Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG FANTASY LIAR MENJADI NYATA

Status
Please reply by conversation.

Schitzler

Senpai Semprot
Daftar
21 Feb 2021
Post
964
Like diterima
14.525
Bimabet
FANTASY LIAR MENJADI NYATA


PART 1





Cerita kali ini, saya jabarkan kembali berdasarkan penuturan Narasumber. Sebisa mungkin Nama Tokoh serta Lokasi saya Pindahkan keWilayah yang saya lebih pahami, Secara Jarak, dan Waktu.

Berawal dari alur kehidupan Keluarga yang tinggal Komplek Perumahan, yang supaya lebih mudah saya Gambarkan diWilayah Jawa Barat. Kali ini ada 2 POV yang sudah saya samarkan, dengan nama Reno dan Intan.

Mereka berdua bisa dibilang hidup rukun bertetangga dISalah satu Kota yang sudah cukup maju, Karna terkenal dengan Hasil Bumi dan Industrinya. Kesibukan, Rutinitas, serta Aktifitas keluarga mereka yang secara Kasat Mata biasa saja Bahkan Cenderung Membosankan berubah seiring Pola pemikiran dan serangkaian Proses Kehidupan. Hingga Membawa Keluarga mereka kePetualangan Birahi, yang berawal dari Khayalan serta Fantasy Liar generasi muda, Entah sengaja atau tidak namun cukup tragis saat semua itu menyadi NYATA, Hingga mereka berdua malah terseret dan Menikmatinya.





POV RENO





Kota ku berasal ini, bisa dibilang bisa menpuh pusat Kota selama 2 Jam andai kondisi siang hari. Sedangkan andai menggunakan Akses TOL Atau Tengah malam saat kebanyakan warga Terlelap Istirahat malam. Pasti bisa ku kebut motor matic hadiah pemberian Ayah ku Ikhsan, mungkin...... Bisa lah sekitar 40 menit.

O iya, nama ku Reno (16) tinggi 170, aku terlahir dari seorang Ayah yang pekerja keras bernama Ikshan (45) dan Mama ku yang Cantik Sederhana Karna rutin mengenakan Hijab bernama Melinda (40) tahun. Sedikit Profil Ayah ku Ikhsan adalah salah satu Staff Excelutive diPabrik Textile ia bekerja ga heran andai kadang ia super sibuk dan kepusat kota bahkan terkadang tak pulang untuk keLuar Kota, sedangkan Mama, Adalah Ibu rumah tangga yang terkenal sebagai Jago dalam hal memasak ternama diKomplek Perumahan ku berada.

Sikap ayah ku orangnya Cool dan Santai, namun..... Andai sekali ia marah dan tak bisa menahan Emosi, SeIsi Rumah terasa bagaikan Neraka. Hal itu pernah terjadi saat Kakak ku Reina (19) saat setelah Ujian SMA tahun lalu, pulang larut malam dengan alasan menonton Konser Musik diPusat Kota beberapa hari Kemarahan ayah berdampak besar didalam rumah. Tak heran andai mendiang Om Rudi, tetangga ku harus turun tangan menenangkan Ayah ku Iksan saat itu. Tapi........


"Iiiih!!!! Reno...... Nyebelin deh ah!!!! Denger gak sih Intan tadi Bilang Apa......!!!" Ujar Gadis Cantik, blesteran Arab - Cina + Nusantara sambil menjewer telinga ku hingga buyar lamunan ku.

"Ia....... Ia.... Iaa.... Sakit Intan, sakiit..... Ampuun.....!!!" Jerit ku sambil meringis, kepada Gadis teman baik ku sejak kecil yang kini tumbuh menjadi salah satu tembang Cantik diSekolah ku saat ini.

"Hihihi..... Intaaan, jangan galak galak gitu dong sayang sama Reno....." Suara lembut Tante Verda (41) Wanita Idaman ku berseru lembut kepada kami berdua.

"Ntar Reno sampe ngambek ga dijemput sekolah bareng lagi lho sama dia Hihihi........" Tambah Tante Verda pagi itu mengenakan Daster rumahan, tersenyum terkekeh menutup bibir sexynya yang membuat sepasang Payudaranya yang menonjol sempurna berguncang.

"Biarin, malah kalau sering ngelamun sama lemot gini, bakal Intan Coret dari daftar cowok yang PDKT sama Intan......" Ujar Intan sambil merajuk, namun Expresinya terlihat semakin MACAN (Manis dan Cantik) yang tak kalah dari Mamanya.

"Ia maaf, aku inget inget.... Tadi tu aku mikir, Perasaan ada yang lupa tadi ketinggalan. Tapi apa ya ....." Kata ku sekenanya kepada Gadis yang sebenarnya teman sejak kecil dan sekarang makin cantik dan tahap PDKT.

Sejak kami kecil, mama ku dan Tante Verda selalu menjodohkan kami berdua...... Entah Candaan atau sekedar basa basi agar kami makin akrab, sebagai remaja Poeber yang mulai menikmati Keindahan dan Kecantikan Lawan jenis. Tentu aku terpesona dan ku pikir, bukan ide buruk pacaran dengan Intan yang sekarang rutin mengebakanPakaian Gamis.

"Ya udah ntar aja cek disekolah......" Sambil mulai Duduk menyamping diatas motor ku.

"Kamu tau sendiri aku sekarang ada janji sama Sekar......" Ujarnya, yang setau ku ia dan Sekar (siswi Sexy disekolah) kini mulai Akrab.


Tanpa banyak basa basi, atas permintaan bidadari yang mulai meraja dihati ku setelah berpamitan menyalami tangan mulus Tante MILF idaman ku. Segera ku nyalakan mesin motor dan ku Pacu kendaraan matic roda dua ku keSekolah.

'aaaah, gila..... Tangannya aja bisa semulus itu, apalagi lengan sama bodynya ya .....' pikir ku dalam hati, menerka nerka body aduhai yang jarang terlihat setiap Pria diKomplek perumahan ini.

Setibanya diSekolah dan memastikan Intan bertemu Sekar siToge (Toket Gede) sebelum masuk gedung Sekolah, ku Parkirkan motor lalu segera keToilet sekolah melanjutkan Fantasy Liar ku tentang Tante Verda dengan memijat batang ku dengan tangan.

Obrolan pemuda Komplek, Bapak bapak keamanan, sampai Kakak kelas yang kebetulan tinggal diKomplek ku. Membuat ku penasaran dan Menerawang kecantikan Tante Verda sebagai wanita dewasa. Lebih parah lagi, atas ajaran beberapa rekan ku tentang VPN Turbo diPonsel ku. Sebuah Dunia baru tentang Wanita dan Sexual, mulai meracuni hidup ku sejak awal Masuk Jenjang SMA.

Hingga akhirnya aku benar benar tergila gila dengan Fantasy Liar ku Tentang Tante Verda. Betapa tidak, andai ku gambarkan Janda Kembang sekelas Tante Verda bisa digambarkan bertubuh Ramping Aduhai bak Artis Dangdut pembawa tembang lagu Mabuk Janda dan Putri Panggung tersebut, membawa ku keFantasy tertinggi saat ku berOnani. Apalagi Tante Verda dan Intan sama sama memiliki bulu halus dilengan, serta kumis tipis yang konon katanya berNafsu Tinggi diAtas Ranjang.

Belum lagi Tonjolan Payudara serta Lekuk Pinggul dan Paha yang terjiplak sempurna saat mereka mengenakan Leging. Uugh, otak mesum ku langsung mengakses keJantung ku menjadi Berdebar serta Penis ku tegak berdiri dibawah sana.

Tak heran saat Rezeki Nomplok saat menyusul Intan tadi, hanya melihat Penampilan Tante Verda aku menjadi Horny berat dan akan segera ku Tuntaskan diToilet sekolah.

Tapi......

"Ren.....!!!" Sapa Pak Herman, guru olah raga ku disekolah yang membuat langkah ku menuju Toilet terhenti.

"Eh, iya pak......" Sepertinya kebohongan ku kepada Intan kini terjawab sudah bahwa sesuatu penting hari ini yang harus ku bawa benar benar berada dirumahnya.

Seolah menjadi Karma, Karna tak Fokus. Dalih lamunan ku berbohong kepada Intan menjadi Karma Karna ternyata benar adanya yang seharusnya membawa sesuatu untuk Pak Herman pagi ini. Semua itu baru ku ingat saat ku bertemu Beliau.

"Kamu ga lupakan List calon anak anak Exsul basket yang diData Tempo hari.......dibawa sekarang??" Tanya Pak Herman sambil tersenyum ramah kepada ku, Karna wataknya memang ramah dan baik hati dibanding guru mata pelajaran lain.

Tak heran andai pak Herman kini menyandang predikat salah satu guru Favorite diSekolah SMA ku kini.....

"Hehehe, lupa pak..... Masih diRumah Intan...... Hihihi....." Kata ku sambil tersenyum Karna salah tingkah.

"Haduh..... Kamu ini nak.... " Ujar pak Herman sambil menepuk jidat.

"Ya sudah, Kalau sekarang ga sempat, coba nanti saat jam istirahat keRumah Intan sebentar lalu kamu bawa ya...... Selsai jam olah raga nanti.... Pulang sekolah kamu sekalian kumpulin Murid yang berminat bergabung....... Sekalian serahin listnya keBapak...." Pintanya kepada ku.

"Siap pak....." Sambil memberi hormat, Karna Pak Guru satu ini memang pembawaannya Adem dan layak diHormati membuat ku merasa bersalah dan makin segan kepada Beliau.

"Saya sekarang balik keRumah Intan, mungpung Bu Verda masih ada diRumah pak dengan Arga adiknya Intan......" Kata ku kepada Beliau.

"Yo wess, ati ati dijalan...... Awas jangan kebut kebutan......" Ujarnya, yang langsung ku Salami lalu berlari kembali keParkiran.

Sepeninggal mendiang Om Rudi, memang tersemat pesan saat om Rudi dirawat kepada Ayah ku dan Diri ku tentang Tante Verda, Intan, dan Arga adik kecil yang masih sekolah dasar. Sungguh tak ku kira, pesan mendiang almarhum saat kami sekeluarga jenguk menjadi pesan terakhir. Itu sebabnya Mengapa kini Tante Verda menjadi Janda kembang hampir 60 hari setelah ditinggal Om Rudi. Hal lainnya yang membuat ku makin dekat adalah, Tante Verda sudah seperti Bibi bagi ku sendiri.

Jadi, tak heran kalau aku bersama keluarga ku semakin dekat dan akrab dengan Tante Verda ketimbang Intan yang notabene dalam tahap pendekatan. Ku maklumi Intan yang awalnya periang, lembut, dan Anggun berhijab. Kini sikapnya jadi lebih judes dan tegas, apalagi banyak Kakak kelas yang mendekatinya. Mungkin faktor ditinggal mendiang Papanya, Intan menjadi demikian.

Sesampainya diluar pagar Rumah Intan..........

Kq ada Moge terparkir ya......?? Pikir ku dalam hati, yang seharusnya jam segini Tante Verda nyuci atau duduk diteras sambil nunggu jemputan Arga.

Seingat ku, itu adalah motor Om Ahmad. Salah satu Pria yang diCap sebagai DUREN (Duda keren) Karna ia adalah Instruktur Gym sekaligus bos Kontraktor yang tinggal diBlok Sebelah. Membayangkan beberapa detik perawakan kekar Om Ahmad yang kini berduaan dengan Tante Verda diruang tamu yang pintu dan hordengnya tertutup. Entah mengapa sekujur tubuh ku merinding tak karuan, terkadang aku sendiri heran dengan sisi Otak ku yang sangat cepat berfantasy dan traveling menuju Fantasi liar akan masalah yang sebenarnya sepele saat ini terjadi.

Cukup cepat ku buka pagar lalu masuk teras rumah namun, saat ku ketuk pintu Rumah Tante Verda 3 kali..........


"Ia Renoo...... Sebentar ........." Terdengar cukup Jelas suara Tante Verda berada diRuang Tamu, tapi entah mengapa tidak langsung buka pintu ya?? Malah ada suara grusukan??

Apalagi sekitar 1 menit itu tempo waktu cukup lama membuka pintu ruang tamu yang sebenernya tak terlalu besar dan jarak dari Sofa kePintu hanya beberapa langkah......

'kampret.....lagi pada ngapain ya pagi pagi gini.....??' pikir ku dalam hati

"Da apa nak......." Sambil hanya sedikit pintu terbuka sebatas wajah cantiknya saja sambil tersenyum penuh makna.

'Aaaah ..... Intan, cantik banget cocok kalau Tante Verda ini jadi mertua ku........' ucap ku dalam hati, membuat ku lupa dengan rasa penasaran ku.

"Hmm... anu Tante, map tim basket sekolah ketinggalan......" Kata ku kepada Tante Verda.

"Oh, gitu ya......" Jawabnya sambil menengok kedalam.

Saat itu, kembali terjadi sesuatu hal tak biasa seperti Tante Verda beberapa detik menatap kedalam ruang tamu. Seperti memperhatikan sesuatu, sebelum akhirnya ia membuka pintu lebar lalu mempersilahkan ku masuk dan aku yang biasa mondar mandir terburu buru kini sendiri langsung melangkah keKamar Intan.


"Heii, Reno..... Ada yang ketinggalan ya???" Sapa Om Ahmad kepada ku yang duduk bersandar diSofa mengakan kaos T Shirt memamerkan tubuh kekarnya dan mengenakan celana Training yang pendek.

"Eh iya om, permisi ya....." Kata ku, yang semakin salah tingkah Karna terbayang sesuatu pasti terjadi sebelum ku tiba disini.

'kemana siArga yah??' pikir ku dalam hati, Karna biasanya jam segini Tante Verda nunggu jemputa anak bontot keSekolah. Hingga sekitar tak sampai 1 menit kemudian....

"Tante..... udah ketemu nih....." Sambil tiba tiba Kontol ku mulai berontak, ketika mendapati sesuatu yang tak biasa TEPAT diBagian Puting Daster rumahan cukup terbuka menjiplak titik basah. Pada bagian puting payudara Tante Verda yang saat ku masuk rumah tak ku perhatikan.

"Oh iya...??" Ujar Tante Verda terbata didekat ruang Keluarga depan pintu kamar Intan, yang dimana ia mendapati arah mata ku menemukan sesuatu pagi itu sebagai jejak tak biasa membuat ku makin horny saat itu kepadanya.

"Duh sebentar reen, Tante mau Titip uang buat bensin nih buat kamu....." Ujar Tante Verda dengan gelagat aneh, seperti menghindar berhadapan dengan ku dengan segera masuk kekamarnya.

"Gpp Tante, masih penuh kq...... Aku langsung pamit ya......." Kata ku, sambil segera menuju ruang tamu.

"Udah ketemu Ren???" Tanya Om Ahmad, yang tetap duduk mengangkang tapi sepintas juga terlihat sesuatu menjiplak dibalik selangkangan celana yang ia kenakan.

"Udah om, aku pamit ya... Takut malah telat ikut jam Pertama Mata pelajaran ....." Kata ku, sambil terburu buru dan menahan perasaan yang tak karuan.

Tapi tiba tiba......

"Hati hati dijalan Ren..... Jangan ngebut ......." Ujar Tante Verda, yang menyusul ku sampai didepan teras gerbang pagar kepada ku, dan kini ia mengenakan Jacket training!!!


HAHA!!! Cukup janggal bukan??? Padahal hanya mengantar ku sampai teras depan Pagar Rumah. Benar benar tak mungkin itu sengaja atau tak terjadi sesuatu diPayudaranya saat berduaan dengan om Ahmad, namun kali ini jelas Tante Verda menutupinya dari ku Karna malu.

"Duh reen, padahal ini bawa lho nak buat uang bensin ... Kalau masih penuh gpp kq buat jajan kamu nanti sama Intan......" Tambah Tante Verda dengan Expresi wajah tegang, sambil melihat sekitar luar pagar rumah seperti memperhatikan sekitar.

"Beres Tante masih cukup kq ...... Semua ku Jamin AMAN....." Kata ku, malah memberi Isyarat kepadanya menekankan kata AMAN. Padahal, aku sungguh tak tega melihat Expresi wajahnya yang tak tenang dan Gusar saat ku temukan keJanggalan diPayudaranya tadi.


Setelah senyum manisnya mengembang Karna seperti yakin dengan ucapan ku, pagi itu kedua kalinya aku berpamitan kepadanya.Hanya bedanya kali ini aku tak menyalaminya, Karna benar benar terburu buru.


***


Sepanjang perjalanan kembali keSekolah, Reno mencoba melupakan 'KEJANGGALAN' yang ia lihat tadi diRumah Tante Verda. Selain Tak tega, Reno dengan matanya sendiri menjadi saksi melihat dan turut merasakan bagaimana betapa sedihnya Tante Verda saat Mendiang Pak Rudi Meninggal. Konsentrasi Reno terpecah Karna ia masih bingung apa yang harus ia lakukan, Karna Feeling perasaannya Sosok Ahmad kurang tepat menjadi sosok pengganti mendiang Om Rudi.

Ibarat pepatah, Janji adalah Hutang. Kalimat yang ia ucapkan tadi kepada Verda sebelum ia tinggalkan Rumahnya. Ia penuhi, hanya saja Reno saat belajar disekolah Terkenang sebuah kejadian yang membuat ia kurang menyukai sosok om Ahmad.



FLASH BACK POV RENO



FLASH BACK KeSebuah kejadian ini terjadi sekitar beberapa bulan yang lalu,sebelum Keluarga Blok Komplek perumahan ku mengadakan liburan KePantai saat itu almarhum Om Rudi masih aktif dinas dan Ayah ku sibuk dengan rutinitasnya. Berawal dari percakapan Mama ku dan Tante Verda yang terdengar oleh ku yang dikira aku saat itu masih istirahat tidur menjelang sore hari.

Padahal, aku sudah bangun dan rebahan diatas ranjang orang tua ku bermain ponsel, bermalas malasan. Setelah mendengar suara pintu ruang tamu terbuka, aku segera memejamkan mata lalu berpura bura tidur dikamar orang tua ku sore itu.


"Gimana Ver.... Cerita dong, mungpung Reno masih tidur tu dikamar ...... Hihihi......" Suara mama ku terdengar jelas, setelah mengecek kamar yang ia kira aku masih tidur.

"Gini lho Lin, aku coba kasih Solusi buat kamu suapaya makin Pede ntar pake Bikini pas Liburan nanti diPantai........" Ujar Tante Verda, kepada Mama yang membuat Penis ku berdiri Tegak yang padahal aku tertidur dikamar orang tua ku setelah berOnani dikamar mandi tentang Tante Verda.

"Duh, beneran deh Ver aku ga PeDe......" Ucap mama, yang sebenarnya aku sendiri penasaran bagaimana lekuk tubuh Semok Mamah kandung ku ini.

"Ya ampun Linda, kamu ini kq ga percaya sama ade mu ini kak...... Nih, Jamu Teh hijau...... Terus siangnya, kita Senam dan ngeGym.... Mungpung ada waktu seminggu lagi...... Hihihi....." Ujar Tante Verda, yang ku pikir memang ga ada salah ya sih mama berolah raga. Tapi.....

"Aku takut Ver seriusan, apalagi kalau suami ku mas Ikhsan tau......." Ujar mama dengan nada suara khawatir, ayah ku cemburu.

"Ya jangan sampe dikasih tau lah kak, ntar kalau udah liat hasilnya baru kasih tau hihihihi......." Ujar Tante Verda, yang kesalahan ku saat itu terlalu menganggap enteng hal berolah raga. Sampai akhirnya.....

"Iya juga ya, ntar ku WA deh kalau sikon bagus.... Makasi lho ini teh sama baju senamnya..... Hihi....." Ujar mama kepada Tante Verda terdengar jelas oleh ku sambil berMagger ria diatas kasur orang tua ku.

"Iya sama sama, sekalian kita kerjain tuh trainernya siAhmad Konde...... Hihihi......." Ujar Tante Verda.

"Ya ampun dek..... Tapi seriusan sih, emang ganteng??? Trus nama belakangnya kq aneh sih Konde???" Ujar mama, sepertinya penasaran.

"Ii beneran, mana berbulu kayak orang Turki, Konde itu julukan kak bukan nama belakang..... Kalau kepanjangannya Kontol Gede....... Hihihihi......" Ujar Tante Verda secara Vulgar, pertama kali ku terkejut dengan sikap Tante Verda yang Luwes dan wanita bersuami.

"Yaaa ampun deek..... Hihihi.... Ada ada aja deh ah...." Ujar mama sedikit manja, tak kalah terkejut ku dibuatnya Karna yang biasa alim dan gamis kini tertawa manja, apa mama penasaran??

"Udah ah, ntar kita bahas dichat aja.... Aku takut anak ku bangun dan denger KENAKALAN Kita hihihihi......." DUAR!!!! Hati ku terasa meledak mendengar ucapan mama saat itu, apalagi mereka hendak membahasnya secara Privasi via Chat.

'gilaaa!!! Apa mama punya Pria Idaman lain ya???' aakh....!!! Malah buat Kontol gua konak lagi dah......!!!!

**

Karna aku masih remaja berpendidikan Menengah Pertama, saat itu aku lupa dengan percakapan antara Mama ku Melinda yang Akrab disapa Bu Linda dengan Tante Verda. Belum lagi sikap lembut penuh kasih sayang dan perhatian ia berikan kepada ku, tapi tetap menjaga Wibawa serta tutur katanya layaknya Ibu Kandung kepada ku dan Adik ku.

Jelas saja membuat ku ragu saat itu dengan apa yang ku dengar, ku anggap itu percakapan candaan antar Ibu ibu saja. Sampai suatu hari, semua berawal saat aku pulang awal kerumah Karna harus mengambil beberapa Bola yang akan digunakan tim sekolah SMP ku.


"Ya ampun, Reno.....!!!" Ucap mamah, dengan Expresi terperangah sambil menutup tubuhnya dengan handuk bermodel kimono dan berusaha menalikannya yang ku lihat saat itu.

"Masuk rumah tuh, ucap salam kek minimal ketuk pintu dulu gitu....... Jangan kayak Kucing maen selonong aja......" Tambah mama sambil mengomel, lalu membanting pintu kamar.

"Maaf ma, aku buru buru ni..... Pulang cuma mau ambil Bola aja....." Kata ku, sambil memasukkan 2 bola kaki kedalam jaring keranjang.

"Tapi bahaya Reno sayang, gimana kalau mama Jantungan nak!!! Kamu ini, kq jadi nyebelin sih sama kayak kakak kamu......" Ucap mama didalam kamar, namun tak begitu ku hiraukan saat itu.

"Ma, aku brangkat lagi ya....... Buru buru ni, ada Wiwit nunggu depan....." Kata ku sambil terpaku, menatap sesuatu tak biasa berserakan diSofa ruang tamu yaitu daster Tidur serta pakaian dalam mama.

"Ia, hati hati.... Lain kali ketuk pintu kalau ga ucapin salam Reno sayaaang ....." Ujar mama ku, lalu terdengar ia membuka pintu saat ku keluar pintu ruang tamu.


Tak begitu ku hiraukan kejadian pagi itu, Karna pikiran ku polos dan terburu buru. Sampai saat sore harinya .......


"Hehehe...... Ni bocah lumayan juga nih tenanga sama staminanya......" Puji Om Ahmad kepada tim ku, yang tengah berlatih Otot Paha.

"Kalau konsisten, mereka bakal jadi playboy bentar lagi Mad. Nyaingin elu sama Paul ditempat gym Hahahaha......." Ujar Ko Ayong, cukong yang rutin banyak menyumbang kegiatan Pemuda diSekloah dan Komplek.

"Akh, santai aja..... Bocah pentil beginian mah, butuh waktu 5 taun lagi kalau pengen bisa buat cewek menggelepar diatas Kasur...... Huahahahahaha......." Ujar Om Ahmad yang lama menduda, bersama rekan rekan ku saat itu kami cuek tak menanggapi candaan yang rupanya serius antar 2 lelaki dewasa tersebut.

"Gitu tuh, kalau Jin Kura kura Ama panglima Tian Feng dah nyatu....."

"DiOtak mereka itu cuma ada Memek aja Memek ...... Yang dibahas terus......" Ujar Wandi berkata lirih, dibelakang mereka mencibir obrolan 2 lelaki dewasa.

"Emang apa hubungannya memek, Ama cewek menggelepar diatas kasur Wan???" Tanya Eko

"Yeeee.....!!! Masa mesti gue perjelas......." Ujar Wandi sewot dan aku hanya tersenyum.

"Itu tandanya, kalian harus ati ati Ama Predator kayak mereka.....!!" Ucap Wandi yang ku nilai nyinyir saat itu....


Hingga beberapa hari kemudian, setelah Ujian kelulusan SMP saat itu aku tak tidur siang dan memutuskan kembali menjajal Motor ku disekitar Komplek. Tapi sebuah pemandangan samar hampir tak jelas ku lihat, diUjung Blok Komplek perumahan ini.

Samar terlihat, pemandangan cukup segar menggairahkan yang antara benar atau tidak seorang pemuda diatas ukuran ku diapit depan belakang diatas motor matic tengah melaju. Tanpa berpikir panjang, aku turunkan kaca helm half face lalu membuntuti jarak Aman mencari tau siapa mereka gerangan.

Setelah cukup dekat ku berada dibelakang mereka bertiga yang ruang gembira saat itu.......

'ITUKAN TANTE VERDA.....!!!!' Setelah ku perhatikan dan pastikan ia menengok kesamping sedikit melirik aku yang berada dibelakang mereka.


Aku berharap ia tak sadar akan diri ku berada dibelakangnya, namun didepan Tante Verda belum ku kenal sosok Om Ahmad saat itu. Namun yang mengendarai motor, tak kalah ku tau ia adalah Tante Sovia yang tersohor atas Gossip dan cibiran dirinya yang menjadi Istri simpanan pejabat.

Tak bisa ku ikuti laju mereka yang riang gembira bercanda diatas motor bertiga, saat berbelok menuju jalan Blok Komplek yang akan menjadi Jalan Buntu. Apalagi setau ku disana adalah Sarang Preman berkedok Ormas. Aku terheran heran mengapa mereka mengenakan pakaian olah raga berbelok kesana.

Belakangan, baru ku sadari kalau salah satu rumah cukup megah diKomplek itu dijadikan aktivitas Gym diKomplek perumahan ini......


"Woyyy!!! Nglamun aja lu nongkrong....." Ujar Iwan rekan ku, ditempat tongkrongan sore diKomplek rumah ku.

"Mikirin apa si lu, Ampe kalah kayaknya sama Presiden yang mikirin Negara....." Tambah Wandi.

"Gpp, cuma mikirin gimana ya rasanya diBoceng depan belakang sama cewek Sexy......" Kata ku kepada mereka, tanpa ku ceritakan apa yang ku lihat saat perjalanan keTempat Nongkrong saat itu.

"Wah.... Imajinasi elu melebihi bakat nih ......" Ujar Iwan yang lebih dewasa diantara aku dan Wandi.

"Mm maksudnya gimana ni bang....??" Tanya ku kepadanya.

"Hal kayak gitu ga akan terjadi kalau suasana hati dan mood cewek Sexy yang mau nengkep elu, ga lagi Horny ....... Huahahaha......" Ujar bang Iwan kepada ku.

"Bener banget tuh bang, apalagi ceking Ireng kayak elu..... Cewek Sexy mah cari apa Reen...... Gesek gesekan, neken tubuh mereka ma elu huahahahahaha......" Tambah Wandi yang meledek ku.


Semenjak kejadian itu, Fantasy ku saat beronani membayangkan Tante Verda menjadi. Baru ku tau sosok om Ahmad, adalah sosok lelaki Idaman lain Tante Verda dan Tante Sovia. Tak heran, sejak saat itu aktifitas olah raga ku meningkat berImbang dengan aktifitas ku berOnani.

Sikap ku biasa saja andai bertemu Tante Verda dan Sovia, yang dua duanya memang dibanding Ibu ibu diKomplek perumahan ku tinggal memang berbeda. Meskipun secara Fisik Tante Sovia lebih berIsi, namun sikapnya yang dingin dan pendapat ku cukup Congkak seperti kakak ku Vera membuat kurang respect kepadanya.

Berbeda dengan Tante Verda yang perhatian dan lembut keIbuan seperti mama ku Melinda. Atau mungkin Karna faktor kedekatan keluarga kami kali ya......??

Entahlah, namun berkat mereka aku menjadi lebih belajar mengasah diri menjadi lelaki........


**


Hingga suatu hari, sebuah fakta kenyataan ku dapati dengan mata ku langsung yang entah berlangsung sejak kapan. Semenjak tau kedekatan keluarga ku dengan mendiang Suami Tante Verda, sikap om Ahmad berubah kepada Tim ku terUtama kepada ku.

Berdasarkan desas desus dan usut bisikan teman teman ku, Om Ahmad menjadi baik kepada ku setelah tau Ayah dan Mamah ku yang "dulu" sempat ngGym disalah satu tempat gymnya diKomplek perumahan. Tak ku hiraukan serius informasi penting itu, sampai suatu hari Karna rasa penasaran ku temukan Fakta yang sangat menggairahkan terjadi disalah satu tempat Gym yang konon katanya milik Om Ahmad diKomplek perumahan ku.


"Eh, beneran ni bang? Ini tempatnya....??" Tanya ku kepada bang Andie, senior ku diTim Sepak Bola dirumah.

"Iyee.... Yang lain juga ntar nyusul......" Ujarnya, sambil mengajak ku masuk dan berlatih didalam.


Andai ku gambarkan, meski saat itu aku masih remaja tempat itu bagai 2 rumah namun dijadikan 1. Sehingga ada lokasi parkiran motor cukup luas, serta tentunya Lantai 2 yang awalnya ku pikir tempat alat gym juga. Bisa anda bayangkan, luas ruang tamu dan 2 kamar tidur dijadikan tempat Gym. Tentunya Sumpek dan Sempit, sirkulasi udara tanpa AC membuat cukup pengap kita berolah raga.

Namun, demi menghargai Bang Andie aku tak banyak bicara dan mulai menikmati berOlahraga Otot Kaki, Betis dan Paha sebelum ikut jadi peserta cadangan tim liga Tarkam antar Kampung. Perkebunan warga hampir mengelilingi Tempat ini, suasana Hijau pemandangan dengan Pepohonan Singkong dan Pepaya mulai membuat ku nyaman

Hingga saat teman teman ku yang lain baru berdatangan, berawal dari celetukan Suyono rasa penasaran ku berkembang setelah ku dengar samar apa yang ia dengar.

Keluar dari kamar mandi Karna alat fitnes ramai digunakan, dengan tubuh ramping aku memanjat menyelinap naik dengan mudah keBalkon lantai 2. Saat mata ku mengintip kedalam, setelah berhasil menggeser sedikit hordeng.......

Batang Penis ku langsung Tegak Sempurna, melihat sosok Tante Sovia kearah ku tengah menungging diSodok dari belakang oleh seorang Pria bertato yang tak ku kenal. Tak cukup sampai disitu, kejutan lainnya adalah.......


"Aaaah..... Gimana..... Enakkan sayaaaang .......???" Ucap suara seorang lelaki tak asing ditelinga ku, yang rupanya tubuh kekarnya tengah memangku tubuh Sexy Tante Sovia.

"Aaaah, banget sayaaang ...... Ini enaaaaks bangeeeet ......." Ujar Tante Sovia lirih lalu berciuman dengan Om Ahmad!!!


Benar benar tak ku percaya, pengalaman pertama remaja ku saat itu langsung melihat aksi sex threesome dengan gaya Double Penetration kepada Tante Sovia. Dibalik wajah cantik, sensualnya, rupanya Tante Sovia memiliki hasrat sex yang tinggi.

Semua itu terlihat dari Expresi wajahnya yang memancarkan aura penuh kepuasan digenjot dua penis sekaligus. Sampai akhirnya .......


"Lebih kencang Tomi, lebih keras .......kontol kamu udah terasa enak diliang anal kuuh...... Aaaah ......!!!" Jerit Tante Sovia, sambil mengadah Karna sepasang payudaranya diremas pula oleh Tangan Kekar Om Ahmad yang berbaring dibawahnya.

"Akh.....aaaahh......" Jerit desah Tante Sovia tak terkendali, saat sorot matanya tiba tiba beradu BERADU PANDANG DENGAN KU yang mengintip hard core sex mereka lewat jendela saat ia Asyik digenjot Tomi dan Om Ahmad secara bersamaan.


Tak ayal saat itu aku langsung mundur, dan perlahan turun dari balkon belakang lantai 2. Lalu segera bersantai diDekat lokasi penyimpanan barang.


"Ren, gmana ren?? Liat apa lu diatas tadi ......" Bisik Mas Suyono kepada ku.

"Ga ada mas, cuma ada yang lagi Aerobic aja....." Kata ku sekenanya, lalu duduk diteras sambil santai memainkan ponsel ku.


Cukup bodoh saat itu andai mengingat keberadaan CCTV, sampai akhirnya sepintas sekitar satu jam kemudian mobil Tante Sovia keluar dari gerbang yang berdempetan dengan tempat gym ini. Lalu seperti biasa, basa basi busuk Om Ahmad saat melihat ku sebelum ia masuk dan menyapa teman teman didalam.

Semenjak itulah rasa tidak suka ku kepada om Ahmad tertanam, namun disisi lain sungguh bingung ku menjelaskan kepada Intan maupun Tante Verda yang luluh atas semakin dekatnya om Ahmad dengan Arga setelah diTinggal mendiang Om Rudi.




POV INTAN





Nama ku Intan beberapa bulan lagi usia ku genap 16 tahun, saat kenaikan kelas. Usia remaja, bentuk fisik ku tumbuh sempurna. Dengan tinggi 168 cm payudara berCup D dan bentuk bokong besar kencang, tak heran andai saat berjalan berdampingan dengan mama kami dikira Kakak beradik.

Belum lagi aku mewarisi Bulu halus dan kemulusan putih kulit dari mama ku Verda, itulah sebabnya mengapa perubahan sikap ku apalagi kepada beberapa teman yang biasa bercanda mesum kepada ku apalagi Om om genit yang terkadang mengedipkan matanya kepada ku. Banyak orang bilang kecantikan ku, gabungan dari Timur Tengah dan Cina. Namun sebenarnya, gen itu diwariskan dari Kakek ayah dan Kakek serta nenek mama ku Verda.

Memang benar adanya semenjak mendiang Papa meninggal, perubahan sikap ku terhadap Pria seumuran ku berubah. Bahkan terkadang, sikap Judes dan Cuek ku kini..... Membawa ku lebih mawas diri terhadap beberapa Pria yang Terpesona dengan kecantikan serta kemolekan Tubuh ku yang menghipnotis lelaki hidung belang.

Sampai suatu hari, pertama dalam hidup ku menyaksikan langsung dengan mata telanjang sebuah aktifitas Asmara panas yang menjadi awal perubahan pandangan ku tentang Sex. Saat itu hampir sama seperti hari hari biasanya, setelah pulang sekolah dan makan siang. Aku terbangun serta fokus ku belum pulih sepenuhnya. Hingga saat kepala ku melongok keArah samar suara diRuang tamu.......

Siang itu bibir Vagina ku basah, saat tak sengaja setelah melihat Mama tengah bermesraan bersama Om Ahmad diRuang tamu. Bibir dan Pikiran ku membeku saat menyaksikan betapa Serasinya Dua Insan saling melumat satu sama lain seIrama, entah apa yang harus ku lakukan melihat pemandangan Menggairahkan saat itu dengan mata telanjang secara langsung.

Terlebih lagi, sosok om Ahmad selama ini bisa dibilang sangat banyak membantu, serta rutin bermain dengan adik ku Arga.......

Sikap om Ahmad kepada ku juga layaknya paman yang cukup perhatian dan sopan selama ini, namun setelah lebih dari 3 bulan mendiang papa ku meninggal..... Sesuatu berbeda kali ini ku saksikan menilainya atas rumor selama ini terjadi antara Mama dan om Ahmad.

DiAtas pangkuan Om Ahmad yang tinggi kekar dan berbulu, tubuh ramping mama ku Hampir tenggelam dalam pelukan om Ahmad. Aaaah, dalam hati ku awalnya kenapa semua bisa seperti ini ......

Ku lihat kedalam kamar adik ku Arga tengah nyenyak tidur siang, andai ku labrak mereka sekarang apa jadinya dengan adik ku yang akan melihat kejadian ini. .

Namun, saat Percumbuan mama dan om Ahmad yang semakin panas dan menghipnotis kedua mata ku...... Sialnya, Sorot tatapan Om Ahmad bertemu mata dengan ku yang terpaku mengintip mereka berdua. Bahkan tiba tiba sesuatu membuat lutut ku lemas terjadi........


"Sentuh aku lebih dalam sayang......." Ujar mama ku Verda sambil terdengar sepintas suara seperti mereka membuka pakaian atasan mereka.

"Mungpung Intan dan Arga masih tidur siang ........" Tambah mama, hingga selanjutnya terdengar Cumbuan Cumbuan erotis om Ahmad diIringi desahan dan erangan mama dari ruang tamu sana.


Meskipun kembali ku intip kembali aksi mereka semakin panas dan seru, sisa akal sehat ku kalah dengan apa yang ku saksikan saat ini. Apalagi kini Resiko mereka diGrebeg warga semakin besar andai aku bertindak ceroboh sekarang.

Setelah menutup pintu kamar Arga yang bersebelahan dengan kamar mama, entah mengapa rasa penasaran serta ingin tau ku kembali menggerakkan tubuh ku agar kembali mengintip apa yang terjadi antara Mama dan Om Ahmad setelah berolah raga. Apalagi samar terdengar rintihan mereka berdua yang membuat bulu bulu lengan dan leher belakang ku berdiri.

Saat dengan sangat hati hati ku intip keRuang tamu.......

Sungguh terkesima ku melihat tubuh mama yang lebih ramping dari ku, tengah bergerak meliuk perlahan diatas pangkuan Om Ahmad siang itu. Hingga pandangan ku jatuh diArah selangkangan, yang membuat ku reflek menggigit bibir bawah ku diIringi nafas ku menjadi berat.

Betapa tidak, meski aku pernah melihat dalam adegan film biru. Sensasi melihat langsung proses Kontol om Ahmad perlahan ditelan Memek mamah ku, benar benar kini membuat ku merasakan pertama kali sensasi 'MERANGSANG' Saat itu.


"Sssshh.... Aaaah......." Desah mama seperti orang merintih, kepedasan, sambil menatap om Ahmad penuh nafsu.

"Aaaaaah........" Desahan Om Ahmad lirih samar terdengar, setelah berkali kali tertahan kini ku lihat sempurna menancap diVagina mama ku Verda.


Dari sisa Batang Penis om Ahmad yang kekar masuk Vagina mama ku Verda, benar benar merangsang terlihat Batang berdiameter lebar tebal berUrat itu membelah jalan lahir ku keDunia ini. Entah mengapa saat itu aku terpaku bahkan Terhipnotis dengan pemandangan itu.

Kembali mereka berciuman sambil saling memeluk satu sama lain, seperti kekasih yang lama tak bertemu dan saling melepas rindu. Lalu sambil terus kontol om Ahmad menancap Sempurna diVaginanya dan melepas ciuman bibir dengan om Ahmad, tanpa aba aba terlihat mama ku Verda mulai memaju mundurkan pinggulnya pelan penuh perasaan.

Sungguh awal hubungan kemesraan yang aku sendiri tak tau benar ataupun salah, apalagi baik mama maupun om Ahmad adalah sama sama Idola bapak bapak dan Ibu ibu diKomplek ku kini dan serasi. Setelah memastikan mama tetap menunggangi om Ahmad bahkan ku lihat semakin liar, perlahan ku melangkah menuju kamar mandi.

Setelah cukup lama aku berada dikamar mandi sekitar 10 menit, sepertinya mereka dengar hingga entah sejak kapan Om Ahmad menghilang dari ruang tamu.






POV RENO





Sekitar 3 Minggu setelah penemuan ku tentang keberadaan Om Ahmad diRuang tamu berduaan dengan Tante Verda, kabar mengejutkan lainnya datang tanpa bisa ku Cegah dengan akan digelarnya Pernikahan Om Ahmad (49) duda anak 1 dengan Tante Verda Janda Idaman beranak 2........

Bangsat......

Berarti Intan jadi anak om Ahmad dong...... Pikir ku dalam hati, sungguh benar benar semuanya menjadi rumit. Apalagi melihat reaksi mama yang sepertinya memberi dukungan penuh dan turut bahagia. Sedangkan Ayah ku terlihat setuju setuju saja Karna belum la mengenal om Ahmad Karna kesibukannya.


"Ren, kamu kenapa sih??? Sejak denger Tante Verda mu mau nikah, raut wajah kamu suram gitu kayak tahanan KPK....." Ujar ayah ku, yang rupanya sadar dengan perubahan sikap ku selsai makan malam.

"Gpp, cuma heran aja.... Kq Tante Verda mau aja sih nikah sama lelaki begitu ......." Kata ku sinis sambil membereskan piring bekas kami makan.

"Wuuu......!!! Syirik!!! Lagian ya, Standart Lelaki buat pengganti om Rudi. Seganteng dan seGagah Om Ahmad itu udah ideal.... Mana tajir lagi....." Ujar kakak ku Reina, yang rupanya sama tertipu dengan penampilan om Ahmad.

"Kakak Reina.... Jangan gitu dong kak sama adik mu ....." Ujar Mama lembut seperti biasa saat menegur anak anaknya.

"Reno sayang, lain kali hati hati lho kalau berkomentar..... kan ga enak kalau kedengaran orangnya....." Ujar Mama, kepada ku.

"Bener itu Ren, kamu harus bisa jaga sikap dan ucapan ...... Apalagi kamu makin Deketkan sama Intan....." Ujar Ayah ku kepada ku.

"Justru itu Yaaah.... Maaah......"

"Ayah sama mamah ga tau sikap Asli siOm Ahmad waktu ia belum tau aku ini anak mamah Melinda dan Pak Ikhsan...... Itu mesum banget obrolannya sama Cukong depan komplek depan anak anak bola karang taruna."

"Trus ditempat gym belakang komplek juga beberapa bulan lalu dia itu NAKAL......." Ucapan ku selanjutnya ku tahan saat melihat Expresi Mama memerah dan melotot kearah ku.


Ingatan ku langsung terbuka lebar atas percakapan Mama dan Tante Verda beberapa bulan lalu saat ku bangun tidur dan rebahan dikamar orang tua ku........


"Emang kenapa tempat gym dibelakang komplek Ren??" Tanya ayah tegas yang mendengarkan pengaduan ku malam itu dimeja makan.

"Ya gitu yah.... Nakal dijadiin sarang Ormas..... Malah gossip Abang Vicky katanya dijadiin sarang narkoba sama miras....." Kata ku lesu menjawab Karna betah mengapa merasa lemas saat tau mama juga diam diam pernah ngGym disana atas ajakan Tante Verda.

"Kalau bener gitu, bahaya juga..... Tapi kita ga bisa apa apa......Karna kita bukan keluarga mereka langsung......." Ucap ayah ku lesu.

"Maksud ayah gimana??" Tanya mama ku Linda terheran heran.

"Kita sekeluarga, pernah mendapat amanah dari mendiang Rudi sebelum ia meninggal bukan??" Pertanyaan ayah, yang membuat kami bertiga menganggukkan kepala.

"Bahkan kita semua, sudah hampir seperti saudara dengan Verda, Intan, dan juga Arga......." Tambah ayah.

"Kalau kamu telat ngadu sama Ayah kayak gini ren, sulit ambil tindakan..... Terlebih lagi kita bukan keluarga yang ada ikatan darah......." Ujar ayah ku sambil menghela nafas panjang.


Entah apa jadinya, kalau ayah mendengar semua keluh kesah ku, selain tempra mental ayah ku juga cukup jago dalam hal bela diri. Aku rasa, cukup sudah aku memberi peringatan kepada Mama, Ayah, terutama Kakak ku yang terkadang suka Hura Hura.


"Kita ga mungkin ikut campur mengenai Ahmad, apalagi dalam hitungan Hari Mama pasti sibuk membantu memasak hidangan Prasmanan mereka."

"Sebisa mungkin kita tetap melakukan yang terbaik terselenggaranya pernikahan mereka..... Sambil berDoa, semoga Ahmad berubah dan menjadi sosok suami yang baik tak seperti yang Reno lihat tempo hari......" Ujar ayah memberi petunjuk sikap keluarga kami kepada mereka.

"Amiin......" Ucap kami bersama, sambil melirik sepertinya takut dan malu andai aku tau ia pernah diam diam ngGym disana.


Sampai hari H pernikahan antara Tante Verda dan Om Ahmad tiba, sungguh sesuatu yang diluar Dugaan ku yang menjadi Panitia terjadi disana.........

Apalagi saat itu, pertama kalinya aku melihat sisi lain dari mama ku Melinda yang selama ini ku tau Taat ibadah, bersikap lembut, dan keIbuan berubah menjadi sesuatu yang aku sendiri malah merangsang melihatnya........





Bersambung.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd