Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

Bimabet
dear para Suhu sekalian

Selamat menikmati triple update untuk Endless Love hari ini....... wkkwkwkwkkw

jangan minta tambah lagi yang keempat updatenya yah..... masih ada hari esok....
Lha ane gemrles ama suhu ini lg tak tungguin 7hari 12malam g'upsate2 wkwkwk
Makasih ya hu triple update'y
Yg berikut'y jgn lama2 ya wkwkw
 
Hatur nuhun buat cerita menariknya suhu.. mantau terus semua cerita suhu
 
BAB XXXIV : Investigasi



Parkiran management yang terpakai oleh mobil lain membuat sang manager ini naik pitam, dia memanggil security dan parking staff

“siapa yang parkir di parkiran gue?”

“waduh....tamu Bu...nanti saya cari...”

“ Kalian kasih tahu dong kalo ini parkiran gue....” bentaknya kesal

“iya maaf Bu.....nanti kita cari tamunya dan suruh pindahin...”

Mini Cooper 3 doors John Cooper works merah maroon itu lalu dia parkir di sebelah mobil yang harusnya tidak parkir di parkirannya. Pagi-pagi emosinya sudah mulai diuji sepertinya.

“pagi Bu Jesica” sapa frontdoor staff

“itu siapa?” dia menunjuk mobil yang parkir tepat di hadapan lobby hotel, sepertinya dia masih kesal dengan penyerobotan parkiran pagi ini.

“tamu Bu....katanya mau ketemu Ibu...”

“ketemu gue?”

“iya Bu...”

Jesica lalu masuk ke belakang area resepsionis

“selamat pagi Bu, maaf Bu... ada Pak Simon dan Pak Gibran menunggu Ibu di ruang meeting Pangrango” sapa resepsionis

Jesica terkejut, dia tidak punya janji dengan siapa-siapa hari ini, kecuali nanti malam mau janjian dengan Akbar, penyanyi dan youtuber yang lagi naik daun dan sedang pedekate dengannya.

“ janjian ama gue?”

“iya Bu, dari jam 8.30 mereka tunggu Ibu...”

Sekarang jam 10.15, hampir dua jam mereka menunggu.

“oke”

Jesica lalu masuk ke ruang Pangrango, dan ada dua orang sedang duduk memainkan ponsel dan juga didepan laptop mereka.

“pagi Pak....”

“pagi Bu Jesica...”

Dia lalu toss dengan mereka

“ada janji dengan saya?”

“oh ngga Bu...ngga janjian tepatnya” sambil berdiri mereka berdua

“saya Simon Ambarita, dan ini Pak Gibran Fahlevi.... kami dari Internal Integrity Dept, dari Holding Bu...”

Mereka dengan sopan memperkenalkan diri.

Jesica pernah tahu dan mendengar department ini yang dibentuk 2 tahun lalu, semacam internal audit di perusahaan lain, namun baru kali ini dia bertemu dengan orangnya langsung.

“oh oke Pak....duduk...” dia mempersilahkan “apa yang bisa saya bantu...”

Mereka tersenyum lalu menyerahkan surat tugas mereka ke Jesica. Jesica membaca sekilas, dimana tertulis nama mereka diminta untuk memeriksa dirinya, dan dibawah yang bertanda tangan ialah Reza Budianto. The Shaddow, julukan anak-anak untuk Reza.

“baik....silahkan..”

“oke Bu...Ibu memang datang siang atau gimana yah...”

“maksudnya?”

“soalnya yang kami tahu khan jam kerja dari jam 8 hingga jam 5.30 sore, kami dari jam 8.30 nunggu hampir dua jam” Gibran setengah menyindir

“saya ada keperluan lain....”

‘keperluan apa tuh Bu....’

Jesica agak tersinggung

“keperluan pribadi saya kok kalian mau tau?”

“yah keperluan pribadi tapi khan ibu melakukannya di jam kantor, Bu...” tanya Simon lagi

“itu urusan pribadi saya.....silahkan apa yang kalian mau tanya lagi...”

Simon dan Gibran lalu bertanya masalah lain seputar pekerjaan, tantangan serta apa saja kendala dan juga masalah di job desknya Jesica sebagai manager keuangan di Hotel ini. Disiplin karyawan serta pengelolaan keuangan juga sempat mereka tanya sekilas.

Lalu mereka mulai bertanya lagi

“Bu, 3 minggu lalu kami lihat Ibu mereiumburse biaya perjalanan ke Bali... ini dalam rangka apa yah?”

Jesica diam sejenak, lalu menjawab

“perjalanan dinas....”

“oh... ada ijin ngga Bu?”

“ijin??”

“iya...”

“saya jalan selama ini seperti itu.... karena ini khan untuk kepentingan perusahaan juga...”

“oh gitu....apa tuh purpose ibu ke Bali waktu itu...”

Jesica makin kesal

“itu ketemu dengan sesama pelaku wisata disana sekaligus lihat pengelolaan hotel dan juga promosiin Polaris ....”

Gibran menganggukan kepalanya

“jadi Ibu ngga minta ijin ke GM, dan Pusat?”

“aku biasanya telp atau wa ke Pak Timotius atau Pak Suta, GM kita disini...”

“bu, sistem di kita, Polaris Management System itu ada request secara online untuk request perjalanan dinas, permintaan biaya, dan lain-lain..”

“iya saya tahu..” potong Jesica

“Ibu sudah tahu tapi kok Ibu tidak melakukan itu?”

Jesica mendelik, dia merasa aneh diperlakukan seperti ini

“saya selama ini melakukan hal yang sama, dan bahkan Mas Eka pun tidak keberatan....”

Mereka berdua tersenyum mendengarnya

“masalah Pimpinan keberatan itu lain hal Ibu, kami memeriksa dari sisi prosedurnya, berjalan atau tidak...”

“yah jika dianggap saya melanggar prosedur yah silahkan saja....”

“makanya kami kesini untuk memeriksanya Bu..” sambil tersenyum Gibran menjawab

“kami sudah periksa, tidak ada request dari Ibu, baik perjalanan ke Bali, ke Bangkok, dan juga ke Raja Ampat.... dan tidak ada approval juga dari siapapun....”

“saya mau jalan kemana masa saya harus lapor....harus lapor ke kalian juga..???”

“bukan begitu Bu....”

“saya ke dubai, ke Hongkong, ke Paris, semua dibiayain sama Mas Eka.... lalu ini kenapa kalian permasalahkan? “

Mereka kembali tersenyum

“masalah Ibu dibayarin siapa, itu hal lain.... yang kami periksa ialah prosedur yang sudah Ibu salahgunakan sebagai manager, jalan menggunakan uang perusahaan tapi tidak ada ijin dan juga tidak ada laporannya ke atasan, yang ada Ibu reimburse dan Ibu bayar sendiri secara langsung....”

Jesica kesalnya setengah mati

“kalian tahu khan siapa saya?”

Gibra dan Simon tahu tentunya

“ saya tegaskan sekali lagi Bu...kami berjalan dengan surat tugas... di surat tugas itu nama dan jabatan ibu ada untuk diperiksa... hal yang lain bukan urusan kami saat ini..” lembut tapi tegas kata-kata dari Gibran

“ini kami total hampir 110 juta untuk 3 perjalanan ini dan tidak ada approval baik pengajuan hingga pembayaran, tapi sudah ibu lakukan pembayaran secara langsung...”

Jesica dengan senyum sinisnya berkata

“Mobil saya harganya 1,1 M dibeli cash oleh Mas Eka buat saya.... lalu kalian mempermasalahkan uang 110 juta yang saya pakai untuk kepentingan perusahaan?”

Merak kembali tersenyum

“kita bicara prosedur, bukan masalah pemberian atau hadiah dari kakak ke adik, saya rasa Ibu paham deh..”

Jesica lalu berdiri dengan angkuhnya

“saya mau ke ruangan saya dulu....”

“pemeriksaan kita belum selesai...”

“nanti saya akan kembali....”

Jesica berdiri dan langsung keluar dari ruang meeting menuju ruangannya

Dia dengan gusar masuk ke ruangannya. Dia lalu menelpon ke Reza, tidak diangkat. Menelpon Eka juga tidak diangkat. Tari dihubunginya dan hanya mengatakan bahwa dia tidak tahu menahu masalah audit itu, karena diluar wewenang dia. Bahkan dia baru tahu ada audit dari Jesica. Manda yang dihubungi, juga tidak tahu. Malah dia menasehati agar Jesica kerja sama dengan baik saja selama pemeriksaan. Kan kalau tidak bersalah yah ngga apa-apa, demikian nasehat Manda ke Jesica.

Dia lalu ke ruangan Suta, GM Hotel Polaris Bandung. Suta hanya mengatakan bahwa dia tidak mampu menolak karena otoritasnya tidak ada untuk menolak tim Integrity yang dalam suratnya tertanda tangan nama Reza.

Reza Budiarto memang hampir tidak ada dalam setiap susunan struktur organisasi baik secara holding maupin terpisah, namun semua tahu di grup holding Cakrawala Group siapa Reza. Makanya muncul sebutan The Shaddow, karena jabatannya tidak jelas tapi kekuasaannya luar biasa.

Jesica lalu menghubungi Intan, dan menurut Intan sedang rapat diluar baik Eka maupun Reza. Kesalnya hati Jesica membuat dia kembali ke ruangannya, dia lalu mengirim whatsapp laporan ke Mamanya, Naya dan papanya Pandu masalah ini.

Gibran dan Simon lalu menyusulnya ke ruangannya, karena mereka dibuat menunggu lama dan Jesica tidak kembali juga.

“maaf Bu....kami masih menunggu Ibu...”

“bisa tunggu disana ngga?”

“ngga bisa Bu....kami harus segera tuntaskan ini...”

Jesica geram dibuatnya

“saya bisa usir kalian dari hotel ini....” ancamnya dia

Gibran dan Simon kembali tertawa

“kami minta Ibu kooperatiflah, kita periksa dan selesai tanpa perlu diusir kami kembali.... tapi jika tidak, maka tidak masalah, kami akan laporkan apa yang jadi temuan kami....”

Jesica berpikir sejenak

“ya sudah, kita kesana...” dia agak was was karena karyawan lain pada melihat percakapan mereka dan timbul pertanyaan pastinya.

Mereka kembali ke ruangan Pangrango, dan kembali Simon bertanya

“ Bu, masalah pengadaan perlengkapan hotel itu siapa yang lakukan”

“itu dari procurement dept”

“termasuk pengadaan linen handuk, sabun, kasur, seprai dan juga perlengkapan mandi?”

“iya...” jesica agak galau

“masa sih Bu....?”

“iya....silahkan aja ditanya...”

“kami sudah tanya dan cek....” ujar Simon

Jesica terdiam sejenak

“dari procurement katanya mereka diminta dan diperintahkan Ibu untuk diarahkan ke CV Salsabila..”

“iya...memang demikian..”

“kenapa tuh Bu?”

“yah...karena mereka yang paling bagus.....”

“itu wewenang Ibu yang memutuskan?”

“iya dong....sebagai keluarga dari pemilik saya merasa punya beban moral untuk memberikan yang terbaik....”

“bukan itu yang kami tanya Bu... secara prosedur apa memang Ibu yang harus setujui dan tunjuk?”

Jesica terdiam sesaat

“saya rasa sih iya....”

Gibran tersenyum mendengarnya

“di prosedur manual dan SOP nya tidak demikian Bu, itu harus approval dari Procurement pusat, dan harus ada pembanding dari minimal 3 supplier. Dan semua ini Ibu langgar lho....”

“saya hanya ingin yang terbaik....” jawab Jesica

Simon menggelengkan kepalanya sambil melirik ke Gibran

“ kami sudah cek ke Salsabila juga... harga yang Ibu bayarkan itu relatif lebih mahal 30-35 persen.... ada indikasi markup dari harga normal...”

“silahkan dicek saja....saya bayar sesuai dengan harga yang mereka tawarkan kok...”

“sudah kami cek Bu....” jawab Simon lagi

Dia dan Gibran rasanya geli mendengar jawaban Jesica, sudah ketahuan tapi masih saja berkelit.

‘ Oke Bu....satu lagi, kami mau tanya...”

“silahkan....”

“ibu kenal dengan Wayan?”

“wayan....wayan mana....?”

Simon kembali merasa geli mendengar jawaban Jesica

“wayan ex GM Polaris Surabaya....”

“Ngga kenal....”

“wah....soalnya Wayan cerita sering komunikasi dengan Ibu”

“buka Jesica saya kali..”jawabnya pendek

“ngga apa-apa jika Ibu tidak kenal.... karena kami punya evidence bahwa ada percakapan Ibu dengan Wayan....”

Jesica hanya diam. Dia benar-benar marah, selama dia bekerja di perusahaan ini baru kali ini dia mendapat perlakuan seperti ini

“jika Muhammad Rido? Kenal ngga Ibu?”

“ngga kenal juga” jawabnya cepat

“wow....”

Gibran tertawa kecil sambil melihat ponselnya

“ Ibu Jesica, asal ibu tahu saja, mungkin mereka tidak memberitahu Ibu, kami sudah melaporkan masalah pencemaran nama baik atas Polaris Hotel Surabaya ke Polresta Surabaya, dan sudah diproses semuanya dalang dan juga aktor yang bermain baik langsung maupun dibelakang. Dan hasil investigasi polisi, dimana kami juga ada disana, nama Ibu muncul dalam pengakuan mereka...”

“yah terserah saja mereka mau sebut nama saya...” ujar Jesica sudah mulai ngasal

“ibu tidak mau mengakui tidak apa-apa, tapi saya kasih tahu saja, Ridho sudah mengakui bahkan hingga pengacara yang mendampingi dia katanya dari Ibu yang tunjuk untuk gugat Polaris....”

“saya rasa membantu korban phk dengan memberi nama pengacara bukanlah pelanggaran hukum atau prosedur perusahaan...” jawab Jesica tajam

“betul.... tapi konspirasi dengan pelanggar peraturan perusahaan, penggalangan massa, serta ada narasi yang diciptakan dengan bantuan apalagi sepengetahuan dari orang dalam, bahkan bisa dibilang management sendiri, itu merupakan pelanggaran etika....”

“yah terserah saja....”

“ ibu bahkan mengatur dan memberi mereka sumbangan logistik agar mereka demo, dan juga membawa nama tamu yang harusnya dirahasiakan oleh pihak hotel.....” ujar Gibran “dan ini merupakan pelanggaran berat...’

Jesica hanya terdiam, lalu

“saya akan sampaikan ini ke Mas Eka, cara kalian menginvestigasi sangatlah tidak sopan apalagi terhadap saya.... kalian tahu saya siapa, tapi malah kalian seperti mempermalukan saya dengan cara seperti ini, ini akan saya sampaikan ke HRD dan juga ke CEO.... pegawai seperti kalian tidak layak di Cakrawala...” ancam Jesica dengan wajah kesal

Mereka berdua tersenyum

“silahkan Bu, hak ibu untuk protes ke management”

Jesica menatap dengan tajam

“sudah selesai? Audit ini?”

“sudah Bu..... semua sudah kami dapat intinya, nanti akan kami sampaikan ke BOD dan BOC hasil audit ini” ujar Gibran

“terima kasih yah Bu....”

Jesica hanya diam, lalu berdiri tanpa menyalami mereka, dia langsung masuk ke ruangannya kembali. Sedangkan Gibran hanya tersenyum ke Simon, lalu membereskan semua file mereka, memasukan laptop kedalam tas mereka, untuk bersiap-siap kembali ke Jakarta.


******************


“Pak Haji Basri dan timnya puas dengan penawaran kita, dia juga senang dengan aturan yang kita buat, karena dia tahunya lahan aja dia siapakan dan produknyanya, semua angkutan, pelabuhan charge dan juga angkutan kita yang siapkan.” Kata Reza

“oke sih.... kita juga aman dengan set up seperti ini...” jawab Eka

“ kita juga save dari transport costnya, harga dari Panca Maritime kita bisa tekan lagi, in return kita kasih dia proyek dari shipment lahan lain, tapi lewat pelabuhan kita loadingnya...”

“looks good....”

“tinggal tunggu Pak Tua gimana reaksinya...”

Eka tersenyum

“dia tau pasti Pak Haji Basri ke kita...’

“Tahu Boss....orangnya dia khan dimana mana...lagian pemain dibawah yang gede-gede, khan bisa ketahuan siapa-siapa aja yang main di nikel....”

“biar aja.....kita lihat nanti...”

“dia yang ajarin kita kok untuk main dua kaki....kesetiaan kita sama dia malah ngga dia anggap sama sekali.... pura-pura bodoh waktu kita tanya...padahal shipper semua bilang langkah mereka minta renegoisiasi sepengetahuan dia kok....” jawab Reza lagi

“dia pasti akan gebuk kita....”

“pasti.... tapi nanti kita gebuk balik dia....”

“ udah dapat khan...???”

“udah.... dia saking banyaknya anak buahnya dia sampai dia lupa kita susupin orang buat tracking dia...” Reza tertawa

“biarlah... bisnis memang ujungnya hanya masalah untung rugi.... dan Puji Tuhan kali ini kita bisa ada solusinya.....”

“boss.... gue udah minta bantuan Pak Rommy.... sampai masalah ini kelar kita perlu pengawalan ekstra.... terutama kita berdua....ama anak2 lah....”

Eka menganggukan kepalanya

“putri berangkat ke sekolah nanti ada dari aparat yang bantu kawal....anak gue juga.... dan lu ama gue...setidaknya hingga kita dan Pak Tua settle masalah ini....”

Eka meski merasa agak berlebihan, tapi dia sepakat dengan apa yang Reza sampaikan.

Tiba-tiba pintunya diketok, nampak Tari muncul

“ya De....kenapa?”

Tari nampak ada yang disampaikan tapi ragu karena ada Reza di ruangan Eka

“masuklah...kayak Reza orang lain aja....”

Tari masuk dan berdiri disamping meja Eka

“Jesica laporan, nge wa panjang banget.....” ujar Tari pelan.

Eka hanya memandang Reza, yang tersenyum dikulum

“Tari...i’am asking you now....very clear....are you with me? Or not?” tanya Eka tegas

Tari diam sesaat

“I am with you, Mas...”

“oke.....jangan ada lagi drama yang aku dengar atau lihat.... “

Tari menganggukan kepalanya

“kamu tahu gimana kita membangun usaha ini.... jangan karena masalah pribadi dengan adanya Renata dan putri, kalian ngga suka trus kalian jadi gelap mata....”

“aku minta maaf Mas...kemarin itu bukan ide aku...”

Eka terdiam, dia tahu adiknya memang suka gamang dan tidak enakan dengan keluarga.

“sudah selesai Boss, mereka sudah OTW balik dari Bandung...” potong Reza

“oke...rekomendasi lu?”

“pecat sih.... tapi kalo lu masih lihat dia sebagai adik, yah terserah....turunin jabatan... atau pindahin divisi...”

Eka kembali terdiam

“nanti kita bicara dengan Manda lagi....”

“yah silahkan..... sudah menikam dari belakang ke lu... berat kalo gue bilang....”

“nanti kita bahas lagi.....”

“Oke...” jawab Reza

“palingan kasih pesangon biar dia buka usaha sendiri....” ujar Eka

“lu selalu terlalu baik, Boss...” keluh Reza

Eka menarik nafas panjang.

“pasti mamanya dan papanya ikutan rame.... ngga peduli gue ah.....” jawab Eka.

Reza tersenyum melihat wajah bingung boss sekaligus sahabatnya itu

“ayo....makan dulu yuk.....” ajak Reza “gado-gado yuk....”

Makanan favorit mereka berdua hanya gado-gado yang disukai Reza dan juga Eka.

“lu mo ikut Ri?” tanya Reza

“ngga, makan di ruangan aja aku...” tolak Tari

Eka lalu jalan bedua Reza keluar menuju lift.

Dia sedikit lega, karena satu demi satu masalah mereka selesaikan pelan-pelan. Dia sempat membalas whatsapp Renata mengabarkan kondisinya siang ini, sekaligus bilang akan makan dengan Reza. Dia juga bertanya Putri sudah pulang atau belum, sekalian mengecek rutinitas lain dirumah.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd