Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

BAB XXXI : Kau dapat dari apa yang kau putuskan


Beredar tautan dari sebuah status di media sosial mengenai buruknya perlakuan Management Hotel Polaris Surabaya terhadap karyawannya. Pemecatan terhadap GM, Manager on duty, staff restoran dan juga penonaktifan 2 tenaga outsourcing security juga ikut dibahas. Narasinya juga bertambah dengan adanya perlakuan semena mena perusahaan karena security dan karyawan menyelamatkan aset perusahaan yang rusak oleh tamu yang ternyata malah anak dari pemilik perusahaan.

Narasinya semakin seram terlihat saat nama pemilik perusahaan dan juga kondisi Renata dan Putri meski tidak disebut namanya, namun mulai dikait kaitkan dengan masalah tersebut. Dan bisa ditebak ini jadi seperti bola salju menggelinding liar dan ditambah bumbu-bumbu.

Kondisi semakin diperparah dengan aksi demo solidaritas sesama karyawan hotel Polaris Surabaya, bahkan sesama anggota perhimpunan hotel pun karyawannya ikut mendukung aksi demo tersebut, mereka mengecam aksi pemecatan sepihak itu sebagai aksi sewenang wenang dari pengusaha yang meminta kenyamanan tapi merusak aturan perusahaan.

********************

Belum selesai aksi demo di hotel, seminggu kemudian Cakrawala Grup mendapat tamparan lagi untuk kedua kalinya. Pemilik lahan atau site owner yang selama ini bekerja sama dan memiliki kontrak panjang dengan Cakrawala, meminta renegosiasi harga, dan jika belum ada kesepakatan harga baru, maka mereka berhak menjual ke trader lain atau ke buyer lain.

Dari 3 pemilik site yang biasa menjual lewat Cakrawala, semuanya seperti kompak melakukan hal yang sama, dan ini membuat kondisi Eka kaget dan terkejut, dia seperti mendapat pukulan keras dalam waktu yang singkat dan beruntun. Ini jika dibiarkan akan cukup membahayakan kedepannya, terutama untuk bisnis tradernya, karena dia selama ini hanya membeli dan menjual, tidak ikut menambang atau mengelola lahan.

Untuk batubara dan sawit memang masih relatif aman, tapi di nikel yang sedang jadi primadona, ini sangat riskan bagi Cakrawala Group. Situasi ini bisa dibilang baru kali ini dihadapi oleh Eka selama dia berbisnis di pertambangan ini.

****************

Eka lalu meminta semua jajaran top management untuk rapat pagi ini, dia membagi pertama Grup Polaris di pagi hari, dan Cakrawala di sore hari. Jajaran top management diundang di ruang rapatnya, dia ingin membahas masalah ini secara komprehensif hari ini.

Di rapat pertama pagi hari hadir Timotius selaku Direktur Utama Polaris Holding, dan juga hadir GM yang baru dari Polaris Surabaya, I Ketut Suardika. Mereka lalu membahas situasi terakhir di Surabaya, serta kondisi dan okupasi hotel mengingat layanan terhadap tamu harus berjalan terus, dan diakui oleh Ketut bahwa ada penurunan signifikan bagi tamu dalam seminggu ini karena aksi demo dari karyawan tersebut, ditambah dengan adanya campur tangan dari serikat pekerja dan juga sesama asosiasi pekerja hotel.

Secara normatif lalu Timotius dan Ketut membeberkan apa rencana mereka dalam waktu dekat ini, agar masalah ini bisa diselesaikan dan terisolir. BOC (Board of Commisioners) atau dewan Komisaris memberi waktu 3 hari mereka harus memaparkan apa langkah yang sudah dibuat dan akan dibuat, serta rencana kedepannya, sehingga hal ini tidak berimbas kemana mana.

Di rapat kedua, semua jajaran direksi Cakrawala dipanggil, termasuk Hendra direktur utama Cakrawala dan juga Aditya Omnya Eka yang menjabat sebagai direktur di perusahaan trading yang jadi anak perusahaan Cakrawala. Semua dibahas termasuk kenapa bisa kebobolan dan kenapa pemilik site bisa menjual hasil tambang mereka ke pihak lain?

Mulai dari harga, celah hukum, dan apa yang dibalik semua ini memang jadi misteri bagi Eka, meski dia mencurigai ada keterkaitan, tapi dia tetap berpikir positif. Dia berkali kali melirik ke adiknya Tari, bahkan ke Omnya Aditya, sambil mendengar apa paparan dari dewan direksi dan juga rencana kedepannya. Dan hingga selesai rapat disore harinya, Eka masih belum puas.

Dia lalu melanjutkan rapat itu dengan tim kecilnya, Reza selaku tangan kanannya, dan Manda sebagai HRDnya diajak bicara. Semua mereka bertiga sepemikiran bahwa ada grand design dibalik ini, meski mereka belum tahu apa.

“pulanglah Bos...kasihan Renata menunggu dirumah...” nasehat Manda

Dia tersenyum, mereka masih di kantor meski waktu sudah jam 7.15 malam.

“tenang boss, nanti aku cek semuanya...” bisik Reza lagi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd