Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

Ada salah satu Suhu yang PM ke hamba, menanyakan masalah link prem (mungkin maksud beliau ialah link premium)

hamba sekedar memberitahukan bahwa hamba tidak punya link premium.... at least saat ini....
mungkin akan nantinya dengan kisah yang berbeda dan lebih soft.... di link yg sifatnya berbayar... (mungkin yah....)

tapi bukan kisah yang hamba tulis disini, lalu di link premium juga ditulis yah....
atau misalnya di link premium lebih cepat terbitnya....
tidak akan demikian.....
itupun masih belum terpikir untuk membuat link premium yang berbayar....

Saat ini,semua kisah yang hamba tulis sifatnya gratis untuk para suhu di forum tercinta ini....

jadi silahkan dinikmati dengan tenang.... hamba janji akan diupdate secara berkala kok.... hamba rasa di forum ini kecepatan update karya hamba masih lumayan cepatlah.... hanya memang masih kalah cepat dengan rasa penasaran suhu2 sekalian...heheheheh


mohon ditunggu updaten nya.... terima kasih semuanya Suhu2.....
Karya" suhu disini sudah banyak di nikmati para pecinta forum ini,memang tidak ada salahnya untuk membuat link premium, namun pecinta forum ini tidak semuanya bisa beli dengan berbuat, kami apresiasi suhu memberikan cerita yg menarik untuk dibaca tanpa harus masuk link premium kembali lagi kepada suhu @Elkintong yang bermurah hati memberikan cerita yg menarik untuk di baca para pecinta forum ini, semoga sukses selalu suhu,,,,
 
Ada salah satu Suhu yang PM ke hamba, menanyakan masalah link prem (mungkin maksud beliau ialah link premium)

hamba sekedar memberitahukan bahwa hamba tidak punya link premium.... at least saat ini....
mungkin akan nantinya dengan kisah yang berbeda dan lebih soft.... di link yg sifatnya berbayar... (mungkin yah....)

tapi bukan kisah yang hamba tulis disini, lalu di link premium juga ditulis yah....
atau misalnya di link premium lebih cepat terbitnya....
tidak akan demikian.....
itupun masih belum terpikir untuk membuat link premium yang berbayar....

Saat ini,semua kisah yang hamba tulis sifatnya gratis untuk para suhu di forum tercinta ini....

jadi silahkan dinikmati dengan tenang.... hamba janji akan diupdate secara berkala kok.... hamba rasa di forum ini kecepatan update karya hamba masih lumayan cepatlah.... hanya memang masih kalah cepat dengan rasa penasaran suhu2 sekalian...heheheheh


mohon ditunggu updaten nya.... terima kasih semuanya Suhu2.....
Link premium susah di buka.. Loading lama
Kalau mau link premium .. Perbaiki dulu web nya..
 
Ada salah satu Suhu yang PM ke hamba, menanyakan masalah link prem (mungkin maksud beliau ialah link premium)

hamba sekedar memberitahukan bahwa hamba tidak punya link premium.... at least saat ini....
mungkin akan nantinya dengan kisah yang berbeda dan lebih soft.... di link yg sifatnya berbayar... (mungkin yah....)

tapi bukan kisah yang hamba tulis disini, lalu di link premium juga ditulis yah....
atau misalnya di link premium lebih cepat terbitnya....
tidak akan demikian.....
itupun masih belum terpikir untuk membuat link premium yang berbayar....

Saat ini,semua kisah yang hamba tulis sifatnya gratis untuk para suhu di forum tercinta ini....

jadi silahkan dinikmati dengan tenang.... hamba janji akan diupdate secara berkala kok.... hamba rasa di forum ini kecepatan update karya hamba masih lumayan cepatlah.... hanya memang masih kalah cepat dengan rasa penasaran suhu2 sekalian...heheheheh


mohon ditunggu updaten nya.... terima kasih semuanya Suhu2.....
Terima kasih suhu berkenan memberikan cerita-cerita yang luar biasa secara gratis.
Really appreciate it hu..
 
penulis kalo bisa Fokus ke Ken dan Hanna karena menurut saya ceritanya lagi lagi menarik-menariknya.
 
Ada salah satu Suhu yang PM ke hamba, menanyakan masalah link prem (mungkin maksud beliau ialah link premium)

hamba sekedar memberitahukan bahwa hamba tidak punya link premium.... at least saat ini....
mungkin akan nantinya dengan kisah yang berbeda dan lebih soft.... di link yg sifatnya berbayar... (mungkin yah....)

tapi bukan kisah yang hamba tulis disini, lalu di link premium juga ditulis yah....
atau misalnya di link premium lebih cepat terbitnya....
tidak akan demikian.....
itupun masih belum terpikir untuk membuat link premium yang berbayar....

Saat ini,semua kisah yang hamba tulis sifatnya gratis untuk para suhu di forum tercinta ini....

jadi silahkan dinikmati dengan tenang.... hamba janji akan diupdate secara berkala kok.... hamba rasa di forum ini kecepatan update karya hamba masih lumayan cepatlah.... hanya memang masih kalah cepat dengan rasa penasaran suhu2 sekalian...heheheheh


mohon ditunggu updaten nya.... terima kasih semuanya Suhu2.....
Thanks banget suhu :beer:
 
BAB XXIX : Nenek dan Cucunya


Putri senang sekali hari ini, ternyata teman-temannya yang di sekolah sangat terbuka dan menerimanya dengan tangan terbuka. Dia merasa sangat diterima dengan baik di lingkungan yang baru, dan dia sangat suka dengan kondisi kelasnya, full aircond dan bersih sekali kelasnya, beda dengan SMPnya di Probolinggo, mejanya banyak coret-coretan, disini sangat bersih dan disiplin.

Guru-gurunya juga sangat membantunya dengan ramah dan baik, membuat dia yang baru masuk tidak merasa seperti anak baru. Teman-teman barunya juga dengan ramah dan meminta nomor ponselnya untuk dimasukan ke grup kelas mereka. Putri juga dengan cekatan bertanya ke guru untuk pelajaran disini, dia tidak ingin ketinggalan.

Dia juga tahu bahwa level persaingan dikelas disini beda dengan di SMP Pionir, dan Papanya sudah mengingatkan untuk jangan dipaksain, yang penting Putri nyaman dan belajar dengan tenang, masalah juara atau tidak, bukan keharusan, tapi dia tetap harus belajar yang rajin.

Dia sempat bertanya ke Pak Tino yang menjemputnya, kenapa Mamanya ngga ikut jemput,padahal tadi Mama janji mau datang ikut jemput dia, malah tidak datang. Kata Pak Tino, kakek dan neneknya datang dari Blora. Pasti Papa dan mamanya Papa yang datang, pikir Putri. Karena selama ini mereka belum bertemu dirinya, semenjak dia datang ke Jakarta, hanya Eyang Putri saja dan Tante Tari yang sudah dia temui.

Foto Putri didepan sekolah dan saat bareng dengan Papa dan para dewan direksi sekolah Cakrawala Bangsa, langsung dia upload di IG nya, termasuk foto dia selfie dengan Papa di mobil, serta fotonya sendiri di depan gerbang sekolah. Langsung aja fotonya dibanjiri oleh komen komen dari teman-temannya di SMP Pionir, termasuk komen dari gurunya Bu Anissah yang mengenal semua dewan direksi dan kepala sekolah.

Semenjak dia pindah ke Jakarta, jumlah followernya memang meningkat pesat, rata-rata temannya di SMP baik sama-sama di kelas 8 maupun kakak kelas dan adik kelasnya, pada minta approval untuk bisa follow IG nya dia. Putri hanya tersenyum menanggapi semua itu. Dia yang dulu dibilang anak haram, ngga punya papa, kini ibarat putri raja yang disanjung banyak orang.


********************

Ruang keluarga di kediaman Eka nampak siang ini hening, suasana hati yang berbeda dari 4 orang yang duduk di sofa besar yang melingkari ruamng keluarga mewah itu. Layar TV raksasa dan lampu kristal yang tergantung diatas sofa, seakan ikut diam dan menjadi saksi momen yang serba tidak menentu disitu.

Ada 3 sofa lebar mengelilingi meja, ditambah dua set sofa personal yang saling menempel. Wulandari duduk di salah satu sofa lebar, Abimanyu duduk di sofa personal, sedangkan Ningrum duduk di sofa lebar bersama Renata, mereka duduk diantara posisi Wulandari dan Abimanyu saling berhadapan diantara mereka berdua

Ningrum sambil tersenyum, dia memegang tangan Renata dan menggenggamnya erat

“ Mamah dan Papa sangat senang akhirnya kalian berdua bisa berkumpul lagi dengan Eka dan kami semua disini....” tuturnya lembut

Abimanyu sendiri hanya terdiam, dia benar-benar dalam dilema yang sangat besar dalam hatinya berkecamuk. Di satu sisi hingga sekarang dia masih belum bisa menerima secara tulus kedatangan Renata dan Putri, namun disisi lain, ada rasa penasaran dan keinginan besar melihat cucunya yang dulu mati-matian dia tolak.

Itu sebabnya dia masih belum bisa larut seperti istrinya yang berkali kali memeluk Renata. Dia masih belum bisa dan mungkin tidak akan bisa menerima sosok Renata, yang dianggap sudah memporak porandakan impiannya dulu, meski hari ini Eka sudah sukses, entah kenapa dia belum melupakan hari kelam itu, dan dia seperti tidak terima dengan kejadian itu.

Dia rasanya ingin melupakan kebenciannya dan berdamai dengan hatinya, tapi masih saja dia seperti tidak bisa menerima cucu pembantu dirumahnya, lalu harus menjadi menantunya, meski sudah ada cucu yang hadir bagi mereka berdua Ningrum, dan status cucu yang dianggapnya liar itu yang juga membuat dia masih sulit menerimanya.

“ Mama dan papa minta maf yah....jika ada kesalahan dulu yang pernah Mama dan Papa lakukan buat kamu, keluarga kamu...terutama buat kamu dan Putri....kami minta maaf...” suara Ningrum yang tadi tenang dan teratur, kini berubah jadi berat dan ada isak tangis disana

“seandainya waktu kita bisa putar, mungkin kita tidak ingin alami masa berat itu di waktu lalu.... “ Ningrum mengahusp airmatanya dengan telapa tangannya “ tapi semua sudah terjadi.... Mama ngga bisa putar waktu itu lagi....”

Renata hanya bisa mematung diam mendengar ucapann Ningrum.

“mama minta maaf ke kamu sekali lagi....sampaikan juga ke Mbak Linda dan Mbok Warsini yah....” bisik Ningrum sambil menahan airmatanya.

Renata membalas dengan anggukan. Dia hanya bisa diam, karena bingung harus bagaimana bersikap, akan beda jika ada Eka disini, pasti Eka yang akan menetralisir dan mendampinginya, saat seperti ini dia bingung kecuali diam dan mengiyakan apa yang disampaikan oleh “mertuanya” ini.

Ningrum memang banyak diam ketika itu, dia hanya mengikuti apa ucapan suaminya, namun kali ini dia yang banyak berbicara, sedangkan Abimanyu yang biasanya garang dan suka memaki orang, termasuk waktu mengusir dirinya dan keluarganya, kini malah diam dan tidak bersuara sedikitpun, mungkin karena kondisi Eka sekarang sosok paling penting saat ini dikeluarga, membuat dia menjaga itu agar anaknya tidak mengambil sikap yang akan merugikan kepentingan keluarga besar

Rangkulan Ningrum kini agak longgar, dia lalu bertanya tentang kondisi Eyangnya dia Warsini, juga bagaimana Putri sekolahnya, kerena ini hari pertama Putri sekolah.

“kita lupakan semua yang sudah lalu.... kita pandang semua kedepannya yah... biar apa yang kita rencanakan semua dalam perkenanan Tuhan....” ujar Ningrum sambil mengusap tangannya Renata.

“selamat siang, aku pulang....” sapa Putri, yang kemudian langkahnya terhenti melihat Eyangnya, Mamanya sedang berbicara dengan dua orang yang tidak dia kenal sebelumnya.

“siang sayang...” balas Renata.

Putri lalu menyalami Eyang Putrinya yang mencium kepalanya, lalu menyalami Mamanya, Renata.

Dan saat hendak menyalami Ningrum, neneknya itu langsung memeluknya dengan erat tanpa suara. Dan suara isak tangisnya terdengar pelan di kupingnya Putri.

“cucu nenek cantik sekali...... cantik banget....” bisik Ningrum sambil memeluk dan menangis pelan memeluk Putri

“ini salim sama kakekmu.....” ujar Ningrum lagi.

Putri lalu menyalami kakeknya Abimanyu. Perasaan Abimanyu semakin tidak menentu melihat Putri. Cucu yang dia sempat usir kini sudah begitu besar, dan memang anak ini mirip sekali dengan Tari di usianya seperti ini, dia benar-benar kali ini dihukum dengan perasaannya sendiri, cucu yang dia tolak dan usir saat masih diperut, ternyata bak pinang dibelah dua dengan anaknya Tari.

“duduk sayang disini.....” pinta Ningrum

Tatapan penuh haru Ningrum ke arah Putri, dibalas dengan senyuman tipis.

“cucu nenek cantik sekali....” puji Ningrum dengan mata berbinar

Dia lalu melirik suaminya “ mirip Tari yah....” yang dibalas anggukan lemah oleh Abimanyu

“gimana sekolahnya sayang?”

“lancar Nek....”

“puji Tuhan.... “

“ganti baju....nenek temenin makan siang yah....” ajak Ningrum.

Putri menganggukan kepalanya.


********************

“hah? Trus?”

“ngga apa2...lagi makan ama mama Ningrum dan Pak Abimanyu...”

“waduh....trus Pak Abimanyu gimana?”

“ngga apa2...diam aja dari datang....”

“awas aja kalo berani reseh ama anak aku...”

“ngga Mas.....Mama dan Papa baik kok.... itu buktinya nemenin Putri makan....”

“yah sudah....ayang beneran khan ngga apa2..?”

“ngga apa2 Mas....” kata Renata meyakinkan Eka....

“oke oke....kalau gimana-gimana aku balik nih...”

“ngga usah Mas.... oke kok....lagi makan tuh mereka berempat sama Yang Ti...

“oke Yang....”

“Mas sudah makan siang?”

“sudah, makan salad ayam sama buah tadi....”

“ya sudah..... Mas lanjut kerjanya yah..

“oke Ayang.... I love you...’

“love you, too Mas.....

Laporan singkat Renata ke Eka terkait kedatangan Abimanyu dan Ningrum yang tanpa pemberitahuan ke Eka, sehingga membuat Eka barusan mengecek ke Renata. Namun dia tidak menceritakan tentang pembicaraannya dengan Tante dan Omnya serta Jesica ke Renata. Biarlah itu dia simpan sendiri sebagai konsumsi keluarga dari pihaknya dia.

********************

Malam harinya sesaat setelah Eka dan Renata makan malam di rumah

“ anakmu rewel yah sekarang....” ujar Renata

“kenapa?”

“nanya, mama mau tidur sama papa lagi...”

“aku bilang iya....”

“katanya, awas yah mama meluk papa lama2...”

Eka tertawa

“aku kasih pengertian aja kalo dia harus tidur sendiri, Papa dan Mama harus tidur bareng, sama seperti orangtua teman-temanya....”

“trus... ?”

“masih manyun dikit....”

Eka tersenyum

“nanti aku samperin dan peluk dia sebelum bobo....”

Renata tersenyum lalu memeluk Eka.

“ kerjaan gimana sayang?”

“baik-baik saja, normal lah Yang....’

Renata sedikit banyak mengerti bagimana kesibukan managerialnya Eka, dia sangat mensyukuri semua apa yang sudah Tuhan beri untuk dirinya dan juga Putri lewat Eka, karena semua perubahan bagi dirinya dan Putri pasti tidak lepas dari campur tangan Yang Punya Hidup.

Selepas dari kamar Putri, bertanya sekolahnya hari ini dan persiapan besok, memeluknya dan berbicara sebentar, tiba-tiba Renata dari kamarnya membawa ponsel Eka

“Mas, ada telp dari dari tante Anin” Renata menyodorkan ponselnya ke Eka.

Eka mencium kepala Putri, lalu keluar dari kamar Putri dan mengangkat telpon dari Anindya, dan berbicara sebentar, pendek, sambil matanya menatap ke arah Renata, lalu menutup ponselnya.

Dia merangkul Renata, lalu

“aku ke rumah Tari sebentar yah..... Ayang tunggu disini yah...’

Renata mengerti, dia hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya

“baik Mas...”

Eka lalu mengajari untuk menaikan dan menurunkan layar TV lewat tombol elektrik jika Renata mau nonton. Tapi Renata mengatakan bahwa dia tidak mau nonton, dia ingin pindahin nomor telpon dari ponsel lamanya ke Iphone terbarunya yang dibeli Eka, sambil menunggu Eka kembali nanti.

Dia lalu turun lewat tangga, tadinya ingin cerita ke Eyang, namun dia mengurungkan niatnya. Dia bertanya ke Ira, kemana papa dan mamanya, kata Ira ke rumah Tari tadi dijemput suaminya Tari. Eka hanya tersenyum, dia semakin mengerti tentang apa yang akan terjadi nanti.
 
BAB XXX : Harta, Tahta dan Renata


Motor yang dikendarai Eka lalu masuk parkir di depan rumahnya Tari, dia melihat ada 3 mobil selain mobil Tari dan suaminya yang parkir, seketika dia sadar nampaknya full tim anaknya Kakek Dionisius Prasetya hadir semua disini.

“selamat malam....” sapa Eka

“malam mas.....” suara koor berjemaah dari ruang ruang samping yang dijadikan indoor garden oleh Tari, dan suka dipakai untuk untuk acara kumpul-kumpul keluarga.

Dan benar saja, keluarga 4A semua hadir disini

Ayahnya Abimanyu Gading Giandra dan Ibunya Citra Adiningrum, lalu Tante Anggeraini Kiran Tanaya yang suka dipanggil Tante Naya dan suaminya Om Pandu Hartono, anak ketiga Om Aditya Bhanu Bagaskara yang sekarang menjadi salah satu direktur di Cakrawala dengan Tante Magdalena, serta Tantenya yang bontot, suami istri dozen Anindya Nasywa Wulandhany dan Om Thomas David, plus adiknya Tari dan suaminya Edwin, serta juga sepupunya Jesica yang tadi menemuinya di kantor.

Eka hanya tersenyum, masuk menyalami dan mencium cipiki cipika semua yang datang, dan nampaknya ada kursi kosong ditengah yang sepertinya disiapkan untuk dirinya, karena pas ditengah. Eka memilih diam dan menunggu apa yang akan keluarganya sampaikan ke dia, meski dia sudah bisa menebak apa yang akan disampaikan oleh keluarganya.

Setelah agak diam dan basa basi beberapa saat, nampak mereka ada yang ambil minuman yang disediakan oleh pembantu Tari, lalu Bu Liknya Anin nampak akan bicara sebagai pembukaan di awal....

“ Shallom dan selamat malam semua, dan maaf yah Mas Eka... jika sampai kami panggil kesini lho.....”

Eka tersenyum mendengarnya

“tanpa mengurangi rasa hormat kami sama Mas Eka... tapi rasanya kami ini sebagai orangtuanya Mas Eka, wajar Tante rasa untuk panggil dan ajak Mas bicara bersama.....”

“kami semua sudah tahu, malah tadi Mas Abi dan Mbak Ningrum sudah ketemu langsung.... cuma kami memang belum sempat kesana... bukan ngga mau ketemu.... tapi baiknya kita ketemu dengan Mas Eka untuk lurusin beberapa hal dulu, sebelum kita ketemu dengan mereka....”

Eka tetap santai menunggu dan mendengar

“jadi begini Mas... kami ini orangtuanya Mas Eka lho.... bukannya kami mau turut campur urusan Mas Eka....tapi jika sudah bicara masalah ada anggota keluarga yang akan masuk, rasanya sudah wajar jika kita sekeluarga besar ini bahas bersama kan .... jadi point dasarnya kita berangkat dari situ dulu....bukan mau turut campur, tapi jika masalah ada akan anggota baru masuk, wajar kita bahas sama-sama... karena ini menyangkut keluarga besar juga, bukan cuma Mas Eka sendiri....”

Eka hanya menganggukan kepalanya

“Paham yah Mas maksud Tante?”

Eka menganggukan lagi kepalanya.....

“kami semua sangat bersyukur Mas sudah bertemu siapa namanya.....”

“Putri...Renata....” sahut yang lain..

“oh iya...Putri nama anaknya yah....Renata mamanya....”

Dia lalu melanjutkan...

“tapi ini kita hidup sudah di beberapa tahun kedepan dibanding masa lalu Mas yang masih labil dan emosional itu.... sekarang harusnya Mas lebih rasional lagi....”

“ Mas ada yang mau ditanggapi omongan Tante...?” tanya dia ke Eka

Eka hanya mengangkat bahunya....

“silahkan dilanjut Tan....nanti saya belakangan menanggapinya”

Anindya melihat sekelilingnya lalu melanjutkan nya lagi

“ mas Eka itu saat ini pimpinan perusahaan besar.... bertindaknya ngga boleh kayak anak SMA yang emosional lagi, tapi harus jauh lebih bijak dan visioner kedepannya. Karena ada banyak hal yang Mas harus pertimbangkan sebelum mengambil tindakan, apalagi ini menyangkut keluarga, pasangan hidup, dan tentu ini perlu pertimbangan yang dalam Mas.....”

“kita mengerti Mas saat ini masih agak emosinal dan gamang, karena baru pertama kali bertemu dengan anaknya Mas,dan juga Renata... tapi ingat, Mas bukan sosok biasa... di pundak dan ditangan Mas ada ribuan orang yang bergantung...jangan sampai salah melangkah dan semua kena imbasnya....”

“makanya, Tante dan semua yang ada disini punya kewajiban mengingtakan Mas, supaya tidak demikian.... dan ini bukan hanya pemikiran Tante dan Om Thomas berdua lho... hampir semua kita punya pandangan yang sama.... bahkan adik2 kamu yang lebih muda ini, semua punya pandangan yang similar, artinya pemikiran dan ketakutan kita terhadap kecenderungan Mas salah langkah, itu sangat punya alasan lho Mas....jangan Mas Eka nafikan itu.....”

Bahasa psikolog dari Tante Anin memang sangat dalam dam mendayu, terkesan manis namun sangat mampu mengarahkan arah pembicaraan ke sudut yang dia inginkan tanpa disadari oleh lawan bicaranya

“mas Eka suka tidak suka sudah jadi milik banyak orang...bukan milik sendiri lagi... dan Mas harus aware, bahwa langkah dan tindakan Mas akan dipantau banyak mata lho.... dan ini bisa sedikit demi sedikit mengikis citra baik Mas di mata banyak orang...dan akan berbahaya bagi klien Mas... yang notabene mereka adalah raja yang harus kita hormati....”

“ Di jaman digital seperti ini prespektif dan pandangan orang atau pasar akan sangat berpengaruh untuk sebuah entitas bisnis.... ini Mas harus sadari sebelum melangkah....”

Eka masih menelaah satu persatu rangkaian kata-kata Tantenya, meski dia sudah bisa menyimpulkan ujungnya seperti apa

“atau begini.... jangan Tante sendiri yang bicara... biar semua bicara apa harapan kami keluarga besar ke Mas Eka... biar jadi pertimbangan Mas sebelum memutuskan...” senyum Tante Anin sambil menatap Eka, lalu ke sekeliling meminta persetujuan atas apa yang dia sampaikan.

“Mas Eka...sekali lagi ini adalah bentuk sayang dan perhatian kami ke Mas... karena Mas Eka adalah kesayangan kami semua... kami ngga mau Mas salah langkah... bukan mau atur Mas... ini kewajiban kami sebagai orang tua lho Mas.... jangan Mas Eka salah anggapannya ya...” dia menutup rangkaian pidato awalnya ke Eka.

Eka meski gusar dan kesal hatinya diperlakukan seperti ini, namun dia memilih diam dan mendengar apa yang jadi uneg-uneg keluarga besarnya ini. Dia memilih tidak mengajak Eyang Putri, karena pasti akan ricuh jika Eyang ada, jadi dia sendirian dan akan menyampaikan apa yang jadi keinginannya nanti.

“Mas Abi dan Mbak Citra mungkin...” Anin memang memanggil Ningrum selalu dengan panggilan Citra, nama depannya.

Abimanyu kaget dan dia lalu mencolek istrinya yang duduk disampingnya. Dia dilematis sebenarnya, di usia tuanya seperti ini dia seperti sudah hilang power seperti saat masih menjabat sebagai alat negera, dan entah kenapa tadi melihat putri, dia seperti luluh hatinya, meski masih belum menyentuh cucunya seperti layaknya kakek ke cucunya, tapi dia tiba bisa bohong, wajah putri sangat mirip dengan Tari. Ada ikatan yang seperti menarik dirinya ke pertalian darah yang dia tidak sadari.

“saya dan Mas Abi, kami serahkan semua ke Eka.... apa yang jadi keputusannya kami sebagai orang tua hanya mendukung saja...” ucap Ningrum sambil menundukan wajahnya.

Ucapan Ningrum membuat beberapa sosok disitu kaget. Ini diluar skenario yang mereka bicarakan tadi malam, mereka jadi bertanya tanya kenapa? Semua mereka sudah sepakat bahwa mereka keberatan jika ada Renata dalam hidup Eka kembali, kini kok malah seperti menyerah?

Namun Anin dengan tenang dan tersenyum menanggapinya, dia lalu bertanya ke abangnya Aditya, kakaknya yang nomor 3 yang hadir bersama istrinya Magdalena. Mereka berdua punya andil yang besar dalam awal karir Eka, mulai menampung Eka sejak diusir oleh Abimanyu, hingga mengarahkan untuk sekolah ke Singapora.

“mas Adit...monggo...”

Aditya memandang Magdalena, lalu setelah istrinya menganggukan kepala dia lalu mulai bicara

“ Maaf yah Mas Eka...ini Om bicara sebagai orangtua....jadi rasanya wajar jika Om sedikit berbeda mungkin... rasanya Om ini yang melihat dari awal bagaimana Mas mulai kuliah, kerja dan bangun perusahaan ini... yah bagi Om dan Tante sih, kami ingin yang terbaik saja buat Mas Eka...”

Dia memulai dengan tone yang sedikit rendah, lalu

“ tanggung bjawab Mas ke Putri itu sudah wajib... jika memang itu anaknya Mas Eka... tapi jika kasarnya satu paket... dengan Ibunya juga, rasanya Om dan tante mohon maaf sekali... agak keberatan yah.... maaf sekali...”

Magdalena yang disampingnya lalu hanya menganggukan kepalanya

Eka kembali hanya bisa tersenyum mendengarnya

“mas Adit sudah?” tanya Anin lagi, dibalas dengan anggukan oleh Aditya

“oke...Mbak Naya....” ujar Anin mempersilahkan

Naya lalu melirik ke anaknya dan suaminya

“tadi kami sudah bertemu dengan Mas Eka.....”

“tapi kayaknya Mas Eka masih gamang....makanya kami tanya Om dan Tante yang lain....” timpal Pandu

Dia sejenak, lalu

“seperti yang kami sampaikan tadi Mas, juga yang disampaikan oleh Dek Anin... kami sepakat untuk itu.... meski Tante juga kecewa sebenarnya karena tadi malam mamamu dan papamu tidak sepakat dengan Mas ajak Renata dan Putri ke rumah tanpa bertanya dulu ke orangtua, kami juga sebenarnya agak menyesalkan kenapa Eyang bukannya melarang malah membiarkan Renata ikut ke rumah Mas Eka... karena apa pandangan orang jika tahu ada Renata disana?”

Eka hanya tersenyum dalam hatinya, rumah dia sendiri mau dia ajak siapa saja kan urusan dia pribadi, kenapa harus ada yang repot?

“ Kami mengidamkan pernikahan Mas itu kelak seperti royal wedding event... mewah, megah, dan pasangan Mas juga bisa mengimbangi Mas dalam segala hal... karena Mas ini bukan sembarang orang lagi lho... Mas ini sudah jadi tokoh masyarakat, dan ditangan Mas akan banyak keputusan keputusan besar yang Mas akan ambil, dan itu jika pendampingnya tidak kuat, akan sangat berbahaya lho Mas....”

Pandu menimpali

“semua pengusaha sukses karena ada wanita hebat disampingnya... dan rasanya Mas akan lebih hebat lagi jika disamping Mas itu bisa didampingi sosok wanita hebat.... coba Mas lihat Rafi Ahmad, sukses karena ada Nagita yang memang sepadan dan kaya disampingnya... Mas lihat teman-teman Mas yang sesama pengusaha, istri mereka kalau bukan artis, anak pengusaha, atau sesama pemilik perusahaan, karena apa, mereka satu frekuensi, jadinya saling melengkapi, saling memberi saran, sehingga maju usahanya.... ini yang kami ingatkan ke Mas Eka lho....”

Jesica nimpalin lagi

“dan buat diajak ke acara-acara juga tidak memalukan.....”

Eka kali ini agak tersinggung dengan ucapan Jesica, namun dia masih bisa menahan diri

“mas Eka mungkin ngga tau kalo di kantor anak buah Mas pada ngomongin Mas yah....” tanya Jesica lagi

“ngomongin aku? Ngomongin apa? Minta naik gaji” tanya Eka pura-pura berseloroh

“ngga tau khan.....Mas sudah buta hati gara-gara mereka sih....” ucapnya lagi “ Tari, jangan diam aja dong... coba cerita ke Mas Eka apa yang diomongin mereka....”

Tari yang diam jadi kaget ditodong oleh Jesica. Lalu dia membuka mulutnya

“gini Mas... di IG nya Mas khan tadi pagi ditag ama Putri... jadi orang-orang di kantor pada tahu dan bertanya tanya....”

Eka mengerti, tadi ada postingan Putri dan dia memang ditag dalam postingan itu

“masalahnya dimana?”

“kok masalahnya dimana, Mas?” gusar Jesica mendengar jawaban dan sekaligus pertanyaan

“semua orang tahu Mas itu single, tiba-tiba ada anak muncul di IG lalu bilang Mas papanya? Apa yang diharapkan orang bicara? Harus diam?”

“ini belum aja screen shootnya nyame ke media, apa nanti kata media tentang ini Mas? Apa Mas kepikiran kesana?”

Eka menangkap kekuatiran itu, tapi baginya itu bukan hal yang penting.

“sudah aku bilang Mas itu kelasnya artis, model, sesama pengusaha.... biar usaha Mas semkin berkembang... bukan dengan wanita yang kita ngga tau 13 tahun ini ngapain aja....” sergah Jesica lagi.

“dan itu sudah Mas ijinkan untuk tag nama Mas? Belum apa2 sudah berani tag tanpa tanya....”

Eka mulai gusar, tapi dia masih menahan dirinya

“memang apa salahnya jika aku menikahi Renata?” sebuah pertanyaan yang terkesan bodoh keluar dari mulut Eka.

“kok apa salahnya? Mas merasa sepadan ngga dia ama Mas? Mau dibuat kayak cerita cinderela dia ini?”

Anin segera menengahinya

“ Mas Eka, makanya dari awal Tante bilang ini kita berangkat dari sayangnya kita ke Mas sebagai orang yang sangat kita sayangin di keluarga besar ini....”

Kali ini Jesica yang agak gencar

“mas mikir ngga sih jika akan muncul pertanyaan orang? Mas tiba-tiba punya anak sebesar itu, dan mas menikah dengan wanita yang mas bertemu lagi setelah 13 tahun, apa media ngga akan korek semuanya jika ketahuan?”

“mas kasih tahu kita gimana jawabnya ke media? Apalagi masuk ke akun gossip....ini bakal berimbas ke usaha kita semua lho....”

“masalah persepsi publik dan klien yang Jes kuatirkan Mas.” Timpal Pandu

“lagian apa istimewanya sih Mas? Cinta mas kan dulu di SMA, sekarang Mas posisi dan status sudah jauh berbeda, masa iya selera Mas juga masih ngga berubah sih? Disaat banyak artis, pengusaha yang suka dengan Mas.....”

Kalian tidak akan mengerti, bisik hati Eka.

Dua kubu perasaan kini saling beradu dengan panasnya. Eka yang tetap kekeuh dengan cintanya dan keputusannya, dan di kubu sebelah keluarga dengan rasa penyesalan mereka akan keputusan Eka.

“oke....maksih atas semua masukan dan sarannya.... “ akhirnya Eka buka suara “ masih ada yang mau ngomong lagi?”

“silahkan Mas...” Anin mempersilahkan

Eka sedikit kaget dengan penerimaan saudar-saudaranya, meski dari awal dia tahu mereka tidak akan terika Renata, tapi saat ini dia sadar bahwa ketidaksukaan itu sudah sangat jauh kedalam. Lalu dia menghebuskan nafasnya panjang, dan mulai mebuka mulutnya

“kemarin itu makan malam terbaik yang saya rasakan selama saya hidup....” senyum Eka keluar

“ untuk pertama kalinya saya makan makan dengan nikmatnya”

Lalu Eka meneruskan

“selama ini saya selalu setiap makan enak, saya selalu teringat akan anak saya, ningat Renata, bagaimana mereka.... apa mereka makan enak? Apa yang mereka makan? Apa mereka hidup layak? Sedangkan saya dengan mudahnya makan dan tidur enak....”

“dan kemarin bisa makan bareng anak saya.... itu makan malam terbaik dalam hidup saya selama ini...”

“gini Mas....” potong Jesica

“boleh aku kelarin, Jess?”

“silahkan Mas....” Anin menengahi

Eka menghela nafas, lalu..

“rasanya ngga ada bisa merasakan sakit hati seperti yang saya dan Renata rasakan waktu kejadian ini terjadi dulu.... saya dipukuli kayak maling... dan lebih parah lagi, Renata dan keluarganya diusir bagaikan buronan...” suara Eka agak tersendat. Abimanyu hanya tertunduk mendengarnya

“ Renata harus pergi, membawa malu dan juga aib di dalam kandungannya.... saya pun demikian, harus start hidup baru lagi, dan makasih buat Om Adit dan tante Magda....”

Eka diam sejenak

“hidup Putri dan Renata sangat menderita selama ini.... bapaknya punya sekolah yang megah, anaknya malah nunggak spp sampai 3 bulan..... bapaknya punya mobil mewah sampai penuh di garasi... anaknya naik sepeda buntut ke sekolah dan sepedanya rantai copot melulu.... bapaknya hidup di rumah megah, anaknya dan ibunya mau diusir dari kontrakan.....”

“hal ini tidak akan saya biarkan terjadi lagi......”

Hening sesaat.....

“maksud Tante begini Mas....ini kan bukan murni kesalahan siapa-siapa juga, dan kita tidak ingin menghakimi kesalahan masa lalu itu.... kita senang Mas sudah ketemu Putri, Mas mau tanggung jawab kita malah anjurkan iya.... harus dan wajib... tapi Mas bawa ke rumah dan bahkan Renata juga Mas ajak pindah seperti sekarang, kan belum tentu bagus efeknya....” ujar Anin lagi

“ngga bagus bagimana? Saya ajak anak saya...ajak orang yang saya cintai tinggal dengan saya....”

“kita punya landasan melihat masalah ini berbeda Mas... Mas pakai emosi lihatnya, Tante lihatnya pakai logika yang harusnya Mas punya itu sebagai pemimpin....”

“ini masalah persepsi orang nantinya, dan ingat kadang persepsi orang itu akan mempengaruhi pasar lho Mas.... apalagi didunia jasa, masalah image itu yang kita kuatirkan....”

“saya tidak peduli dengan itu Tante.....”

“yah Mas ngga peduli tapi kita peduli.... kita sebagai keluarga besar wajib mengingatkan Mas jika salah dalam melangkah...”

Lanjutnya lagi

“Mas tanggungjawab ke Putri khan bisa dengan cara lain....”

Cara lain? Cara yang bagaimana, tanya hati Eka

“maksud kami biarlah dia tetap disana... dia sekolah dan dapat pendidikan terbaik disana, Mas silahkan tanggungjawab biaya pendidikannya... biayai dia secara rutin, maaf lho....kasarnya ini khan anak diluar pernikahan resmi.... jangan seperti sekarang hingga ibunya juga Mas ajak tinggal dirumah Mas...” ujar Naya dengan sedikit nyinyir nadanya

“ngga bisa....” jawab Eka pendek

Jesica kali ini sangat gemas dengan Eka

“Mas, apakah mikir nanti kalau Mas dengan Renata? Trus mas tampil di acara-acara? Apa mas ngga mikir jadi gunjingan orang?”

“gunjingan orang trus kenapa?”

Anin lalu menengahi lagi

“Mas.... mari kita pikir jernih dulu....”

“dalam mengambil pasangan sebaiknya jangan pakai emosi, karena kelak dalam perjalanan waktu maka realita akan timbul dan emosi sesaat itu akan hilang dan hambar...itu terjadi di banyak case yang Tante juga tangani...”

Dia menyambung lagi

“tante ngerti maksud Jesica... dia ingin Mas Eka dapat yang sepadan, sepemikiran.... karena Mas akan terlibat dalam industry besar dan pergaulan yang luas di kalangan tertentu, wajar Mas harus punya pendamping yang kuat..... karena kalau lemah Mas sendirian akan pusing nantinya...dan mas akan kecewa karena sendirian yang bergerak, sedangkan yang disamping malah tidak berbuat apa2...”

“kalau sama-sama pengetahuannya dan pergaulannya akan sangat luwes Mas, tampa Mas ajarin pun malah dia akan sangat cepat membantu Mas, karena pergaulan dan pengetahuan dia memang sudah disitu....kalau ini? Gimana ayo....??” urai Anin lagi

Aditya yang diam dari tadi lalu buka suara lagi

“mas Eka, sebaiknya Mas merenung dulu...kita juga jangan maksain Mas Eka sekarang...”

“ngga bisa Dit....” tukas Naya

“harus sekarang Om... kalo ngga mereka bakal lama dirumah dan bakal susah untuk disuruh pergi...” timpal Jesica

“jaga bicara kamu Jes....” suara Eka mulai sedikit tinggi

“mas... adik kamu itu sayang sama kamu....makanya dia begitu...” ujar Ningrum

Jesica kali ini kesal sekali dengan Eka

“aku kayak ngga mengenali Mas lagi deh....”

“emang aku gimana?” tanya Eka

“Mas yang dulu yah....pemilih banget...yang cantik banyak ngejar malah Mas cuekin...sekarang malah seperti ini seleranya....”

“itu karena aku mencintai Renata....”

“astaga Mas...aku harus bilang gimana sih ke Mas yah...” gemas dan kesal suara Jesica

“Mas mikir ngga 13 tahun dia kemana? Ama siapa? Emang dia ngga pacaran lagi semua hanya nunggu Mas?” tinggi kali ini suara Jesica

“kamu ngga kenal Renata....” ujar Eka dingin

“ngga perlu kenal juga aku ama dia....” balas Jesica “ wanita hanya bikin hancur persaudaraan keluarga besar kita.... belum resmi saja dia sudah bikin kita ribut...apalagi kalau dia sudah resmi... bisa bisa kita ini ngga harganya sama sekali dimata Mas Eka....”

Eka benar-benar mulai marah kali ini

“kamu terlalu sempit menilai orang....”

“ngga perlu lihat langsung Mas.... wanita yah...dikasih amanah untuk jagain anak majikannya, lalu malah menyalahgunakan kepercayaan itu apa namanya? Sempit pemikiran aku? Kasih tau mas....” ujar Jesica lagi

“udah dong Jes....” ujar Tari menenangkan Jesica

“ngga Ri...biar Mas Eka tahu....”

“kamu jangan menghina Renata....”

“oh...jadi demi dia Mas sekarang mau marah ke aku?? Adik Mas sendiri??” tantang Jesica

“aku hanya ingin Mas tahu...jangan sampe mas menikah dan berita ini tersebar, lalu muncul banyak laki2 yang mengaku pernah dengan dia yah.... akan malu sendiri nantinya....”

Eka dengan tajam menapat Jesica kali ini.

Anin kembali memoderatori

“udah dong....gini gini Mas...kita sih lebih fokus ke masalah incompetency calon Mas itu lho..... maslalahnya sebagai istri CEO itu ngga mudah lho Mas....itu concern kita...”

“tante....” tegas kali ini suara Eka...” Renata jika nasibnya baik dan kuliah, dia pasti lulusnya Cum Laude... di SD dia juara 1 terus, di SMP pun demikia...di SMA ngga pernah keluar dari 5 besar umum.... sayang nasibnya tidak sebaik cucu-cucu Eyang Wulandari......”

“nostalgia masa lalu Mas.... 13 tahun dia gaulnya di pasar apa Mas ngga konsen terhadap itu....” cerocos Jesica lagi

“kita di Polaris ini perusahaan jasa, ada nama baik dan etika moral disana kita peertaruhkan, jika Mas nekat dan ini naik ke media, akan jadi pembicaraan dan bahaya buat image kita Mas....ingat kita di bidang jasa dan servis....” sambungnya lagi

“udahlah....ngga akan ada ujungnya kita malam ini berdebatnya....” Eka lalu bangkit berdiri

“tunggu dulu Mas...” cegah Naya

“tuh lihat saja baru bebrapa hari pengaruh wanita itu sudah masuk yah...” cerocos Jesica lagi

Eka berdiri dia menatap ke semua yang ada

“dengar baik-baik.... saya akan menikahi Renata... dengan atau tanpa ada restu dari keluarga....”

Semua kaget mendenger Eka berbicara demikian. Eka yang selama ini banyak diam, selalu tersenyum dan selalu ramah dan ikut apa yang keluarga minta, tiba-tiba kali ini berdiri dan berbicara dengan lantangnya, mereka seperti tidak mengenali Eka lagi saat ini.

“kamu kok tega sih Mas....” ujar Naya pelan

Eka lalu berjalan ke arah luar

“ngga ada ada ketemu jalan keluar kita, jika kalian semua dari awal sudah memberi batas seperti ini....” ujar Eka lagi

“Mas..... kita bicara dulu...” ujar Ningrum

“pah... kamu kok diam aja sih...” bisik Ngingrum ek Abimanyu yang diam dari tadi

Eka sebelum ekluar, dia berdiri di dekat pintu, berbalik sebentar dan berkata

“oh, iya.... masalah Om dan Tante dan juga adik-adik sekalian jika kalian malu punya saudara seperti saya yang menikahi wanita yang tidak kalian suka, dan menganggap bahwa tidak sejalan lagi.. malu jika ditanya masalah ini.... pintu Cakrawala selalu terbuka lebar... silahkan mundur... saya tidak akan menahan... lebih baik demikian daripada kalian malu khan??

Kata-kata Eka bagaikan hantaman bagi mereka

Eka lalu keluar dan tanpa berbicara lagi, dia langsung meninggalkan kediaman Tari.

Suasana seketika gaduh dan saling salah salahin diantara mereka yang tersisa, dan Jesica dan Naya tetap menyalahkan Renata, yang mereka anggap sudah meracuni pikiran dan otak Eka, sehingga Eka berani menentang keluarga besarnya, dibanding membela mereka dan ikut menjaga nama baik keluarga. Bagi mereka apa yang Eka putuskan dan inginkan, tidak akan mereka terima sama sekali.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd