Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

Many thanks suhu @Elkintong atas updatenya..

Kalo saya sih ngarepnya renata bisa ngelawan balik bukannya hanya pasrah saja jika nanti ada penolakan dari keluarga besarnya eka..

Anyway keep up the good work, hu.. hopefully this will come to end,

Ditunggu update dan karya2 lainnya dari suhu @Elkintong
Sepakat om.. biar gak kayak sinetron, Renata harus mampu memberikan perlawanan.. bukan hanya kuat menerima cobaan.
 
Wah, ini udah kebayang kek gimana rame nya ketemu keluarga besar Mas Eka..
Ngerih ini suhu..

Makasih suhu update nya..

:((:((
 
BAB XXV : BIBIT YANG MULAI JADI BADAI


“masih bagus kok badan Ibu....” ujar beutician yang datang hari ini. Yurisa klinik kecantikan mengirimkan 3 orang khusus untuk Renata hari ini.

Sambil dia diurut, lalu di dilulurin, Putri yang disampingnya sedang dipotong rambutnya. Hari ini semua agenda perawatan harus dia ladeni, karena nanti malam mau makan malam dengan Eka di luar, makanya semua mulai dari rambut, wajah, hingga kukunya akan ditreatment.

Menik, bagus banget rumah kamu ya Allah.... jangan lupain Ijah yah.... salam buat Putri dan Mas Eka....

Potongan whatsapp dari Ijah ketika dia mengirimkan whatssapp dari ponsel terbarunya. Dia menvidiokan lalu mengirimkan ke Ijah, bahkan Ijah sempat vidio call dengannya tadi pagi sebelum dia mau ditreatment.

Allah sayang kamu dan Putri, makanya Mas Eka boleh hadir kembali.

Betul sekali memang demikian jika dipikir Renata. 3 hari yang lalu dia masih di pasar di jam yang sama, anaknya masih mengayuh sepeda buntutnya. Kini semua berubah, dia tidur di kamar yang sangat mewah, dapat sopir pribadi, dulunya yang motor saja dia tidak punya , kini semua berbalik dalam hanya hitungan hari.

Badannya dilulur habis, rambutnya juga dipotong biar lebih fresh, dan wajahnya difacial, diberi masker wajah dan beberapa treatment dan itu membuat wajahnya yang selama ini kena debu pasar dan keringat akibat kena upa penggorengan seperti lenyap.

“nanti ibu tinggal pilih, jika mau lebih putih ada treatment dari dokter kecantikan kita untuk suntik putih istilahnya, atau jika ingin lebih cerah ada juga treatmentnya” ujar beautician itu lagi.

“nanti saya tanya Mas Eka dulu....” ujar Renata

“artis-artis, ibu-ibu pejabat juga banyak yang treatment di kita, dan rata-rata itu yang mereka minta”

“saya kan bukan istri pejabat....bukan artis juga....” sambil merendah Renata

Beautician itu tertawa, kawannya yang sedang mengerjakan pedi meni di kuku kaki Renata juga ikut tertawa dibalik maskernya

“Bu... yang punya spa dan salon pribadi semewah ini kelasnya sudah lain lho.....Ibu suka merendah...”

Renata hanya terdiam sambil tersenyum dalam hatinya.

“ini kita cukur dan bersihkan yah....nanti kita kasih cream agar tetap putih bersih....” ujarnya sambil menunjuk ke arah ketiak Renata. Dia agak malu karena beberapa hari ini belum sempat mencukur bulu ketiaknya.

“ini biar saya saja...”

“jangan Bu...ini memang semua masuk paket kok....lagian sekalian kita treatment, biar lebih bersih... kalau ibu cukur atau cabut sendiri kan suka ada yg terlewat...”

Renata diam dan menuruti saja.

“untuk yang bawah mau dicukur juga? Atau mau dirapihkan?” tanya mereka

Renata malu sekali, memang bulu bagian bawahnya agak lebat.

“atau tanya suami dulu deh, ikut selera suami biasanya mau yang gimana?”

Haduh, kayaknya sudah 3 hari atau 2 malam mereka bersama Eka belum menyinggung masalah itu deh, dia juga yang sudah 13 tahun tidak merasakan itu juga enggan membahasnya, lalu tiba-tiba ditanyakan seperti ini jadi bingung.

“iya, nanti aja...” jawab Renata

“soalnya macam-macam Bu, ada yang sukanya botak plontos, atau yang dirapihkan, tergantung selera”

Renata tertawa kecil. Dulu sih Eka tidak mempermasalahkan, dia doyan saja nyelup disitu dan bahkan suka nakal dicium ciumi. Ingat masa-masa itu membuat Renata suka geli sendiri, nafsu anak muda yang akhirnya membuat Putri lahir lebih awal, dan Eka harus menjadi Papa di usia 19 tahun.

Selesai treatment dari pagi hingga sore hari, membuat Renata merasa lapar. Dia lalu bertanya untuk biayanya, sambil menyuruh Putri mengambil dompet Pradanya, karena dia ingat tadi pagi Eka memberi dompet yang isinya uang cash, lalu ada 2 kartu debit yang Renata bisa pakai kapan saja.

“Ngga usah Bu...sudah dihandle langsung sama Ibu Intan...” jawab mereka sebelum akjirnya pamit pulang.

Putri langsung memeluk Renata begitu dia masuk ke kamar

“mama cantik banget......” teriak Putri.

Dia pangling melihat Renata yang berubah total dari rambut hingga wajahnya. Renata tersenyum melihat wajahnya di cermin raksasa di kamarnya. Dia merasa bangga dan senang sekali. Dia lalu mengambil foto selfie dan mengirimkan ke Eka

Ayang, cantik banget, ngga sabar mau ketemu Ayang

Bingung bajunya, nanti Mas aja yang pilihin

Oke Yang

Saat tiba sore harinya di kediaman Eka

“yang....”

Suara Eka di depan pintu kamar Putri dan Renata

Renata segera keluar, dan melihat penampilan terbarunya membuat Eka pangling.....

“ cantiknya ayangku....” bisiknya sambil meluk Renata

“mulai ih....” protes Putri lagi. Dia suka protes jika Mama nya dan Papa nya peluk-pelukan didepannya.

Eka dan Renata hanya tertawa lebar

“ini OK Yang...” Eka munjuk dress warna merah maroon

“oke... “

“sepatunya?”

“yang sneaker putih aja....”

“ Oke....”

Karena sudah dijemput, Putri dan Renata lalu bersiap siap, Wulandari juga sudah bersiap di kamarnya dibawah. Eka lalu masuk ke ruang kerjanya menunggu mereka bersiap, sambil membalas beberapa email dan juga pesan yang masuk.

10 menit kemudian

“Mas.... “ suara panggilan dari luar pintu kerjanya, belum dia buka yang memanggil sudah masuk duluan. Batari dan suaminya

“hai....”

“sore Mas..” sapa Edwin suami Tari

“kemana aja sih? Ngilang ngga ngasih kabar? Tadi ke ruangan kata Intan datang trus balik lagi...”

Eka tersenyum mendengarnya

“Pak Juniver minta waktu ketemu katanya, tadi meeting ama dia sudah clear shipment yang di Kolaka kita yang ambil, angkutannya juga sudah ready, cuma katanya yang di Halmahera harus Mas Eka yang bicara dengan yang punya lahan....” ujar Tari

“yah sudah....nanti aku bicara....”

“ada Yang Ti yah....” tanya Tari sambil duduk di sofa dengan suaminya, sedangkan Eka duduk di kursi dibelakang meja. Eka hanya tersenyum mendengar pertanyaan Tari

“kemarin nelp ke Yang Ti ngga diangkat, telp ke sopirnya katanya dia baru balik dari Surabaya ngantar Yang Ti ketemu Mas Eka, dan Yang Ti suruh dia balik.... makanya kita tahu Yang Ti ada disini...” celoteh Tari lagi.

Dan kemudian

“papah....papah.... “ suara anak perempuan memanggil.... Eka agak kaget tapi Tari yang sangat kaget mendengarnya

“aku pake baju ini yah...” ujarnya sambil masuk ke ruangan untuk menanyakan pendapat papanya.

Dan betapa kagetnya mereka setelah saling berhadapan!

Tari terkejut melihat anak didepannya, tinggi dan putih, wajahnya memang sepintas mirip wajahnya

“Mirip kamu, De.....” ujar Edwin tanpa sadar.

Tari bagai tidak percaya apa yang dia lihat didepannya, segera dia mengetahui siapa anak ini.

“putri... ini Om Edwin dan Tante Tari, adik Papa....” ujar Eka yang bagaikan suara gelegar di telinga Tari.

Putri maju sambil mencium tangan Edwin, lalu tangan Tari.

Tari tidak bisa menahan dirinya, dia langsung memeluk keponakannya itu dengan erat dan penuh haru. Airmatanya lalu perlahan turun sambil memeluk Putri dengan erat....

“sehat kamu sayang?’ tanyanya disela airmatanya yang mengucur.

Hanya anggukan pelan dari Putri menjawab pertanyaan Tantenya

“sini sayang....” ujar Putri mengajak Putri untuk duduk dipangkuannya.

Sambil menyeka airmatanya, dia memeluk Putri yang duduk di pangkuannya, dia bagaikan tidak percaya melihat keponakannya yang selama ini menjadi polemik dan rahasia besar di dalam keluarganya, kini benar-benar muncul di hadapannya, dan benar kata Eyang Putri, anak ini memang seperti anak yang lahirnya disangkal, wajahnya mirip dirinya dan Eka.

Dia memegang pipi ponakannya dengan gemes.

“cantik banget sih.....” bisiknya.....

Putri hanya tersenyum malu.

Seketika Tari teringat sesuatu...

“mbak Renata mana?” tanya dia ke Eka.

“Mama lagi ganti baju di kamar....” jawab Putri....

Tari segera bangkit, ditariknya tangan Putri “ ayo Tante mau ketemu Mama....”

Eka terdiam dan hanya bisa terharu melihatnya, bagaimanapun Tari memang masih terlalu kecil saat itu untuk memahami, meski dia dan Renata termasuk dekat sekali, namun saat kejadian itu selain Tari tidak tinggal dirumah Eyang, memang usia Tari masih sebaya dengan usia Putri saat ini.

“Mbak Renata.....”

Pelukan Tari disambut dengan penuh haru oleh Renata. Tari yang terakhir dilihat masih berusia 12 tahun. Mereka saling berpelukan sambil menangis penuh haru.

“Mbak Renata sehat kan?”

“sehat Non.....”

Melihat Renata setelah sekian lama terpisah, dan mengingat pedihnya hidup yang dia alami, membuat Tari jadi terenyuh, dia bisa merasakan bagaimana kerasnya hidup yang dijalani oleh mereka berdua, terlebih setelah diusir oleh ayahnya untuk keluar dari tempat mereka dulu.

Airmata mengalir dan tatapan penuh haru saja yang bisa terwakili oleh Tari untuk Renata dan Putri.

“ mohon dimaafkan Papa dan Mama yah.....” bisik Tari lirih

Renata hanya bisa menundukkan kepalanya, tersenyum meski memang terasa menyakitkan bagi dia dan Putri, jika mengingat masa itu, rasanya beratnya hidup mereka memang sering membuat kesedihan timbul

“aku sudah memaafkan, Non..... yang terpenting saat ini Putri sudah bertemu papahnya.... yang lain sudah ngga aku pikirkan....” ujar Renata, sambil membelai lengan Tari

Tari tidak bisa menahan harunya, dia kembali memeluk Renata dan menangis di pundaknya, meski dia masih kecil saat itu, tapi dia bisa merasakan bagaimana suasana hati dan kondisi berat Renata dan orangtuanya melewati saat tersulit saat itu.

“putri mirip sekali dengan Mas Eka.....” kata Tari disela harunya

“ mirip Non Tari juga.....”

Kini mereka bisa tertawa lepas. Lalu saling bercerita dan berbagi kenangan saat masih di Blora dulu, tempat-tempat jika mereka suka bermain, karena memang waktu kecil Tari sering juga diasuh Renata jika ke rumah neneknya.

“udah siap?” Eka lalu muncul di pintu kamar

“udah Mas....”

Renata berdiri melihat Eka sudah didepan pintu kamar.

“mau kemana sih?” Tanya Tari

“mau makan diluar...”

“ikut ih...”

“ ayolah..”

Tari lalu bilang ke suaminya

“Pih... kamu pergi sendiri aja yah... aku mau ikut Mas Eka “ ujar Tari

Mereka lalu pergi berlima menuju ke restoran Jepang yang dipengenin Wulandari dan Putri. Eka memilih mengikuti selera Eyang dan cucunya, mereka bertiga bisa menyesuaikan seleranya.

“kemana Edwin?” tanya Wulandari

“Mau main squash Yang Ti....”

“sendiri Non?”

“hemmmm” sambil menganggukan kepalanya

“Mbak, jangan panggil aku Non dong...” bisiknya dia karena mereka duduk paling belakang.

Wulandari yang mendengarnya juga ikut tertawa

“Khan sudah jadi kakak iparku..... panggil aja Tari atau adek....” usulnya lagi

“iya Rena..... “ timpal Wulandari

Renata sedikit masih merasakan hal yang sedikit mengganjal sebenarnya. Dia memang sudah diterima sebagai keluarga lagi, tapi kan anaknya yang memang anak Eka, sedangkan dia statusnya belum jelas, meski begitu dia menyerahkan semua hal ini ke tangan Eka.

Sementara Tari terenyuh melihat Putri makan di restoran Jepang ini. Eka nampak membantu dan mengajari anaknya makan, dia mencoba menahan agar kaca di matanya tidak pecah dan jatuh jadi airmata lagi, rasanya melihat keponakannya bisa berkumpul dan menikmati makanan nikmat yang saat ini dia rasakan jadi membuat dia terharu.

Saat makan Tari berkali kali memotret dengan kamera ponselnya momen happy dan berbahagia ini, demikian juga Eka. Mereka berfoto, berselfie ria dengan penuh kebahagiaan, dan pose terakhir mereka semua berfoto bersama dengan meminta pelayan restoran untuk mengabadikan mereka.

Saat kembali pulang setelah selesai makan, Tari lalu mengupload foto-foto mereka di status WA nya dia. Capturan status WA Tari lalu dicapture oleh Tante Magda, dan ditanya di Group Dionisius Prasetya’s Family grup. Dan tentu saja grup tersebut langsung heboh, karena memang Eka tidak memberitahu kedatangan Renata dan Putri ke keluarganya, dan Tari tanpa bertanya ke Eka dulu, langsung main upload ke status.

Magda : Ada Yang Ti di Jakarta?
Naya : ih siapa tuh?
Iren : siapa tuh Ka Tari?
Tari : :)
Naya : Mbak Ningrum mungkin kenal
Ningrum : De.... itu Renata?
Naya : what? Kok ngga bilang2 kalo sudah nemu?
Eka : :Peace:
Jesicca : wuih.... udah ketemu?

Eka meninggalkan grup

Seketika grup langsung diam.

Tari juga langsung menghapus status WA nya, dan dia hanya diam tidak berani bertanya ke Kakaknya yang duduk di depan. Dan dugaannya benar, semua sibuk bertanya melalui Japri ke dirinya

Ningrum : De, itu Renata ?
Tari : Iya Ma...
Ningrum : Puji Tuhan De.... besok pagi Papa dan mama akan ke Jakarta

Lalu muncul lagi

Jesica : Ri, itu Putri ama Renata?
Tari : :)
Jesica : Besok kita mau ke Jakarta juga, Papa dan Mama juga ikut
Tari : mau ketemu Mas Eka atau?
Jessica : Iya...tapi ke rumah lu aja, nanti paling ketemu Mas Eka di kantor, atau ngga ke Polaris jakarta, terserah Mama ama Papa aja
Tari : OK
Jesicca : Kita harus perjelas hal ini ke Mas Eka, jangan sampai Mas Eka kejebak
Tari : Kejebak gimana
Jessica : yah kejebak lah.... oke anaknya sudah ketemu, tapi khan cukup sampai disitu, jangan sampai Mas Eka ikut harus dengan masa lalunya dong
Tari : Jes, biar Mas Eka yang mutusin
Jesicca : mas Eka itu pasti emosinya lagi ngga stabil karena baru ketemu anaknya, tapi khan jangan sampai anak dia sduah ketemu, lalu ibunya yang ngga jelas selama ini dimana dan sudah sama siapa... tiba2 mau diangkut juga dong
Tari : makanya gue bilang biar Mas Eka yang mutusin
Jessicca : ngga bisa Ri.... pasti akan terpengaruh Mas Ekanya
Jesicca : apa mau kita jadi pemberitaan Mas Eka yang terkenal itu lalu menikahi mantannya.... trus muncul banyak laki2 yang mengaku mantannya dia? 13 tahun emang dia setia ngga pacaran? Boong banget
Tari : lu sebaiknya hati-hati, Mas Eka bisa tersinggung
Jesicca : makanya kita ajak orangtua bicara. Ini Mama lagi ngobrol ama Bu Dhe Ningrum.
Tari : terserah aja, tapi sebaiknya jangan dulu sekarang sih saran gue
Jesica : justru lebih cepat lebih baik, kalo udah lama disitu malah nanti ngga mau balik ke kampungnya, udah keenakan disitu.
Jesica : perusahaan Mas Eka ini bisa besar karena bantuan semua keluarga besar, trus mereka tiba-tiba datang, harus diperjelas dari awal, jangan diam-diam tau2 kita ribut dibelakang.

Tari sudah menutup percakapannya dengan Jesica, dia memilih diam dan membiarkan agar mereka saja yang bicara dengan Eka. Dan dengan keluarnya Eka dari grup keluarga, itu sudah memperlihatkan sikpanya dia terhadap masalah Renata dan Putri, meski keluarganya punya alasan berbeda, tapi Eka jelas yang punya keputusannya.

Dia juga merahasiakan percakapannya dengan Jesica dan mamanya ke Eyangnya. Dia tahu Eyangnya pasti marah jika ada yang mencoba mengusik Putri. Dia hanya diam dan sambil memandang Renata yang sesekali mengobrol dengan Wulandari menggunakan bahasa Jawa, baginya biar mereka besok bicara langsung dengan Eka.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd