Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

BAB XXXIX : Hope, Faith and Love



Renata sangat tersanjung setelah mendapat kejutan dari Eka, hari ini tepatnya seminggu menjelang pernikahan mereka, Eka sengaja memberi kejutan bagi Renata dengan membawanya kembali ke Blora, tanah kelahiran mereka, dan selain meninjau unit usaha mereka di kampung halamannya, mengecek kondisi terbaru Hotel Wulandari, mereka datang ke lokasi rumah Renata yang dulu yang sudah dibeli oleh Eka.

Selain bekas rumah yang ditempati oleh Renata, ada beberapa rumah juga yang memang dibeli oleh Eka, sehingga luas tanahnya menjadi 600 m2 dan kemudian lahan itu dibuatkan taman interaktif oleh Eka, sebuah taman yang diberi nama HFL Park, yang artinya Hope, Faith and Love.

Taman interaktif dan juga untuk sarana bermain dilengkapi juga denagn perpustakaan digital yang diberi label namanya Renata, hal ini menjadikan kejutan baginya. Kejutan dan hadiah indah buat dirinya yang hari ini hadir berdua dengan Eka saja, karena Putri harus sekolah, jadi berdua yang datang untuk meresmikan taman itu.

Renata tidak sanggup menahan rasa harunya, rumah yang kini jadi perpustakaan itu adalah tempat dimana dia tumbuh, tinggal dalam suasana penuh kesulitan dulu. Namun dia selalu bahagia ketika itu, bahkan dirumah itulah dia mulai mengayun asa saat dia memulai cintanya dengan Eka, yang kemudian harus terpisah sekian tahun.

Tempat ini melambangkan sebuah cinta yang Endless dan Timeless, begitu kata Eka ke Renata.

Bude Ningsih yang dulu sering membantu bahkan ikut mengangkut barang-barang Renata ketika mereka harus pindah malam-malam, datang hadir dan memeluk tentangganya itu

“nduk....Gusti Allah maha baik..... ngga nyangka..... yah...” pelukan hangat dan airmata haru pun turun dalam pertemuan mereka setelah sekian tahun, dia tahu persis suasana Renata dulu.

“ Rukun terus hingga ajal memisahkan yah, Nduk....” dia membelai kepala Renata yang dibalas dengan anggukan oleh Renata.

Kedatangan Renata kembali ke kampung dia dibesarkan dulu jelas membuat semua tetangganya heboh, kisah cinta dia dan Eka memang diperbincangkan ramai orang terutama yang menegnal mereka, karena banyak orang tahu bagaimana dulu hebohnya kisah mereka dulu yang harus dipisahakn secara paksa oleh orangtua Eka, namun bisa bersatu kembali meski dipisahkan waktu, tentu menjadi terasa indah.

Dan memang Renata nyaris sulit dikenali oleh tetangganya kembali. Transformasinya kalo ini memang sangat berbeda dibandingkan dulu dia masih tinggal disini. Selain penampilannya yang semakin cantik, outfit yang dikenakan calon istri jutawan ini juga membuat ‘kesederhanaannya” terasa berbeda.

“tuh kamu...Mas Eka aja udah jadi orang kaya, ganteng, tetap punya 1 wanita dalam hidupnya.... kamu makan masih numpang sama orangtua saja berani-beraninya pacaran lagi dibelakang aku...”celetuk seorang cewek abg ke pacarnya, yang disambut tawa oleh teman-temannya yang lain.

Kisah endless love mereka memang jadi perhatian, apalagi dengan adanya peresmian taman di bekas rumah Renata, bumbu-bumbu cerita dan kisah beredar dari mulut ke mulut dan di grup whatsapp warga sekitar disitu, seakan-akan sebuah kisah cinta legenda.

Selesai peresmian taman tersebut, mereka sempat berbicara dengan tetangga-tetangga lamanya, saling berfoto, dan Renata yang kini diangkat menjadi co Founder sekaligus ketua Cakrawala Foundation, juga ikut membagikan berkat buat warga dikampungnya tersebut, sumbangan mereka ke mesjid dan sekolah serta masyarakat disekitar tersebut.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Eyang Putri yang ikut bersama mereka meresmikan taman tersebut lalu bilang ke Eka

“ papamu dan mamamu dirumah, nungguin kita...”

“oh...oke.....”

Memang meski satu kota, tapi Eka nyaris tidak pernah ke rumah orangtuanya. Setiap datang ke Blora dia selalu ke rumah eyangnya. Termasuk kali ini dalam rangka peresmian taman yang dia dedikasikan buat Renata, dia sengaja tidak memberitahu mama dan papanya.

“halo Ma...” Renata menyapa mertuanya, mencium tangannya dan kedua pipi kiri dan kanannya. Dia juga mencium tangan mertua lelakinya. Hal yang sama juga dilakukan Eka, dia mencium ibunya dan bapaknya.

“mas mau minum apa?”

“apa yah Yang....dingin deh....”

“ Bapak mau minum apa?” tanya Renata ke mertuanya

“udah...tadi dibikinkan teh manis sama si Mbak....” tolak Abimanyu halus

Mereka lalu duduk di ruangan keluarga tersebut

“darimana Mama ama Papa?” tanya Eka

“tadi pagi ke ranch...balik langsung kesini...” jawab Abimanyu

“soalnya ngga diundang sama yang resmikan taman...jadi kita kita ke ranch aja pagi-pagi...” ujar Ningrum sambil tersenyum

Eka tersenyum, Renata juga tersenyum sambil menunduk, dia hanya ikut apa kata Eka aja

Eyang Putri ikut duduk bersama

“ngga makan, Mas?”

“nanti aja Yang Ti...”

“Eyang masak ikan pepes tuh.....”

“iya Eyang....nanti aja kita makan....”

Renata lalu menyodorkan minuman air mineral yang dikasih batu es buat Eka

“sini sayang....” ujar Eka minta Renata duduk di sampingnya

Setelah berbasa basi sejenak, mereka saling bertanya kondisi, sekolahnya Putri bagaimana, hingga kondisi ranch dan juga sapi-sapi milik Abimanyu yang semakin sehat dan gemuk.

Lalu Ningrum membuka omongan lagi

“Mas, Mama dan Papa itu kaget...kenapa kok dari ulang tahun Putri....sekarang pun kalian datang Papa dan Mama tahunya dari Tari....kok kita ngga dikasih tahu....gitu lho Mas.....”

Eka hanya terdiam

“ jika Mas masih ngambek karena masalah di rumah Tari.... yah Papa dan Mama minta maaf.... bukan maunya Papa dan Mama sebenarnya....”

Eka masih diam mendengarkan saja

“papa juga kaget, laporan dari Kapolres katanya ada permintaan ijin dari Mas Eka ke kepolisian....khan dia bekas anak buah papa dulu di polsek...”

Setelah berdiam agak lama dan membiarkan orangtuanya bicara, lalu Eka membuka mulutnya

“mama dan papa.... rasanya aku perlu sangat tegas sampaikan ke Mama dan papa beberapa hal.....” ucapnya dengan serius

“di ruangan ini....sejarah panjang buat aku....juga buat Renata... Papa pukul aku dulu disini....papa usir aku juga disini...papa juga usir Rena disini.....dan Mama mendiamkan semua itu, seperti mengamininya” suara Eka agak parau

“makanya kenapa aku ngga rubah ruangan ini...... karena sejarah manis dan pahit ada disini.....”

Suasana langsung diam, Abimanyu dan Ningrum juga terdiam

“tapi ngga ada sedikit pun aku... bahkan Renata juga mendendam semua ini.... meski aku lebih banyak besar dengan YangTi...tapi aku hormat dan sayang ke papa dan mama....karena orangtuaku....”

“waktu terus bergulir.... aku bisa menemukan mereka lagi.....dan situasinya sudah berbeda sekarang.... aku pikir suasana hati Papa dan Mama juga berbeda dengan yang dulu.....tapi yah aku kaget...siangnya mama dan papa ketemu Renata dan Putri... tapi malamnya malah ikut ngumpul dengan adik-adik Papa semua di rumah Tari......aku kecewa aja....”

Ningrum terdiam sesaat lalu bersuara

“ngga seperti yang Mas pikir....mama dan papa kesana itu hanya mengikuti undangan Dek Naya...katanya ada yang mau ditanyakan ke Mas Eka....bukannya ngga setuju.....”

Eka menggelangkan kepalanya perlahan

“kami karena diundang saja.... mereka sampaikan kalau mereka kecewa.... tapi Papa dan Mama ngga ada merasa demikian.... keputusan Mas Eka itu kami dukung.....” lanjutnya lagi

“khan yang mau nikah Mas.... kita orangtua ikut aja....” sambut Abimanyu sedikit rendah nadanya

Meski agak kesal dengan Papa dan mamanya, namun Eka berusaha tenang dan tidak ingin marah, ditambah Renata yang membelai punggungnya, seperti mengingatkannya untuk tidak lepas kontrol dengan orangtuanya.

Eka lalu melanjutkan

“masalah papa dan mama atau keluarga ngga setuju.... bukan masalah lagi buat aku... aku tetap akan menikah dengan Renata....”

Semua terdiam

“Putri adalah bagian hidup kami....dan dia cucu mama dan papa juga....satu-satunya... jika masih belum ikhlas juga, ngga apa2 buat aku....” mata Eka kini agak berkaca kaca

“ngga Mas...mana mungkin kita mengingkari itu.... jangan cuma karena salah paham di rumah Tari lalu Mas menyimpulkannya demikian....” tukas Ningrum

Renata kembali menatap ke Eka, senyuman manisnya seperti air dingin ditengah kemarau buat Eka

“makanya Papa dan Mama kesini supaya silang pendapat dan syak sangka seperti ini bisa kita luruskan bersama...”

Wulandari juga menasehati Eka

“iya Mas.... sudahlah.... kalian fokus dengan persiapan kalin saja yah...”

“iya Mas, semua juga pada nanya...keluarga Mama juga pada nanya...dimana dan kapan... kok hari bahagia ngga ada kabar-kabarnya ke kita semua....” ujar Ningrum lagi

“kita nikahnya juga sederhana kok.....”

“sederhana....?? ini momen sekali seumur hidup Mas....” ujar Ningrum

“ngga lah Ma.... Renata juga maunya acaranya kecil aja kok.... kita pesta kecil aja orang terdekat....”

Ningrum lalu diam, airmatanya mulai menetes di ujungmatanya

“gini Mas... ini khan momen yang ngga terjadi selalu... ini momen yang sekali dalam hidup kita.... Mama kok sakit dengarnya yah... anak laki-laki Mama, menikah dan kita sebagai orangtua ngga dilibatkan....” sambil mengusap airmatanya yang mulai turun

“ Mas anak laki satu-satunya... mau menikah, tapi katanya bukan Papa dan Mama yg akan dampingi.... emang sehina ini Mama dan Papa dimata Mas sampai kita ngga dilibatkan?”

“atau apa pertimbangan Mas....apa kita ngga dianggap sebagai papa dan mama lagi?? “

“Sakit rasanya mendengar cerita demikian..... salah-salahnya papa dan mama khan kami ini orangtua kamu, Mas.....”

Eka dan Renata terdiam mendengar kata-kata Ningrum, Wulandari lalu masuk berbicara

“Ningrum dan Abi.... kalian sebenarnya yang aneh... bukannya Mama mau bela cucu Mama... tapi kalian bukan bicara baik-baik malah kasak kusuk dibelakang... jadinya dia pun jadi parno dengan kalian....”

Ningrum yang masih sesunggukan menyahut

“tapi aku kan ibunya dia Ma....”

“ya Abi juga bapaknya.... tapi yang ngusir dia berdua siapa?”

Ningrum dan Abimanyu gantian yang terdiam

“ada trauma lama yang sebenarnya sudah mulai padam, tapi kalian bangkitkan lagi.... makanya Eka waspada dan pasang kuda-kuda untuk itu..... itu sebabnya saya bilang kalian coba bicara dengan baik... kalian berpikir cuma selama ini baik-baik saja, akhirnya muncul masalah seperti ini yah begini jadinya”

Ningrum hanya bisa terdiam mendengarnya. Dia memang menyadari banyak salah paham terjadi selama ini, kedekatannya dengan Eka sebagai anak seperti berjarak, berbeda dengan kedekatan Wulandari dengan cucunya yang sangat dekat dan serba terbuka.

Setelah sudah agak tenang, Ningrum lalu kembali bertanya ke Eka dan Renata

“keluarga besar bagaimana? Mereka ngga dilibatkan?”

“yah...semua tergantung keluarga....maunya apa... kalau masih mau unjuk rasa dan aneh-aneh...mending ngga usah datang....”

“ngga lah Mas.... Cuma memang kemarin itu Dek Naya sempat nanya, apa bisa keputusan untuk Jesica dipertimbangkan.... dia khan bukan orang lain buat kamu, Mas....”

Eka tertawa kecil mendengarnya

“justru dia harusnya udah lama kita pecat.... adik tapi ngga bisa jaga diri.... suka-suka hati... malah menghina keponakannya sendiri.... kurang ajar kayak begitu....”

“Ngga mungkin Mas.... salah dengar atau salah paham kali....”

“salah paham? Buktinya sudah sangat jelas begitu.....”

Renata kembali menyadarkan Eka

“sudahlah ma...aku juga ngga gila kok...aku kasih ruko di Bandung buat dia buka usaha, perlu modal juga aku bantuin... tapi untuk di unit kami lagi.... maaf ngga bisa...”

Wulandari kemudian menengahi

“masaalh ini biar lah berdasarkan aturan perusahaan yang menanganinya...”

“iya Yang Ti... khan kita juga ada prosesnya...”

“ Om kamu Adit juga katanya kamu kasih warning, Mas...?” tanya Abimanyu

Eka tertawa kecil

“Pah...apa aku telihat sudah gila mau kasih warning ngga ada masalahnya?? Karena masih ingat Om Adit orangtua aja makanya ngga aku pecat.... berkongsi dengan pihak lain menjerumuskan piring nasi sendiri itu apa namanya?? Kalo ngga ingat dia Om sendiri sudah lewat juga kali.....” agak emosi Eka menjawabnya

“yang jelas Om Adit sekarang sudah bukan Om Adit yang dulu....” tukas Eka meski dia enggan merinci masalah perselingkuhan Omnya itu.

“sudahlah, masalah aturan di perusahaan itu masalah intenal... karena aku ngga mau bawa-bawa masalah keluarga ke dalam perusahaan...begitu juga sebaliknya....”

Ningrum lalu memotong

“kalau begitu adik kamu ngga salah kok diomelin juga....”

“Tari?? Selama dia masih bisa bedakan aku sebagai pimpinan perusahaan dan sebagai mas nya dia, yah harusnya aman-aman saja... tapi jika dia sudah mulai lupa akan itu, wajib aku negur dia...”

Kembali senyap diruangan itu

Renata yang dari tadi hanya diam menyimak pembicaraan mereka, kini dia ingin bicara mumpung ada papa dan mamanya Eka, dan kemudian Renata lalu buka suara

“ Bapak dan Mama Ningrum.... maaf yah kalo saya lancang bicara..... saya juga mohon maaf jika kehadiran saya dan Putri malah terkesan jadi buat kekacauan di keluarga..... saya minat maaf sebelumnya...”

“tapi, saya juga tidak terima dengan tuduhan Mbak Jesica yang bilang saya bisa dengan siapa saja karena selama 13 tahun tidak bertemu Mas Eka.....”

Dengan suara agak parau dia melanjutkan

“saya berani sumpah.... bahwa Cuma Mas Eka pria satu-satunya dalam hidup saya.... bahkan dalam 13 tahun kami terpisah.... berpikir untuk buka hati ke pria lainpun saya tidak pernah.... buat saya yang penting bisa makan, anak saya bisa sekolah dan kuat.... dan saya selalu pegang janji Mas Eka yang akan datang jemput saya dan Putri.....” matanya kembali agak berkata, dia sentimentil sekali jika membahas masa sulitnya dia dan Putri

“saat Mas Eka datang bertemu Putri dan saya.... itulah hal terindah buat saya.... meski Putri mungkin anak haram karena lahir diluar pernikahan.... tapi dia cucu Bapak dan Mama.... dia anaknya Mas Eka.... saya ngga pernah dengan pria manapun“ sambil menahan tangisnya

Semua terdiam mendengar ucapan Renata

“Mas Eka menikahi saya itu bagi saya bonus dan impian saya dari dulu.... tapi yang terpenting ialah Putri sudah bertemu papanya..... karena cuma itu kerinduan dia selama ini..... saya dan Mas Eka mungkin sudah salah ke Bapak dan Ibu.... ke Yang Ti... tapi Putri ngga salah apa2.....” terbata suara Renata mengucapkan kalimat itu

Setelah agak tenang dia melanjutkan

“saya hanya bisa berjanji bahwa saya berusaha, saya belajar banyak untuk bisa berusaha mengimbangi Mas Eka.... karena saya mau kasih yang terbaik buat Mas Eka... buat keluarga besar.... karena saya tahu pasti saya kan dibanding bandingin nanti dengan banyak wanita yang coba mendekati Mas Eka.... saya ngga mau buat Mas Eka malu punya istri seperti saya yang hanya bisa diam dan shopping mengahbiskan fasilitas dari suami”

Eka mengelus pundak Renata

“saya ngga mungkin menghancurkan apalagi merampas seperti yang dituduhkan ke saya.... siapalah saya ini sampai bisa melakukan itu? Bisa dicintai dengan luarbiasa oleh Mas Eka saja sudah jadi berkat yang luar biasa buat saya......”

Ningrum lalu mendekati Renata....

“Ngga sayang..... mama dan papa ngga pernah berpikir demikian kok.... kami semua ingin yang terbaik buat Eka dan juga buat Putri.....”

Renata menganggukan kepalanya, dia lalu dipeluk oleh mertuanya dengan erat

“ ya sudah.... kita sudahi saling salah paham diantara kita.... Mama dan Papa juga jika ada salah dalam tindakan dan kata-kata, minta maaf ke kalian sebagai anak.... semoga persiapan minggu depan lancar....” ujar Ningrum

Dia lalu dengan sedikit merajuk bicara ke Eka dan Renata

“mas, baju ama jas papa gimana? Kita belum ngukur lho....”

Eka tersenyum mendengarnya.

“besok ke Jakartalah, nanti kita minta express jahitnya.....”

Ningrum dan Abimanyu menganggukan kepalanya, mereka lega akhirnya bisa menyelesaikan salah paham yang berkepanjangan selama ini.

“pah...siap-siap, kita ke Jakarta besok...”

Abimanyu tersenyum lebar

“ayolah......”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd