Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

suhu, kita para rakyat sabar menunggu, kalo kami agak rusuh mengejar suhu tidak lebih karena rasa penasaran kami akan kelanjutan cerita suhu yg menguras emosi dan air mata dan ini indikasi bahwa cerita karangan suhu ini benar benar kualitasnya sekelas maestro sehingga selalu dinanti, bahkan jujur saya sejam sekali liat forum ini hanya untuk melihat apakah ada update dari suhu atau belum, terimakasih suhu teruslah berkarya dan menjadi hiburan bagi kami rakyat semproter
Sangad mewakili sekalee..

Suwun sudah mewakili jeritan kami para reader Om :ampun:
 
Sehat selalu suhu, rRF lebih utama untuk karya suhu bagi kami hiburan yang bisa membuat waktu senggang kami untuk membaca cerita suhu, thanks suhu atas karya" mu,,,gambatte
 
BAB XXIII : HOTEL INCIDENT


Hotel berbintang 5 ini baru saja diakusisi managementnya oleh Polaris Hotel Management, setelah melalui proses panjang, 6 bulan lalu Head Of Agreementnya ditanda tangani, dan kemudian disusul oleh MOU, hingga akhirnya 2 minggu lalu peralihan saham resmi dialihkan ke pemilik baru.

Polaris sendiri tidak mendapat management fee seperti biasanya, namum mereka mendapat pembagian sebesar 29% saham, merupakan pemegang saham terbesar kedua setalah pemilik utamanya yang mengakusisi sebesar 51%, dan pemilik lama masih memegang 20% sisanya.

Dengan management dipegang oleh Polaris, maka semua nama hingga kontrak dengan semua pihak termasuk dengan pekerjanya, harus diperbaharui dengan pihak Polaris sebagai Manager Hotel. Dan anma hotel juga diganti menjadi Polaris Prime Hotel.

Renata dan Putri sedikit grogi saat masuk hotel ini, apalagi setelah cek in dan naik ke kamar mereka. Sebelum mereka masuk ke kamar, Eka mengajak untuk makan di ruang VIP hotel, ditemani Intan dan Reza, mereka berlima makan bersama.

Senyum kebahagiaan tidak pernah lepas dari bibir Eka, ini pertama kalinya dia bisa menikmati makan bersama dengan anaknya dan Renata. Dia sampai menuangkan nasi, minuman, hingga memilihkan lauk untuk anaknya.

Saat melihat mereka makan dengan lahapnya, Eka meneteskan airmata, dia tidak bisa membayangkan bagaimana anak dan ibunya makan harus dengan penuh kesederhanaan sedangkan dia sendiri tinggal tunjuk mau makan apa hari ini. Dia terharu melihat betapa lahapnya anaknya makan, dan tidak bosannya dia memberi tahu apa jenis makanan dan terbuat dari apa menu makanan itu ke Putri.

Apalagi saat Renata memandangnya, dia bisa merasakan ada rasa haru dan bahagia dimata itu, karena akhirnya bisa merasakan kehangatan bersama dengan Eka, kehangatan yang selama sekian tahun mereka tunggu dan cari.

“kenyang Nak....?” tanya Eka

“kenyang Pah.....enak makanannya” jawabnya polos

Eka terharu dan bahagia mendengarnya. Anakku kamu sekarang ada bersamaku, tidak akan aku biarkan kamu menderita lagi dalam hidupmu, demikian tekad Eka dalam hatinya.

“baju sudah dikamar yah Pak” ujar Intan

“oke”

Mereka lalu naik ke lantai 6, Intan ikut mengantar hingga ke kamar, karena dia harus menunjukan baju-baju yang sudah disiapkan oleh tim di Surabaya untuk Renata dan Putri.

Renata dan Putri sampai heran dan kaget melihat baju yang begitu banyak dilemari kamar, dan meski agak aneh, tapi mereka tahu abhwa hampir semua muat buat mereka. Kondisi kamar yang besar sekali, juga rasanya baru dilihat sama mereka. Intan lalu mengajarkan cara untuk menyalakan kran air, air panas dan air dingin, serta menelpon ke kamarnya jika perlu apa-apa.

Eka lalu masuk ke kamar mereka saat intan keluar.

“istirahat lah Ayang.... Putri juga.... papa di kamar pojok tidurnya, ada apa2 telpon atau ketok yah....” ujar Eka ke anaknya dan Renata.

“makasih Pah...” putri memeluk papahnya

“mandilah...”

“ini kamar gede banget yah Mas....” ujar Renata

“iya....president suite room namanya, kamar paling gede...” ujar Eka

Renata sekali lagi memandang Eka....

Eka lalu menarik Renata ke dalam pelukannya, dia merangkul kekasihnya dengan erat.....

“aku ngga percaya Mas dengan hari ini.....serasa mimpi buat aku.....” ujarnya terisak

Eka memeluknya dengan penuh kasih

“ngga ada yang bisa pisahkan kita Yang..... aku janji.....”

Renata memandang wajah Eka..... lalu dengan lembut Eka mencium bibirnya Renata.... ciuman penuh cinta yang 13 tahun lebih dia tidak rasakan....

Renata membalas ciuman Eka dengan dahsyat....lidah mereka kini saling bertukar dan bibirnya saling melumat.....

“mama...papah....ih...ciuman melulu dari tadi....’ teriak Putri tiba-tiba keluar dari kamar ke ruang tamu

Eka dan Renata kaget dan segera melepaskan pelukannya dan tertawa.

“putri ngga tau nyalain airnya gimana, airnya panas banget yang keluar....” gerutunya

“oke sayang....” Eka lalu masuk dan memutar kerannya ke arah yang sebaliknya agar air dingin keluar.

“makasih Pah...”

Eka lalu keluar dari kamar mandi

“ Mama mandi dulu ih...meluk2 papah belum mandi juga....’ cerocos Putri sambil memeluk Papahnya.

Eka tertawa, Renata juga tertawa mendengar anaknya mendumel seperti itu.

“ Mandi, dan istirahatlah berdua” ujar Eka, udah jam 7.30 malam

Eka lalu pamit ke kamarnya, dia memeluk Putri dan Renata sekali lagi.

“Mas...” panggil Renata

“ya Ayang....”

“makasih yah.... aku bahagia banget bisa ketemu Mas lagi akhirnya....” ucap Renata sambil memandang Eka penuh cinta

Melihat gelagat demikian, Putri dengan cepat menghalangi mereka berdua, dia memeluk papahnya

“papa juga mandi dan istirahat.... kalo ngga mama pasti meluk papa terus....” ujar Putri.

Eka bahagia sekali hari ini, dia lalu berlalu ke kamarnya, dan membiarkan Renata dan Putri di kamar mereka, pasti lelah sekali karena perjalanan dari Probolinggo, belum lagi kejadian dan rentetan peristiwa penuh kejutan hari ini, dan Eka tidak henti-henti berterimakasih sama Yang Punya Hidup, yang sudah mempertemukan mereka kembali.

Dilihatnya ada puluhan miss call di WA dan juga ponselnya. Ada ratusan email yang belum sempat dia buka dan baca, tapi diantara semua telp itu ada telpon dari Eyangnya Wulandari juga masuk 3 kali, yang dia tidak sempat angkat.

“malam Yang Ti....”

“selamat Malam Mas...dicariin Tari lho, sampai nelp ke Yang Ti ada opo toh Mas? “

“ngga apa2, tadi sempat jalan keluar ngga kasih tau dia...”

“iya, soalnya ditelp Reza dan asisten kamu ngga diangkat juga katanya”

“iya ngga apa2 Yang Ti...”

“ya wis kalo gitu....telp lah ke Tari yo....”

“Iya Yang Ti....”

Mereka dia sejenak lalu

“Yang Ti...”

“iya Mas...kirain dah diputus telponnya...”

Eka menghela nafasnya pelan

“Yang Ti... udah ketemu....”

“apa mas? Apanya yang udah ketemu?”

Eka diam....ada emosi disana...

“renata?” tebak Wulandari

“iya Yang Ti....”

“puji Tuhan Nak.... dimana ketemu.... anaknya juga? Mereka dimana? Warsini? Yunita gimana mereka?”

Berondongan pertanyaan dicampur tangisan keluar dari mulut Wulandari

“Puji Tuhan nak....doa kita didengar Tuhan.,...puji Tuhan Mas.....”

Suara Eyangnya berubah menjadi tangisan yang penuh haru, Eka pun demikian, rasa haru dan emosionalnya masih belum bisa hilang akibat hari yang indah ini

“Mas dimana sekarang?”

“di Surabaya Yang Ti?”

“ ke Jakarta kapan?”

“Besok pagi atau siang YangTi...”

“kalau begitu, tungguin Eyang....besok pagi selepas Pak Warsito sholat subuh, Eyang ke Surabaya.... Eyang harus bertemu Renata dan buyut Eyang.....”

Suara Wulandari bergetar penuh haru.

“Iya Yang Ti....kami tunggu Eyang datang besok....”



*********************​

“Pas yah Ma....” ujar Putri setelah memakai piyamanya

“iya Nak....pas banget”

“Mbak intan bisa lho tau ukuran badan aku”

Renata tersenyum melihat anaknya yang sangat gembira.

“eh...istirahat....” ujarnya saat melihat Putri memegang ponsel lagi.

“bentar aja Ma.... khan biar tahu semua isinya....” bujuk dia sambil memegang iphone dan ipad pemberian Eka.

“pasti besok Mama dikasih hp baru ama Papah...”

Renata tersenyum

“bertemu Papah saja sudah hadiah terindah buat kita nak....” ucap Renata pelan

“kata Papah, besok anak buah Papa mau antar hape ke Eyang di Malang, jadi kita bisa telpon mereka juga nanti....”

Renata hanya mengangguk, dia tahu mereka keluarga pasti belum tahu jika dia sudah dibawa ke Surabaya dan besok akan ke Jakarta. Dia hanya menelpon Mbak Ijah tadi, mengabarkan bahwa mereka sudah di Surabaya.

“heboh Menik.... pada heboh disini.... pada bilang ganteng banget papahnya putri... trus Gaban ama bossnya datang minta maaf... mereka bilang jika ada yang berani ganggu warung kita kasih tau mereka.... trus Pak Rujito yang punya kontrakan juga minta maaf kesini, katanya Papahnya Putri mau bayar rumah dia, tinggal nunggu persetujuan Menik saja....”

Laporan panjang lebar dari Ijah membuat dia tersenyum. Ternyata persepsi orang bisa langsung berubah dengan hitungan menit setelah tahu latar belakang dan siapa orang tersebut.

“kamarnya gede banget yah Ma” ucap Putri

“iya...”

“ini hotel milik papah yah...” tanya Putri lagi

“besok tanya ke Papa yah....”

“mah...papa kaya banget yah.... trus semua pada takut ama Papa....”

Renata tersenyum lagi

“sudah senang sekarang ketemu Papa?”

Putri tersenyum lebar

“sudah Ma....Putri senang banget...”

Renata membelai rambut anaknya

“ngga akan ada lagi yang berani hina kita.... tadi disekolah semua pada berubah jadi baik....sampe satpam ngga disuruh langsung angkat sepeda Putri.....”

Renata terenyuh mendengarnya, dia ikut sedih mengenang itu

“papah juga ganteng banget....”

“mirip khan sama wajah kamu?” ujar Renata sambil mencubit pipi anaknya

Putri tersenyum, lalu

“Ma, berarti nanti Putri bakal punya adik dong yah....”

Renata bingung menjawab pertanyaan Putri....

“sudah ah, istirahat, besok seger kan mau naik pesawat ke Jakarta” ujar Renata mengalihkan perhatian anaknya. Dia hanya tersenyum membayangkan itu. Tadi saja dicium sebentar sama Eka dia hampir mau pingsan.



*************​

Kring kring

Bunyi telpon di kamar mengagetkan Putri dan Renata

“halo” Putri mengangkat telponya

“Halo sayang.... udah dari tadi bangunnya?”

“udah pah”

“kita sarapan yuk....”

“tunggu di depan litf aja yah”

“ok Pa”

Putri lalu bilang ke mamanya

“Mah, diajak sarapan sama Papa”

“ayo...”

“pakai baju ini aja yah....” ujar Putri

“ih, ini khan baju buat tidur...”

“kan Cuma sarapan aja dibawah Ma....”

Memang sih baju tidurnya yang model piyama mereka sopan, dan Renata pikir tidak masalah jika sarapan dengan baju seperti itu

“kita ditunggu depan lift katanya”

“yah sudah ayo....”

Hanya mencuci muka dan menyikat gigi saja, mereka lalu keluar kamar dan menuju ke lift. Celakanya mereka tidak tahu bahwa mereka harusnya mencabut kartu yang ditancapkan di stop kontak electrik untuk akses mereka.

“kuncinya mana?”

“ngga ada kuncinya Ma...”

“trus nanti kita masuk?”

Putri bingung juga jadinya, papahnya juga belum keluar, mereka kebingungan dan menunggu di depan lift.

Ada beberapa orang yang akan turun sarapan menegur mereka

“Ibu mau kemana?”

“mau sarapan Pak....”

“ayok...ikut bareng kita, mau ke restorannya juga...” ajak salah satu diantara mereka

Agak bingung akhirnya mereka ikut juga rombongan bapak-bapak itu, ada 4 orang plus mereka berdua jadi 6 orang di dalam lift.

“si Eka ada kayanya...” ujar salah satu dari antara mereka

Putri kaget, dia mencolek mamanya yang hanya bisa tersenyum

“ tumben ada manusia hantu itu...” ujar yang satunya lagi

“ gue lihat ada Reza di lounge tadi malam. Biasanya kalo ke luar kota ada si Reza, boss nya pasti ada....” mereka tertawa

“ini khan udah diambil alih ama mereka...”

“iya...makanya namanya udah polaris...’

Putri dan Renata hanya pandang-pandangan saja mendengar nama Eka disebut sebut

Mereka berdua mengikut rombongan 4 orang itu masuk ke restoran

“nak, mendingan kita tunggu Papamu..”

Putri juga bingung. Dan akhirnya ada security hotel yang melihat mereka berdiri lalu bertanya, lalu dia menunjukan restorannya untuk sarapan

“kita masuk aja yah, nunggu papa didalam” ajak Putri

Mereka lalu masuk

“dari kamar berapa Bu?” tanya pegawai yang jaga disitu

Putri dan Renata lupa kamarnya nomor berapa

“ada kartunya?”

“nngga ada juga Mbak...” Renata bingung

“tapi nginap disini khan yah?” tanya pegawainya memastikan

“di lantai 6 kita” ujar Putri, dia ingat tadi pas mau turun di lift

Lantai 6 itu president suite dan suite room yang ada disitu, tapi kok mereka tidak membawa kartu yah? Pikir pegawai yang jaga itu

“kami masuk dengan Papaku, tapi papa di kamar terpisah, nanti akan kesini kok” jawab Putri

“nama Papanya siapa yah?’

“Eka Putra Perdana”

“oke tunggu sebentar yah”

Dia lalu melakukan pengecekan daftar tamu di list komputer yang ada di meja resto tersebut. Renata jadi sedikit gugup, karena seumur hidupnya baru kali ini dia masuk hotel, dan makan direstoran semahal dan semewah ini.

“ngga ada nama itu....”

Putri bingung, Renata juga bingung.....

“tapi ibu berdua nginap disini khan yah?”

“iya, kamarnya besar kok...”

“kartunya”

“kartu apa yah?”

Karena bingung melihat mereka berdua, yang jaga didepan jatuh iba, dia lalu mempersilahkan masuk untuk sarapan

“nanti kalau papanya datang kasih tahu kesini nomor kamarnya yah...” pesan mbak yang jaga

Mereka lalu masuk dan mencari tempat duduk yang kosong.

“mah, kayaknya kita harus ambil sendiri deh....” ujar Putri

“ya sudah...ayo kita ikutin mereka...” kata Renata

Mereka lalu ikut dibelakang orang yang pada mengambil makanan, dan saat Renata sedang mengambil nasi, Putri mengambil air minumnya, nampaknya Putri tidak tahu bahwa teh manis yang di pemanas itu sangat panas, dan tanpa sengaja saat dia mencoba menekan air teh yang panas kena ke tangannya. Putri yang refleks karena kena air panans membuat dia kaget dan tangannya ikut menyambar gelas dan piring yang disampingnya.

Akibatnya piring dan gelas jatuh ke lantai dan dan ada yang pecah, seketika heboh restorannya. Renata yang didekatnya kaget dan langsung memegang tangna Putri, melihat jika ada yang tergores. Namun dia juga kaget saat melihat piring dan gelas ada yang pecah.

Pelayan dan petugas keamanan langsung menghampiri mereka berdua, dan saat petugas lain membereskan, Renata juga ikut membantu membereskan, sedangkan Putri pucat dibuatnya, dia tidak menyangka akan memecahkan gelas dan piring di restoran ini.

“ibu kamar berapa maaf?” tanya petugas keamanan

“lupa saya nomor kamar saya...” jawab Renata pucat

“Ibu sama siapa kesini?”

“ama anak saya, papahnya masih diatas...”

Renata bingung karena sudah memecahkan gelas dan piring, dia ditanya kamar berapa pun dia tidak hapal, sambil melihat ke pintu sambil berharap Eka atau anak buahnya ada yang datang.

Petugas nampak berbicara dengan pelayan yang memperbolehkannya tadi lalu kembali ke Renata

“ibu berdua ke kantor managament dulu deh...” ujar petugas keamanan

“saya mau dibawa kemana Pak...”

“udah ibu ikut aja...kita Cuma mau periksa aja kok..”

“tapi tunggu bapaknya anak saya boleh ngga...” gugup sekali Renata dibuatnya

“papanya anak2 yang mana? Jangan2 ibu tamu gelap disini...” ujar salah satu petugas keamanan dengan sinis

“saya nginap beneran disini...”

“udah bawa aja ah..***nggu tamu lain...” ujar petugas keamanan

Renata dan Putri bingung dan gugup saat ditarik tangannya dan dibawa ke salah satu ruangan meeting dibawah, dia benar-benar panik dan ingin menangis

“tamu gelap nih...numpang makan aja kali di hotel....” ujar salah satu petugas security hotel

Malunya Renata luar biasa diperlakukan seperti ini, mana banyak tamu dan karyawan hotel yang melihatnya lagi, dia dan anaknya diseret oleh petugas keamanan hotel dan dia benar-benar bingung.

“udah Ibu tunggu disini, nanti manager kami dan chief security kesini untuk selesaikan”

Putri dan Renata bingung dan malu, mereka bingung harus berbuat apa, dompet dan ponsel semua ditinggal diatas, Putri juga karena lagi dicharge dia tidak membawa apa-apa pas turun karena disangkanya hanya seperti ke dapur makan.

Untung Reza tidak lama kemudian datang, dia ditelpon Eka karena Eka juga mencari anak dan istrinya tidak ada. Dia segera muncul di ruangan tersebut, dan Renata langsung lega setelah melihat Reza

“ini Pak, kawan bapaknya.....” ujar Renata

“Bu...kok disini?” Reza bingung

“ini siapanya Bapak?” tanya security

Reza kaget melihat securitynya yang bertanya demikian ke dirinya

“ini istri dan anak boss saya...”

Dia kaget dan kasihan melihat wajah Renata dan Putri yang pucat, dia memaklumi karena mungkin baru kali ini masuk hotel, salah dia juga tidak minta Intan atau memerintahkan staff hotel untuk bantu

“tadi pecahin barang di resto Pak...” ucap pelayan pria yang ikut ada disitu

“pecahin?? Trus kalian bawah kesini?”

“iya Pak..... karena tidak ada kartu kamar, ngga tau kamarnya no berapa dan ngga ada tanda pengenal....”

Aduh, kalian ini cari perkara saja

“trus kenapa kalian bawa kesini?” Reza sambil mengirimkan wa ke Eka, karena ditelpon tidak diangkat

“SOP kita begitu Pak..”

“SOP?? Dibawa kesini untuk diiterogasi?”

“iya Pak....” jawab salah satu security

“kalian ini yah....satu restoran mau dipecahin ama ibu dan anak inipun ngga masalah.... kalian cari perkara saja...” ucap Reza. Dia tahu persis Boss nya jika sudah menyangkut anaknya bagaimana marahnya

Dan Eka pun tidak lama muncul

“pah....”Putri langsung memeluk papanya

“kenapa Za...?” tanya Eka heran melihat Renata dan Putri ada disini...

“Ini anak dan istri bapak?” Tanya securitynya

Reza dalam hati memaki mereka, ****** ****** kalian ini

“iya...kenapa?” tanya Eka

“bapak nginap di kamar berapa?”

Eka melihat ke arah Reza

“bapak ini di president suite room” Jawab Reza

Mereka terdiam sejenak

“gini Pak, anak bapak tadi mecahin piring... kami tanya kamar berapa mereka berdua tidak tahu.....makanya kami bawa kesini untuk kami selidiki...” ujar securitynya

“ sayang ngga apa2?” tanya Eka tanpa memperdulikan omongan security.

“tangannya tadi agak sakit gara-gara ditarik, Mas..” jawab Renata

“iya? Ditarik?”

Putri menganggukan kepalanya

“beneran lu narik tangan anak gue?” suara Eka seketika menggelegar

“ngga Pak, kami hanya mengamankan saja....”

“amankan?? Ini wanita dan anak kecil lu bilang amankan...??”

“bapak ngga usah pakai urat bicaranya Pak....anak dan istri bapak sudah pecahin barang, kami hanya nanya nomor kamar bapak dan nanti kami charge kesana selesai masalah....”

Eka benar benar naik darahnya.....

“berani lu narik tangan anak gue.....

Renata langsung memeluk Eka, Reza pun langsung menenangkannya

“Udah Mas.... kami juga salah pecahin gelas....udah jangan ribut...”

“iya Boss...sabar.... gue panggil GMnya sekarang”

Eka akhirnya bisa diam. Dia lalu duduk sambil memeluk Putri dan Renata disisi kiri dan kanannya

“manager kalian mana? Saya mau bicara?” ujar Reza

“gini Pak, ngga perlu panggil manager, bapak tinggal sebut nomor kamar bapak, nanti kerugian yang dihitung kita bebankan ke kamar bapak, jika bapak tidak puas dengan pelayanan silahkan bapak komplain nanti di front office” ujar satpamnya

“iya Pak, gampang saja penyelesaiannya kok...” ujar yang satunya lagi

“ngga usah bertele tele dan telpon kemana mana, kita ikut aturan saja..” ujar yang satunya lagi sambil terlihat senyum meneertawakannya.

Reza geleng-geleng kepala, berhadapan dengan orang yang tidak kenal mereka memang begini jadinya

“Timo, GM Polaris Surabaya siapa?’ tanya Reza lewat telp ke Direktur Polaris Pusat

“Wayan Pak, apa ada yang bisa saya bantu?”

“minta no hp nya dong”

Pegawai dan security yang ada disitu hanya tersenyum melihat Reza, sedikit mencibir

Nomor ponsel Wayan diterima oleh Reza, dia langsung menelpon

“pagi Pak Wayan, saya Reza dari holding pusat, jam berapa bapak tiba di hotel?”

“Pagi Pak Reza, mungkin siang Pak...” jawab suara diseberang

“saya minta Bapak datang sekarang ke kantor”

“ngga bisa Pak saya ada janji sama orang...”

“batalkan Pak, saya tunggu anda di hotel....”

“waduh, maaf anda siapa yah dari holding mana?”

Reza kesal jadinya, ditutup telpnya segera. Melihat kejadian itu pegawan dan security tersenyum sinis kembali.

“pak gini aja...”

“diam lu bertiga.... lu ngga tau sedang berhadapan sama siapa....” ujar Reza, kesal

Dia menelpon Timotius lagi

“Timo, lu bilang gue ama Boss Eka lagi di Polaris Surabaya sekarang, GM suruh datang sekarang, gue ngga mau tahu....”

“siap Pak”

Eka yang masih duduk tenang lalu bicara ke Reza

“Za... GM nya, manager on duty, dia bertiga ini, termasuk chief security dan restoran supervisor yang tugas pagi ini, semua pecat....!!”

Mereka yang mendengar kaget, tapi agak geli mendengarnya. Mungkin dalam hati mereka, ngga jelas siapa tau-tau minta mereka dipecat.

“at any cost....”

“siap Boss....”

Renata jadi bingung

“mas...udahlah maafin aja sih mereka , lagian kita juga salah mecahin gelas...”

“udah ayang, mereka berani bentak dan narik Putri, itu kesalahan besar mereka....”

Tiba-tiba masuk manager on duty mereka

“Maaf Pak....saya manager on duty....mohon maaf Pak jika ada kesalahpahaman.....”

“lu udah lapor ke dia tadi khan?” tanya Reza ke pelayan yang jaga di restoran

“eh...sudah pak....”

“Oke..... ngga ada yg perlu dibantu....” ujar Reza

“tapi Pak...begini Pak.....”

Tiba-tiba masuk anak buah Reza 3 orang

“cek ruangan server dan CCTV, minta copian CCTV tadi di lobby dan di restoran, sekitar 15-60 menit yang lalu....” perintah Reza.

“siap pak....”

Dia lalu menatap security yang kini bengong....

“gue suruh mereka gebog lu sekarang pun bisa.....” ujar Reza ke security tersebut

“kami minta maaf Pak....ini Cuma salah paham semata....”

“ngga ada.... sekarang gue mohon kalian keluar....”

Reza melihat ada no telpon yang masuk

“halo....”

“Halo pak, wayan ini Pak”

“oh iya, Pak Wayan hari ini siapkan dan beresin ruangan bapak, kami resmi pecat anda, dans emua kompensasi dan hak-hak anda akan diatur dari holding dengan Timo”

Lanngsung dimatiin ponselnya

Mereka seketika melongo dibuatnya

“kami mohon maaf Pak....”

“telat...harusnya dari awal ....

“iya kami mohon maaf Pak....”

“silahkan tinggalkan ruangan ini....”

“kami mohon maaf Pak...Ibu....”

“mohon keluar, kalau ngga saya akan panggil pasukan saya yang lagi diluar standby untuk usir kalian dari sini, bahkan dari hotel ini....silahkan....”

Renata jadi kasihan melihat mereka

“Mas....kasihan toh.... jangan dipecat mereka....gimana anak istri mereka kalau mereka dipecat?”

Eka diam saja, dia tersenyum ke Renata dan Putri

“makan yuk....”

“ngga mau makan disitu lagi....” kata Putri

“oke, kita mandi trus makan diluar yah....”

Reza segera keluar dan membereskan semua urusan yang barusan jadi kacau, dia benar benar merasa kesal dan kecewa dengan cara staff di hotel ini memperlakukan tamu. Istri dan anak yang punya saja diperlakukan seperti itu, apalagi tamu biasa. Dan laporan tentang kurang bagusnya pelyanan di hotel ini memang sudah sering muncul, makanya managament lama mengalihkan ke management yang baru, mungkin ini sallah satu penyebabnya

‘Pak Eka.... “ Intan tiba-tiba muncul

“ada Eyang Putri nih....”

Sri Wulandari masuk ke ruangan tersebut, Eka segera bangun dan mencium tangan Eyangnya, dan memeluknya.

Eyang Putri seketika kaget melihat anak yang didepannya, juga Renata yang disampingnya.

“Renata.....” bibir tua itu bergetar menyebut nama wanita yang didepannya

Renata langsung menghambur dan memeluk Sri wulandari, nenek yang dia sayangi dan selalu dia hormati

“yang Ti....”

“renata.....apa kabar mu sayang....” suara haru dan tangis keluar dari mulut Eyang.

“kami mencarimu kemana mana selama ini, Nak...”

Renata tidak bisa berkat apa-apa, dia hanya menangis memeluk Eyang Putri, sosok yang sudah memberinya nama yang selama ini melekat didirinya, sosok yang membela dia saat dia harus menghadapi sendiri semua tuduhan dan amarah dari Abimanyu

“kamu sehat-sehat saja kan?” tanya Eyang Putri dibalik getaran haru suaranya

Renata tidak bisa menjawab, hanya anggukan dan airmatanya yang mengalir dibalik pelukannya.

Lalu....

“ini buyutku Putri?” tanyanya lagi

Putri mendekat, mencium tangan Eyang Putri dan kembali dua sosok ini dipeluk sama Eyang Putri...

“kamu mirip sekali dengan Eka kecil sayang..... mirip sekali.....” airmata menetes dari mata tua itu, buyut pertamanya ini ternyata bisa juga dia diberi waktu untuk melihatnya langsung

“sekarang Eyang sudah lega, bisa melihat kalian berdua akhirnya.....”

Wulandari menangis dan tidak henti-hentinya memeluk Putri

“maafin jika Eyang sudah membuat kalian berdua menderita bertahun tahun....Eyang minta maaf sayang....”

Dia mengelus rambut Renata, mencium pipi Putri dengan kasih sayang, dia seakan tidak percaya masih Tuhan ijinkan dia untuk bertemu Renata dan Putri diujung umurnya ini

“Terima kasih Tuhan.....terima kasih sudah Kau pertemukan hambaMu ini dengan cucu dan buyutku....” suara Wulandari bergetar menahan haru. Eka pun demikian, dia menyeka airmatanya, bagi dirinya ini sangat indah dan terlalu indah, karena sudah bisa menemukan anaknya dan Renata.

“Eyang pikir Eyang sudah tidak ada umur lagi untuk bertemu kalain berdua”

Airmatanya menetes di kedua pipinya, rasa haru, bahagia dan perih mengingat kisah lama yang membuat semua ini terpisah, seakan menyayat hati dan pikirannya, dia seperti dingatkan saat Renata dan kelaurganya meninggalkan rumah, dimana itu saaat terakhir dia melihat Renata.

“Mas Eka...” panggilnya ke Eka

“Iya Yang Ti...”

“pesawatmu masih muat khan?”

“masih lah Yang Ti....”

“eyang masih kangen ama Putri dan Renata, boleh Eyang tinggal beberapa hari di Jakarta?”

Eka tersentuh mendengarnya

“Yang Ti...***mahku khan rumah Eyang juga.... ngga perlu minta ijin.....” ujarnya

Renata kembali memeluk Wulandari dengan penuh kerinduan, dia sangat bahagia akhirnya bisa bertemu dengan sosok yang selalu tulus menyayanginya, sosok yang membelanya selama ini, dan juga sosok yang sudah memberi nama buat dirinya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd