Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

BAB XXXVII : Ikut Irama yang dimainkan



Penampilan The Kick’s benar-benar membuat semua yang hadir di Ulang Tahun Eka Putri Perdana kali ini merasa happy, termasuk teman sekolah putri dari Cakrawala Bangsa dan juga Rany dan Tania. Putri sangat bahagia diberi kejutan band favoritnya dia oleh Papanya. Dia bahkan secara khusus menyampaikan terima kasih buat surprise dari Papa Eka buat dirinya saat ditanya oleh MC.

Pesta mewah dan makanan berlimpah seakan menunjukan otot finansial Eka kali ini. Foto dia bertiga dengan Renata dengan pakaian yang senada, juga diikuti foto berlima dengan Tari dan Eyang Putri, dan tdiak terlihat anggota keluarga Eka yang lain hadir. Bagi Eka lebih baik demikian daripada datang tapi malah buat ribut.

Semua yang hadir sangat berbahagia, dan Renata meski dia senang melihat anaknya bisa berulang tahun namun ada rasa kecewa karena mertuanya tidak datang, padahal mereka sehat dan ingin datang. Mamanya hanya mengirimkan doa, karena masih sakit dan kini mereka sudah pindah ke daerah pinggiran kota di Malang, Mamanya kini tinggal dengan kakeknya dan neneknya Warsini. Mereka tidak bisa berjalan jauh, sehingga memilih dirumah saja dan mungkin akan datang jika Renata menikah dengan Eka nanti.

Karyawan Eka dan anak-anak mereka yang seumuran juga datang ke pestanya Putri, termasuk Manda dan anaknya, Reza dan istrinya juga hadir di acara tersebut. Putri tidak henti hentinya menebarkan senyuman ke teman-temannya yang hadir.

Bu Nenny dan Bu Surti, sibuk foto-foto dengan artis yang hadir, dan juga share semua momen di IG, FB bahkan di status WA mereka. Suatu momen yang jarang mereka bisa dapat selama ini, datang ke pesta, gratis tiket, dibelanjain oleh Renata dan ikut pesta seheboh ini. Putri yang mereak pandang sebelah mata selama ini ternyata memang anak seorang milyarder.

Saat pesta sedang berlangsung, asistennya Reza tiba-tiba menghampiri Reza, berbisik sejenak. Reza lalu menghampiri Eka yang sedang disuapi oleh Renata.

“boss... kita ke ruangan meeting sebentar” bisik Reza

Eka menganggukan kepalanya. Dia lalu pamit sebentar sama Renata, ada pembicaraan penting yang dia dan Reza harus bicarakan. Mereka lalu berjalan keluar dari ballroom, trus masuk ke ruang meeting di lantai 2.

“boss, Pak Tua marah besar....Haji Ilham juga....” lapor Reza

“kenapa?”

“shipment mereka bermasalah semua...” ujar Reza lagi

“bermasalah dimana?”

“3 kapal tugnya di tahan KSOP... tadi siang PSC naik dan periksa, semua 3 kapal bermasalah, banyak serifikat mati, abk nya juga banyak serifikat palsu dan ngga disijil, dan parahnya lagi, satu kapal sedang overhaul, minyaknya sisa di bilges dibuang ke laut saat overhaul, langsung didetain sama PSC”

Eka tersenyum

“Trus?”

“mereka lobi kiri kanan, sampai keatas, bahkan sampai ke dewan..”

“bukan masalah dengan kita khan?”

“secara tidak langsung iya, tapi tudingan yang bermain dibelakang ini kan ke kita boss...”

Eka kembali tersenyum

“mereka sekarang lagi coba urus sertifikat kapal yang mati, masalahnya jika urus dipusat harus ada rekomendasi dari KSOP lokal”

“bisa mereka urus dong”

“bisa, masalahnya rekomendasi dari KSOP lokal ini sulit mereka dapat...” ujar Reza tersenyum

“karena?”

“khan kepala KSOP lagi kita umpetin ke Bangkok sekeluarga....makanya minta duit ama lu kemarin itu...”

Eka tersenyum melihat mafianya Reza

“gila....demurage dong mereka??”

“iya...kapalnya memang yang kena... tapi khan muatan akan ketunda nyampenya....biayanya akan lumayan untuk cover itu....”

“wow....”

“dan Pak Tua telp gue berkali kali, ngga gue angkat....dia nelpon lu juga kayaknya..”

“gue belum cek hape gue....”

Tiba-tiba asisiten Reza menghampiri mereka

“boss, Pak Juniver lagi otewe kesini...”

Mereka berdua kaget

“buset, niat amat dia ke kita....”

Eka lalu bertanya ke Reza

“gimana?”

“kita hadapin Boss....”

“mau ketemu aja kan dia?

“iya sih Boss, tapi anak-anak gue suruh standby aja...”

“Ngga lah Za... paling dia datang mau klarifikasi...”

“bukan gitu boss...ini bicara omset ratusan milyar yang sedang di pertaruhkan saat ini....”

Eka membenarkan dalam hatinya

“oke.... panggil gue kalo dia sudah nyampe....”

“siap Boss....’

Eka lalu keluar lagi dan berjalan ke arah ballroom lagi, sementara Reza segera memanggil asistennya, berkoordinasi dengan yang lain, termasuk memastikan keamanan berlangsung baik. Dia juga meminta Hendra Rinaldi. Direktur utama Cakrawala untuk segera merapat. Pasukannya Reza baik yang militer maupun yang pasukan bodrexnya, terlihat siaga di hotel, meski mereka membaur, tapi kewaspadaan mereka tetap mereka jaga.

Dan benar,tidak lama kemudian 3 mobil Fortuner, LandCruiser dan rubicon merapat di lobby hotel Polaris, dan assisten Reza menjemput rombongan itu, lalu mengajak mereka ke lantai 2 tempat VVIP meeting room. Juniver ditemani asisitennya dan 2 pengawal naik keatas, 3 orang lagi berjaga dibawah.

“silahkan Pak, Pak Eka dan Pak Reza segera kesini”

Juniver tanpa menjawab langsung duduk.

3 orang penting di Cakrawala nampak bergegas naik tangga ke lantai 2, pesta anaknya dia tinggalkan sebentar, 4 orang pengawal ikut dari belakang, dan pintu ruang meeting kemudian dibuka.

“selamat sore Bang.... “ Eka menyalami Juniver, memeluknya sejenak, lalu dia mengambil tempat duduknya. Sportif sekali dia meladeni abang bisnisnya ini.

Reza juga demikian, menyalami Juniver lalu duduk di sebelah Eka.

“acara ngga ngundang-ngundang?” tanya Juniver

“ultah anak Bang....”

“putri? Wah...selamat ulang tahun.... nanti selesai ini gue turun ke bawah sekalian mau nanya kado apa yang dia mau...”

Mereka tertawa bersama sesaat. Lalu

“hmmmm kayaknya penting sekali Abang ini kesini...” buka Eka

“oh iya...pasti...”

“jadi... kita berlima saja, atau?” tanya Reza, soalnya selain 2 pengawal Juniver, ada 4 orang juga pengawalnya Eka dan Reza.

“oke, kita berlima aja” sambil memberi kode ke anak buahnya untuk menunggu diluar.

“langsung aja yah Ka....” ujar Juniver

“ini masalah shipment yang sedang jalan, khan pemilik site komplain ke gue masalah ini, dia merasa disabotase lah....”

“disabotase gimana....??” tanya Reza

“yah...gue rasa kalian sudah tau lah....”

“belum Om...” ujar Reza

“aih....jangan pura-puralah ama abang lu ini....” senyum Juniver ke arah Eka

“bukan Pak, masalahnya ini khan bukan di pelabuhan yang kita kelola, trus juga bukan shipment kita....malah kata Bapak kan dari paguyuban lain.... “ ujar Hendra

“makanya kita kaget kok Om tanya ke kita....” timpla Reza

Eka lalu memberi kode ke Reza dan Hendra untuk membiarkan Juniver menyelesaikan kata-katanya dulu

“memang betul ini bukan pembeli dari paguyuban kita, tapi khan pemilik sitenya termasuk dari paguyuban kita juga, makanya kita wajib melindunginya....” sambung Juniver

Reza benar-benar kesal dengan gaya Juniver yang berputra putar. Sejak kapan pemilik lahan masuk ke dalam asosiasi atau peguyuban sesama trader.

“kapal yang lagi loading disana, hari ini diperiksa oleh Port State Control, dan semua tiga-tiganya ditahan.... ini khan bukan suatu kebetulan....” ujar Juniver

Mereka terdiam sesaat

“KSOP hilang katanya lagi cuti....mau extend surat kapal harus ada rekomendasi dari kepala KSOP, 3 hari lagi baru muncul katanya, sedangkan besok kapal harus jalan dan kalau lewat dari laycan chartering bakal kena demurage....” lanjutnya lagi

Reza lalu memotong

“itu khan resiko mereka, kenapa charter kapal tanpa survey kelayakan dokument dan lain-lain, dan harusnya dari asuransi khan ada survey juga....”

“ C’mon Reza.... lu kayak anak baru aja bicara begini....” potong Juniver

Eka yang dari tadi hanya mendengar lalu bicara

“Trus....maksud Abang ini gimana.....apa yang harus kita lakukan....”

Juniver diam sesaat

“maksud gue...kita ini khan main di kolam yang sama....hindarilah salah paham seperti ini.....” ujarnya dia

“salah paham apa yah?” tanya Eka

“Ka.... ini khan bukan suatu permainan baru....kita sama-sama tahulah....”

“iya Bang....taruhlah ada yang bermain...khan diluar konteks kita di paguyuban....”

“tapi ini jadi bola liar dan gue bisa kena tegur....”

Eka memegang kepalanya yang tidak gatal, lalu Reza bertanya lagi

“ trus gimana jadinya ini, Om?”

“jadinya gimana maksud lu....” tanya Juniver tajam

“iya...Om sampai kesini, hari Sabtu dan bahas yang diluar paguyuban kan artinya ada yang serius disana... “

“Betul Za... maksudnya mari kita jangan ganggu jalan oranglah...”

Reza geleng-geleng kepalanya

“kita ngga pernah ganggu jalan orang Om....”

Juniver tersenyum sinis

“Iyakah.....?? emang gitu Eka?? Tanya dia ke Eka

Eka tersenyum tipis

“saya rasa saya setuju dengan Reza, Bang......”

“setuju apa nih?” tanya Juniver

“itu bukan urusan kita, dan kita juga ngga ngurus....” ujar Eka

“ gue harap itu bener....tapi kalau gue nemu di lapangan lain.....wah, ini ngajak ribut namanya....” suara Juniver sudah mulai berbeda

Hendra yang sedari tadi berdiam diri, memilih tidak bicara kecuali dia ditanya

“Aji... coba apa temuan lu di lapangan...” perintah Juniver ke asistantnya

Aji membetulkan kacamatanya, lalu menjawab

“ kita dapat info katanya ada yang menggerakin PSC dan KSOP untuk periksa kapal....”

“trus...?? hubungannya apa?” tanya Reza

“ini indikasi yah..sekali lagi indikasi... belum confirm.... katanya yang menggerakan itu dari trader yang kalah tender.....” tutur Aji

“siapa tuh?”

“tradernya?”

“iya dong....”

“kata info di lapangan ada instruksi dari Bang Reza.... secara KSOP seniornya Bang Reza....” tutur Aji telak

Reza hanya tersenyum dan tertawa kecil

“pertama, kita ngga ikut tender apa2....kita hanya renegosisasi dan kedua kita ini siapa bisa perintahkan kepala KSOP dan Port Sate control?”

Lanjutnya lagi

“kapalnya yang diperiksa memang bermasalah....trus kenapa kita yang dituduh....?” tanya Reza dengan tenang

“Lu ngga usah tensi kalo merasa ngga melakukan....” sindir Juniver

“memang ngga Om....”

“yah semoga saja ngga..... soalnya kalau sampai ketahuan itu ada yang bermain dibalik semua ini, gue ngga segan2 untuk gebuk....” suara ancaman dari Juniver.

Eka dan Reza hanya tersenyum mendengarnya

“Om...di kantor Om juga banyak senior dan junior saya.... pergaulan Om juga khan sudah high level... kalo Cuma KSOP khan cincai lah.... ngga perlulah nuduh2 kawan...” Ujar Reza

“gue ngga nuduh....tapi laporan di lapangan demikian... dan gue ngga suka jika ada kawan bisnis yang main belakang gitu.....kita khan sama-sama cari makan....”

Eka kembali tersenyum

“ngga lah Bang, saya rasa kita punya etika lah dalam bertindak...”

Juniver kembali bertanya ke Eka

“trus satu lagi nih...gue dengar kalian ada mau kerjasama dengan Haji Basri, untuk shipment berikut, dan dengar2 juga contract kalian akan segera jalan 3 tongkang yang 300 feet.... hampir 100.000 ton katanya untuk sebulan kedepan....”

Eka menatap ke Reza dan tersenyum

“karyawan saya perlu makan Bang...” jawab Eka tenang

Juniver mukanya agak memerah

“tadi lu bilang masalah etika....tapi ini aja etika sudah lu langgar... apalagi cuma etika masalah sabotase tongkang??”

“etika yang mana Om?” tanya Reza

“udahlah....jangan basa basilah kita.... cara lu dengan trading sama Basri yang nota bene diluar paguyuban approval khan ngga ada etika...’ tandas Juniver

Eka yang agak mulai panas juga pun akhirnya terpancing

“trus kemana paguyuban saat pemilik site minta renegosiasi dengan harga yang gila-gilaan?” tanya Eka

“oh kalo itu diluar kendali gue, Ka.... khan gue bilang lu nego ama mereka...lu ngga bisa nego yah jangan salahin paguyuban dong...” kelit Juniver

“tapi dengan tidak adanya kepastian harga yang dicapai boleh dong kita cari lahan lain?”

“boleh...tapi diskusi dengan paguyuban....dengan gue doang.... alus kata, ngomong ke gue..... permisilah.... bukan main tanda tangan tanpa sepengetahuan gue.... ini makanya kenapa gue curiga kalian juga yang sabot nih barang....hal beginian aja kalian berani di belakang gue....” emosi Juniver mulai naik

“diskusi apa Om? Saya sudah dua kali kontak Om....kontak Aji juga minta waktu saya ama Hendra mau menghadap bahas masalah ini...Om bilang tunggu pemilik lahan lain lah...” potong Reza

“iya tunggu pemilik lahan....bukan lu cari pemilik lahan diluar sepengetahuan gue....” bentak Juniver

“sabar Bang....” tenang Eka

“bukan masalah sabar....lu ingat dong pertama siapa yang ajak lu main beginian...gue yang bawa lu, Ka... jangan giliran lu merasa udah berduit trus lu sesuka hati mau cari pemilik lahan dibelakamng gue..” sengit suara Juniver

Eka tersenyum lebar

“Bang.....memang betul pertama saya datang ketemu dan join ama abang....tapi kita datang ngga tangan kosong... saya dan Kevin datang bawa uang.....” balas Eka dengan dingin

“ dan kami dengan paguyuban juga ngga gratis, kita bayar per ton juga....sesuai kesepekatan kita...”

“iya tapi cara lu begini dimana lu hargain gue....???”

“kantor saya karyawannya perlu makan Bang...perlu bayar listrik dan lain-lain... ngga bisa kita tunggu yang ngga jelas...”

Juniver geleng-geleng kepala

“Gila... ngga nyangka gue yah.....lu bisa kayak gini....”

Sambungnya lagi

“jangan salahin kita kalau di lapangan akan ada gesekan yah......” ancam dia lagi

Reza tertawa kecil

“ Bang, jangan standar ganda kayak begitu...buyer lain diluar paguyuban beli abang bilang resiko bisnis....kita beli dari pemilik lahan yang ngga abang kenal, abang bilang ngga lapor ke paguyuban...”

“emang itu resiko pasar ada gejolak seperti itu, ka.....”

“oke...ngga ada masalah buat kita....dan asal abang tahu, dari awal kita selalu patuh dengan aturan dengan iuran dan juga yang lain...bahkan saat cargo kita direject di Halmahera, saya tetap bayar sesuai dengan perjanjian meski saya harus nombok...bahkan ke paguyuban saya tetap bayar....ini yang saya bilang saya hargai teman dan sahabat....”

“iya tapi khan Cuma karena site owner kali ini ngga mau jual lu udah jadi Yudas....”

Eka kali ini emosi mendengarnya, Reza memberi kode untuk kalem

“Om.... saya kagum lho sama kecepatan akses Om hingga tau detail quantity dan juga shipment yang mau kita handle....”

“come on Za...small world lah....”

“ngga Om.... detailnya itu kita hanya sedikt yang tahu....”

“trus?? Lu nuduh gue ngehack sistem lu..” ketawa licik Juniver seperti menertawakan Reza

“ngga Om... jujur, orang komersial yang tahu masalah ini sudah kita terminated....” ujar Reza serius

“ngga perlu lewat kalian juga ada yang yang menyampaikan itu ke gue...”

“betul...makanya kita pecat orangnya...” ujar Eka serius

Juniver tersenyum lagi

“itulah hebatnya lu berdua, mecatin orang yang kalian sudah pekerjakan tenaganya.....”

Eka hanya menggelengkan kepalanya

“Bang, kita jalan sebagai sahabat...biar bussines remain as bussines... “

“ngga gitu Ka....masalah pengkhianatan lu ini akan besar dampaknya...apalagi kalau sampai kita ketemu bahwa kalian yang bermain di balik demurage ini....kalian akan tahu berhadapan dengan siapa....” ancam Juniver

Reza dengan dingin kini menatap wajah Juniver

“Om, jangan kayak bocah kita dibuat sama Om... kita juga tahu permainan Om selama ini....Cuma Eka selalu bilang supaya kita respek sama Om.... “

“maksud lo?”

“yang hadir di meeting dengan pemilik Segitiga Mas dan menyetujui mereka untuk berani naikin harga siapa?”

Juniver kaget pertemuan sebegitu rahasianya bisa terdeteksi oleh mereka

“kami masih diam Om.....”

“tapi saat Om juga diam malah terkesan merestui tiga-tiganya meminta renegosiasi dan Om juga merestui mereka jual ke orang lain....disitu kami kecewa....” pungkas Reza

“itu bisnis .....

“makanya mari kita tetap taruh ini semua di koridor bisnis, Bang...” Potong Eka

Kali ini dengan serius Eka bicara

“jika Abang anggap kami hanya diam dan takut sama Abang....itu salah besar.... kami menghormati, tapi jika kami dianggap hanya sapi perah....sorry Bang....”

“semua langkah yang Om lewati setelah kami tahu Om tikam kita, sudah kita antisipasi.... termasuk kita pecat yang membocorkan rahasia di dalam.....jadi mari kita saling menghormati urusan kita masing-masing...”

Semua terdiam sesaat

“gue ngga bisa garansi jika ngga akan ada gesekan, Eka....”

“Abang bisa kendalikan kok....tapi kalo abang mendiamkan atau mungkin ikut dorong mereka pun....kami akan siap menghadapi....” tegas suara Eka

“saya tidak akan ganggu bisnis siapapun, tapi saat periuk nasi saya disenggol dengan sengaja, saya juga tidak akan tinggal diam....”

“lu ngancam gue?”

“ngga lah....mari kita jalan sebagai pebisnis Bang.... abang dapat cuan, kita pun demikian.... suatu hari nanti kita ada bisnis yang sama-sama kita bisa kelola, mari kita duduk bicara...tapi jangan bawa paguyuban untuk tekan kami...” lantang Eka berbicara

“waduh...anak kemarin sore ngga tau tingginya gunung.....”

Eka dan Reza hanya tersenyum mendengarnya

“gue ngga jamin masalah ini akan berhenti disini Eka....” ujar Juniver

Reza terawa kecil

“Om, salah besar jika Om mengangap kita ini anak kemarin sore yang hanya duduk dan dengar apa instruksi Om.... jika Om diam...kita pun smooth...tapi Om maksa....kita akan lawan...” ujar Reza

“mari kita jalani semua bisnis kita seperti biasa saja Bang.....” timpal Eka

“setelah pengkhiatan ini dan penhinaan ini lu bilang jalani seperti biasa?” emosi Juniver

Eka menggelangkan kepalanya

“sudahlahn Bang.....meeting kita ini ngga akan ada titik temunya....”

“yah...karena kalian licik....”

“Om.... haduh....saya hormat sama Om sebagai orangtua...tapi entahlah apa yang bikin Om gelap mata... saya kasih tahu yah....semua set up ini dari awal hingga sekarang kami semua tahu... secara langsung Om memang tidak terlibat....tapi restu Om yang merubah semuanya....” agak keras suara Reza...

“Om main cantik...kita ikut...Om main sadis di belakang, jangan salahin kita juga...”

“lu udah memicu perang ama gue....”

Reza tersenyum manis.

“Om....sudahlah.... let we do our bussines as normal....seperti yang Eka bilang....”

Reza lalu memencet ponselnya sejenak

“Om boleh cek wa Om....”

Juniver membuka wa nya, ada pesan dan foto yang dikirim. Dan betapa kagetnya dia melihat foto tersebut

“Om boleh bayangkan jika Tante Salma, atau Opa Marcel melihat foto indah itu....”

“lu mo meras gue....”

“hahahahah...jauh Om...kita ngga meras....tapi kita warning Om....kalo Om main keras, kita juga siap.... dan foto Om berdua keluar dari kamar bahkan vidionya juga ada di kita....” ujar Reza dengan lembut

“bajingan emang lu....” geram Juniver, dia seperti ingin memukul Reza

“sudahlah Bang....entah wanita itu atau Abang yang menggunakan dia... yang jelas kita kecewa kenapa Abang tikam kita....makanya yang terlibat semua kita singkirkan......” ujar Eka dengan dingin

“lu akan terima nanti akibatnya....” suara Juniver mengancam

“ayo Ji.... ngga pantas kita berbisnis dengan manusia macam mereka ini....” dia lalu berdiri dan mengajak asistennya untuk keluar dengan buru-buru.

Hendra hanya terkaget dan terdiam selama meeting berlangsung, dia melongo melihat saling ancam diantara mereka.

“gimana Za??” tanya Eka setelah Juniver dengan marahnya berlalu dari ruang meeting ini.

“aman sih Boss.... dia khan paling takut sama bininya dan mertuanya....” jawab Reza sambil tersenyum.

Eka juga demikian mikirnya.

“iya...kita pantau apa langkah dia selanjutnya....gue rasa dia akan berpikir....tapi setidaknya dia ngga akan gegabah...terlalu besar bisnis dan reputasinya dia pertaruhkan jika dia memaksa untuk hantam kita....” ujar Eka

‘Oke Bos....ayolah kita...kasian mereka sudah menunggu dibawah...”

“oke...thanks Za.... Hendra makasih juga....”

“siap Pak...”

Eka dan Reza lalu turun ke ballroom kembali, suasana sudah mulai agak sepi karena tamu-tamu sduah pada pulang. Eka lalu menghampiri Renata dan memeluknya dari belakang.

“lho...Mas dari mana..?”

“ada Pak Juniver tadi datang...”

Renata agak kuatir

“sudah? Aman?”

Eka tersenyum

“aman sayang.....”

“puji Tuhan.....”

“pulang yuk.....” bisiknya Eka

“ih...masih ada tamu...” Renata bisa membaca tatapan mesum Eka

“iya...khan ngga mungkin kita tungguin sampe semua tamu pulang.....”

Renata tersenyum

“ayang cantik banget deh....’ bisik Eka lagi

“hmmmm...jadi kurang cantik selama ini...?” sambil senyum menggoda

“cantik....makanya pengen ajak pulang....”

“mas ih...ngaco....” dia tahu apa yang dikepala Eka

“udah dikasih semalam juga, pagi juga dapat.....”

“iya...tapi pengen lagi.....”

Renata tersenyum melihat Eka yang lagi sange, memang busana Renata hari ini membuat dia terlihat anggun sekali

“atau mau aku tarik ke suite room sekarang?” bisik Eka

“ih...ntar lagi enak2 ditelponin Putri...Mas kayak ngga tau aja pacar kecil Mas itu....ngga bisa lihat Papanya ngilang dikit....”

Eka tertawa dengan lebar, pelukannya dilonggarkan lalu dia berjalan menuju ke anaknya yang melambaikan tangannya dari dekat panggung ballroom.



NOTE :

KSOP : Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan serta pengaturan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara komersial.

Demurage : adalah denda atau kompensasi yang dibayarkan kepada pemilik kapal akibat keterlambatan muat atau bongkar muatan

Laycan Chartering : singkatan dari laydays and cancelling days, yaitu tanggal/hari tercepat dan terlama untuk kapal dimuat di pelabuhan atau tempat jangkar

PSC : Port State Control yang selanjutnya disingkat PSC adalah pengawasan negara terhadap kelaiklautan dan keamanan kapal yang masuk di wilayah pelabuhan guna memastikan pemenuhan persyaratan sesuai dengan ketentuan
 
Terakhir diubah:
BAB XXXVIII : Ikut Irama yang dimainkan



Penampilan The Kick’s benar-benar membuat semua yang hadir di Ulang Tahun Eka Putri Perdana kali ini merasa happy, termasuk teman sekolah putri dari Cakrawala Bangsa dan juga Rany dan Tania. Putri sangat bahagia diberi kejutan band favoritnya dia oleh Papanya. Dia bahkan secara khusus menyampaikan terima kasih buat surprise dari Papa Eka buat dirinya saat ditanya oleh MC.

Pesta mewah dan makanan berlimpah seakan menunjukan otot finansial Eka kali ini. Foto dia bertiga dengan Renata dengan pakaian yang senada, juga diikuti foto berlima dengan Tari dan Eyang Putri, dan tdiak terlihat anggota keluarga Eka yang lain hadir. Bagi Eka lebih baik demikian daripada datang tapi malah buat ribut.

Semua yang hadir sangat berbahagia, dan Renata meski dia senang melihat anaknya bisa berulang tahun namun ada rasa kecewa karena mertuanya tidak datang, padahal mereka sehat dan ingin datang. Mamanya hanya mengirimkan doa, karena masih sakit dan kini mereka sudah pindah ke daerah pinggiran kota di Malang, Mamanya kini tinggal dengan kakeknya dan neneknya Warsini. Mereka tidak bisa berjalan jauh, sehingga memilih dirumah saja dan mungkin akan datang jika Renata menikah dengan Eka nanti.

Karyawan Eka dan anak-anak mereka yang seumuran juga datang ke pestanya Putri, termasuk Manda dan anaknya, Reza dan istrinya juga hadir di acara tersebut. Putri tidak henti hentinya menebarkan senyuman ke teman-temannya yang hadir.

Bu Nenny dan Bu Surti, sibuk foto-foto dengan artis yang hadir, dan juga share semua momen di IG, FB bahkan di status WA mereka. Suatu momen yang jarang mereka bisa dapat selama ini, datang ke pesta, gratis tiket, dibelanjain oleh Renata dan ikut pesta seheboh ini. Putri yang mereak pandang sebelah mata selama ini ternyata memang anak seorang milyarder.

Saat pesta sedang berlangsung, asistennya Reza tiba-tiba menghampiri Reza, berbisik sejenak. Reza lalu menghampiri Eka yang sedang disuapi oleh Renata.

“boss... kita ke ruangan meeting sebentar” bisik Reza

Eka menganggukan kepalanya. Dia lalu pamit sebentar sama Renata, ada pembicaraan penting yang dia dan Reza harus bicarakan. Mereka lalu berjalan keluar dari ballroom, trus masuk ke ruang meeting di lantai 2.

“boss, Pak Tua marah besar....Haji Ilham juga....” lapor Reza

“kenapa?”

“shipment mereka bermasalah semua...” ujar Reza lagi

“bermasalah dimana?”

“3 kapal tugnya di tahan KSOP... tadi siang PSC naik dan periksa, semua 3 kapal bermasalah, banyak serifikat mati, abk nya juga banyak serifikat palsu dan ngga disijil, dan parahnya lagi, satu kapal sedang overhaul, minyaknya sisa di bilges dibuang ke laut saat overhaul, langsung didetain sama PSC”

Eka tersenyum

“Trus?”

“mereka lobi kiri kanan, sampai keatas, bahkan sampai ke dewan..”

“bukan masalah dengan kita khan?”

“secara tidak langsung iya, tapi tudingan yang bermain dibelakang ini kan ke kita boss...”

Eka kembali tersenyum

“mereka sekarang lagi coba urus sertifikat kapal yang mati, masalahnya jika urus dipusat harus ada rekomendasi dari KSOP lokal”

“bisa mereka urus dong”

“bisa, masalahnya rekomendasi dari KSOP lokal ini sulit mereka dapat...” ujar Reza tersenyum

“karena?”

“khan kepala KSOP lagi kita umpetin ke Bangkok sekeluarga....makanya minta duit ama lu kemarin itu...”

Eka tersenyum melihat mafianya Reza

“gila....demurage dong mereka??”

“iya...kapalnya memang yang kena... tapi khan muatan akan ketunda nyampenya....biayanya akan lumayan untuk cover itu....”

“wow....”

“dan Pak Tua telp gue berkali kali, ngga gue angkat....dia nelpon lu juga kayaknya..”

“gue belum cek hape gue....”

Tiba-tiba asisiten Reza menghampiri mereka

“boss, Pak Juniver lagi otewe kesini...”

Mereka berdua kaget

“buset, niat amat dia ke kita....”

Eka lalu bertanya ke Reza

“gimana?”

“kita hadapin Boss....”

“mau ketemu aja kan dia?

“iya sih Boss, tapi anak-anak gue suruh standby aja...”

“Ngga lah Za... paling dia datang mau klarifikasi...”

“bukan gitu boss...ini bicara omset ratusan milyar yang sedang di pertaruhkan saat ini....”

Eka membenarkan dalam hatinya

“oke.... panggil gue kalo dia sudah nyampe....”

“siap Boss....’

Eka lalu keluar lagi dan berjalan ke arah ballroom lagi, sementara Reza segera memanggil asistennya, berkoordinasi dengan yang lain, termasuk memastikan keamanan berlangsung baik. Dia juga meminta Hendra Rinaldi. Direktur utama Cakrawala untuk segera merapat. Pasukannya Reza baik yang militer maupun yang pasukan bodrexnya, terlihat siaga di hotel, meski mereka membaur, tapi kewaspadaan mereka tetap mereka jaga.

Dan benar,tidak lama kemudian 3 mobil Fortuner, LandCruiser dan rubicon merapat di lobby hotel Polaris, dan assisten Reza menjemput rombongan itu, lalu mengajak mereka ke lantai 2 tempat VVIP meeting room. Juniver ditemani asisitennya dan 2 pengawal naik keatas, 3 orang lagi berjaga dibawah.

“silahkan Pak, Pak Eka dan Pak Reza segera kesini”

Juniver tanpa menjawab langsung duduk.

3 orang penting di Cakrawala nampak bergegas naik tangga ke lantai 2, pesta anaknya dia tinggalkan sebentar, 4 orang pengawal ikut dari belakang, dan pintu ruang meeting kemudian dibuka.

“selamat sore Bang.... “ Eka menyalami Juniver, memeluknya sejenak, lalu dia mengambil tempat duduknya. Sportif sekali dia meladeni abang bisnisnya ini.

Reza juga demikian, menyalami Juniver lalu duduk di sebelah Eka.

“acara ngga ngundang-ngundang?” tanya Juniver

“ultah anak Bang....”

“putri? Wah...selamat ulang tahun.... nanti selesai ini gue turun ke bawah sekalian mau nanya kado apa yang dia mau...”

Mereka tertawa bersama sesaat. Lalu

“hmmmm kayaknya penting sekali Abang ini kesini...” buka Eka

“oh iya...pasti...”

“jadi... kita berlima saja, atau?” tanya Reza, soalnya selain 2 pengawal Juniver, ada 4 orang juga pengawalnya Eka dan Reza.

“oke, kita berlima aja” sambil memberi kode ke anak buahnya untuk menunggu diluar.

“langsung aja yah Ka....” ujar Juniver

“ini masalah shipment yang sedang jalan, khan pemilik site komplain ke gue masalah ini, dia merasa disabotase lah....”

“disabotase gimana....??” tanya Reza

“yah...gue rasa kalian sudah tau lah....”

“belum Om...” ujar Reza

“aih....jangan pura-puralah ama abang lu ini....” senyum Juniver ke arah Eka

“bukan Pak, masalahnya ini khan bukan di pelabuhan yang kita kelola, trus juga bukan shipment kita....malah kata Bapak kan dari paguyuban lain.... “ ujar Hendra

“makanya kita kaget kok Om tanya ke kita....” timpla Reza

Eka lalu memberi kode ke Reza dan Hendra untuk membiarkan Juniver menyelesaikan kata-katanya dulu

“memang betul ini bukan pembeli dari paguyuban kita, tapi khan pemilik sitenya termasuk dari paguyuban kita juga, makanya kita wajib melindunginya....” sambung Juniver

Reza benar-benar kesal dengan gaya Juniver yang berputra putar. Sejak kapan pemilik lahan masuk ke dalam asosiasi atau peguyuban sesama trader.

“kapal yang lagi loading disana, hari ini diperiksa oleh Port State Control, dan semua tiga-tiganya ditahan.... ini khan bukan suatu kebetulan....” ujar Juniver

Mereka terdiam sesaat

“KSOP hilang katanya lagi cuti....mau extend surat kapal harus ada rekomendasi dari kepala KSOP, 3 hari lagi baru muncul katanya, sedangkan besok kapal harus jalan dan kalau lewat dari laycan chartering bakal kena demurage....” lanjutnya lagi

Reza lalu memotong

“itu khan resiko mereka, kenapa charter kapal tanpa survey kelayakan dokument dan lain-lain, dan harusnya dari asuransi khan ada survey juga....”

“ C’mon Reza.... lu kayak anak baru aja bicara begini....” potong Juniver

Eka yang dari tadi hanya mendengar lalu bicara

“Trus....maksud Abang ini gimana.....apa yang harus kita lakukan....”

Juniver diam sesaat

“maksud gue...kita ini khan main di kolam yang sama....hindarilah salah paham seperti ini.....” ujarnya dia

“salah paham apa yah?” tanya Eka

“Ka.... ini khan bukan suatu permainan baru....kita sama-sama tahulah....”

“iya Bang....taruhlah ada yang bermain...khan diluar konteks kita di paguyuban....”

“tapi ini jadi bola liar dan gue bisa kena tegur....”

Eka memegang kepalanya yang tidak gatal, lalu Reza bertanya lagi

“ trus gimana jadinya ini, Om?”

“jadinya gimana maksud lu....” tanya Juniver tajam

“iya...Om sampai kesini, hari Sabtu dan bahas yang diluar paguyuban kan artinya ada yang serius disana... “

“Betul Za... maksudnya mari kita jangan ganggu jalan oranglah...”

Reza geleng-geleng kepalanya

“kita ngga pernah ganggu jalan orang Om....”

Juniver tersenyum sinis

“Iyakah.....?? emang gitu Eka?? Tanya dia ke Eka

Eka tersenyum tipis

“saya rasa saya setuju dengan Reza, Bang......”

“setuju apa nih?” tanya Juniver

“itu bukan urusan kita, dan kita juga ngga ngurus....” ujar Eka

“ gue harap itu bener....tapi kalau gue nemu di lapangan lain.....wah, ini ngajak ribut namanya....” suara Juniver sudah mulai berbeda

Hendra yang sedari tadi berdiam diri, memilih tidak bicara kecuali dia ditanya

“Aji... coba apa temuan lu di lapangan...” perintah Juniver ke asistantnya

Aji membetulkan kacamatanya, lalu menjawab

“ kita dapat info katanya ada yang menggerakin PSC dan KSOP untuk periksa kapal....”

“trus...?? hubungannya apa?” tanya Reza

“ini indikasi yah..sekali lagi indikasi... belum confirm.... katanya yang menggerakan itu dari trader yang kalah tender.....” tutur Aji

“siapa tuh?”

“tradernya?”

“iya dong....”

“kata info di lapangan ada instruksi dari Bang Reza.... secara KSOP seniornya Bang Reza....” tutur Aji telak

Reza hanya tersenyum dan tertawa kecil

“pertama, kita ngga ikut tender apa2....kita hanya renegosisasi dan kedua kita ini siapa bisa perintahkan kepala KSOP dan Port Sate control?”

Lanjutnya lagi

“kapalnya yang diperiksa memang bermasalah....trus kenapa kita yang dituduh....?” tanya Reza dengan tenang

“Lu ngga usah tensi kalo merasa ngga melakukan....” sindir Juniver

“memang ngga Om....”

“yah semoga saja ngga..... soalnya kalau sampai ketahuan itu ada yang bermain dibalik semua ini, gue ngga segan2 untuk gebuk....” suara ancaman dari Juniver.

Eka dan Reza hanya tersenyum mendengarnya

“Om...di kantor Om juga banyak senior dan junior saya.... pergaulan Om juga khan sudah high level... kalo Cuma KSOP khan cincai lah.... ngga perlulah nuduh2 kawan...” Ujar Reza

“gue ngga nuduh....tapi laporan di lapangan demikian... dan gue ngga suka jika ada kawan bisnis yang main belakang gitu.....kita khan sama-sama cari makan....”

Eka kembali tersenyum

“ngga lah Bang, saya rasa kita punya etika lah dalam bertindak...”

Juniver kembali bertanya ke Eka

“trus satu lagi nih...gue dengar kalian ada mau kerjasama dengan Haji Basri, untuk shipment berikut, dan dengar2 juga contract kalian akan segera jalan 3 tongkang yang 300 feet.... hampir 100.000 ton katanya untuk sebulan kedepan....”

Eka menatap ke Reza dan tersenyum

“karyawan saya perlu makan Bang...” jawab Eka tenang

Juniver mukanya agak memerah

“tadi lu bilang masalah etika....tapi ini aja etika sudah lu langgar... apalagi cuma etika masalah sabotase tongkang??”

“etika yang mana Om?” tanya Reza

“udahlah....jangan basa basilah kita.... cara lu dengan trading sama Basri yang nota bene diluar paguyuban approval khan ngga ada etika...’ tandas Juniver

Eka yang agak mulai panas juga pun akhirnya terpancing

“trus kemana paguyuban saat pemilik site minta renegosiasi dengan harga yang gila-gilaan?” tanya Eka

“oh kalo itu diluar kendali gue, Ka.... khan gue bilang lu nego ama mereka...lu ngga bisa nego yah jangan salahin paguyuban dong...” kelit Juniver

“tapi dengan tidak adanya kepastian harga yang dicapai boleh dong kita cari lahan lain?”

“boleh...tapi diskusi dengan paguyuban....dengan gue doang.... alus kata, ngomong ke gue..... permisilah.... bukan main tanda tangan tanpa sepengetahuan gue.... ini makanya kenapa gue curiga kalian juga yang sabot nih barang....hal beginian aja kalian berani di belakang gue....” emosi Juniver mulai naik

“diskusi apa Om? Saya sudah dua kali kontak Om....kontak Aji juga minta waktu saya ama Hendra mau menghadap bahas masalah ini...Om bilang tunggu pemilik lahan lain lah...” potong Reza

“iya tunggu pemilik lahan....bukan lu cari pemilik lahan diluar sepengetahuan gue....” bentak Juniver

“sabar Bang....” tenang Eka

“bukan masalah sabar....lu ingat dong pertama siapa yang ajak lu main beginian...gue yang bawa lu, Ka... jangan giliran lu merasa udah berduiot trus lu sesuka hati mau cari pemilik lahan dibelakamng gue..” sengit suara Juniver

Eka tersenyum lebar

“Bang.....memang betul pertama saya datang ketemu dan join ama abang....tapi kita datang ngga tangan kosong... saya dan Kevin datang bawa uang.....” balas Eka dengan dingin

“ dan kami dengan paguyuban juga ngga gratis, kita bayar per ton juga....sesuai kesepekatan kita...”

“iya tapi cara lu begini dimana lu hargain gue....???”

“kantor saya karyawannya perlu makan Bang...perlu bayar listrik dan lain-lain... ngga bisa kita tunggu yang ngga jelas...”

Juniver geleng-geleng kepala

“Gila... ngga nyangka gue yah.....lu bisa kayak gini....”

Sambungnya lagi

“jangan salahin kita kalau di lapangan akan ada gesekan yah......” ancam dia lagi

Reza tertawa kecil

“ Bang, jangan standar ganda kayak begitu...buyer lain diluar paguyuban beli abang bilang resiko bisnis....kita beli dari pemilik lahan yang ngga abang kenal, abang bilang ngga lapor ke paguyuban...”

“emang itu resiko pasar ada gejolak seperti itu, ka.....”

“oke...ngga ada masalah buat kita....dan asal abang tahu, dari awal kita selalu patuh dengan aturan dengan iuran dan juga yang lain...bahkan saat cargo kita direject di Halmahera, saya tetap bayar sesuai dengan perjanjian meski saya harus nombok...bahkan ke paguyuban saya tetap bayar....ini yang saya bilang saya hargai teman dan sahabat....”

“iya tapi khan Cuma karena site owner kali ini ngga mau jual lu udah jadi Yudas....”

Eka kali ini emosi mendengarnya, Reza memberi kode untuk kalem

“Om.... saya kagum lho sama kecepatan akses Om hingga tau detail quantity dan juga shipment yang mau kita handle....”

“come on Za...small world lah....”

“ngga Om.... detailnya itu kita hanya sedikt yang tahu....”

“trus?? Lu nuduh gue ngehack sistem lu..” ketawa licik Juniver seperti menertawakan Reza

“ngga Om... jujur, orang komersial yang tahu masalah ini sudah kita terminated....” ujar Reza serius

“ngga perlu lewat kalian juga ada yang yang menyampaikan itu ke gue...”

“betul...makanya kita pecat orangnya...” ujar Eka serius

Juniver tersenyum lagi

“itulah hebatnya lu berdua, mecatin orang yang kalian sudah pekerjakan tenaganya.....”

Eka hanya menggelengkan kepalanya

“Bang, kita jalan sebagai sahabat...biar bussines remain as bussines... “

“ngga gitu Ka....masalah pengkhianatan lu ini akan besar dampaknya...apalagi kalau sampai kita ketemu bahwa kalian yang bermain di balik demurage ini....kalian akan tahu berhadapan dengan siapa....” ancam Juniver

Reza dengan dingin kini menatap wajah Juniver

“Om, jangan kayak bocah kita dibuat sama Om... kita juga tahu permainan Om selama ini....Cuma Eka selalu bilang supaya kita respek sama Om.... “

“maksud lo?”

“yang hadir di meeting dengan pemilik Segitiga Mas dan menyetujui mereka untuk berani naikin harga siapa?”

Juniver kaget pertemuan sebegitu rahasianya bisa terdeteksi oleh mereka

“kami masih diam Om.....”

“tapi saat Om juga diam malah terkesan merestui tiga-tiganya meminta renegosiasi dan Om juga merestui mereka jual ke orang lain....disitu kami kecewa....” pungkas Reza

“itu bisnis .....

“makanya mari kita tetap taruh ini semua di koridor bisnis, Bang...” Potong Eka

Kali ini dengan serius Eka bicara

“jika Abang anggap kami hanya diam dan takut sama Abang....itu salah besar.... kami menghormati, tapi jika kami dianggap hanya sapi perah....sorry Bang....”

“semua langkah yang Om lewati setelah kami tahu Om tikam kita, sudah kita antisipasi.... termasuk kita pecat yang membocorkan rahasia di dalam.....jadi mari kita saling menghormati urusan kita masing-masing...”

Semua terdiam sesaat

“gue ngga bisa garansi jika ngga akan ada gesekan, Eka....”

“Abang bisa kendalikan kok....tapi kalo abang mendiamkan atau mungkin ikut dorong mereka pun....kami akan siap menghadapi....” tegas suara Eka

“saya tidak akan ganggu bisnis siapapun, tapi saat periuk nasi saya disenggol dengan sengaja, saya juga tidak akan tinggal diam....”

“lu ngancam gue?”

“ngga lah....mari kita jalan sebagai pebisnis Bang.... abang dapat cuan, kita pun demikian.... suatu hari nanti kita ada bisnis yang sama-sama kita bisa kelola, mari kita duduk bicara...tapi jangan bawa paguyuban untuk tekan kami...” lantang Eka berbicara

“waduh...anak kemarin sore ngga tau tingginya gunung.....”

Eka dan Reza hanya tersenyum mendengarnya

“gue ngga jamin masalah ini akan berhenti disini Eka....” ujar Juniver

Reza terawa kecil

“Om, salah besar jika Om mengangap kita ini anak kemarin sore yang hanya duduk dan dengar apa instruksi Om.... jika Om diam...kita pun smooth...tapi Om maksa....kita akan lawan...” ujar Reza

“mari kita jalani semua bisnis kita seperti biasa saja Bang.....” timpal Eka

“setelah pengkhiatan ini dan penhinaan ini lu bilang jalani seperti biasa?” emosi Juniver

Eka menggelangkan kepalanya

“sudahlahn Bang.....meeting kita ini ngga akan ada titik temunya....”

“yah...karena kalian licik....”

“Om.... haduh....saya hormat sama Om sebagai orangtua...tapi entahlah apa yang bikin Om gelap mata... saya kasih tahu yah....semua set up ini dari awal hingga sekarang kami semua tahu... secara langsung Om memang tidak terlibat....tapi restu Om yang merubah semuanya....” agak keras suara Reza...

“Om main cantik...kita ikut...Om main sadis di belakang, jangan salahin kita juga...”

“lu udah memicu perang ama gue....”

Reza tersenyum manis.

“Om....sudahlah.... let we do our bussines as normal....seperti yang Eka bilang....”

Reza lalu memencet ponselnya sejenak

“Om boleh cek wa Om....”

Juniver membuka wa nya, ada pesan dan foto yang dikirim. Dan betapa kagetnya dia melihat foto tersebut

“Om boleh bayangkan jika Tante Salma, atau Opa Marcel melihat foto indah itu....”

“lu mo meras gue....”

“hahahahah...jauh Om...kita ngga meras....tapi kita warning Om....kalo Om main keras, kita juga siap.... dan foto Om berdua keluar dari kamar bahkan vidionya juga ada di kita....” ujar Reza dengan lembut

“bajingan emang lu....” geram Juniver, dia seperti ingin memukul Reza

“sudahlah Bang....entah wanita itu atau Om yang menggunakan dia... yang jelas kita kecewa kenapa Om tikam kita....makanya yang terlibat semua kita singkirkan......” ujar Eka dengan dingin

“lu akan terima nanti akibatnya....” suara Juniver mengancam

“ayo Ji.... ngga pantas kita berbisnis dengan manusia macam mereka ini....” dia lalu berdiri dan mengajak asistennya untuk keluar dengan buru-buru.

Hendra hanya terkaget dan terdiam selama meeting berlangsung, dia melongo melihat saling ancam diantara mereka.

“gimana Za??” tanya Eka setelah Juniver dengan marahnya berlalu dari ruang meeting ini.

“aman sih Boss.... dia khan paling takut sama bininya dan mertuanya....” jawab Reza sambil tersenyum.

Eka juga demikian mikirnya.

“iya...kita pantau apa langkah dia selanjutnya....gue rasa dia akan berpikir....tapi setidaknya dia ngga akan gegabah...terlalu besar bisnis dan reputasinya dia pertaruhkan jika dia memaksa untuk hantam kita....” ujar Eka

‘Oke Bos....ayolah kita...kasian mereka sudah menunggu dibawah...”

“oke...thanks Za.... Hendra makasih juga....”

“siap Pak...”

Eka dan Reza lalu turun ke ballroom kembali, suasana sudah mulai agak sepi karena tamu-tamu sduah pada pulang. Eka lalu menghampiri Renata dan memeluknya dari belakang.

“lho...Mas dari mana..?”

“ada Pak Juniver tadi datang...”

Renata agak kuatir

“sudah? Aman?”

Eka tersenyum

“aman sayang.....”

“puji Tuhan.....”

“pulang yuk.....” bisiknya Eka

“ih...masih ada tamu...” Renata bisa membaca tatapan mesum Eka

“iya...khan ngga mungkin kita tungguin sampe semua tamu pulang.....”

Renata tersenyum

“ayang cantik banget deh....’ bisik Eka lagi

“hmmmm...jadi kurang cantik selama ini...?” sambil senyum menggoda

“cantik....makanya pengen ajak pulang....”

“mas ih...ngaco....” dia tahu apa yang dikepala Eka

“udah dikasih semalam juga, pagi juga dapat.....”

“iya...tapi pengen lagi.....”

Renata tersenyum melihat Eka yang lagi sange, memang busana Renata hari ini membuat dia terlihat anggun sekali

“atau mau aku tarik ke suite room sekarang?” bisik Eka

“ih...ntar lagi enak2 ditelponin Putri...Mas kayak ngga tau aja pacar kecil Mas itu....ngga bisa lihat Papanya ngilang dikit....”

Eka tertawa dengan lebar, pelukannya dilonggarkan lalu dia berjalan menuju ke anaknya yang melambaikan tangannya dari dekat panggung ballroom.



NOTE :

KSOP : Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan serta pengaturan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara komersial.

Demurage : adalah denda atau kompensasi yang dibayarkan kepada pemilik kapal akibat keterlambatan muat atau bongkar muatan

Laycan Chartering : singkatan dari laydays and cancelling days, yaitu tanggal/hari tercepat dan terlama untuk kapal dimuat di pelabuhan atau tempat jangkar

PSC : Port State Control yang selanjutnya disingkat PSC adalah pengawasan negara terhadap kelaiklautan dan keamanan kapal yang masuk di wilayah pelabuhan guna memastikan pemenuhan persyaratan sesuai dengan ketentuan
mayan nih konflik
 
Duh, semoga si tua Juni ini ga jd masalah besar terutama ke kehidupan pribadi Eka.
Btw, masih menunggu update pas pesta pernikahan Eka dg Renata. What will happen?
what will happen??

I wish I could be a man like Eka, and then ask you @miss_renata to marry as what they do in this story.... what a fairytale, isn't it?


hehehehehhehe
 
what will happen??

I wish I could be a man like Eka, and then ask you @miss_renata to marry as what they do in this story.... what a fairytale, isn't it?


hehehehehhehe
Aw aw aw, is that a propose?
PENONTONNNN...
Ada yg ngelamar nihhhh
Diterima kagak nihhh????
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd