Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

BAB XXXII : Renata, love and advise



Eka masuk ke kamarnya begitu tiba dirumahnya, dan Renata sedang membaca tabs di kursi baca di pojok kamar. Dia lalu bangun saat melihat Eka datang.

“hai Mas...” Renata mencium tangan Eka, lalu memeluknya.

“capek yah...”

Eka tersenyum letih

“ Putri?”

“tadi dari sini, laporan habis bikin PR, sekalian nanya Mas pulang jam berapa...”

“oke...”

“mau mau aku buatin minum?”

Eka mengangguk

“mandilah, nanti selesai mandi minumannya sudah siap....”

Eka lalu masuk ke kamar mandi sedangkan Renata lalu membuatkan minuman Eka di pantri kecil di kamar mereka.

“sudah datang tadi dari bridal?” tanya Eka

“sudah, nanti mas lihat contoh bajunya dan rancangannya yah....”

Mereka memang sudah mepersiapkan pernikahan mereka sebulan lagi, dan Eka juga Renata sepakat pernikahan mereka akan digelar sederhana, dan intimate karena hanya teman terdekat yang akan hadir, bahkan Eka mewanti wanti Abimanyu dan Ningrum, jika mereka masih terbelah hati mereka, lebih baik tidak usah datang di pernikahan dirinya.

“sini...ngga mau peluk aku?” ucap Renata melihat Eka agak letih

Eka lalu memeluk Renata dengar erat

“Mas lagi ada masalah di kerjaan?” tanya Renata lembut

“ngga...masalah biasa aja...”

“benar?” tanya Renata lagi sambil menatap wajah Eka saat pelukan mereka agak mengendur

“sini aku lihat coba....”

Tatapan mata Renata dengan lembut memandang ke mata Eka.

Bagi Eka, Renata dalam waktu sebulan lebih ini tinggal bersamanya sudah banyak bertransformasi. Wajah kusut dan lelah dulu kini semakin glowing dan bercahaya, rambutnya juga sduah kembali seperti dulu waktu masih gadis, dan senyumannya yang selalu dirindukan Eka, kini sering menghibur Eka secara langsung setiap Eka dirumah.

Eka terdiam sesaat, tapi kemudian dia sadar, Renata adalah satu-satunya sosok yang mengerti dan tahu dia apa adanya dibanding semua orang. Kamu dari jaman aku suka mandiin, sampai kamu yang gantian menelanjangi aku, semua yang dihatimu dari kepala hingga ujung kaki aku tahu persis, demikian selalu ungkapan Renata ke dirinya

“iya sih, ada sedikit masalah kerjaan....” akhirnya Eka buka mulut

Renata tersenyum sambil memeluk Eka

“selama satu bulan ini, akhirnya aku bisa punya waktu sedikit luang untuk hobi aku dulu....membaca... jadi tabs yang Mas kasih, membantu sekali buat aku membaca banyak hal.... “ ucap Renata menceritakan kesibukannya disela merawat dan mengurus Putri dan Eka “karena aku ngga mau disebut ngga bisa mengimbangi suamiku kelak....”

Eka memeluk Renata lagi

“mau cerita ke aku?” bisik Renata

Akhirnya meluncurlah semua keluh kesah dan apa yang dia alami dalam satu minggu terakhir ini, Renata diam memperhatikan apa yang Eka sampaikan dengan saksama. Dan setelah diam beberapa saat, Renata lalu bicara

“kalo aku lihat meski ini berdiri sendiri, tapi ada kaitannya dua masalah ini...”

Eka memang memiliki kecurigaan yang sama

“masalah hotel, Mas coba cek siapa otaknya. Jika ada banyak, cari siapa yang bisa Mas dekati, jika hanya satu, dekati dia dan minta dia bicara apa maunya dia dan siapa yang menyuruhnya....”

“trus untuk yang share di medos, cari saja siapa yang buat itu.... khan ada undang-undangnya itu, masuk ke pencemaran nama baik, laporin dia.... atau coba selidiki aja, pasti ada dalangnya. Karena kan Mas sudah bayar semua pesangon sesuai aturan yang ada.... artinya kalau dia tidak puas, motif mereka sakit hati atau ngga ada yang suruh kan....”

Eka sedikit kaget dan terpukau dengan analisa Renata

“lalu masalah tambang, mas bilang ada paguyuban atau asosiasi diantara Mas mereka kan?

“iya...”

“apa kata mereka?”

“yah....namanya bisnis sih sah2 saja.....”

“mas ada setoran juga khan ke asosiasi ini?”

“ya pasti ada prosentasenya ke mereka..”

Renata tersenyum

“mas...kita di pasar saja bayar uang keamanan dan kebersihan, sebaliknya kita dapat jaminan dari setoran kita.... masa iya bisnis sebesar ini tidak demikian?”

Eka terdiam.

“pak Juniver itu sudah seperti abang buat aku Yang... ngga mungkinlah dia berbuat begitu....” ujar Eka menyinggung kepala paguyuban bisnis mereka, Juniver.

“dia sudah tahu masalah pembatalan ini?”

“sudah..”

“reaksinya?”

“biasa aja sih kata Pak Hendra....aku belum komunikasi dengan dia juga....katanya hak pemilik lahan menjualnya kesiapa juga....”

“itu yang beli sesama dibawah paguyuban juga?”

“ngga Yang.... karena kalau sesama paguyuban kita ada aturan tidak boleh saling menyerobot...”

Renata tersenyum

“menurut Ayang pak Juniver tidak tahu siapa yang mau beli? Secara pemilik lahan ini pasti berpikir panjang untuk jual di luar paguyuban yang selama ini sudah menjadi pembeli mereka kan?”

Eka terdiam tapi membenarkan analisa Renata

“pak Junivernya akan selalu baik ke Mas... tapi setan yang masuk ke dalam dirinya akan merubah apa yang baik didalamnya...”

Kelakuan dan tindakan Juniver memang agak berbeda kali ini. Dia seperti mendiamkan dan tidak berbuat apa-apa saat mendengar berita ini. Padahal sebagai tetua disitu harusnya dia mengambil tindakan jika ada pemilik site yang menjual hasil tambangnya ke pembeli lain, kecuali pembeli reguler yang selama ini rutin membeli dan punya kontrak mangkir.

Dalam KKS atau Kontrak Kerja sama memang tidak disebutkan quantity maksimal dan minimal setiap rentang waktu tertentu, sehingga itu jadi celah untuk pemilik lahan bisa menjual hasil tambangnya ke trader lain. Tapi diamnya Juniver sedikit banyak menimbulkan rasa ingin tahu Eka juga.

Dia lalu memeluk Renata. Tidak dia sangka Renata memiliki analisa sederhana namun bisa membuat dia terpukau dan banyak membenarkannya.

“makasih sayang.....ayang memang pintar...” dia mencium bibir Renata

“sudah lupa siapa yang suka ngajarin Mas..?” canda Renata

Dia memeluk Renata lagi. Lalu ditariknya Renata ke ruangan sebelah

“ikut yuk....”

Meski bingung tapi Renata menuruti apa yang Eka inginkan, dia ikut masuk ke ruang kerja Eka.

Be ready on next 5 minutes for meeting : WA Eka ke Reza dan Manda

OK

OK


Dan segera dia menyiapkan laptopnya, menghidupkan layar besar di depannya, dan kemudian apliaksi zoomnya segera menyala. Renata duduk di sampingnya, lalu muncul lah wajah Manda yang sudah dirumah, dan wajah Reza yang masih dijalan.

“hai Boss...Hi Bu Rena....” sapa

“Hi ...wah ada asisten nih di samping...halo Rena...” sapa Manda

Reanta tersenyum dan melambaikan tangan ke layar.

Meeting pun dimulai

“boss, renegosiasi harganya mentok, sulit kita penuhi harga yang mereka minta.... dan di poin kerjasama memang tidak ada poin yang mengatur larangan mereka meminta renegosiasi harga di dalam kontrak yang berjalan” terang Reza

“permintaan harga mereka itu sadis, alasannya harga selama ini kita beli selalu dibawah pasar, dan kali ini mereka mintanya bisa bikin kita kerja bakti tanpa ada untungnya”

“masalahnya, kenapa nih Pak Tua diam aja yah....” ulik Eka sedikit

“itu juga kecurigaan gue Boss....”

“dia lagi dimana?”

“nah itu yang bikin gue curiga lagi.... dia biasa khan nginap di Polaris karena ada kamarnya disana... ini sduah dua kali dia ke Jakarta, nginapnya malah di hotel lain.... tadi sore gue telp asistennya dia lagi nginap di Senayan katanya....”

“mencurigakan juga nih.....”

“gini Boss...kan dia juga diam aja... malah seperti OK dengan masalah ini... jadi kita pun bisa bebas juga dong....”

Eka terdiam sesaat, masih ada ragu dihatinya

“ Pak Haji Basri, dia OK lahannya dijual ke kita... besok kalo lu mau gue gandeng ex perusahaan kita Panca Maritime, untuk siapin armada tug atau kapalnya untuk jadi angkuta, sementara pelabuhan kita punya... harga juga mereka masih jauh dibawah harga yang diminta ama yang sekarang...”

“securitynya bagaimana?”

“ama kalo itu.... lahannya di Konawe, ngga jauh dari dermaga kita... trus bupati dan dewannya banyak yang kita bantu dulu waktu pemilihan.... Pak Haji Basri juga kenalan ke atas ngeri-ngeri juga Boss... “

Eka memandang ke Renata, wanita itu hanya senyum, lalu berbisik pelan

“kadang harus tega dalam berbisnis....”

Lalu

“Oke Bro.... besok lu mainkan itu dan ingat, poin-poin lemah di kita di kerjasama sekarang, lu rapihin lagi yah...”

“siap Boss...”

“trus masalah Juniver ini nanti gue cek juga....” ucap Reza

“oke Bro.....”

“oke, sekarang masalah Polaris....”

“bentar Boss...” sergah Reza lagi

“ini kelakuan si Ilham ama gengnya termasuk jika Pak Juniver juga ada didalamnya perlu kita kasih pelajaran sedikit, biar tahu mereka kita ngga gampang dibegoin”

“gimana planning lu....” Eka suka tertawa jika mendengar hal seperti ini dari Reza

“ gue udah dapat siapa yang jadi tradernya.... sikat dia pasti ketahuan kita yang main... tapi gue juga udah dapat siapa yang akan angkut, dan detail angkutannya....”

Eka sudah bisa membaca arah pembicaraan Reza

“ gue udah kontak KSOP sama marine inspectornya.... mereka akan naik periksa kapal, pas kapal sedang loading atau sudah mau selesai loading....”

“gila lu....” Eka dan Manda tertawa

“banyak bocornya itu kapal Boss.... sertifikat dan kondisi kapalnya hancur... pasti kena sama Port State Control....”

Ide Reza memang kadang gila tapi brilian

“mereka main dibelakang kita, kita kasih peringatan untuk tidak main-main dengan kita juga....”

Eka terdiam tapi dia paham, dan secara tidak langsung dia menyetujui apa yang dirancang oleh Reza

“masalah Juniver nanti kita cek dan pantau...”

“oke....”

Selanjutnya mereka bahas masalah Polaris

“ Za, kasih tau Boss tuh hasil pembicaraan kita tadi...” ucap Manda

“gini Boss.. gue udah kirim tim untuk selidiki, bahkan security supervisor kita khan Pak Rommy ini reserse aslinya, kita minta bantuan dia lah untuk selidiki....otak demonya siapa, yang share-share ke medsos siapa, kita akan cek... terutama siapa yang mendesain ini.... karena ini sudah lama kita prosesnya tapi kenapa baru minggu-minggu ini beredar?”

“oke.....implikasi hukumnya kita ke karyawan yang kita ambil tindakan itu ada ngga?”

“yah ngga lah....proses take over juga baru kita selesaikan, kontrak dengan mereka belum ada sebagai pegawai kita, kita terminate biasa juga ngga masalah. Cuma ini khan ada yang ngomporin Boss... “

“iya Boss... kita lagi cek...”

Eka kembali terdiam, dia melirik ke Renata.

“satu hal Boss, gue minta ama lu....siapapun....siapapun yah...ini gue ulangi ama lu.... yang terlibat apalagi karyawan kita, gue minta lu tegas dan jangan bela, siapapun yang ada dibalik kisruh ini, kita harus tindak tegas....”

Ucapan Reza sepertinya memang kecurigaan Reza dan Eka pun demikian, ada sosok sosok yang sepertinya ‘mengerjainya’ dalam hal ini, dan itu bisa siapa saja, termasuk dari lingkaran keluarganya sendiri, yang masuk akal jika dicurigai apalagi mereka punya akses dan tahu banyak usus perut bisnis Eka selama ini.

“gue sepakat sama Reza, Boss..” ujar Manda juga

“kita cek dulu siapa otaknya disana, jika ada nama yang muncul dari pusat atau darimana saja, kita akan cek secara internal.... dan jika terbukti harus kita tegas ke oknum ini “ Reza nampak kesal dan marah dari ucapannya, sepertinya dia mempunyai dugaan kuat siapa aktornya.

Rapat online itu akhirnya ditutup, dan investigasi untuk dua masalah besar itu juga akan segera berjalan.

“mas... memang harus sedikit tegas...bukan jahat, tapi ada kepentingan yang lebih besar yang harus Mas lihat....” nasehat Renata ke Eka selesai mereka menutup sambungan zoom online nya. ”tapi Tuhan selalu tolong meski disaat akhir pun...”

Eka memeluk Renata kembali, dia bersyukur kali ini Renata ada disampingnya, fungsi pendampingnya memang demikian adanya, menjadi penolong baginya disaat seperti ini.

Boss, Pak Haji Basri akan ke Jakarta besok, dia siap bertemu Boss dan siap untuk sign kerjasama. Panca Maritime juga sudah OK, mereka akan dedicate 2 set tug dan 1 mother vessel selama 6 bulan kedepan. Besok draft contract akan gue kirim ke meja lu, lu paraf kita kirim ke Panca. Semangat

Cc : Bu Manda , Hendra


Whatsapp dari Reza seketika menyejukan hatinya....

Gracias, Bro

Balas Eka, sebelum menggandeng Renata balik ke kamarnya.

“tidur yuk...”

“yuk Mas....”

Renata tersenyum setelah melihat Eka agak lega dibanding saat dia datang

“beneran tidur yah..” goda Renata

“iya beneran...”

“Tapi kok ini bangun sih..” senggol Renata ke selangkangan Eka yang menggelembung

Eka tertawa lalu mencium bibirnya Renata

“abis ayangnya makin cantik.....’

“oh jadi dulu ngga cantik?”

“cantik dong....tapi sekarang main cantik...”

Eka menggelitiik pinggang Renata, lalu mengejar Renata yang berlari ke kamarnya.
 
Mantabs..... perang sudah berkobar. Intelegen sudah bekerja, strategi sudah di jalankan. Dukungan sudah di dapatkan..... Pendamping setia dan pintar sudah tersedia
Tinggal tunggu reaksi lawan dan musuh internal.... kayaknya belum tahu mereka bagaimana duet Eka dan Renata

Terima kasih suhu @Elkintong
Tetap semangat dan tetap sehat
:semangat:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd