Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

Bimabet
abimanyu kalo masih belom sadar juga ketok aja kepalanya pake paku
 
Bukan air peju yang keluar ini, tapi air mata,,,wkwwkwkwkkwk@elkintong suhu storynya bikin menantikan part selanjutnya...thanks atas updatenya
 
Jadi keingetan , anak Gw dulu pernah ampir ilang di CdG ..

Ini cerita wow banget ya.. salute
 
Lha bisa jadi habisin anaknya dan renata sebelum mereka bertemu..
Renata masih hidup -imo- tapi bukan tinggal di indo, karena jaringannya Eka belum bisa nemu,
dan neneknya Eka punya foto.

Dan sepertinya dapat "perlindungan" juga dari nenek
 
Renata masih hidup -imo- tapi bukan tinggal di indo, karena jaringannya Eka belum bisa nemu,
dan neneknya Eka punya foto.

Dan sepertinya dapat "perlindungan" juga dari nenek
Dari gelagatny Pandu dan Jessica udah ga bener, mana main jodoh2in Eka. coba ingat kata2 neneknya di part akhir..

Bisa jadi sebelum Eka nemuin, mereka berusaha melenyapkan Renata dan anaknya.. tambah rame kalau seperti itu..
 
BAB XVI : SOMEWHERE OUT THERE


Cuaca pagi yang mulai mucul dengan hadirnya fajar pagi, langit bersih dan gelap yang mulai menghilang ditepian pagi, menandakan bahwa ada hari baru yang akan dimulai. Suara kokok ayam bersahutan ikut menyambut pagi.

Pakaian putih biru membalut badan anak SMP yang sedang mematut wajahnya di depan cermin, dia menyisir rambutnya dengan sisir plastik, lalu mengambil tasnya yang agak lusuh, mengambil sweaternya yang juga terlihat mulai belel karena sering dipakai, lalu keluar dari kamarnya yang sederhana itu, keluar ke ruang makan yang menyatu dengan ruang tamunya yang sederhana.

Dia lalu menyendok nasi, memasukan nasi ke dalam kotak makanannya, tempe orek dan sayur juga ikut dimasukan, botol minumnya disini air dari dispensernya, lalu semua dimasukan ke dalam kantong kresek dan dimasukan ke dalam tas sekolahnya.

“ Ma, ini teh putri bukan?”

“iya nak, teh kamu itu...” suara ibunya menyahut dari ruang belakang yang jadi dapur sekalian tempat cuci

“cepat sekali siap-siapnya?” tanya sang Ibu yang baru masuk sambil tersenyum

“iya Ma... sepeda putri rantainya suka copot, jika dikayu cepat copot, makanya harus pelan-pelan, jadi pagian berangkatnya”

Dia tersenyum melihat anaknya

“minum teh nya sayang” sambil membelai rambut anaknya.

“pasti kangen sama teman-temanya yah”

Memang semenjak covid melanda dan sekolah hanya lewat online, anaknya lebih banyak sekolah dari rumah, dan dibukanya sekolah lagi, wajar anaknya senang karena bisa bertemu teman-temannya lagi.

“jika jualan mama hari ini ada lebihnya, kamu benerin rantai sepedanya di bengkel Pak Jiwo yah...” ujar Ibunya

“iya Ma...ngga apa2, putri bisa jalan pelan-pelan”

“senang ya bisa sekolah offline lagi”

“iya Ma, kalau online kan harus gantian hp nya sama Mama...”

Ibunya tersenyum dan ada gurat sedih di wajahnya.

“sabar yah sayang..... ada uang lebih nanti kita beli hape baru buat Putri....” lagi lagi senyuman keluar dibalik kata-kata hiburan tersebut.

“ngga apa-apa Mama “ anak itu tersenyum dan memeluk mamanya dari belakang. Dia mengerti sekali kondisi Mamanya, harus bangun pagi, menyiapkan jualan di pasar, malamnya harus berbelanja ke pasar untuk jualan pagi hingga sore sampai pasar tutup. Belum lagi harus membayar kontrakan mereka disini, tambah lagi neneknya yang kini sakit-sakitan, pikiran Mama selalu terbelah, dan dia tidak ingin pikiran mamanya terganggu dengan hal-hal kecil.

Kesulitan dari dia masih kecil sudah jadi makanan sehari hari yang mendewasakan dirinya lebih awal dibandingkan dengan teman-temannya yang sebaya, dan buat dia bukanlah hal yang harus dikeluhkan. Mamanya selalu mengajarkan untuk selalu mensyukuri apa yang mereka dapat hari ini.

Tuhan tidak pernah tidur, kita berusaha kuat dan sabar, pasti akan ada jalan. Demikian petuah mamanya yang selalu dia dengar. Untung kemampuannya diatas rata-rata, sejak dari SD hingga SMP, dia selalu ditampuk juara 1 di kelas, dan tidak pernah keluar 5 besar juara umum. Sering dia mendapat beasiswa karena prestasinya dan lumayan bisa membantunya dalam sekolah.

“Putri, ini ada telp dari Rani...” teriak mamanya

Dia lalu mengambil ponsel mamanya, lalu menjawab telpon dari temannya, mengabarkan bahwa dia akan ke sekolah, dan janjian untuk sama-sama di sekolah. Lalu dia menyerahkan ponsel ke mamanya, mengambil tasnya, dipanggul di punggungnya, lalu pamitan ke Mamanya

“pamit Ma...” dia mencium tangan Mamanya

“aduh, tinggi banget anak mama ini...” tinggi anak itu memang sudah melewati tinggi mamanya meski masih duduk di kelas 8 SMP.

Dia lalu berjalan keluar, menuntun sepedanya keluar gang rumah kontrakannya, dan dibalik sweaternya itu, namanya terbordir dengan jelas.... EKA PUTRI PERDANA
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd