebih tua dia.

Aku langsung berdiri dan memberikan senyuman termanisku. Yona membalasnya dengan senyum kecut seperti tidak senang dengan kehadiranku.

Ya elah masih judes aja, gak inget apa yang udah dia lakuin ke gue beberapa minggu lalu, batinku.

Ketagihan lagi sepertinya dia, pakai nambah lho.

Kenapa?
Mau kuceritakan?
Yakin?
Baiklah, tapi jangan kecewa ya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*Beberapa Minggu Yang Lalu

"Yang ini kali ya" gumamku begitu sampai didepan sebuah kost-kostan.

Aku langsung meminggirkan kendaraanku dan memarkirkannya lalu turun untuk bertanya pada orang disekitar, apakah tempat yang kudatangi ini benar.

Hayo, kalian mau tanya apa?
Silahkan.

Kost-kostan nya siapa?
Kak Yona. Viviyona Apriani

Kenapa aku ada disini?
Jadi, kemarin saat aku tidak jadi pulang dengan Shani dan Gracia, mereka berdua memutuskan untuk jalan-jalan sebentar. Dan mereka tidak hanya jalan-jalan berdua saja, tapi ada kak Yona juga.

Nah, disitulah masalahnya.
Jadi intinya, pada saat itu kak Yona berhasil menginterogasi Shani dan Gracia, dia menanyakan tentang 'orang yang sering mereka hubungi saat JKT Circus team K3'. Ya, saat mereka sedang sibuk berkegiatan JKT Circus, mereka berdua memang sering menghubungiku kan.

Tapi sebenarnya, kecurigaan kak Yona sudah berawal dari saat aku mengantar Shani ke rumah latihan, dia melihat Shani keluar dari mobil melalui pintu depan, pintu sebelah kursi supir, bukan pintu belakang. Sehingga itu tidak bisa membuat Shani mengelak dengan beralasan kalau dia memakai jasa taksi online. Ditambah, saat event handsahke terakhir (dalam cerita ini, event handshake tadaima ya) dan launching project RE:Boost, Shani tidak terlalu fokus karena...
Ya kalian tahu lah.

Yang aku bingungkan adalah,...
Kenapa kak Yona ingin menemuiku?
Maksudku, bang Kenzo yang seorang GM saja 'mengijinkanku' untuk melanggar Golden Rules.

Apakah kak Yona tidak suka kalau aku ada hubungan khusus dengan anggotanya?
Sepertinya bukan karena itu, bukan karena kak Yona tidak suka kalau anggotanya 'melanggar' golden rules, tapi mungkin dia hanya ingin melindungi anggota-anggotanya saja.
Lagipula Shani bilangnya kak Yona hanya ingin diyakinkan kalau aku bisa menjaga agar hubunganku dan Shani tidak diketahui fans. Sebenarnya itu sudah terlambat sih, maksudku aku sendiri adalah seorang fans bukan. Oh iya, ada Rafli juga, aku sudah bercerita pada Rafli.
Lalu bagaimana aku harus meyakinkan kak Yona nanti?

Kenapa firasat ku tidak enak mengenai hal ini?
.
.
.
"Lah, kampret! Kupluk gue ketinggalan di mobil lagi" gumamku sambil memegang kepala.

Males juga kalau harus kembali ke bawah, sudah di lantai 3 ini.

Ya udah lah, nanti aja, batinku.

Eh, kamarnya yang mana ya?, pikirku.

Shani hanya memberitahu alamat dan lantai kamarnya saja, dia tidak memberitahu lebih detail.

"Asal aja deh" gumamku.

Kalau salah ya tanya. Tidak mungkin kan kalau tetangga satu kost tidak saling mengenal.

Tapi mau ngetuk yang mana ya?, pikirku.

Ah, nentuin pake cara itu aja.

"Capcipcup belalang kuncup"

Eh, belalang kok kuncup sih?
Ini lagu gimana sih?

"Capcipcup kembang kuncup"

Lanjutannya apa ya?
Ah, bodo amatlah. Pake temennya aja.

"Hompimpa alaium gambreng"

Oke yang ini, batinku sambil menunjuk salah satu pintu.

Saat aku hendak mengetuk pintu kost itu, tiba-tiba ada sedikit keraguan dalam diriku. Ini karena perkataan Shani tadi sesaat sebelum aku berangkat.
.
.
.
.
.
*Sekitar satu jam sebelumnya.

"Kamu beneran mau sendirian aja?" tanya Shani cemas.

"Iya" jawabku. "Udah kamu tenang aja dirumah, tunggu kabar baiknya ya"

"Tapi,..."

"Udah lah, Shan. Kamu tenang aja disini" kataku lagi berusaha menenangkannya.

"Kak Ads, rambutnya gak mau disemir dulu? Biar rapi gitu, kan mau ketemu mamah Yona" kata Gracia.

"Gak deh, gapapa. Biarin aja, ini sebagai tanda gue udah ninggalin dunia hitam. Hehehe"

Gracia langsung memasang wajah bingung dan sedikit memiringkan kepalanya setelah mendengar perkataanku.

Melihat ekspresi wajahnya itu jadi pengen nampol, terus....
Ah sudahlah

"Kamu kok masih bercanda sih disaat kayak gini" balas Shani.

"Kalian terlalu khawatir sih. Udah, tenang aja" jawabku. "Lagian kalo rambut aku kayak gini, jadi mirip aku yang waktu ngelamar kamu kan" tambahku yang membuat wajah Shani memerah.

IMG-20180723-002445.jpg


"Aahh,... kamu mah" balas Shani sambil memukulku pelan.

"Ya udah, aku berangkat ya" kataku pamit.

Shani langsung meraih tanganku dan menciumnya.

Duh, Shan. Aku jadi makin gak sabar pengen halalin kamu, batinku.

Aku jadi ingin membalasnya, membalasnya dengan ciuman juga. Tapi mengingat ada Gracia disini, aku memutuskan untuk mencium keningnya saja.
Shani nampak kaget dengan balasanku itu, wajahnya pun semakin memerah. Aku sedikit tersenyum melihat wajahnya itu.

Tiba-tiba aku merasa seperti ada yang mencolek-colek lenganku, saat aku menoleh, siapa lagi pelakunya kalau bukan Gracia. Dia tersenyum sambil menunjuk-nunjuk keningnya.

Ya ampun, batinku.

"Merem dulu" pintaku pada Gracia.

Gracia langsung menurutinya, dia memejamkan mata sambil senyum-senyum sendiri.

Jadi pengen nyium beneran, batinku.

Tapi kurasa itu tidak mungkin, Shani sudah melotot ke arahku sejak Gracia mencolek-colek tadi.
Aku menaruh jari telunjukku didepan bibir meminta Shani untuk diam sebentar, kemudian....

CTAK

"Aduuuhh!!" keluh Gracia. "Kok disentil sih, kak Ads"

"Lho, emang lo gak minta disentil?" balasku.

"Kak Ads mah gak peka" balas Gracia sambil menggembungkan satu pipinya.

Aaakh...... Gemes!!

"Ya udah, aku berangkat ya" pamitku.

"Kak Ads!!" panggil Gracia tiba-tiba.

Aku yang sudah hendak membuka pintu pun seketika menghentikan gerakanku dan menoleh ke arahnya.

"Hati-hati lho, mamah Yona itu galak" kata Gracia memperingatkan.

"Iya. Kak Yona kalo udah marah bisa jadi galak, kamu jangan sampe bikin dia marah ya" tambah Shani.

"Tenang aja" balasku. "Aku kan udah biasa ngadepin member yang sedikit galak"
.
.
.
.
.
.
Tapi Shania dan kak Yona itu beda!!

Aku bisa mengatasi kegalakan dari Shania karena memang kami sudah kenal sejak lama, sedangkan kalau dengan kak Yona,.....

Lalu aku harus bagaimana nanti?
Aku sudah berada disini, tidak mungkin kan kalau aku harus kabur.

Itu tadi juga apa'an?!
Di dalem flashback, ada flashback lagi?
Maunya apa coba?

Huft~
Aku menghela nafas. Kali ini tidak sedikit, aku menghela nafas dengan cukup berat.

Aku sudah disini, aku tidak boleh lari. Aku harus menyelesaikan masalah ini, dengan cara apapun, pikirku.

Tunggu.
Apapun?
Ah sudahlah.

TOK TOK TOK

Aku mengetuk salah satu pintu kost itu.
Asal saja, padahal belum tentu memang benar pintu kost yang kuketuk ini adalah pintu kost kak Yona.
Berdasarkan hompimpa tadi dan firasat saja. Hehehe.

"Siapa?!" tanya sebuah suara dari arah dalam.

Dari suaranya, itu seperti suara kak Yona.

Dasar firasat!, pikirku.

"Ini gue, kak Yon" jawabku. "Adrian"

"Siapa?!" tanyanya lagi.

Curek ternyata, batinku.

Aku biarkan saja agar kak Yona membuka pintu dan mengetahui sendiri siapa yang mengetuk pintunya. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara langkah kaki mendekat. Sepertinya sebentar lagi, pintu di depanku ini akan terbuka.
Dan benar saja, begitu pintu terbuka, aku langsung bisa melihat sosok kak Yona.

47256589-1058033891044596-8941773034373513216-o.jpg


Kalo dari deket emang pendek ya orangnya, pikirku.

"Hai, kak Yon" sapaku seramah mungkin.

"Enoo!!"

PLAK!!

Eh, apa'an nih?

"Kak, kok gue di-"

"Ngapain lo disini?" tanyanya emosi.

Ngapain disini?
Bukankah seharusnya dia sudah tahu ya.

"Gue mau jelasin soal hubungan gue sama Shani" jawabku.

"Shani?!"

PLAK!!!

Tunggu tunggu. Apa lagi itu?

"Lo ada hubungan sama Shani juga?! Emang dasar breng-"

"Kak Yon!" potongku. "Kayaknya lo salah orang deh. Ini gue,.... Adrian!"

Kak Yona yang daritadi melotot seperti tersentak kaget dan,...

BRAK!

Dia menutup pintu dengan cukup keras.

"Pulang lo!" usirnya dari dalam kamar.

"Trus soal gue sama Shani gimana?" tanyaku. "Katanya gue harus kesini buat-"

"Terserah lo!!" potongnya lagi. "Gue udah gak peduli!!"

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi saja daripada kak Yona semakin marah.

"Aduh, pipi gue" keluhku saat menuruni tangga.

Ini benar-benar sakit! Asli!
Masalahnya aku tadi tidak siap dan tidak menduga kalau akan ditampar, jadi rasa sakitnya benar-benar terasa.

Galak sih galak, tapi kalo nampar dua kali itu ketagihan apa gimana?, batinku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Oke kembali ke masa sekarang.

Tuh, kan. Kalian kecewa kan karena tidak ada adegan yang kalian inginkan.
Atau justru kalian malah senang karena ada adegan aku yang ditampar?
2 kali, dan dia tidak meminta maaf. Bahkan sampai detik ini.
Ya sudahlah, lebih baik sekarang aku maju menuju stage.

Entah kenapa ini seperti tepuk tangan penonton dari yang hadir heboh sekali ya.
Kenapa mereka seperti senang karena aku MVP?
Apakah disini ada Adrianholic?
Adrian Mania? (Mantap!)
Adrianlicious?
Adrianation?
Adrianisme?
Adriangank?
Adrian Fans Club?
Sahabat Adrian?
Sobat Adrian?
Bala Adrian?

Ada yang bawa-bawa bendera Slank juga,... (Ah, enggak kok bercanda. Itu berlebihan).

"Sabar sabar. Kalo mau minta foto nanti ya" kataku pada para penonton yang hadir.

Tapi seperti bukan karena itu, kehebohan dari para penonton mungkin karena diantara mereka ada Rafli yang datang juga karena mengetahui aku akan mengklaim MVP hari ini. Ada juga bang Putra, bang Aldo, dan bang Vino yang diajak oleh Rafli.
Pasti mereka provokatornya.

Dasar!
Mereka pasti akan semakin membuat 'rusuh' sebentar lagi.

"Sini, kak! Sini! Sini"

Yona berusaha seramah mungkin padaku, meskipun aku tahu sepertinya itu terpaksa.

Halah, Yon Yon, batinku.

IMG-20181029-WA0168.jpg


Kalau memang ingin ramah, dimulai dari minta maaf dulu kali.

Tunggu, ini perasaanku saja, atau memang Yona memanggil ku seakan aku ini adalah seekor hewan peliharaan.

Awas lo Yon, batinku.

Ada yang aneh ya?
Ada perbedaan saat aku menyebut Yona sekarang, karena tidak ada embel-embel 'kak' seperti di flashback.
Ini bukanlah ketidakkonsistenan dalam menulis, tapi memang saat ini aku sudah tidak menaruh respect pada Yona.
Alasannya?
Ya karena ditampar dua kali lah.
Pake nanya lagi.

"Jadi kak Adrian ini sudah datang menonton theater sebanyak seratus kali.. Yeayy" kata Yona datar diikuti sorak sorai member yang mengisi show teater malam itu.

Harusnya waktu 'Yeayy' tadi itu lo antusias. Dasar nenek-nenek!, batinku

Dari arah penonton pun juga ada beberapa yang bersorak, bahkan ada yang menyindir dengan mengatakan,.....

"Kapan ya?"

Eh, kampret! Lo udah pernah kali, batinku.

Aku membatin seperti itu karena yang mengucapkan kalimat tadi adalah Rafli.

Kampret nih anak emang.

"Perasaan sering ke theater, tapi kok baru MVP 100?" tanya Acha.

Jangan dipancing dong, batinku.

Kalau aku sering ke theater kan bukan karena ingin menonton pertunjukannya. Tapi,.....
Ah sudahlah.

"Enggak sering-sering banget kok. Lagian kan aku juga punya kehidupan sendiri" balasku. "Kuliah, ngerjain tugas, banyak lah"

"Kalo boleh tau, kakak oshinya siapa ya?" tanya Yona kemudian.

"Ehhmm,..... Oshi ya..." kataku menggantung. "Oshi aku,...."

Tiba-tiba ada seseorang yang maju dan menyeletuk,...

"Aku kan, kak"

Lah, halu nih anak, batinku.

"Enggak. Bukan. Sejak kapan aku bilang kalo aku oshiin kamu?" tanyaku balik.

"Yeee...... Anin sok ke-PD-an" kata beberapa member.

IMG-20180926-015201.jpg


Ya, yang tadi mendekat dan bertanya padaku adalah Anin.
Sepertinya dia masih berharap kalau aku akan menjadikannya oshi.

"Orangnya sendiri udah tau kok" kataku sambil melirik ke arah salah seorang member. "Kesini dong!" pintaku kemudian.

"Dipanggil dong namanya, masa sama oshi nya kayak gitu" kata Yona.

"Yaudah iya" balasku.

Saat aku ingin memanggilnya, tiba-tiba beberapa penonton mulai bersorak.

"Shani! Shani! Shani!"

Yang mempelopori, siapa lagi kalau bukan Rafli dan yang lainnya.

"Oh, oshi nya Shani?" tanya Yona datar.

"Iya. Shani...." jawabku. "Shania Gracia"

Seketika sorakan dari penonton langsung berhenti. Mungkin diantara mereka ada yang terkejut, terutama bang Putra dan yang lain, bahkan mungkin kalian yang membaca ini juga terkejut. Beberapa member saja juga terkejut. Tapi sepertinya hanya Rafli yang tidak terkejut. Mungkin dia sudah menyadari hal ini.

"Yes" kata sebuah suara pelan.

Dari suaranya seperti suara Rafli. Aku menoleh sejenak dan melihat Rafli seperti menagih sesuatu pada bang Vino.

Apa itu?
Tunggu, jangan bilang kalau mereka menjadikan siapa oshi pilihanku sebagai objek taruhan.
Sialan!
Sepertinya nanti aku harus meminta bagian pada Rafli.

Hah? Kenapa?
Kalian masih bingung kenapa aku memilih Gracia sebagai oshi?

Baiklah akan kujelaskan, tapi kita harus flashback lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*Beberapa Minggu Yang Lalu. (Lagi)

"Aduh pipi gue,...." keluhku saat aku sudah masuk kedalam mobil.

Sialan! Aku datang jauh-jauh hanya untuk ditampar. Apa maksudnya coba?

Lebih baik sekarang aku pulang, agar pipiku segera diobati oleh Shani.
Caranya?
Dielus-elus juga sembuh, pokoknya yang ngelus Shani. Tapi siapa tahu Gracia mau ikut membantu. Hehehe.
.
.
.


Indahnya senyum manismu~
Dalam mimpiku~


Siapa nih yang request lagu kayak gini? VVOTA banget, batinku.

Eh, tunggu.
Radioku tidak menyala, itu artinya ini suara,....

"Tuh kan, HP gue" gumamku. "Masih belum hafal aja gue sama bunyinya"

Kenapa?
Kalian ingin bertanya kenapa bunyinya seperti itu?
Bukan aku yang menggantinya begitu, dan jika kalian berfikir Shani yang menggantinya, itu juga salah. Bukan, bukan Shani, tapi Gracia. Kata dia sih agar aku selalu tersenyum saat mendengarnya, Always Smile.
Ada ada saja.

"Wah, udah kangen pengen gue pulang kayaknya" gumamku saat melihat siapa yang menelfon.

Aku pun langsung mengangkatnya dan menyapanya,....

"Halo, Shan"

"Hei!!"

Tunggu, ini bukan suara Shani tapi suara,....

Aku melihat layar HP-ku sekali lagi, dan ternyata tadi aku memang salah lihat, ada tambahan satu huruf vokal lagi dibelakangnya.

"Halo, Nia. Sorry sorry. Ada apa?" sapaku.

"Ketemuan sama gue!"

"Kap-"

"Sekarang!"

"Dim-"

"Cafe biasanya"

Nih anak sekarang punya 'haki kenbun' atau gimana?, batinku

"Harus sekarang banget?"

"Iya, cepetan!"

"Iya. Iya"

Shania langsung memutus sambungan telfon tanpa mengucapkan salam apapun.

"Gak sopan banget!" gerutuku.
.
.
.
Canggung.
Mungkin hanya satu kata itu yang bisa mendeskripsikan keadaanku saat ini.

Bagaimana tidak canggung, tadi saat aku baru masuk kedalam cafe tempat pertemuanku dengan Shania, tiba-tiba ada seseorang yang langsung memanggil ku.
Bukan. Bukan Shania yang memanggil. Kalau dia yang memanggil, untuk apa aku harus canggung saat ini. Yang memanggil ku adalah kak Melody.
Iya, Melody yang itu. Melody Nurramdhani Laksani.

Kenapa?
Kalian kaget?
Aku juga.
Tidak apa-apa, kita kaget sama-sama.

Sebenarnya yang membuatku canggung bukan karena dipanggil olehnya, tapi karena saat ini aku dan kak Melody sedang duduk di meja yang sama.
Alasannya?
Karena kami sedang menunggu orang yang sama, yaitu Shania.

Meskipun dia kujadikan oshi karena pengaruh Rafli, tapi tetap saja, dia pernah menjadi oshi ku, mewarnai hari-hariku. (Apa'an sih?)

Kemana sih nih anak?, batinku.

Cepet dateng dong, Nia!!
.
.
.
"Adrian masih ngidol?" tanya kak Melody tiba-tiba.

"Masih kok, kak" jawabku.

"Kuliah gimana?" tanyanya lagi.

"Ya gitu-gitu aja, kak" jawabku lagi. "Gak ada yang istimewa kok, masih dikasih tugas dan ujian sama dosennya"

"Hmm,...." balas kak Melody sambil mengangguk-angguk.

Nia, lo dimana sih?, batinku.

"Kalo sama Shania gimana?" tanyanya lagi.

Aku jadi merasa diinterogasi.

"Masih sama kok" balasku.

"Belum nembak?"

"Ah, kalo soal itu,...."

"Eh, maaf maaf" kata seseorang yang baru datang.

Akhirnya dia datang juga, sudah cukup lama aku menunggunya.
Siapa?
Siapa lagi kalau bukan Shania.

"Udah lama ya?" tanya Shania.

"Menurut lo?" balasku.

"Ya, maaf. Gue kan udah minta maaf tadi" balasnya tak mau kalah.

"Gapapa kok, Shan" kata kak Melody.

"Lo kemana aja sih?" tanyaku.

"Gue tadi,.."

"Udah, sini duduk dulu, Shan" potong kak Melody sambil menyuruh Shania duduk disebelah.

Tapi Shania malah lebih memilih untuk duduk di sebelahku.

"Kenapa lo malah duduk disini?" tanyaku.

"Kalo gue gak duduk disini, nanti yang duduk disini bakal bikin lo gesrek" jawab Shania.

"Maksudnya?" tanyaku tidak mengerti.

"Alasan gue telat itu, karna tadi sebelum gue kesini, gue harus jemput-"

"Maaf ya nungguin" kata seseorang yang baru muncul.

Tunggu, itu bukan seseorang.
Itu bidadari.
Itu kak Veranda.
Jessica Veranda.

40049751-977371359136521-520444203986059264-o.jpg


"Kak Ve kok lama?" tanya Shania.

"Iya, tadi antri dulu toiletnya" jawab kak Ve.

"Ve,..... apa kabar?" sapa kak Melody.

"Eh, ada kak Melody juga"

Setelahnya, aku tidak tahu apa yang mereka obrolkan, karena aku masih terpesona oleh kecantikan kak Veranda.

Aduh, dia itu seperti dua orang Shani yang fusion.

Atau bisa juga dibilang hasil fusion dari Shani dan Gracia.

"Halo, Adrian.... Halo.... Hola....."

Veranda melambai-lambaikan tangannya didepan wajahku.

"Ah, i-iya k-k-kak Ve" jawabku gelagapan.

"Gak usah gesrek!" ledek Shania.

"Apa'an sih lo" balasku.

"Eh, kak Mel, kak Ve. Fans kalian ini sekarang jadi berandalan lho" kata Shania.

Kemudian Shania menarik lepas kupluk yang kupakai.

"Tuh, lihat! Rambutnya pake diwarna-warnain" tambah Shania.

"Apa-apa'an sih lo" balasku sambil berusaha mengambil kembali kupluk ku.

Kak Melody dan kak Veranda sempat kaget sesaat, sebelum akhirnya bicara.

"Aku udah tau kok, dulu pernah aku tanyain soal rambutnya yang mulai berubah warna" kata kak Melody.

"Aku juga" tambah kak Veranda. "Dulu aku bingung, masih muda kok udah ubanan. Eh, ternyata itu warna rambutnya yang asli"

"Eh, ini warna rambut lo yang asli?" tanya Shania.

"Iya" jawabku. "Emang gue belum cerita ya"

"Berapa rahasia lagi yang lo sembunyiin?" tanya Shania.

Aku tidak menjawab pertanyaan Shania dan masih berusaha mengambil kupluk ku dari tangannya.

"Duh, gemes banget sih ngeliat kalian berdua" kata kak Melody. "Pacaran aja sana!"

"Adrian ganteng lho rambutnya gitu"

Anjir!!
Ini gue gesrek! ASLI!
Dibilang ganteng sama seorang Veranda itu,....
Astaga, gak bisa dijabarkan dengan kata-kata deh.

"Jadi, Shan. Kamu kenapa ngumpulin kita disini?" tanya kak Ve tiba-tiba.

"Oh iya, sampe lupa" kata Shania. "Lo sih!" tambah Shania sambil menunjukku.

Kenapa gue yang disalahin?, batinku.

"Jadi gini, kak. Aku ngumpulin kalian berdua disini biar bantuin nyelesaiin masalah dari playboy satu ini" kata Shania sambil menunjukku lagi.

"Apa'an sih?" balasku tidak terima disebut playboy.

Masalah apa juga yang dimaksud Shania?

"Masalah apa sih?" tanya Melody.

"Semenjak kalian berdua grad, dia ini belum punya oshi baru. Kalian bisa bantuin dia gak?" balas Shania.

"Nia! Kok lo ikut campur ur-"

"Karna gue peduli sama lo" potong Shania. "Lo berbulan-bulan galau nentuin oshi kan, sampe lo banyak ngelakuin hal konyol ya kan"

"Sorry" balasku.

Ternyata Shania sebegitu pedulinya pada diriku. Mungkin selama ini memang aku yang tidak peka.

"Juga karna gue sayang sama lo" tambah Shania dengan suara pelan.

"Udah udah, drama rumah tangganya bisa ditunda dulu gak" kata kak Veranda.

"Bantuin apa maksudnya?" tanya kak Melody.

"Pertama. Ian, lo harus ngikhlasin mereka berdua" kata Shania memberikan saran.

"Gue udah ikhlas kok"

"Trus kenapa lo masih belum bisa nentuin-"

"Ya belum nemu yang pas aja" potongku.

"Apa perlu dijodohin lagi?" sindir Shania.

"Hei!!"

"Aduh, aku bingung harus ngasih saran apa" balas kak Melody.

"Kalo menurut aku sih, kamu gini aja Adrian. Kamu inget inget lagi, kenapa dulu kamu milih aku sebagai oshi kamu, kenapa kamu milih kak Melody sebagai oshi kamu" saran kak Veranda.

Kenapa dulu aku memilih mereka?
Kalau kak Melody, itu karena pengaruh dari Rafli. Tapi kalau kak Veranda,..... Itu karena,.....

Itu dia!!
Kenapa tidak terpikir olehku?
Terimakasih Ya Veranda, Hehe.
(Saya hanya mencoba mengikuti tren. Jangan disingkat lho ya)

"Kak, ayo! Jadi enggak? Nanti telat lho" kata seseorang yang tiba-tiba muncul.

Itu adiknya kak Veranda, Aaron.

Nih anak tinggi ya, perasaan belum lulus SMA kok udah setinggi ini, pikirku.

"Iya dek, sebentar" balas kak Veranda. "Maaf ya aku gak bisa lama-lama, aku harus ngejar pesawat"

"Mau kemana kak Ve?" tanyaku.

"Liburan dong Adrian" jawabnya. "Tapi aku aja, Aaron cuma nganterin ke bandara"

"Lo ya, orang lagu buru-buru malah disuruh mampir-mampir" kataku memarahi Shania.

"Gue kan ngelakuin demi lo" balasnya seperti merasa tidak bersalah.

Kalau seperti ini kan aku jadi merasa tidak enak pada kak Veranda.

"Gapapa kok Adrian. Aku juga seneng kok bisa bantu kamu" kata kak Veranda membela Shania. "Udah dong, pacarnya jangan dimarahi gitu"

"Kak, aku sama Shania enggak-"

"Kak, bukannya dia,..... Kok ada disini?" tanya Aaron saat melihatku.

"Bukan. Bukan orang yang kamu pikirin kok" balas kak Veranda. "Udah ya, bye"

"Hati-hati lho, Ve"

"Hati-hati kak Ve, jangan lupa oleh-oleh ya"

Kak Veranda hanya membalasnya dengan sebuah senyuman yang membuat terlihat semakin anggun. Kemudian dua berjalan pergi.

"Kak Ve!" panggilku.

Kak Veranda menoleh sebentar.

"Makasih ya" kataku berterimakasih.

"Iya" balasnya sambil tersenyum.

Terimakasih Ya Veranda, Hehe.
(Lho, sampe kesebut dua kali. Inget, jangan disingkat ya)

Itu, mengucapkan terimakasih itu seperti, saat ada orang yang membantu menyelesaikan permasalahan kita. Bukan saat habis ena2.

Tapi habis ena2 juga termasuk menyelesaikan masalah sih, masalah nafsu duniawi.
Jadi kesimpulannya apa?
Gak ada.

"Gimana? Lo udah bisa nentuin?" tanya Shania.

"Belum" jawabku.

"Lho, gimana sih?"

"Tapi gue udah tau gimana cara nentuin nya" balasku sambil tersenyum.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kembali lagi ke masa sekarang. (Lagi)

Setelah kupanggil, Gracia buru-buru melangkah mendekat dan berdiri disebelah Yona. Kemudian Gracia mengecek michrophone-nya dengan cara dia sendiri...

"Cek, One, Two. Cek, Cek, Cek. E'hem"

Aaakkh...... Lucu banget sih.

IMG-20180414-001743.jpg


Setelah suaranya terdengar dari monitor barulah dia mulai berbicara.

"Boleh kan, mah?" tanya Gracia pada Yona.

"Apa?" tanya Yona balik tidak mengerti.

"Direstuin kan" tanya Gracia lagi mirip seperti seorang anak yang meminta ijin pada orangtuanya.

"Boleh" jawab Yona.

Ini kenapa jadi drama ibu dan anak ya?, batinku.

"Tapi hati-hati, dari tampangnya kayaknya playboy" tambah Yona lagi.

Ya,.... sorry nih ya kalo muka gue ada tampang playboy-nya, batinku.

Memangnya kita bisa memilih bagaimana wajah kita nantinya seperti apa?
Aku sendiri sebenarnya cukup bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh tuhan padaku. Sangat. Sangat bersyukur.

"Bukan, mah" bantah Gracia.

Wih, langsung dibelain oshi nih.

"Kalo ini sih Bad Boy orangnya" balas Gracia sambil menunjukku.

"Heehh?!"

"Hehe, maaf maaf. Selamat ya kak atas MVP nya.. Kenapa nih milih MVP di aku?" tanya Gracia sesuai standar prosedur yang berlaku jika ada penonton yang mengklaim MVP. "Kan tadi penonton yang lain kayak nyuruh MVP di ci Shani"

"Gak ditanya dulu nih kenapa oshinya Gracia?" tanyaku balik.

"Gak usah" celetuk Yona sinis. "Gak penting!"

F*ck! Ya penting dong, ini cerita judulnya 'Finding Oshi' masa milih oshi nya asal-asalan.
Perasaan tadi sempet ramah sebentar, udah judes lagi.

Salah gue apa sih sebenernya, batinku.

Penonton yang tidak mengetahui asal muasal sikap sinis Yona padaku hanya tertawa menanggapinya. Aku sendiripun tidak tahu kenapa dia sinis begitu.

"Maaf, anda siapa ya?" balasku tak kalah sinis.

Yona langsung membalasnya dengan melotot namun kemudian dia memberikan senyumannya. Senyuman yang sangat singkat, aku yakin itu hanyalah senyum palsu.

Kalo gak ikhlas gak usah senyum kali, batinku.

"Yaudah iya, kenapa ngoshiin aku kak?" tanya Gracia tanpa memperdulikan perang sinis antara aku dan kaptennya yang pendek ini.

"Karna,... aku suka warna abu-abu" jawabku.

"Apa hubungannya, kak?" tanya Gracia. "Aku kan sukanya kakak eh, sukanya warna ungu maksudnya"

"Oohhh,...... Grey. Iya iya iya, paham paham" celetuk Viny.

Nah, sudah dijelaskan oleh Viny kan.
Terimakasih Ya Vin....

Eh, kalo diterusin nyebut judul cerita sebelah dong.
Lagipula kalau aku suka warna ungu, kalau dibahasa inggriskan, membernya sudah graduate, dan aku memang tidak mungkin menjadikannya oshi ku. Aku tidak terlalu suka padanya.

"Masa gara-gara itu sih kak?" tanya Gracia seperti tidak puas dengan jawabanku.

"Bercanda kok, alasannya itu karna,......." aku sengaja melama-lamakan jawabanku agar mereka penasaran.

Kalian juga penasaran kan.

"Karna sayang" jawabku kemudian sambil tersenyum.

Beberapa member tiba-tiba kompak dan berseru.

"Cieee~ sayaangg~"

Hanya Shani yang diam saja sambil memberikan tatapan sinis ke arahku.

Duh, Shan. Ini kan aku milih sebagai oshi, bukan sebagai pasangan. Kamu gak usah cemburu dong.

"Gak salah itu?" tanya Beby tiba-tiba. "Bukan Shania Gracia kali, tapi Shania yang di team sebelah"

"Ah, enggak kok, kak Beby" balasku.

"Yah, gue dipanggil pake 'kak' kirain 'Beb' doang" kata kak Beby.

"Niaaarrgghh...... Uhuk uhuk"

Kampret nih anak! Malah makin rusuh dia, batinku saat melihat tingkah Rafli.

Sementara itu, Gracia hanya bengong dan menatapku heran sambil memasang ekspresi yang.....

Aduuhh,...... Jangan bikin gue gesrek disini dong, batinku.

"Aku juga sayang kakak. Hehehe" jawab Gracia kemudian. "Sama fans yang lain juga sayang kok" tambahnya.

Untunglah, batinku sambil mengelus dada.

"Selamet selamet" kataku pelan, karena tadi aku merasakan ada beberapa tatapan mengintimidasi dari beberapa penonton yang sepertinya mereka adalah Gracia Oshi, Graciactive.

Jangan natap gue gitu dong, gue juga bagian dari kalian kok. Kan sama-sama fans nya Gracia.

Aku tertawa kecil, karena niat awalnya aku hanya bercanda dan sebenarnya aku ingin melihat reaksi dari Gracia dan Shani, kalau Shani sih seperti biasa, menatap sinis karena cemburu. Sedangkan Gracia hanya senyum-senyum tidak jelas yang malah bikin gemes. Gemes pengen nampol terus ........

Pertanyaan demi pertanyaan dari MC dan juga Gracia ku jawab dengan awalan 'Aaaahh.....' 'Eeeeehhh.....' 'Hhmm.....'. Mau bagaimana lagi, ini pertama kalinya aku MVP, dan Gracia menjadi oshi ku belum lama ini.

Saat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, aku merasa ada beberapa member benar-benar memperhatikanku. Tapi ada empat tatapan yang tidak biasa.
Pertama, pasti Shani. Siapa lagi. Alasannya? Tidak perlu kujelaskan bukan.
Kedua, dari Gracia, dia seperti tidak berhenti menatapku daritadi. Mungkin dia masih tidak percaya kalau aku memilih dia sebagai oshi.
Ketiga, mungkin dari Yona si kapten pendek yang tua itu. Dia seperti tidak suka akan keberadaanku.
Keempat, sepertinya dari Anin yang kecewa karena tidak kupilih sebagai oshi.
Kelima sekaligus terakhir, ini yang aku bingung, kenapa dia menatapku daritadi. Dia adalah kak Naomi. Kira-kira kenapa ya? Apakah dia ingin menamparku juga? Kalau iya, mungkin setelah ini sebaiknya aku menghindarinya.
Tapi mungkin itu hanya spekulasiku saja. Tidak usah terlalu dipikirkan.

Pada saat penyerahan kaos spesial MVP yang sudah di tanda tangani oleh member-member yang hadir pada show malam itu dan juga pesan dari oshi yang dipilih, Gracia masih sempat membisikkan sesuatu padaku.

"Tapi sayang aku ke kakak itu beda lho" bisik Gracia sambil mengedipkan sebelah matanya. "Lebih banyak. Banyak banget"

IMG-20180414-001741.jpg


Aku tidak menanggapi bisikkannya tersebut, tapi.....
Firasat ku bagus mengenai hal ini.

Setelah giliranku tidak ada lagi yang mengklaim MVP lagi pada malam itu. Aku jadi merasa kalau diriku benar-benar MVP.

"Se...No! Terimakasih!!“
Ucap para member yang berbaris sejajar sambil menggandengkan tangan masing masing seraya membungkuk memberi gestur terimakasih ala jepang.
Show hari itu berakhir, begitupun juga dengan part ini. Jadi,...
Terimakasih.


-Bersambung-


Enggak enggak.
Bercanda. Masih ada lanjutannya kok.
Sebelum mengakhiri ini, akan aku ceritakan, aku akan jelaskan kenapa Gracia yang kupilih sebagai oshi.

Oke langsung saja.

Check it out, yo.
.
.
.
.
.
"Gimana? Udah nentuin?" tanya Shania untuk kesekian kalinya.

Entah sudah berapa kali dia menanyakan hal itu.

"Bentar, Nia. Gue lagi mikir" balasku. "Kalo lo tanyain terus, gue gak bisa konsen"

"Tapi bisa biasa aja enggak mikirnya" kata Shania. "Gak usah pake gigit-gigit bibir gitu"

"Gapapa tau, Shan" kata kak Melody. "Gemes lihatnya"

Tidak. Itu tidak akan terlalu membuatku gesrek. Dipuji oleh seorang Melody memang membuatku senang, tapi tidak cukup untuk sampai membuatku gesrek seperti saat dipuji kak Veranda tadi.
Menurutku level mereka berbeda. Ya, mau bagaimana lagi. Kau tidak bisa membandingkan seorang manusia dengan seorang bidadari. Itu tidak adil.

Sudahlah, itu tidak perlu terlalu dipikirkan. Sekarang yang harus aku pikirkan adalah siapa member yang akan menjadi oshi ku nantinya.
Aku sudah tahu bagaimana cara menentukannya, yaitu adalah dengan memikirkan nama seorang member yang pertama kali terlintas di pikiran saat memikirkan tentang JKT48.

Dulu saat awal-awal mulai menekuni hobi ngidol ini, masa-masa dimana saat Rafli meracuni diriku dengan video-video penampilan JKT, member yang pertama kutanyakan namanya pada Rafli adalah, Jessica Veranda.
Dan semenjak saat itu, saat mengingat-ingat JKT48, nama pertama yang terlintas di pikiranku adalah nama Jessica Veranda.

Nah, kalau sekarang siapa nama yang pertama kali terlintas di pikiranku.

Ah, itu dia!

"Eh, Ian!" panggil Shania.

"Apa lagi sih, Nia?" tanyaku.

"Lo ngeliat ada sesuatu yang beda gak?" tanyanya balik.

"Apa'an?"

Shania tidak menjawabku, dia hanya mengalihkan pandangannya kearah lain. Tapi sepertinya bukan itu maksudnya, dia hanya ingin memamerkan rambutnya yang,....

Tunggu!
Dia,.....

"Lain kali gak usah lo pake deh" kataku.

"Gimana sih?" tanyanya. "Waktu itu gak gue pake, lo sindir-sindir. Sekarang gue pake, katanya gak usah lo pake lagi" protesnya.

Masalahnya, lo jadi cantik banget kalo rambut lo dikuncir gitu, batinku.

48407183-1041937196013270-1628521293630406656-n.jpg


Ya, Shania saat ini mengikat rambutnya memakai ikat rambut yang kuberikan waktu itu. Dan ternyata dia jadi cantik sekali.
Berbahaya jika aku berlama-lama disini bersama dengan Shania yang semakin terlihat cantik ini.

"Ah udah lah, gue mau pulang aja" kataku kemudian.

"Buru-buru amat, emang udah nentuin?" tanya Shania.

""Udah" jawabku singkat sambil bangkit berdiri. "Makasih ya, kak Mel"

"Iya" jawab kak Melody.

Aku lalu berjalan menuju pintu keluar, tapi tak lama langkahku terhenti karena,...

"Eh, lo gak makasih sama gue?" tanya Shania.

Aku kembali lagi.

Bukan. Bukan karena pertanyaan Shania barusan.

"Nah, gitu. Makasih dulu sama gue" kata Shania saat melihatku kembali.

"Kupluk gue ketinggalan" kataku sambil mengambil kupluk ku.

"Hahaha. Shania ke-PD-an" kata kak Melody sambil tertawa.

Shania menanggapinya dengan memasang wajah kesal dan memandang kearah lain.

Saat aku hendak pergi pagi, aku berfikir sejenak,....

Tidak ada salahnya aku berterimakasih pada Shania, pikirku.

Aku mendekatkan wajahku dan mencium pipinya sebentar.

"Makasih ya" bisikku.

Setelah itu aku berjalan keluar dengan diiringi teriakan dari Shania.

"Iaaannnn!!!!"

Untung saja pengunjung cafe itu tidak terlalu banyak, sehingga teriakan Shania tidak menggangu pengunjung yang lain.
.
.
.
"Halo, Shan" sapaku ditelfon.

Ya, saat ini aku sedang menelfon Shani.

"Udah daritadi kok, nanti aku ceritain dirumah" jawabku. "Kamu lagi dirumah kan?" tanyaku kemudian.

Kenapa menelfon Shani?
Ya, tidak apa-apa.
Memang nya tidak boleh?

"Ya udah, kalian jangan kemana-mana ya"
.
.
.
.
.
.
.
"Shan, aku pul-"

Perkataanku terpotong oleh Shani yang langsung menghambur ke arahku dan memelukku dengan erat.

"Shan,....?"

IMG-20181205-180033.jpg


"Kamu lama, aku khawatir tauu,..."

"Ya penting kan sekarang aku udah ada disini"

"Gimana?" tanyanya dengan nada cemas.

"Udah beres kok"

"Kak Yona bilang apa?" tanyanya lagi.

"Kak Yona bilang, terserah aku"

"Jadi,..."

"Ya,.... bisa dibilang aku udah berhasil ngeyakinin kak Yona"

Anggap saja seperti itulah.

"Trus,... Sekarang kamu mau apa?" tanya Shani sambil tersenyum manis.

Aku mendekatkan wajahku, berniat untuk menciumnya sampai,....

"Cek cek e'hem"

Aku menoleh ke sumber suara lalu menatapnya tajam, dan dia hanya membalasnya cengengesan sambil mengacungkan dua jarinya.

"Hehe. Ini yang ke berapa kali, kak?" tanyanya polos.

Aku tidak menjawabnya, aku mendekatkan bibirku ke telinga Shani dan membisikkan sesuatu.

"Shan, apapun yang aku lakuin bentar lagi, jangan kamu halangi ya" bisikku. "Dan kamu jangan marah dulu sebelum aku selesai"

"Eh, kamu mau ngapain emang?" tanya Shani curiga.

"Ssstt....." balasku meminta Shani diam sebentar.

Lalu berjalan mendekati Gracia.

"Kak, ampun kak" kata Gracia memelas. "Kak Ads~"

Aku hanya diam tidak menanggapinya.

"Iya deh, gak aku gangguin lagi kalo kak Ads mau nyium ci Shani" Gracia sekarang memasang wajah memelas. "Jangan disentil lagi" Gracia berusaha menutupi keningnya dengan kedua telapak tangannya.

"Adrian, udah! Jangan! Kasihan" kata Shani.

Aku tidak mempedulikan kata-kata Shani dan memberikan senyumanku padanya. Sedangkan Gracia sedang ketakutan sambil menutup matanya.

Aku meraih kedua tangannya yang dia gunakan untuk menutupi keningnya tadi.

IMG-20180901-022656.jpg


"Shania Gracia, kamu mau gak sampai last show kamu nanti, didukung terus sama aku?" tanyaku padanya.

"M-maksudnya kak?" tanyanya tidak mengerti.

"Mau gak kamu jadi oshi aku? Boleh kan aku jadi fans kamu, yang akan selalu ngedukung kamu dalam keadaan apapun, dalam keadaan senang ataupun sedih"

"Boleh dong, kak. Boleh banget!!!!" jawab Gracia cepat dan langsung memelukku.

"Gree....."

Shani berusaha melepaskan Gracia yang sedang memelukku.

"Apa sih, ci? Aku kan lagi ngasih fanservice" balas Gracia.

"Tapi kan kamu sekarang lagi gak pake seifuku, kamu cuma cewek biasa" kata Shani.

"Udah udah, gak usah berantem" kataku melerai. "Mulai hari ini, kalian berdua itu penting di hidup aku" kataku sambil memeluk mereka berdua.

"Kok dibagi-bagi sih?" tanya Shani merajuk.

"Kan cuma kalo aku lagi ngidol, Shan" balasku. "Lagian, apapun yang terjadi kamu tetep nomer satu kok buat aku"

"Ehh,..... lagi mesra-mesraan nih" kata sebuah suara.

"Stefi?!!" kata Shani dan Gracia bersamaan.

Ya, itu adalah Stefi. Jangan berfikir macam-macam dulu, mungkin Stefi hanya ingin main, dengan Shani dan Gracia.

"Daritadi?" tanyaku.

"Barusan kok" jawabnya.

"Mau apa?" tanyaku.

"Main aja, aku lagi kangen ci Shani sama Gracia"

"Sama aku?"

"Kangen. Tapi sedikit"

Tunggu, sepertinya firasat ku mengatakan sebentar lagi akan ada,....

"Ya udah, aku ke kamar ya" kataku.

"Aku baru dateng, kamu kok malah masuk ke kamar" keluh Stefi.

"Firasat aku bilang kalo bentar lagi akan ada yang rusuh" jawabku.

"Maksudnya?" tanya mereka bertiga.

"Kayaknya duo baper mau kesini deh" kataku sambil berjalan menaiki tangga.

Saat aku akan membuka pintu kamarku, aku mendengar sesuatu yang sesuai dengan firasat ku,....

"Kak Ian......"

"Yan......"

Bodo amatlah, sekarang hari minggu, waktunya anime one piece update, saatnya aku menontonnya. Episode dimana Luffy dikejar-kejar Big Mom, cie~ Luffy.

Hah? Kenapa?
Kalian masih bingung kenapa aku memilih Gracia sebagai oshi bukan Shani. Karena selama ini aku menganggap Shani sebagai gadis biasa yang harus aku bahagiakan masa depannya nanti. Sedangkan aku menganggap Gracia sebagai sosok yang berbeda.

Dan jika kalian perhatikan, hampir disetiap part, selalu terselip nama Gracia disana.

Sebelum dia masuk ke dalam cerita,....

"Nakal ya si Gracia, perlu kakak hukum?"
.
.
Tapi tadi Gracia perform nya bagus deh.
.
.
Semalam aku memang menginap di rumah Shania. Bukan, bukan Shania Gracia,
.
.
Oh iya, ngomong-ngomong soal team. Team K3 sekarang centernya adalah Gracia,
.
.
"Yaudah, bareng Gracia aja sekalian"
.
.
"Gak tau, kan baru mulai hari ini dia jadi center. Tapi gue yakin, kalo Gracia pasti bisa kok"

Saat dia sudah masuk ke dalam cerita,....

Panggilan khususnya padaku itu,....
.
"Eh, kak Ads~. Apa kabs?"
.
Kata-kata ciri khasnya dia,...
.
"Cek cek e'hem"
.
Tingkahnya,.....

"Daritadi aku mikir,.. 'Tadi itu dialog film apa ya?' gitu" katanya sambil memegangi kepalanya dengan kedua telunjuk tangannya dan menutup mata.

Aku memandangnya heran sambil sedikit tersenyum melihat tingkahnya itu. Lucu sekali.
.
.
"Serius? 3 kali?" kataku.

"3 kali? Apanya?" tanya Gracia polos.

Wajah polosnya itu lho, pengen banget nampol, tapi habis nampol, langsung pengen nafkahin.
.
.
"Ya udah, aku aja" celetuk Gracia yang tiba-tiba maju kedepan dan memelukku.
.
.
"OK, ci" jawab Gracia sambil mengacungkan jempolnya, setelahnya dia melihat kearah layar. Ke arahku. "Kak Ads~" panggilnya manja. "Bekelnya dimakan sekarang ya" kata Gracia sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya beberapa kali.
.
.
"Eh, ternyata ada ya. Kak Ads baik deh, jadi makin sayang" balas Gracia.

"Hah? Apa tadi?" tanyaku.

"Gak gapapa" balasnya gugup sambil menutup matanya dan menjulurkan kedua tangannya meminta oleh-oleh.

Pesonanya yang membuatku susah tidur malam itu.

Bahkan saat aku jauh darinya, dia masih menganggu pikiranku,....

"Terus,... lo kenapa nelfon?" tanyaku lagi.

"Oh iya, lupa. Hehehe" jawabnya cengengesan.

Lah, gimana sih nih anak? Kan dia yang telfon duluan.
.
.
Saat aku berjalan hendak mengikuti bang Kenzo, langkahku terhenti saat melihat salah satu poster banner di depan booth merchandise. Itu poster Gracia.
Kenapa aku merasa kesal sendiri kalau mengingat-ingat kelemotan dia ya, tapi aku juga sedikit merindukan tingkah lucunya itu.
Tunggu, kenapa aku malah memikirkan Gracia?
.
.
G-Gracia?
Apa yang Gracia lakukan disini?
Kenapa tiba-tiba dia- (Woi! Yang ini harusnya gak di masukin juga dong!)
.
.
Hmm,... Pasti dia lupa untuk melaporkannya.
Benar-benar Gracia sekali.
Pantas saja tidak diceritakan.
Aku sudah su'udzon saja tadi.
.
.
"Kak Aadddsss~"

Ada dia juga ternyata, batinku.

"KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!! KANGEN!!"

Saat aku menggambar sketsa wajah di bus,....

Tunggu! Kenapa aku malah menggambar.... wajah Gracia?
Dari tadi kenapa yang ada di kepalaku wajahnya,.... Gracia?

Dan jika kalian mau tahu, sebenarnya aku mendukung Gracia untuk sousenkyou tahun ini,....

"Tapi gue mungkin bakal dukung,... Gracia"

Mungkin masih banyak lagi,....
Mungkin ada ratusan, ribuan, jutaan alasan aku memilih Gracia sebagai oshi ku.

IMG-20181029-012624.jpg


Gracia, kamu adalah oshi ku, sumber kekuatanku.
You are My Power.
.
.
.
Nah, maka dari itu,....
Kalau tadi aku bilang aku akan mengakhiri part ini, aku akan meralatnya, aku akan mengakhiri cerita ini.
Jadi sekali lagi,...
Terimakasih.

-TAMAT(?)-
 
Terakhir diubah:
Catatan Penulis:



"Akhirnya selesai juga ini cerita, haduh.... capeknya"

"Woi, main selesai aja. Masalah gue masih ada yang belom kelar"

"Lah, ngapain lo balik lagi kesini?"

"Gue emang janji bakal balik kalo masalah selesai. Tapi lo jangan tiba-tiba namatin cerita dong"

"Gue emang sengaja biar lo gak balik kesini lagi. Lagian kan sesuai judulnya, 'Finding Oshi'. Udah ketemu siapa Oshi nya ya tamat dong"

"Iya juga sih, tapi masalah gue gimana?"

"Masalah yang mana?
Oh, yang itu. Selesaiin sendiri lah, yang punya masalah kan lo. Kenapa gue yang harus repot?"

"Lah, kan gue ini hasil dari buah pemikiran lo. Masalah gue masalah lo juga"

"Ahh,... mumet pala gue. Bodo lah"

"Lagian mana janji lo masukin Anin ke cerita?"

"Kan udah masuk"

"Tapi kan belum,..."

"Hah? Gue bilangin Shani ya"

"Woi woi, jangan dong"

"Ya udah, diem. Gue mau istirahat dulu"

"Hmmm,....... Oke, para pembaca yang budiman, nantikan petualanganku di season selanjutnya. Sampai jumpa"

"Woi, lo jangan tiba-tiba janjiin season 2. Yang repot mikir gue ini nantinya. Lo tinggal ena2 aja ama member"

"Bodo amat! Bodo amat! Gue gak denger!!"

"Woi, Adriaannnn!!!!"






Makasih.
• TTD H4N53N & Adrian
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
asyik juga nih, selain menikmati cerita, bisa dapet pelajaran soal liga persepak bolaan iggris, khusunya bahas Mu-nyuk :Peace:

Habisnya kalo bahas persepakbolaan negeri sendiri, gak karu-karuan nanti.

Gak cuma itu, kadang bahas one piece juga :pandaketawa:

Lama amat om updatenya

Lah, cerita situ apa kabar :pandaketawa:

Sama kyk Benji wkwkwkw

Tuh kan, ada yang nagih :pandaketawa:

Eh, kok disamain sama Benji sih?

Wah, siap menunggu update kalau begitu :pandajahat:

Makasih udah setia menunggu :ampun:

Kami kecewa kalau ceritanya lama update bahkan tidak update :shakehand

Alias update lah :(

Kami sebagai penulis juga punya kehidupan sendiri, tidak hanya mengurusi soal menulis cerita disini.
Harap kalian bisa maklum dan mohon pengertiannya :ampun:

Banyak bukan cerita yang tidak tamat, mungkin itu dikarenakan penulisnya yang tidak tahan oleh tekanan dari kalian yang hanya komen dengan 'lanjutkan', 'update dong update'.
Sampai yang lebih parah, ada yang,.... 'mana nih suhunya?', 'update woi!', 'mau dilanjut gak sih ini' dsb.

Lagipula, saya sudah berusaha update satu minggu sekali. Hanya menunggu selama satu minggu sekali apa itu masih terlalu lama?

Jadi sekali lagi, mohon pengertiannya :ampun:

Sing penting apded huu, gegara sampean ngomong grasiyane banyak dadi ora iso turu aku huhuhu..

Saben bengi, aku gak isok turu, gak isok turu~
Mikirno awakmu~
Saben bengi, aku gak isok turu, gak isok turu~
Mikirno Gracia~

Hehe, malah nyanyi
Udah update tuh, udah bisa tidur nyenyak dong, kalo bisa jangan bangun lagi ya (lho, saya kok jadi jahat gini ya? maaf maaf, bercanda)
:pandaketawa: :pandaketawa:

update ooiiii nunggu calon korban adrian selanjutnya apakah gre??mahyon?? atau lain lg??

Justru selama ini Adrian yang jadi korban :pandaketawa:

Waduh..
Koks Tamat ? :(

Besok aku tamat juga ah.

Situ gak pernah update, jangan tiba-tiba tamat dong :pandaketawa:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd