Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Diary Seorang Istri
Part 33 - Rahasia Super Anto...


Adam tiba di kantornya sekitar pukul 10 pagi, saat akan memasuki ruangannya Adam melihat Nissa, Adam tersenyum pada Nissa dan dibalas oleh Nissa dengan senyuman manisnya, beberapa karyawan perempuan yang memergoki mencibir ke arah Nisa.

“Nis sebentar kamu ke ruangan saya.” Ujar Adam, Nisa mengangguk dan menghampiri Bosnya itu, mereka memasuki ruangan Adam bersamaan, “Tuh anak baru siapa sih, kok langsung akrab ama yayang gue.” Salah seorang perempuan berbisik pada rekannya, yang diajak bicara hanya mengangkat bahunya, wajahnya juga menunjukkan raut wajah tak senang melihat keakraban Nisa dan Adam.

“Silahkan duduk Nis, gimana kamu udah sehat?” Tanya Adam yang kemudian duduk di kursinya.

“Alhamdulillah pak, sudah lebih baik.” Jawab Nisa menunduk, dia tak kuasa melihat wajah tampan pria yang dikaguminya itu.

“Kamu yakin?” Tanya Adam lagi.

“Ya pak..” Jawab Anisa pelan, hatinya terus berdegup sejak kedatangan bosnya itu.

“Ya sudah kalau begitu, kamu siapkan laporan hasil rapat kemarin ya, nanti kalau sudah, kamu langsung kasih ke sekretarisnya Pak Robert.

“Baik pak, saya permisi dulu mau buat laporan.” Ujar Nissa

Adam mengangguk sambil tersenyum, duh! Hati Nisa semakin berdebar kencang, Nisa bangun dari kursi yang didudukinya, dengan sikap sopan Nisa berjalan keluar, baru saja dia hendak membuka pintu, Adam memanggilnya kembali, Nisa menoleh, “Jangan lupa makan ya Nis.” Ujar Adam.

Seluruh sendi Nisa tiba-tiba lemas, gejolak perasaannya sungguh membuatnya lemah, ucapan Adam terdengar begitu mesra di telinga Nisa, seolah mendapat perhatian dari sang kekasih, wajah Nisa merona merah, Nisa bergegas keluar dari ruangan pria yang telah meluluh lantakkan hatinya ini.

***​

Sepeninggal Nisa, Adam berjalan menuju dinding kaca di belakangnya, Adam melihat arus lalu lintas Jakarta yang tak berkurang ramainya, pikirannya melayang teringat penawaran dari bosnya tadi di Club Golf, penawaran itu tak akan datang kedua kali dalam hidupnya, penawaran yang sungguh sulit di tolak, semua impian Adam ada disana, apalagi jabatan yang akan dimilikinya akan menjadi lompatan besar bagi kariernya.

Selain kepentingan karier, Adam juga merasa ini adalah solusi nyata bagi impiannya yang lain, impian dirinya dan Maya lebih tepatnya, mereka berdua sudah ingin sekali memiliki anak, dan ternyata impian mereka berdua itu memiliki biaya yang sangat mahal.

Sebenarnya tanpa sepengetahuan Maya, Adam telah menemui dokter kandungan tempat Maya selama ini melakukan terapi, Dokter Gunawan menjelaskan sesuatu hal teknis yang menjadi hambatan bagi dirinya dan Maya memiliki anak, Adam sendiri tak begitu paham nama hambatan itu, namun yang jelas ada sesuatu di dalam rahim Maya yang menyulitkan pembuahan secara alami.

Dokter Gunawan menyebutkan satu-satunya jalan bagi Adam dan Maya untuk memiliki anak, adalah melalui program bayi tabung. Dokter Gunawan lalu memperkirakan biaya untuk program bayi tabung yang terjamin adalah sekitar lima milyard rupiah dan itu ada di Singapura.

Setelah mendengar penjelasan dokter Gunawan, Adam tentu ingin menjalani program bayi tabung, namun mengingat biaya yang cukup besar, maka Adam memutuskan untuk menunda program bayi tabung itu hingga financialnya cukup aman. Adam juga meminta dokter Gunawan untuk tidak memberitahu Maya tentang masalah rahimnya, Adam tak ingin Maya merasa bersalah, karena ternyata Maya yang memiliki masalah sehingga sampai saat ini tak kunjung hamil, Adam tahu benar sifat istrinya yang bakalan sedih dan galau berkepanjangan.

Dan kini, tiba-tiba tawaran yang menggiurkan datang padanya, Adam merasa sangat beruntung, di satu sisi ini adalah proyek impiannya, disisi lain dia bisa segera memulai program bayi tabung bersama istri tercintanya, dua impian bakalan terwujud dalam satu kesempatan.

Adam sangat mencintai Maya, Adam tentu ingin memiliki anak, namun Adam hanya ingin anak-anaknya lahir dari rahim Maya, andaipun Maya tak bisa melahirkan anak-anaknya, Adam tak akan pernah meninggalkan Maya atau membagi cintanya pada orang lain, begitu besar arti Maya baginya, Maya adalah semua hidupnya, bagi Adam, Maya telah melekat erat dalam hatinya, tak ada yang bisa menggantikan posisi Maya di hatinya. (sungguh sulit dibayangkan betapa hancur perasaan pria baik itu jika tahu apa yang dilakukan oleh Maya di belakangnya.)

Adam tersenyum membayangkan reaksi Maya nanti, Adam merencanakan sore ini akan mengajak Maya untuk makan Malam di restoran favorit Maya, disana Adam akan memberitahu Maya tentang semua penawaran Pak Robert tadi pagi, “Ehmmm aku akan memberitahu Maya juga soal program bayi tabung, aku akan bilang pada Maya kalau aku punya masalah, sehingga satu-satunya cara untuk punya anak melalui bayi tabung, ya…ya benar, Maya tak perlu tahu yang sebenarnya, biar aku saja yang mengaku punya masalah….” Seulas senyum tersungging di wajah tampan Adam.

Adam mengambil hpnya di dalam saku celana, di carinya no kontak restoran favorit Maya, “Hallo Mbak, saya pesan table untuk dua orang ya, hmmm sekitar jam 7 malam nanti, ya buat dua orang…atas nama Adam, oke, thank you.” Adam tersenyum-senyum bagai anak kecil di berikan mainan, di carinya nomor istrinya, namun baru saja hendak menghubungi Maya, telpon di mejanya berdering, Adam menunda untuk menelpon Maya, di hampirinya telpon mejanya yang terus berdering. “Haloo…ohh pak Agung…”

***​

“Ini semua resi pembayaran klien, dan ini untuk transfer ke supplier, oh ya gimana keadaan putranya Milla?” Pak Budi bertanya pada Maya yang duduk di hadapannya.

Maya menceritakan apa yang diketahuinya berdasarkan cerita Milla tadi, fokus perhatiannya terpusat pada beberapa kertas-kertas yang ada didepannya, sebagian kertas-kertas itu seharusnya menjadi urusan Milla, Namun kini semuanya dihandel oleh Maya sesuai permintaan Milla.

Maya dengan hati-hati memeriksa kembali kertas-kertas tersebut untuk memastikan semuanya lengkap, tumpukan kertas tersebut dibagi ke dua map plastik agar tak tertukar, “Hmm sudah rapih, pak Bud, saya ke bank dulu ya, oh ya nanti mungkin balik kantor agak terlambat pak, mohon maklum ya.” Ucap Maya.

“Ohh kamu mau langsung ke rumah sakit nemanin Milla?” Pak Budi mengangguk-anggukan kepalanya, “Ya udah, santai aja, kalau ada waktu nanti saya juga akan melihat langsung, buat support Milla.” Lanjutnya lagi.

Maya kemudian berpamitan pada bosnya itu, diluar ruangan pak Budi, Maya bertemu dengan Dewi, gadis itu menanyakan apakah Maya akan menggunakan motornya, Maya mengatakan pada Dewi, kalau hari ini dia pengen naik ojek online saja, Maya beralasan males mencari parkir.

Maya mengambil tasnya dan berpamitan pada beberapa rekan kerjanya, sambil turun ke Lobbi, Maya memesan ojek online melalui aplikasi, Maya menyempatkan diri untuk memperbaiki riasannya di toilet Lobbi, setelah memastikan semuanya sempurna Maya kemudian berjalan keluar, raut wajahnya terlihat cerah merona, beberapa pasang mata pria yang ada disana memandang Maya dengan berjuta makna, terkadang Maya merasa aneh dengan kelakuan para pria tersebut, padahal Maya merasa pakaian yang dikenakannya tak ada yang menonjolkan auratnya, seperti pakaian yang dikenakannya sekarang, kemeja putih longgar dipadu outer kotak-kotak navi, bawahannya juga bukan celana ketat atau rok mini yang memperlihatkan lekukan tubuhnya, melainkan celana longgar berwarna hitam.

[URL=http://imgbox.com/nWCsf73X][/URL]

Ilustrasi Aja

Sejak Maya mengenal permainan Seks yang dahsyat, perilaku Maya juga berubah, kini dirinya merasa senang diperhatikan oleh kaum pria, terkadang tumbuh hasrat ingin menggoda para pria itu, namun Maya selalu menahan diri, dia tak ingin orang-orang yang mengenalnya menyadari perubahan perilakunya, karena ujung-ujungnya Maya takut suaminya Adam yang malah menyadari perubahan Maya ini, Maya belum siap untuk memberikan alasan ataupun berkonflik dengan suaminya itu, Maya kini hanya ingin menikmati kesenangan semunya lebih lama, Maya tahu cepat atau lambat semuanya ini akan diketahui suaminya, dan sungguh Maya tak ingin memikirkan itu saat ini.

Ojek online yang Maya tumpangi telah sampai di Bank, namun Bank tempat Maya bertransaksi saat ini bukanlah Bank yang biasa dia datangi, Maya segera masuk ke dalam Bank, seorang Satpam menyambut kedatangannya, Satpam itu juga telah mengenali Maya, “Selamat siang mbak Maya, sudah lama gak kelihatan nih.” Ujar Satpam tersebut.

“Ya pak, ini saya lagi gantikan mbak Milla, permisi ya pak.” Maya segera menuju Teller, petugas Teller dengan sigap melayani kebutuhan Maya, sambil menunggu petugas Teller, Maya duduk di bangku customer service yang terlihat lengang, tak ada nasabah lain di Bank itu.

“Tumben nih Mbak Maya yang dateng.” Tanya seorang petugas customer service yang bernama Aning.

“Ya, Mbak Milla lagi halangan, apa kabarnya nih mbak Aning..” Tanya Maya berbasa-basi.

Keduanya kemudian terlibat obrolan sambil sesekali tertawa, Maya mengambil sejumlah permen di meja Customer Sevice, “Aku minta ya Mbak Aning.” Ucap Maya.

“Silahkan mbak, mau lagi gak, nih masih banyak.” Aning mengeluarkan sebuah plastik permen di bawah mejanya sambil tertawa, Maya juga ikut tertawa.

Setelah 15 menit, akhirnya urusan Maya di Bank tersebut selesai, Maya memeriksa untuk memastikan tak ada yang sala, setelah yakin semuanya berjalan sesuai instruksi, Maya berpamitan pada para pekerja di Bank tersebut, Maya memesan Ohol kembali untuk mengantarkan ke apartemen Anto!

Saat sedang menaiki ojol, Maya mengirim gambar lewat chat ke Anto, dan Anto membalas akan menunggu di restoran padang tak jauh dari apartemen, Anto meminta Maya untuk menemuinya disana.

***​

Jarak antara Bank dan restoran Padang yang ditujunya tak terlalu jauh, sekitar 15 menit kemudian, Maya telah menemukan tempat yang dimaksud, Maya menepuk pundak driver ojol dan memintanya untuk berhenti didepan restoran.

Maya lalu merapihkan rambutnya yang terperangkap selama 15 menit di helm ojol, Maya mengambil kotak bedaknya dari Tas, diperhatikan wajahnya melalui kaca kotak bedak, Maya memperbaiki posisi masker dan kacamata yang dikenakannya, hatinya berdegup kencang, “Sudah cantik kok.” Suara Anto tiba-tiba mengejutkannya, Maya menoleh, di belakangnya Anto berdiri dengan senyum mengembang, Maya tersipu malu di balik maskernya.

Anto mengenakan tshirt hitam ketat yang memamerkan otot lengannya yang penuh Tato, “Dek Maya sudah makan?” Tanya Anto lembut.

Maya menggeleng sambil menyimpan kembali kotak bedaknya di dalam tas, “Dek Maya mau makan apa? Nasi padang mau.” Tanya Anto lagi.

“Apa aja deh mas.” Jawab Maya.

“Yuk kita masuk, hmmm ngomong-ngomong, dek Maya cantik banget..” ujar Anto setengah berbisik, jantung Maya semakin berdegup kencang, Maya menepis tangan Anto yang berusaha menggenggam jemarinya, Maya menggeleng memberikan sinyak kalau dia tak ingin terlihat mencolok didepan umum, Anto mengerti kalau perempuan cantik ini takut dipergoki oleh orang yang mengenalnya.

Anto berjalan sedikit lebih dahulu di depan Maya, dan mereka masuk ke restoran padang, susana restoran belum terlalu ramai, masih sekitar 10 menit lagi jam makan siang, Anto segera memesan makanan untuk makan siang mereka.

Perasaan bergairah bercampur dengan perasaan khawatir kepergok membuat Maya tak berselera makan, Anto yang memahami perasaan Maya tersenyum padanya, “Tenang aja dek, tempat ini jauh dari kantor, gak bakalan ada yang tahu.” Ujar Anto, Maya celingukan dan mendelik ke arah Anto, dia takut orang yang mendengar ucapan Anto tadi menjadi curiga, Anto hanya tertawa menanggapinya.

“Mas, cincinnya dibawa?” Tanya Maya.

“Ada di di apartemen dek, aku gak bawa, emangnya Dek Maya gak mau mampir di apartemen?” Tanya Anto yang sudah selesai menyantap hidangan.

“Aku sengaja samperin Dek Maya kesini Loh, tuh aku bawa mobil, kalau pakai mobil kan langsung ke basement dan naik lift ke atas, gak perlu ke lobi lagi, paham kan?” Ucap Anto lagi.

Maya merasa Anto ada benarnya juga, kalau dia melewati Lobbi, pasti nanti satpam akan curiga melihat dia sering ke tempat itu, nanti jangan-jangan satpam itu akan menyangka dirinya perempuan bokingan.

“Ya udah yuk, kita ambil cincinnya.” Maya bersiap-siap untuk pergi.

“Ngebet banget..” Bisik Anto sambil tersenyum.

“Apaan sih..” Maya mendelik sambil cemberut, di kenakannya kembali masker dan kacamatanya, Anto juga bersiap meninggalkan restoran itu, Anto membayar makanan dan kembali ke tempat duduknya.

“Yuk..” Ujar Anto.

Maya berjalan mendahului Anto, beberapa pria pekerja kantor yang tengah makan siang diam-diam mencuri pandang ke sosok Maya, Anto memperhatikan mereka sambil bersorak dalam hati, “Kalean Cuma bisa liat, gue udah ngobok-ngobok dalemannnya..hahahaha.”

***

“Silahkan masuk tuan putri cantik.” Ujar Anto setelah membukakan pintu kamar apartemennya.

Maya masuk dengan perasaan berdegup, Maya meletakkan tasnya di meja, terdengar pintu ditutup, tak lama suara langkah Anto terdengar mendekatinya.

Anto memeluk Maya dari belakang, Maya hanya diam dan pasrah, “Mas aku harus kembali ke kantor.” Ujar Maya lirih, hatinya semakin berdebar tak karuan.

‘’Ini kan masih jam makan siang, nanti aja balik ke kantornya.” Ucap Anto kembali yang tangannya mulai liar meremas payudara Maya, mata Maya terpejam merasakan gairah yang semakin meninggi.

“Tapi mas aku banyak kerjaan di kantor..” Ujar Maya, namun anehnya dia tak berupaya untuk menepis tangan Anto yang tengah kurang ajar meremas payudaranya.

Anto membalikkan tubuh Maya hingga kini keduanya saling bertatapan, Anto perlahan membuka masker dan kaca mata Maya, “Sebentar aja ya, aku kangen banget ama kamu, emangnya kamu gak pengen jeritan-jeritan lagi, dan juga ngompol lagi?..” Ucap Anto.

“Apaan sih mas..” Rona merah menyembul dari pipi mulus Maya, dicubitnya pelan perut Anto.

“Aku kangen banget, dan pengen bikin kamu jerit-jeritan lagi sayang, nanti aja balik kantornya ya….” Ucap Anto sambil memnbuat ekspresi imut.

Maya mencubit pipi Anto dengan gemas, “Ya udah sebentar aja ya…gak boleh nambah, abis itu aku langsung ke kantor, nanti bos aku curiga..” Anto mengangguk cepat sambil tersenyum gembira.

“Aku bersih-bersih dulu ya..” Maya mengambil tasnya dan menuju kamar mandi, Anto mengangguk dan memperhatikan Maya yang kemudian menghilang masuk ke kamar mandi.

Anto kemudian bergegas menuju laci nakas, diambilnya sebuah kotak kertas dari dalam laci, kotak itu bertuliskan huruf kecil yang tak begitu terbaca, Anto membuka celananya, di elusnya batang kemaluannya hingga mulai membesar, Anto kemudian meneteskan cairan berbentuk gel dari dalam botol kecil itu dan membalurkannya ke permukaan batang kontolnya, Anto juga menuangkan cairan itu di mulutnya, dan membalurkan gel itu di lidahnya.

--khasiat gel itu adalah sebagai obat prangsang bagi wanita, apabila gel itu terkena lidah wanita maka akan menimbulkan sensasi erotik bagi wanita, dan khasiat yang utama, batang kontol yang telah dibaluri gel itu akan menjadi perantara gel itu menempel di klitoris wanita saat penetrasi, efeknya membuat klitoris wanita akan menjadi tegang selama berjam-jam, dan keinginan seksnya semakin menggebu---

Anto tersenyum-senyum membayangkan Maya akan terperangkap dalam gairah seks berjam-jam, Gel itu di dapatkan Anto dari kenalannya, dulu pernah di coba dengan Olivia, dan hasilnya cukup dahsyat, dan kini Anto berencana untuk mencobanya dengan Maya.

Anto dengan tubuh telanjang Bulat naik ke kasur menunggu Maya yang tengah berada di kamar mandi, “Dek…kok lama banget…” Ujar Anto tak sabar.

“Sebentar Mas, ini mau keluar.” Teriak Maya dari kamar mandi.

Anto mengelus-elus kontolnya yang sudah sedikit tegang, gel itu masih melekat di batang kontolnya, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, Anto terkesiap melihat sosok indah yang keluar dari kamar mandi.

“Mas…” Ujar Maya sambil menyender di kusen kamar mandi, wajah Maya terlihat erotik dan cantik, Maya mengenakan kemeja putih tanpa di kancing, buah dada montok Maya menyembul dibalik kemaja putihnya..


“Woooww….” Anto melotot terpesona meyaksikan pemandangan indah didepannya ini.
--------------------------------------

Bersambung
 
Untuk Prem sudah rilis part 37 enjoy...selamat istirahat
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd