Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Endless Love

Naaaaahhh ini mending neh dripada anak Kapolda yg dicerita satu nya
Masih anak Kapolsek 😁🤣, ada main ama anak pembantu
Xixixixi....

Sering terjadi di kabupaten²
 
BAB XIII : WULANDARY HOTEL


Pesawat terakhir yang mendarat di Semarang, dan salah satu penumpangnya ialah Eka Putra Perdana, Founder sekaligus CEO Cakrawala Group. Dia kali ini didampingi oleh beberapa direksi dan orang kepercayaannya, termasuk Reza Budianto, tangan kanannya.

Mereka rencana menginap malam ini di Semarang, sekaligus mengadakan konsolidasi dengan cabang dan juga beberapa unit usaha yang kebetulan berkantor di Semarang, dan selanjutnya besok pagi akan bertolak ke Blora, kota kelahiran Eka, karena ada agenda besar besok hari yaitu peresmian hotel baru milik Eka, yang dikelola oleh Polaris Hotel Management, yang juga merupakan perusahaan milik Eka.

*****​

Pagi hari setelah sarapan pukul 5.30, tepat pukul 06.00 pagi mereka segera bertolak menuju Blora, rombongan yang terdiri dari 4 mobil meluncur dengan cepat menuju Blora, karena pukul 10.00 pagi acara peresmian Hotel Wulandari akan dimulai.

Semua keluarga besar sudah berkumpul sehari sebelumnya di rumah besar almarhum Dionosius Prasetya, kakek dari Eka, karena hari ini ada tonggak sejarah baru bagi keluarga besar ini, yaitu akan diresmikannya hotel milik keluarga besar, yang dinamakan berdasarkan nama Eyang Putri, atau Wulandari.

Selain pemilik nama yaitu Ibu Sri Wulandari, 4 anaknya yaitu Abimamnyu, Naya, Aditya, dan si bontot Anindya beserta semua pasangannya, serta 7 cucunya dan akan datang Eka pagi ini, artinya semua keluarganya lengkap hadir, termasuk suami dari Batari atau Tari, adik kandung Eka juga hadir, satu-satunya cucu dari Wulandari yang sudah menikah.

Memasuki Kota Blora, mobil yang ditumpangi Eka dan Reza menepi, dan Reza lewat group wikipedia, meminta yang lain agar segera menuju ke lokasi acara, karena dia dan Eka ada urusan lain, dan akan menyusul ke hotel segera.

Eka lalu menyuruh sopirnya agak berbelok ke kiri, dia hampir mau 3 tahun tidak pulang ke Blora lagi, meski masih ada orangtua dan Eyangnya, tapi mereka yang sering mengunjunginya ke Jakarta, atau bertemu di Semarang dan Solo jika Eka datang ke dua kota tersebut.

Mobil dimintanya jalan ke sekolahnya di SMP, lalu ke SMAnya, dia ingin bernostalgia dengan masa kecilnya di kota ini, dan kemudian dia melewati simpangan yang sudah banyak berubah, tempat dulu Bu Yulinda berjualan nasi, kini sudah berubah menjadi ruko, karena memang lokasinya dekat pasar dan terminal, dia ingat tempat makan kecil yang suka datang sopir angkot makan dan ngutang.

Jalan-jalan kota ini yang sering dilaluinya dengan Renata, silih berganti muncul dalam ingatannya, rasanya tidak lekang oleh waktu semua kenangan itu seakan diputar di kepalnya, bagaimana Renata dengan manjanya memeluk pinggangnya, atau menyubitnya dengan gemas saat RX King nya dipace melebihi kecepatannya.

Lalu dia memerintahkan sopirnya jalan kembali, kini dia menuju ke suatu kawasan kampung yang tidak begitu jauh dari lokasi awal mereka, rumah-rumah berdempetan disana, lalu dia berhenti di sebuah lahan yang sudah kosong, luas tapi kosong dan belum berdiri apa-apa selain puing rumah-rumah tua.

Eka menyuruh sopirnya untuk berhenti, dia memandang keluar tampat itu, lalu bertanya lirih

“sudah beres semua ini, Bro?”

“sudah Boss”

Lahan ini merupakan bekas rumah yang ditinggali Renata dan neneknya, Eka memerintahkan untuk membeli lahan tersebut, bahkan 4 rumah di depan, samping kiri kanan juga dibeli oleh Eka. Dan kini semua masih berdiri satu rumah yang tersisa, lainnya sudah dirobohnka, termasuk bekas rumah Renata yang saat tanah ini dibeli memang sudah tidak ada lagi.

Sejenak Eka berdiri berdiam di lokasi yang dia ingat persis merupakan lokasi bekas tempat Renata tinggal, dia menghembuskan nafas panjang, dadanya agak sesak, rasa rindu dan ingin segera bertemu, membuat dia hanya bisa menahan haru.

Memorinya sempat berputar kebelakang, dia ingat bagaimana dia pertama kali mencium Renata di rumah ini, dia yang sering marah dan ngambek ke Renata jika dia melihat Renata dekat dengan pria lain, dan dia juga ingat dosa pertama yang dia dan Renata lakukan di tempat ini.

Kehadiran mobil mewah di lingkungan perkampungan seperti ini tentu menarik perhatian beberapa tetangga, mereka beberapa orang sempat mendekat melihat siapa yang datang, dan melihat sosok yang berdiri di tengah lahan kosong itu, mereka sibuk menebak nebak.

“Mas Eka yah...” tebak salah satu tetangga yang mengenali Eka

“iya Bu.... maaf saya lupa dengan siapa yah?” wajahnya Eka ingat, tapi namanya memang Eka tidak tahu, karena jaman SMA yang dia tahu hanyalah keluarga Renata

“yani Mas.... ini rumah saya” dia menunjuk rumahnya yang persis disampingnya lahan kosong tersebut

“oh iya Bu... Eka menyalami mereka satu persatu. Total ada 5 orang yang datang melihat Eka dan Reza

Tiba-tiba

“ini Mas Eka yang dulu pacarnya mbak Renata yah...?” todong salah satu warga yang ikut mengenali Eka...

“hush....” Yani langsung mencolek tangan ibu itu, dan seketika mereka terdiam dan maklum. Sepertinya sejarah hubungan Eka dan menghilangnya Renata banyak yang tahu disekitar sini.

Eka hanya tersenyum, dia tidak bisa memungkiri memang mereka pasti tahu banyak tentang itu.

“ngga pernah lagi Mas, semenjak pergi Mbah Warsini dan Pak Karsono juga tidak pernah muncul lagi disini, apalagi Bude Yulin dan Renata....” tutur Yani dengan wajah sedih.

Eka terdiam, dia memandang ke sekeliling jalan dan rumah-rumah disekitar sini, memang tidak banyak berubah, hanya beberapa yang rumahnya berubah, tapi sebagian masih seperti saat dia tinggalkan tempat ini sebelumnya.

“boss, acaranya sudah mulai” bisik Reza setelah melihat update informasi di grup wikipedia.

Eka manganggukan kepalanya, lalu berbisik lirih ke Reaza

“siap Boss...” ucap Reza setelah menerima perintah dari Eka.

Reza lalu membuka tas kecil di dalam mobil, mengeluarkan isinya berupa beberapa lembar uang berwarna merah, lalu dia memberikan ke ibu-ibu yang ada disitu. Mereka yang pagi-pagi kebagian rezeki pun sangat bersyukur, tidak henti-hentinya berterima kasih ke Eka dan Reza.

“sehat selalu Mas Eka yah....” kompak mereka menyapa Eka yang sudah di mobil dan hendak jalan.

Mobil Eka langsung menuju ke hotel tempat acara berlangsung, dan benar saja acara sudah dimulai, sayup-sayup dia mendengar ucapan dan pidato dari Neneknya, Sri Wulandari yang berpidato, dan nama dia sempat disebut sebut.

Eka lalu masuk ke Ballroom yang sudah disesaki banyak undangan, dia berdiri di dekat pintu masuk sesaat, menunggu neneknya selesai berpidato, dan begitu tepuk tangan bergemuruh diiringi oleh turunnya Wulandari dari panggung ke tempat duduknya, Eka lalu perlahan masuk dan duduk di kursi depan yang sduah disediakan, tepat dia masuk, bupati yang hadir diacara tersebut berdiri memberikan sambutan.

Suara sedikit gaduh saat Eka masuk, karena di undangan ini selain tokoh-tokoh penting di kabupaten ini, teman dan kolega Eyang Wulandari, hadir juga guru-guru dan teman-teman Eka baik di SMP dan SMA, dan tentunya keluarga besar Eka juga ikut hadir.

Bupati yang juga merupakan mantan kepala sekolah dan birokrat tersebut, lalu membuka sambutannya dengan menyapa semua tokoh-tokoh penting yang hadir, terutama Ibu Wulandari dan tentunya Eka, sosok utama dibalik berdirinya hotel mewah ini.

“hotel ini sungguh bersejarah bagi kabupaten kita ini, karena menggabungkan bangunan kuno dengan bangunan modern yang kita saat ini berada, sungguh indah sekali”

“Ibu Wulandari ini merupakan tokoh pendidikan di kabupaten kita, banyak anak-anak bangsa yang dicerdaskan oleh beliau, dan anak-anak beliau semua dibuat berhasil, bahkan generasi ketiganya pun demikian, semua ini berkat didikan beliau sebagai pendidik.”

Lanjutnya lagi

“ saya sebagai mantan kepala sekolah SMA, kebetulan saya kenal dengan Pak Abimanyu selaku petugas kepolisian yang berdedikasi tinggi, dan juga saya kenal dengan cucu Bu Wulandari, yang kebetulan hadir disini juga”

Pak Kepsek ini dikenal lucu dan humoris, makanya saat dia menjadi kepala dinas hingga jadi sekda, jalan mulus ke pucuk pimpinan terbuka karena sosoknya sebagai pendidik dikenal luas.

“saya ada kenangan dengan Bapak Eka ini.....” Bupati berbicara sambil sedikit tertawa

“saya ijin buka disini yah ceritanya...” Eka hanya tersenyum dibalik maskernya, dia menganggukan kepalanya tanda setuju.

Bupati melanjutkan

“jadi dulu, Pak Eka ini masih SMP, tapi bandelnya dia sudah terkenal hingga ke tingkat SMA” suara Bupati langsung disambut gelak tawa dan tepuk tangan dari hadirin.

“suatu waktu, jam pulang sekolah, saya diteriakin oleh guru piket saya, bahwa ada anak kelas 3 yang berantem di luar gerbang, dan saya segera keluar bersama guru tersebut dan juga beberapa orang guru, dan yang saya lihat, anak SMP memukul anak SMA hingga jatuh tersungkur...” gelak tawa teman-teman Eka dan hadirin segera terdengar mengingat waktu itu

“ini yang tertawa pasti ada banyak yang hadir sepertinya ditempat” lanjut bupati lagi

“saat saya kejar, dia seperti menunggu kita mendekat, begitu kami mendekat dia langsung kabur...”

“saya lihat anak didik saya terkapar, saya perintahkan agar lapor polisi, tapi kata guru piket saya, Pak yang pukul itu anaknya kapolsek...” gelak tawa kembali terdengar

“tapi Pak Eka sudah pernah ketemu dengan yang dipukul itu Pak?” tanya Bupati, dan Eka menggelengkan kepalanya

“alhamdulillah, jika Pak Eka sukses dalam bisnis, membangun usaha, hotel hingga sekolah, maka yang dipukul juga sukses Pak...beliau kini sukses jadi juragan telor di Pasar Pon... bahkan dia jadi timses saya juga dulu sewaktu pilkada....” kelakar pak Bupati disambut gelak tawa dan tepuk tangan

“makanya, saya benar-benar terharu, saat protokol humas memberi tahu bahwa saya diminta hadir, dan sekaligus membuka dan meresmikan hotel mewah ini, biasanya gubernur, menteri bahkan presiden, tapi saya dengar dari timnya Pak Eka, beliau meminta saya selaku bupati untuk membuka dan meresmikan....ini kehormatan bagi saya Pak” ada nada haru disuara Pak Bupati

“saya dan masyarakat Blora sangat bangga, dan kami doakan bisnis Bapak semakin sukses kedepannya, dan hotel ini menjadi landmark di kota kita ini, dan saya tunggu juga, sekolah milik Bapak yang pernah saya kunjungi di Jakarta, Cakrawala Bangsa, bisa buka cabang kelak di Blora....’

Tepuk tangan kembali membahana

“ Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya selaku Bupati kebupaten Blora, dengan ini menyatakan bahwa, Hotel Wulandari resmi dibuka” suara tepuk tangan bergema.

Ibu Wulandari lalu naik ke panggung berdiri disamping menandatangi prasasti yang sudah disediakan di atas panggung. Lalu mereka berfoto bersama, lalu beberapa tokoh seperti Kapolres, wakil bupati dan beberapa pejabat penting, termasuk Abimanyu dan istri juga naik ke panggung, sedangkan Eka yang diminta untuk naik malah tiba-tiba menghilang.

Reza hanya tersenyum, beberapa keluarga juga sudah maklum dengan model Eka yang jarang sekali tampil. Setelah selesai upacara pembukaan, lalu acara ramah tamah dimulai, dan Eka lalu menghampiri Pak Bupati, menyalami dan berfoto bersama, juga dengan keluarga besarnya, bahkan dia sempat menyalami guru-gurunya serta teman-teman sekolahnya, lalu tidak lama kemudian dia menghilang dari acara tersebut.
 
BAB XIV: HOW CAN I AM NOT LOVE HIM


Joan hari ini merasa sangat senang, orangtuanya dan adiknya yang masih kuliah di bangku tingkat I Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, sejak kemarin sore sudah tiba di Jakarta, dan akhirnya mereka tiba di apartemennya dia.

Saat dijemput, orangtuanya senang sekali melihat mobil Alphard dan bahkan ada sopir pribadinya juga, mereka tahu bahwa selain bekerja sebagai model, Joan juga memiliki pacar orang kaya, dan mereka memaklumi jika pacarnya Joan yang sibuk tidak bisa menemui mereka. Dibayarkan tiket pulang pergi dan menikmati kemewahan di apartemen, sudah sangat cukup bagi mereka.

Joan sebelumnya delay mendatangkan orangtuanya, karena hari sabtu lalu, dia tiba-tiba diminta ke Semarang oleh Pak Reza, karena boss besar sedang di Semarang, dan Joan menghabiskan malam minggunya dengan Eka.

Baginya persetubuhan dengan eka sebuah kesempatan langka, dan dia benar-benar terpukau dan terbuai oleh jantannya Eka, meski masih tetap dingin dan hanya hangat saat bercinta di kasur, tapi bagi Joan ini sudah lebih dari cukup.

“mama masak soto banjar, undanglah pacar pian kesini..’ ucap ibunya

Joan bingung, dia lalu bilang bahwa pacarnya lagi sibuk

“kalau begitu simpan di kulkas, jika dia datang nanti tinggal dipanaskan”

Joan malu jika menghubungi Eka, karena memang dalam kontrak mereka Eka yang menentukan kapan dan dimana bertemu. Bukan dia yang harus meminta.

“iya Ka, ade juga mau kenal” kata Yudo.

Joan bimbang

Dan kemudian dia mengetik sebuah whatsapp

selamat sore, Papa, Mama dan ade sudah di apartment. Mohon maaf jika mengganggu, keluarga ingin berterima kasih atas semua bantuan dan kebaikannya. Mama kebetulan masak soto Banjar, jika tidak keberatan, saya siapin seandainya berkenan mampir...

Dia menekan tombol untuk mengirim

Rasanya Joan malu dan ingin menghapus pesan itu, tapi dia bimbang

OK

Jawaban pendek muncul, dan dia kaget dibuatnya.

Meski dia tidak tahu OK ini apa, tapi Joan sangat senang dan bahagia, entah apa alasannya, dia senang saja dijawab demikian.

Dan saat mereka sedang mempersiapkan makan malam bersama, tiba-tiba bel di depan pintu apartemen berbunyi, dan Joan seketika gugup setengah mati, dia segera membuka pintu dengan setengah berlari, dan benar saja, Eka muncul disana.

Dia tersenyum tipis ke Joan, dan langsung masuk.

Eka menyalami ibu dan bapaknya Joan, bersalam juga dengan Yudo, dan dia oke untuk makan bersama dengan keluarga Joan.

‘ganteng sekali calon mantu ibu” bisik ibunya di pantry saat hendak menyiapkan makan malam.

Joan tersenyum malu

Mereka berempat lalu makan bersama, dan sepanjang makan itu Eka dengan santai menjelaskan semua pertanyaan keluarga Joan, meski tetap dengan gayanya yang dingin, tapi Joan merasa tersanjung eka mau datang menemui keluarganya ditengah kesibukannya.

Selesai makan malam, Eka lalu berpamitan pulang, dengan sopan dia berpamitan ke orangtua Joan, dia meminta maaf jika dia tidak bisa lama-lama, dan berharap orangtua Joan menikmati liburan mereka selama di jakarta.

Joan lalu mengantar Eka hingga ke lift

“makasih yah...” ucap Joan

“no problem..”

Lalu......

“aku boleh meluk?” tanya Joan tiba-tiba

Eka tersenyum, lalu

“sure...”

Joan dengan cepat memeluk Eka dengan eratnya......

“makasih yah.....” rasanya bahagis sekali Joan

Eka hanya tersenyum, lalu melepaskan pelukan Joan, dan kemudian masuk ke lift yang membawanya turun ke lobby.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd