Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

BAB XXIV : New Life, New Place


“maaf Mbak... ini saya mau nyuci baju saya dimana yah tempat cuciannya?” Tanya Renata pagi-pagi sekali saat dia bangun ke salah satu Mbak yang bertugas di lantai II rumah Eka

“Taruh aja di tempat pakaian kotor yang di kamar”

“iya, tapi mau saya cuci... banyak baju kotor soalnya”

“taruh disitu saja Bu, nanti ada Mbak Nina akan ambil untuk dicuci”

“ngga apa2, biar saya cuci aja sendiri...”

“aduh jangan Bu.... ada yang khusus nyuci” cegah mbak yang bernama Tri itu

“kalau bapak tahu ibu yang nyuci bisa dimarahi kita semua Bu...”

“taruh disitu aja Bu” agak panik nada Tri melihat Renata yang akan mencuci bajunya. Dia lalu ijin masuk bersama Renata ke kamarnya, lalu menunjukan tempat pakaian kotor untuk ditaruh agar setelah semua bangun pembantu yang khusus laundry akan datang ke kamar mengambil dan mencucinya.

“tapi ini kan pakaian dalam saya sama Putri....”

“jangan Bu.... pokoknya Ibu taruh disitu Bu.... maaf sekali Bu...kalau ketahuan Pak Eka nanti kita semua bisa kenal omel”

Mendengar penjelasan Tri, Renata diam dan lalu duduk di dekat kursi

“emang ada berapa orang yang kerja disini?”

“total ada 8 semua Bu, nanti mau datang lagi 1 orang tambahan, jadi 9 orang” ujar Tri

Renata kaget mendengarnya

“9 orang? Siapa saja dan apa yang dikerjain sebanyak itu?”

“Mbak Ira itu kepala kita semua, dia yang atur semua keperluan hingga belanja bulanan buat kebutuhan rumah, trus ada 1 khusus masak, 1 khusus lantai bawah, saya khusus lantai 2, 1 khusus laundry. 1 sopir buat bapak, sama tukang taman dan kolam renang ada 2 orang, tapi mereka bertiga tidak tinggal disini, dikontrakin diluar kompleks sama Bapak. “

Renata terhenyak

“nanti mau datang lagi satu orang khusus sopir buat Ibu sama Mbak Putri”

Sopir buat dia? Ama putri? Buat apa dia diaksih supir?

Dia baru datang semalam di rumah, dan dia tidur bersama Putri malam ini di lantai 2. Melihat rumah mewah dan megah milik Eka, dia dibuat bingung dan takut keluar karena takut nyasar. Halaman yang luas dan ditambah adanya kolam renang, dan semua kamar besar-besar membuat dia kagok.

“kalian tidurnya dimana Mbak?

“kami dibawah Bu, di belakang garasi disamping ruang fitness, kamar kami semua dibawah situ”

Renata makin bingung, diatas saja dia tidak tahu ada berapa kamar, ternyata di lantai bawah juga banyak kamarnya.

“ibu perlu apa-apa tinggal bilang aja Bu....” ujar Tri lagi

Tiba tiba

“sayang, udah bangun?” sapa Eka di depan pintu kamar

Tri langsung pamit keluar dan menunduk ke arah Eka

“sudah, tapi belum mandi....” Renata tersenyum ke arah Eka

“sarapan yuk....” ajak Eka

“putri masih tidur?”

“iya.... sampai malam dia masih main hape, pada telponan dengan temannya Rany” jawab Renata

“ya sudah...ayo temenin aku sarapan...”

“aku mandi dulu yah....’

“ngga usah...udah gitu aja...

“tapi...”

“udah gitu aja...ayok...” ajak Eka

Renata akhirnya mengalah dan ikut Eka, sambil digandeng Eka lalu menunjukan kamarnya, lalu kamar belakang, lift ke garasi atau ke lantai 1, dan mereka turun dari tangga ke ruang makan yang terletak bersebelahan dengan kolam renang .

“ayang mau makan apa?’ tanya Eka

Salah satu pembantu nampak sibuk melayani mereka. Renata bingung melihat sarapannya, menu-menu yang agak asing, namun dia lihat ada nasi uduk disitu, dia memilih nasi uduk untuk sarapannya. Dia lalu bertanya ke Eka

“Mas mau minum apa?”

“ini aja” Eka menunjuk teh manis

“udah ada yah.... “ dia tadinya mau buatin untuk Eka

“udah sayang.....makan yuk....” ajak Eka

Sambil makan, Eka melirik ke Renata

“nyenyak tidurnya?’

“iya Mas.... dingin tapinya....”

Eka tersenyum memakluminya

“mas sarapan selalu dimasakin yah?”

“iya...kadang kalo aku mau sarapan aku pasti kasih tau.....”

Renata diam sejenak

“besok mau aku yang masakin?”

Eka tersenyum melihat Renata

“boleh saja.... ada mbak dian yang juru masak disini, tapi kalo ayang mau masak buat aku, boleh aja, tapi nanti minta mbak dian temenin yah.... soalnya dia yang tahu bahan-bahannya disimpan dimana...”

Renata menganggukan kepalanya

“moga-moga masih suka masakan aku....”

Eka tertawa

“sayangku, aku ngga ada yang berubah dari dulu....masih tetap Eka yang dulu....” dia meraih tangan Renata dengan lembut....

“makan yuk....”

Mereka lalu sarapan bersama dengan sesekali bertatapan penuh cinta. Suasana sarapan yang sekian tahun mereka rindukan bersama.

“rumah gede banget sih Mas...”

“nanti juga Ayang terbiasa...”

Renata mengambil piringnya dan juga piring Eka untuk ditaruh di tempat cucian piring

“sini Bu... “ ujar salah satu mbak yang disitu

Renata bingung, dia ingin mencuci piring saja dilarang.

“ayang.... udah ada yang bertugas kok.... “

“iya tapi khan...”

“udah yuk.... ada yang mau aku tunjukan ke ayang....” potong Eka langsung menarik tangan Renata. Mereka lalu turun satu lantai lagi, menuju ke garasi rumah yang terletak di basement.

“pak...selamat pagi” sapa sopirnya Eka. Dia mengangguk hormat ke arah Renata.

“ini Tino sudah datang juga Pak...”

Eka lalu memperkenalkan Renata ke Tino

“ini nanti sopirnya Ayang yah, ama Putri...” ujar Eka

“Mas...emang aku mau kemana sampe dikasih supir?”

“Putri sekolah, atau Ayang mau jalan kemana mana.....perlu sopir lho....”

Renata diam dan tidak membantah

Eka lalu mengajak Renata ke pojok garasi, mereka melewati deretan mobil mobil Eka, sampai Renata bingung ngapain mobil segini banyak di garasi.

Eka berdiri tepat di sebuah mobil yang dibungkus cover mobil, dan begitu covernya dibuka, nampak sebuah mobil putih dengan plat nomor B 87 RGA. Renata bingung kenapa mobil ini ditunjukan ke dirinya

“Mobil siapa?”

“mobil ayanglah.....”

“buat aku?” bingung wajah Renata

“ayang ingat ngga dulu waktu kita suka nongkrong bareng2.... ayang pernah bilang mobil mobil kesukaan ayang?”

Renata bingung dan mencoba mengingat

“lali aku Mas....”

Eka tertawa...

“ayang bilang Soluna Putih kan...” ujar Eka mengingatkan dia

Seketika Renata teringat kisah itu. Dia hanya bisa menutup mulutnya, wajahnya terharu, ternyata Eka masih mengingat setiap detail.

“masih masih ingat aja.....” ujung matanya kini berembun kembali

Renata memeluk Eka, dia meneymbunyikan wajahnya dibalik pelukan Eka

“ayang mau lihat mobilnya?”

“mau sih....tapi aku mana ngerti mobil....”

“lihat aja kedalam yah...”

Eka membuka pintu mobilnya, lalu mempersilahkan Renata masuk. Renata rasanya tidak percaya dengan apa yang di alami sekarang, baginya ini semua terlalu indah dan diluar dugaannya sama sekali, karena bertemu dengan Eka saja dia sudah sangat bahagia, apalagi menerima hadiah seperti ini. Makin bahagia lagi saat plat mobilnya ternyata plat tahun lahir dan singkatan namanya.

“aku fotoin Ayang yah...”

“malu ih Mas....”

Akhirnya Eka memanggil sopirnya untuk mengambil foto mereka berdua. Sambil memeluk pundak Renata, mereka lalu berpose di depan mobil impian masa kecil Renata.

“mas malu ih...belum mandi aku....” sambil menyembungikan wajahnya dibalik lengan Eka.

Mereka lalu masuk kembali ke dalam rumah, Eka lalu mengajak Renata keliling rumah sebentar, dia menunjukan beberapa tempat ke Renata, lalu mengajak Renata naik ke ruang kerjanya dilantai atas disamping kamarnya Eka.

Renata benar-benar kagum melihat kemewahan rumah Eka, dia bahkan merasa suka rendah diri melihat kondisi Eka sekarang, meski sikap dan perhatian Eka memang tidak berubah dibandingkan dulu mereka masih bersama, hanya memang lebih dewasa dan sangat percaya diri dibandingkan dulu, jaman dia masih badboy.

Meski perhatian dan sayangnya Eka terlihat sangat kental, tapi Renata merasa kurang percaya diri. Dia ragu dan galau apa dia bisa membuat Eka bangga, melihat Eka yang begitu tampan, kaya dan punya banyak kesibukan, dia jadi minder. Dia takut Eka malu jika dia jalan dengan Eka. Apalagi dia jauh dari kata perawatan, memikirkan makan dan hidup sehari hari saja sudah sangat sulit untuk dia dan Putri, dan dia sedikit jadi bimbang.

Namun pelukan, tatapan dan juga perhatian Eka buat dia dan Putri dalam 3 hari ini sungguh membuat dia tidak berhenti bersyukur. Perjuangannya mencari mereka berdua sangat panjang dan mungkin saja melelahkan, tapi dia tetap berjuang hingga menemukan mereka berdua.

Ruang kerja Eka terbuka, Renata bingung melihat perlengkapan yang ada disitu, dia seumur hidup belum pernah melihat ruangan seperti ini, selain ada layar besar, komputer dan juga sofa dan meja, ada lemari besar didalamnya.

Eka membuka lemarinya, lalu mengeluarkan satu persatu bungkusan dari dalam lemari, dan dia meletakan semuanya di meja kerjanya. Eka memanggil Renata

“yang....”

Renata kaget melihat hadiah-hadiah di meja tersebut.

“ini semenjak 7 tahun sejak aku punya penghasilan sendiri.....” bisik Eka.

Renata tidak bisa menyembunyikan airmata bahagianya melihat semua yang ada di meja. Setiap bungkusan dan kado ada tanggalnya dan ucapan selamat ulang tahun, termasuk ulang tahunnya beberapa minggu lalu, dia tidak menyangka Eka masih mengingat hari spesialnya setiap tahun meski mereka tidak bersama.

“Mas...” panggilnya lirih

“bertemu kembali dengan Mas sudah hadiah terindah buat aku dan Putri.... sudah sangat bersyukur dan tidak berhenti mensyukuri....” linangan airmata kembali mengalir di pipi Renata, dia merasa sangat dimanjakan oleh Eka.. “ ini terlalu berlebihan Mas....”

Eka memeluk Renata

“ngga ayang.... memang ini khusus buat Ayang.... karena setiap hari aku selalu memikirkan Ayang dan anak kita.... suksesnya aku juga hasil doa Ayang... dan doa Putri... jadi memang ini semua buat ayang...” bisik Eka sambil memeluk Renata

Eka menatap wajah Renata sangat dekat, lalu dia menundukan wajahnya, mencium bibirnya lembut.

Renata memejamkan matanya, ciuman Eka di bibirnya membuat dia terlena, sesuatu yang sekian tahun dia tidak rasakan, dan kali ini dia merasakan kembali, ciuman dahsyat dari Eka, ciuman bibir yang dia rindukan sekian lama.

Kini bibir mereka saling melumat dengan mesra

“mas....aku belum mandi...”

“ngga apa2 Yang.....”

Pelukan Eka semakin ketat, bibirnya menyapu bibir Renata, lidahnya saling bertuka dengan penuh nafsu, dan Renata kini semakin terlena, dia dibuat terbuai oleh kenikmatan berciuman yang sekian tahun tidak dia rasakan, apalagi kini tangan Eka mulai nakal meremas buah dadanya dengan lembut

Tok tok tok....

“Pak....” suara panggilan dari luar mengagetkan mereka berdua

Sambil tersenyum Eka melepas ciumannya, Renata juga jadi malu lalu menyembunyikan wajahnya di dada Eka

“Ya Mbak.....” Eka membuka pintu ruang kerjanya

“ada orang dari Yurisa Clinic katanya diminta datang hari ini...”

Eka teringat memang dia meminta Intan untuk home treatment call.

“Oke....”

“trus Non Putri sama Eyang juga sudah dibawah lagi sarapan, nanyain Bapak sama Ibu juga...”

Renata tersenyum mendengar anaknya sudah bangun

Meraka berdua lalu turun, menyapa Eyang Putri dan Putri yang sedang sarapan

“makan Mas...” sapa Wulandari

“udah tadi Yang Ti....” jawab Renata

Eka mencium kepala anaknya

“main hape melulu semalam....” bisik Renata yang dijawab dengan senyuman oleh Eka.

Dia lalu menyapa terapis dan kapster dari klinik yang datang yang sedang berada di ruang foyer di ruang tamu, sambil memperkenalkan Renata ke mereka.

“tunggu yah Mbak, nanti perawatannya di lantai 2 diatas”

Renata bingung, dia bertanya ke Eka

“siapa Mas?”

“orang salon dan klinik.... buat Ayang sama Putri treatment...”

“nyalon?”

“iya..”

“disini?”

“iya...”

“emang bisa?”

“di belakang itu ada ruang khusus spa.... ayang bisa nyalon dan treatment disitu...”

Renata hanya bisa tersenyum

“ama Putri juga?”

“iyalah...kalo dia mau potong rambut....”

“oke...aku juga?”

“terserah ayang... mereka nanti lulurin dan sekalian lihat apa yang bisa mereka lakukan dan ayang bisa minta mau perawatan apa ke mereka” bisik Eka

Renata hanya menetap dengan penuh ucapan terima aksih ke Eka. Nyalon baginya barang mewah, dia hanya ke salon untuk potong rambut saja, untuk lain-lain seperti creambath apalagi sampai perawatan tubuh, sungguh jauh dari pikiran dia selama ini.

“pah...putri kapan sekolah lagi?” tanya anaknya

“besok yah...hari ini seragamnya diantar ke rumah....besok papa yang antarin....”

“makasih yah Pah...”

“kita potong rambut yah hari ini...” bisik Renata ke anaknya, yang dijawab dengan anggukan senang oleh Putri.

“mas ngga ngantor hari ini?” tanya Wulandari

“Ngantor Yang Ti.... tapi agak sorean sudah balik lagi....” Jawab Eka

“nanti kita makan malam bareng yah...diluar....berempat sama Yang Ti....”

Renata dan Putri hanya menganggukan kepala mereka.

Saat Putri dan Renata sedang melihat kolam renang, Wulandari menghampiri Eka dan bertanya lirih

“ yang lain sudah pada tahu?”

Eka menggelengkan kepalanya. Dia tahu siapa yang dimaksud Eyangnya,

“Mas harus beritahu mereka lho.....”

“iya Yang Ti...”

Wulandari menarik nafas agak dalam

“Cuma Eyang agak ragu dengan penerimaan mereka nantinya ke Renata, apalagi ke Putri....”

Eka hanya tersenyum kecil

“kenyamanan yang mereka rasakan selama ini bisa membuat mereka terancam dengan hadirnya Putri dan Rena, jadi Mas harus tegas nantinya....”

“ ngga ngurus Yang Ti.... saat ini ngga ada yang bisa pisahkan lagi aku dengan anakku dan Renata, Yang Ti.....“ tutur Eka dengan tenang “ aku ngga mau kehilangan Renata dan anakku lagi”

Wulandari membelai tangan cucunya, dia menguatkannya dengan usapan sayang seorang nenek agar kuat menghadapi semua cobaan yang akan datang. Dia turut bahagia, meski di hati kecilnya dia merasa pasti akan ada penolakan dan berbagai cara akan dilakukan untuk membuat Renata tidak nyaman di keluarga, yang ujungnya akan ke Putri.

Sosok Eka yang dermawan dan dianggap milik keluarga besar membuat mereka semua pasti tidak rela jika ada sosok lain yang masuk, apalagi status Putri sebagai anak yang lahir diluar pernikahan, sebagai nenek dan ibu, Wulandari bisa merasakan itu. Harta dan kemewahan yang selama ini banyak dinikmati keluarga besarnya, pasti membuat kehadiran sosok baru akan membuat mereka tidak nyaman dan akan berusaha untuk menyingkirkannya dengan cara halus, dan itu tidak akan dia biarkan.

Cukup rasanya Renata dan buyutnya menderita, dia tidak akan membiarkan siapapun yang berusaha merenggut kebahagiaan yang baru saja Eka rasakan dengan menemukan anaknya dan Renata sekarang ini.

"eyang siap2 juga nanti yah..... kita makan diluar nanti sore" ujar Eka

Wulandari menganggukan kepalanya mengiyakan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd