Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Dirumah Bambu BERCINTA dengan IBU

Status
Please reply by conversation.
Begitu banyak respon baik dari para reader yang menunggu, nubie berbagi kisah dari semua trit, berasal dari nubie sendiri yang masih amatir.
Tidak bermaksud menunda menunggu komentar banyak baru muncul, tapi nubie disamping melanjutkan kisah ini sambil membuat kisah-kisah incest yang lainnya juga. Jika sedang mentok dalam cerita ini, nubie menulis kisah hubungan sedarah yang lainnya.

Sudah ada beberapa judul juga beberapa page kisah sedarah yang dibuat (belum selesai). Setelah cerita ini tamat, kedepannya akan di share ke forum ini kisah nubie dalam sehari tamat (siap dibaca).

Baiklah langsung saja...
 
Berangkatlah aku kehutan menggembalakan kambing, ditengah perjalanan aku bertemu dengan temanku. Sambil berjalan menggiring kambing ke hutan, aku dan Juned pun berbincang-bincang mengenai wanita.


Temanku berkata, "cup, kita dari kecil selalu bersama, saling cerita dan memberi solusi... Saya selain kepada teman yang lain lebih percaya sama kamu cup... Tapi kamu janji ya jangan cerita kepada yang lain? Ini rahasia kita..."


Saya yang bingung maksud Juned apa, mulai balik bertanya, "kalau kamu percaya sama saya katakan saja Jun, saya juga punya rahasia yang bisa menggemparkan kampung kita jika ketahuan..." Aku pun jadi terpancing membuka rahasiaku.


"Gimana kalau kita saling buka rahasia cup? Saya percaya sama kamu akan menjaga rahasia ini... Baiklah kalau begitu saya dulu yang mulai cerita ya...?" Kata Juned sambil sesekali melihat kambingnya.


"Ya sudah saya akan mendengarkan saja dulu ..."


"Gini cup, kamu tahu kan kalau aku punya seorang adik perempuan..?"


"Iya tahu Jun, Risma ya namanya...?"
Saya tahu nama adiknya karena kami sekampung.


"Jadi... Gini cup.. saya dan Risma adik saya.. sudah melakukan hubungan badan ..." Ucapnya mulai mengatakan rahasia dari inti yang akan di ungkapkan.


"Maksud kamu Jun, kamu sudah ngentot adik kamu..?" Kata saya lepas mengatakan hal itu.


"Iya cup.."


"Sejak kapan ..?"
Tanyaku penasaran.


"Sudah hampir 6 bulanan cup kalau gak salah..."


"Coba ceritakan gimana awal kamu sampai bisa ngentot adik kamu Jun... Saya penasaran.. soalnya saya juga baru-baru ini sedang melakukan hubungan tabu Jun sama ibuku..."
aku mulai membuka rahasiaku yang aku simpan rapat.


"Hah?!! Serius cup..?!!" Sampai melongo si Juned mendengar ucapanku barusan.


"Iya serius Jun... Nanti saya ceritain, tapi sekarang coba ceritain gimana awalnya kamu bisa ngentot adik kamu dulu Jun.. bukannya adik kamu itu masih gimnaa gitu.. emang muat Jun...?" Setelah dipikir kembali adiknya si Juned hanya setinggi batang sapu ijuk sedangkan tinggi si Juned sama denganku dua kali tingginya dari batang sapu ijuk.


"Aku juga gak nyangka cup sudah ngentot adik sendiri, belum lagi kamu tahu sendiri kan kalau adikku si Risma sedikit kurang akal gara-gara pernah sakit panas langka..?" Ucap Juned menjelaskan kondisi adiknya yang aku tahu memang kasarnya agak gila.


"Iya saya tahu jun, cuman gak nyangka aja Jun selain kurang akal yang jadi kepikiran saya emang bisa muat gitu? Ibarat kerbau ngentot kambing Jun..? Hahaha!" Aku sampai tertawa lepas mengatakannya.


"Ah! Kamu malah nyamain saya sama kerbau.. tega amat...!"


"Ya udah maaf Jun.. abisnya saya gak kepikiran Jun.. coba saya liat kontol kamu itu sebentar saja..."
Aku mulai mau menerka-nerka mencoba membandingkan ukuran antara kontol si Juned dengan lobang memek adiknya itu.


Si Juned tanpa rasa malu mengeluarkan kontolnya dibalik celana kolornya, setelah diperlihatkan kepadaku ternyata kontolnya si Juned sedang ereksi lumayan besar.


"Busettt...!!! Itu kontol masuk Jun ke lobang memek adik kamu..?"


"Ya masuk cup, meskipun saya harus sedikit bersabar karena memek adikku kecil banget. Kalau saya paksakan bisa hancur memek adikku itu cup.."
si Juned memasukkan kembali kontolnya itu.


"Coba ceritain Jun penasaran saya pengen denger cerita kamu sampai bisa ngentot adik kamu itu...?"


Mulailah Juned bercerita dengan versinya, saya pun mendengarkan sambil nungguin kambing yang tak jauh dari tempat kami berada.


Waktu itu pertama kali aku sange sama Risma, ketika kami tidur dikamar yang sama tapi beda tempat tidur cup. Hujan malam itu lebat sekali sampai bergemuruh, udara pun begitu dingin. Sekitar jam 10 malam semua mungkin sudah pada tidur termasuk adikku Risma, sedangkan aku malam itu sedang pengen onani. Ketika sedang asik mengocok dengan posisi duduk diatas kasur, tiba-tiba mataku melihat paha mulus adikku yang roknya tersingkap dan selimutnya berada didekat mata kakinya.


Entah pikiran jahat dari mana aku kepikiran daripada ngocok mending ku entot aja adikku ini. Bisikan-bisikan itu begitu kuat sampai tubuhku bergerak mendekatinya, kebetulan pintu kamar aku kunci.


Melihat Risma yang tidur dengan kaki melebar kesamping dengan rok yang tersingkap, saat itu aku dalam keadaan tak memakai celana cup, penis saya saat itu sudah sangat ngaceng banget. Aku singkapkan rok Risma sampai pinggang dan kulihat vaginanya yang tembem imut bersembunyi dibalik celana dalamnya.


(Sampai disitu aku sudah kebayang bagaimana perasaan si Juned malam itu)


Karena saking tak tahannya langsung aja saya tarik celana dalam adikku itu hingga terlepas, melihat vagina adikku yang mulus tanpa bulu penisku langsing ngaceng mengangguk-angguk menunjuk vagina Risma adikku.


Tanpa banyak mikir ku lebarkan kedua kaki adikku sampai vaginanya merekah dan terlihat lobang vaginanya yang sangat sempit seukuran lobang cacing tanah cup.


Ketika ku cium awalnya aku merasa aneh, soalnya baunya kayak adikku belum cebok selesai kencing tapi kulihat vaginanya bersih. Karena nafsu yang sudah tak bisa dikontrol, aku jilatin belahan memeknya sampai ku lihat adikku bereaksi kedua kakinya secara reflek semakin melebar. Merasa diberi lampu hijau aku berpikir untuk menyetubuhinya.


Puas saya menjilati vaginanya, aku siap-siap duduk sambil mengarahkan penisku ke lobang vaginanya itu. Pelan-pelan ku tekan sekuat tenaga berharap kepalanya masuk, tapi tetap sepertinya tak muat. Beberapa kali aku ludahi kepala penisku, lalu ku ulangi terus menerus sampai akhirnya kepala penisku masuk cup.


Rasanya seperti lebih nikmat dari sekedar onani, pas lagi enak-enaknya menyatukan kelamin. Adikku Risma terbangun sambil merintih kesakitan, adikku melihatku sedang duduk diantara kedua selangkangannya yang mengangkang.


"Kak, kakak ngapain? Vaginaku sakit kak.. perih..." Risma melihat ternyata kontolku yang membuatnya kesakitan.


"Tenang dek jangan berisik, kakak kedinginan ditambah penis kakak keram... Tolong kakak ya dek... Kakak pengen ngangetin penis di vagina kamu... Kakak janji nanti kamu kakak kasih jajan ya dek..?" Aku pegang dagunya dan Risma pun mengangguk.


"Adek pengen dibeliin kembang gula kak sama manisan..."


"Iyaa kakak beliin ya... Tapi penis kakak boleh ya dimasukkan kedalam vagina kamu sayang...?"


"Tapi kak, emang muat? Vagina Risma sakit banget kak..."
Ucapnya sambil menahan sakit.


"Ya sudah kepalanya aja dulu ya sayang... Pelan-pelan kok ini lihat kepalanya udah didalam..."


"Kak.. gede banget...!!!"


"Iya makanya kakak pelan-pelan masukinnya ya...?"


"Iya kak.. besok beliin adek manisan ya kak..?"


"Siap kakak beliin... Sekarang kamu telanjang ya?"


"Tapi kakak juga harus telanjang, biar adil.."


"Iya kakak buka ya...?"



Saya buka semua baju, juga celana dan baju adikku sampai kami berdua sama-sama bugil.


Saat itu saya sudah seminggu cup gak ngocok, padahal biasanya saya rutin sehari sekali ngelakuin ritual itu secara teratur. Ketika melihat vagina Risma adikku yang mengangkang, saya benar-benar senang sekali soalnya ada wadah yang menampung spermaku sehingga tak terbuang sia-sia.


Karena sudah tak kuat, pertama aku ludahi vaginanya terus saya oles-oles dengan kontolku ahh sumpah cup geli banget. Adikku ketika aku mainin klitorisnya mensesah-desah, tapi aku suruh Risma untuk menutup mulutnya agar diam.


"Kkaak gelliii..."


"Tapi enakkan..?"
Aku mengoles-oles ujung kontolku dibelahan memeknya.


"Iyaa hhee..."


"Kalau sakit tahan ya dek... "


"Iyaa kak..."



Aku tekan perlahan kontolku sampai berapa kali tekanan, akhirnya masuk juga kepalanya agak dalam. Tatkala adikku meringis kesakitan, aku diamkan sampai lobang vaginanya menyesuaikan diri dulu.


Melihat kondisi lobang vaginanya yang tak memungkinkan untuk dipaksa masuk, aku hanya sebatas memasukan kepalanya saja cup sampai aku mengeluarkannya didalam vagina adikku.


Kejadian itu terus berlanjut hampir seminggu aku ngentot dengan adikku, hingga suatu hari kebetulan ayah ibuku sedang keluar hanya ada aku dan Risma berduaan dirumah, saat itu Risma selesai mandi. Melihat dia dalam keadaan bersih masuk ke kamar, aku ikuti adikku itu. Ku ajak dia ngentot lagi, kali ini aku ingin memasukkan kontolku semuanya. Adikku pasrah saja melihatku sudah telanjang, apalagi jika kontolku masuk semuanya aku bujuk dia dengan jajanan yang banyak.


Risma senang banget waktu itu, sampai dia berinisiatif melepaskan handuknya lalu tiduran dikasur sambil mengangkang, "kak Risma udah siap..."


"Kamu memang adik kakak yang baik, makasih ya sayang..."


"Sama-sama kak hihi.. "
senyum Risma begitu menggemaskan, apalagi ketika mataku melihat vaginanya yang sudah merekah dengan lobangnya yang sedikit melebar tidak beraturan.


"Tahan ya? Kali ini kakak tembus memek kamu..."



Rasti hanya menurut saja apa yang saya katakan, dia tak tahu kalau penisku yang sebesar botol minuman larutan panas dalam akan memaksa masuk kedalam lobang yang sebesar lobang cacing. Setelah pemanasan menciumi bibirnya, seluruh tubuhnya hingga menikmati vaginanya. Saya arahkan penisku memasukkan sebatas lehernya saja, berkali-kali saya hentak-hentakkan perlahan sampai ada sesuatu yang menghalangi. Ku tekan sedikit saja sudah membuat Rasti meringis, karena sudah berhari-hari hanya bermain hampir setengah tiang. Akhirnya sambil aku membungkuk, mulut Rasti aku tutup dengan mulutku, tangannya aku pegang dan saat itu juga kontolku yang sudah masuk kepalanya. Aku hentakkan dengan keras sampai tiga kali hentakkan berhasil juga kontolku masuk semuanya kedalam vagina adikku yang sempit.


Rasti menangis, ingin berteriak tapi tak bisa berbuat apa-apa. Kedua kakinya hanya meronta-ronta ketika kontolku sudah didalam vaginanya.


Saya tak tega melihat adikku menangis sampai memerah mukanya menahan sakit, aku belum menggenjotnya menunggu Rasti tenang.


Setelah diam dan tak meronta lagi, aku lepaskan bekapan mulutnya oleh mulutku.


"Rasti jangan berteriak ya, penis kakak sudah masuk. Kamu akan kakak beliin jajanan yang banyak ya...?"


"Kak... tadi Sakitttt... Perihhh... "


"Sekarang masih sakit sayang...?"


"Sedikit..."


"Kakak mulai ya...? "


"Janji ya kak... Beliin Rasti jajanan yang banyak...??"


"Iyaa sayang..."



Ketika vaginanya sudah terbiasa dengan keberadaan benda asing yang masuk, saya mulai menggenjotnya menikmati himpitan lobang vagina Rasti. Sampai akhirnya aku keluarkan didalam vaginanya.


*****


"Berbulan-bulan cup saya entot Rasti tanpa pengaman apapun, tapi... Masalah baru muncul... Adikku hamil cup..." Raut muka si Juned jadi sedikit pucat.


"Terus sekarang gimana Jun? Apa yang kamu lakukan?" Tanyaku.


"Saya belum melakukan apa-apa... Saya tak tahu kalau Rasti sudah memasuki awal masa suburnya..."


"Hmph! Kalau itu mah gampang Jun..."


"Serius cup?! Gimana caranya...??!!!"


"Kasih adik kamu nanas muda Jun sekalian saya nanti minta sama ibu saya ragi tape yang hanya ibuku yang tahu racikannya..."
Saya mencoba memberikan solusi.


"Kok kamu bisa tahu cup..? Serius itu bisa buat Rasti gak hamil?"


"Bukan bikin gak hamil Jun, tapi buat menggugurkan kandungan, bukankah adik kamu sedang hamil?. Kalau mencegah kehamilan ibu saya pake pil KB.."


"Alhamdulillah... Akhirnya saya selamat. Makasih ya cup? Kamu memang benar-benar sahabat saya ..."


"Pokoknya itu mah gampang Jun... Usahakan nanti curi pil KB ibumu buat pencegah ya..?"


"Iya cup... Oiya sekarang saya mau dengar perselingkuhan kamu sama ibumu cup.?"


"Sekarang ibu saya sedang mengandung anak saya Jun.. kalau disebut perselingkuhan itu terlalu sadis jun... Lebih tepatnya kami penyambung keturunan..."


"Saya pengen denger cup cerita kamu sama ibumu itu... Gak kebayang ibumu memeknya pasti gede banget..."
Kata si Juned yang begitu antusias ingin mendengarkan ceritaku.


"Itu sudah pasti Jun... Saya dan ibu saya sudah tak mungkin bisa dipisahkan. Kami saling menyayangi saling mencintai..."


Saya pun mulai panjang lebar menceritakan mulai dari awal perjuangan yang bertahun-tahun hingga sampai penyatuan hubungan kelamin.


Si Jun sampai bengong mendengar kisahku itu, aku pun sebenarnya penasaran bagaimana rasanya perawan itu? Tiba-tiba aku jadi teringat sama Marni anak bibiku.


Tak terasa hari sudah sore, kami pun mulai kembali pulang sambil membawa rahasia besar kami masing-masing.


Sampai dirumah aku memasukkan kambing-kambingku kedalam kandang, ngasih makan unggas dan duduk sejenak melepas rasa lelah.


Masuklah saya kedalam, kulihat tidak ada ayah diruang tengah atau dikamarnya. Lalu aku ke dapur pun tidak ada ibu. Byurrr! Byurrr! Byurrr! 'Ibukah itu?' pikirku. Aku mengintip melalui celah pintu yang terbuat dari papan kayu, ternyata memang benar ibu sedang mandi dan ku lihat sambil mengusap-usap memeknya dengan daun sirih yang ditumbuk.


"Bu? Ibu lagi mandi?"


"Iya sayang... Kamu udah pulang cup?"


"Udah tadi Bu... Oiya ayah mana Bu?"


"Bapak kamu mungkin masih dijalan, soalnya mau nyari kayu bakar.."
sahut ibu dari dalam kamar mandi.


"Bu, ibu lagi ngegosok memek ya?"


"Sayang kamu ngintip ibu ya...?"


"Penasaran aja Bu, iseng ucup intip ibu lagi mainin memek... Buka dong Bu pintunya..."
Kataku ngomong pelan.


"Bapak kamu belum pulang kan..?"


"Belum Bu..."
Sahut ibu dari dalam kamar mandi, lalu pintu pun terbuka dan terlihatlah daun sirih yang sudah bubuk membalut seluruh memek ibuku.


"Bu, kalo udah dibersihin ini memek buat siapa Bu?" Kataku sambil menyentuh tepat dibelahan memek ibuku yang sedang berdiri dimulut pintu.


"Kan di rumah lagi ada bapak kamu sayang, ya tentunya memek ibu ini buat dinikmati bapak kamu..." Ibu lalu mengambil gayung dan membersihkan memeknya dari daun sirih.


"Yaahhh... Kirain buat ucup... Padahal aku sekarang lagi sange banget Bu... Ya udah deh ucup ngalah aja..." Aku jongkok diluar pintu kamar mandi yang terbuka lebar sambil nonton tubuh montok ibuku yang telanjang bulat.


Setelah ibu membersihkan seluruh tubuhnya dan juga memeknya, lalu mengeringkannya dengan handuk, ibu menghampiriku dengan handuk yang dililitkan.


"Sayang.. bukannya ibu gak tega... Ibu bingung sekaligus takut bapak kamu tiba-tiba mergokin kita...?" Ku lihat ibu nampak begitu sedih setelah melihatku murung tak bisa menikmati memeknya itu.


Aku pun berdiri lalu mengelus kepala ibuku berusaha terlihat kuat sambil mencoba menghibur ibu yang sedang bingung harus bagaimana.


"Gpp kok Bu, ibu jangan khawatir ucup takkan ngajak ibu ngentot hari ini... Malah ucup takut sebenarnya ibu merasa bosan atau terpaksa melayani ucup yang selalu minta ngentot terus... Ya udah Bu ucup kuat kok, masih bisa nahan.. sekarang giliran ucup mau mandi dulu..." Mendengar ucapanku yang ternyata menyentuh hati ibu, tiba-tiba ibu memelukku lalu mencium bibirku sedangkan aku biarkan ibu melakukan apa yang diinginkannya. Karena jika aku merespon ciuman ibu bisa-bisa aku nekat lagi ngentot ibu di kamar mandi ini, itu sangat beresiko tinggi jika ayah datang memergoki kami yang sedang menyambungkan badan.


Ibu pun melepaskan ciumannya, "sayang jangan bilang ibu bosan dientot kamu, justru ibu lebih senang dientot kamu daripada bapak kamu... Jujur ibu akan merasa tersiksa kalau kamu tidak mengentot ibu, kamu tahu sayang? Kontol kamu adalah kontol yang sangat ibu rindukan..?" Ucap ibu yang terus menciumi mukaku yang berkeringat.


"Memek ibu juga memang sangat nikmat Bu ketika ucup menciumnya, menjilatinya bahkan ketika kontol ucup masuk kedalam memek ibu, ucup sangat bahagia sekali ternyata ibu tidak terpaksa melayani ucup..."


"Nggak sayang... Ibu malahan dengan senang hati melayani kamu... Sebelum bapak kamu pulang coba cium memek ibu sayang wangi sirih gak?"
Ibu lalu melepaskan handuknya terus mengaitkan di paku yang tertancap dipapan kayu.


"Gpp emang Bu?" Kataku meyakinkan ibu.


"Nggak sayang... Ibu akan merasa di hargai jika memek ibu dinikmati oleh kamu sayang... Ayo sayang sebelum bapak kamu nyampe rumah.." aku sangat terharu mendengar ajakan ibu yang begitu perhatiannya sama aku, lalu aku melepaskan semua pakaianku yang kotor terus ku lempar kekamar mandi. Melihat kontolku yang sudah berdiri tegak, tiba-tiba ibu jongkok dan tanpa aba-aba dariku ibu langsung memasukkan semua batang kontolku kedalam mulutnya lalu menghisapnya kuat-kuat! Uugghhh...!! Aku sampai ngilu tatkala ibu memainkan kontolku dengan lidahnya didalam mulutnya.


Otomatis birahiku menjadi terpancing dan berkeinginan untuk ngentot ibu saat ini.


Sambil ku usap-usap kepala ibuku yang sedang menghisap kontolku dengan ganasnya, aku berkata kepada ibu, "Bu, kontol ucup masih kotor tadi waktu kencing belum dicuci.. aahhh..." Tapi ibu ternyata tidak memperdulikan ucapanku, malah ku lihat ibu sangat menikmati kontolku seperti sedang ngemut es potong.


Melihat ibu yang sangat rakus menghisap kontolku, aku benar-benar merasa dihargai oleh ibuku. Seperti halnya ibuku bilang barusan, bahwa ibu merasa dihargai jika aku menikmati memeknya, kini aku seakan diajarkan oleh ibu, seperti inilah yang sedang ibu harapkan dariku, yaitu menikmati tubuhnya tanpa banyak berpikir.


"Uugghh...!! Bu... Mulut ibu enakkk bangggeeettt... Lebih dalam Bu..." Ibu pun mengerti keinginanku, dia langsung memasukkan seluruh batangnya sampai ujung kepala kontolku berada di tenggorokannya.


Sekitar tiga menitan ibu menyedot-nyedot kontolku seperti bayi, kini aku ajak ibu untuk berdiri. Ibu tahu apa yang aku mau, dia berdiri dengan kaki dilebarkannya sehingga memeknya sedikit terbuka. Aku berada tepat didepan memeknya yang sangat tebal dan membusung dengan hiasan bulu-bulu halus yang tertata rapi, membuatku langsung mendekatkan hidungku lalu menghirupnya dalam-dalam. Ugghh!! Wangi memeknya benar-benar menggoda imanku yang secuil, aroma yang sangat klasik dan terasa mewah menambah keanggunan dari pesona memeknya ibu.


Ketika lidahku mengorek-ngorek belahan memeknya, ibu sampai hampir terduduk lemas lututnya karena klitorisnya aku hisap dan aku mainkan dengan ganas oleh ujung lidahku.


"Eemmmhhh... Sayyaaannggg... Pokoknya... Kamu harusss entot ibu... Yyaaaahhh...?" Ucap ibu dengan nafas yang tersengal-sengal menahan kenikmatan yang merasuk kedalam seluruh tubuhnya, cambuk-cambuk birahi seakan sedang menyerang ibuku tanpa ampun.


Aku pun malah semakin menggila dengan mengangkat sebelah kakinya lalu aku letakkan diatas bahu kiriku, sehingga terlihat jelas lobang memeknya mengintip gemas dari balik bibir memek tebalnya.


"Ohh.. ibu memekmu indah dipandang mata... Ugghh! (Aku masukkan jari tengahku mengorek lobang memeknya) ucup entot yaa Bu?" Kataku sambil melihat ibuku yang mukanya terlihat memerah akibat birahinya yang begitu dahsyat!


"Iya sayang entot ibu ya... Keluarin didalam sirami rahim ibu sayang... Aahhhh... Eeemmmhhh..." Sepertinya ibu sudah tidak peduli erangannya terdengar keluar, apalagi sampai terdengar ayah jika benar-benar sudah pulang.


Tak menunggu lama-lama aku pun berdiri dan ku angkat sebelah kakinya lebih tinggi, lalu aku letakkan ditangan kiriku sehingga ibu hanya berdiri dengan sebelah kakinya. Keseimbangannya aku jaga dengan ibu memeluk leherku, lalu kontolku yang sudah siap tempur, aku arahkan ke lobang memeknya yang menganga lebar. Ku oles-oles kepalanya dibelahan memeknya yang sudah berlendir lalu dengan sekali hentakkan Blessskkk!!! Uuhhhggg!!! Eeemmmmhhhhh...!!" Tenggelamlah seluruh batang kontolku semuanya tanpa cela sehingga merapat sempurna.


Otot vaginanya sampai berkedut-kedut kuat sampai terasa batangku seperti diremas tanpa ampun, sambil kontolku ditarik ulur aku saling berciuman dengan mesra dengan ibu.


Bunga-bunga cinta semakin bermekaran dihati kami, bagaikan musim gugur yang indah.
Cambuk-cambuk birahi pun semakin keras menjalar ke seluruh ujung syaraf kami.
Cinta dan nafsu seperti terbalut dan melebur menjadi satu dihati kami.
Cinta yang gila, birahi yang membara menguasai kami berdua.


Sekilas selalu saja terbayang ayahku yang mengganggu kesenanganku, "ayah, maafkan aku..." Ucapku dalam hati sambil aku hentak-hentakkan dengan keras kontolku menghujam kedalam kenikmatan surgawi milik ibuku.


Tak berapa lama ibu memberi kode yang aku mengerti bahwa ibu akan mendapatkan orgasmenya, ibu pun tahu meskipun tanpa kata bahwa aku juga akan ejakulasi didalam memek ibu.


Aku pun mempercepat hentakkan ku yang membuat kontolku tanpa rasa lelah keluar masuk dari lobang memek ibu, akhirnya Tatkala beberapa detik sebelum orgasme, ibu memeluk erat leherku lalu menaikan kedua kakinya sehingga melingkar di pinggangku. Aku hanya memangku ibu sambil memegang kedua pantatnya yang besar, saking gemasnya aku meremas-remas pantat ibu yang sangat menggairahkan itu.


Tak berapa lama ibu langsung seperti orang kesetrum, sekujur tubuhnya bergetar hebat lalu diiringi semburan keras dari dalam memeknya Sssrrrrrrrrrr.....!! sampai saking dahsyatnya ibu menjilati leherku yang berkeringat.


Aku merasa batang kontolku seperti disirami cairan hangat yang licin, denyutan memeknya pun seakan mengunyah batang kontolku, sampai aku pun akhirnya menyemburkan spermaku kedalam memeknya dengan semburan yang membuat ibuku hampir pingsan dan lemas badannya, akibat saking kuat dan kerasnya semburan itu berhamburan menyirami rahim ibu Crrrooottt... Cccrrroooottt.... Ccccrrrroooootttt....!!!! Sangat banyak sekali sperma kentalku melepaskan diri dari dalam tubuhku berpindah kedalam tubuh ibu.


Akhirnya setelah tak ada lagi sisa-sisa kedutan diantara mulut kedua kelamin kami yang menyatu, pelan-pelan ibu mulai kembali lagi kesadarannya. Masih aku pangku ibu, bibirku diciumi ibuku sambil menghisapnya.


"Sayang...?"


"Apa Bu? Istriku sayang...?"


"Hmph.. makasih ya sudah ngentotin ibu... Ibu berharap kamu selalu entot ibu setiap hari, kapanpun kamu mau... Ibu akan selalu menuruti kamu sayang..."
Ucap ibu sambil mengecup bibirku


"Ucup juga ingin berterima kasih sama ibu karena mau di entot ucup.. ucup seneeenng banget ibu dihamili ucup.. makasih ya sayangku, istriku..."


"Iya suamiku sayang..."



Setelah puas melepaskan nafsu birahi yang terpendam, kami saling bergiliran membersihkan kelamin dengan menjilatinya sampai bersih.


Aku dan ibu memang sudah benar-benar tak mungkin bisa dipisahkan lagi.


Cinta, sayang dan nafsu birahi sudah seperti pelengkap hubungan cinta antara aku dan ibuku.


Hingga setelah kami sudah benar-benar bersih tak ada jejak persetubuhan, datanglah ayah yang aku dengar suara kayu yang dijatuhkan disamping rumah. Ibu langsung cepat memakai handuknya lagi yang digantung, sedangkan aku langsung pergi masuk ke kamar mandi.


Aku dan ibu bersikap seperti biasa seakan tak terjadi apa-apa diantara kami sebelum itu.


Sampai pada malam harinya seperti biasa ibu sedang disetubuhi ayah, ku lihat detik-detik terakhir ayah mengejang dan langsung ambruk diatas tubuh ibu dengan nafas yang ngos-ngosan. Lalu ayah menjatuhkan diri dari atas tubuh montok ibu, memakai sarung dan tidur.


Ibu duduk dan kulihat sedang membersihkan lobang memeknya dengan celana dalam ibu sendiri.


Setelah puas mengintip hubungan badan ayah dan ibu, aku pun pergi ke kamar lalu sambil tiduran entah kenapa aku senyum-senyum sendiri membayangkan kejadian beberapa hari ini yang sangat indah.


Bersambung....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd