Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

BAGIAN KE EMPAT BELAS


Aku menggigit bibirku sendiri saat kutatap pantulan diriku di cermin besar wastafel kamar mandi, duh seksi banget ya, aku busungkan dadaku yang tak terlalu besar ini, terlihat kentara sekali tonjolan putingku disana, desiran semakin kencang mengetarkan hatiku.

Aku melihat ke arah bawahku, ya ampun tanktop terusan yang kupakai ini hanya panjang sebatas paha saja? Kalau aku menungging sedikit bakalan keliatan bongkahan pantatku, aku tersenyum-senyum melihat kebinalan yang tiba-tiba merasuk diriku ini.

Aku berjalan perlahan mendekati pintu, duh hatiku semakin berdegup, desiran gairah ini semakin mengiris-iris perasaanku, aku pegang dadaku debaran gemuruh jantungku terpacu kencang, membuatku sedikit sesak napas.

Dengan mengumpulkan seluruh kepercayaan diri aku membuka pintu kamar mandi ini, dengan hati berdebar semakin kencang aku melangkah keluar, kulihat Mas Anto menatapku tajam, sempat kulihat jakunnya naik turun menelan ludah yang mungkin tiba-tiba banyak di mulutnya.

Ohh ternyata pria gagah yang duduk itu tidak lebih tenang dariku, aku yakin dia juga sama sepertiku gugup, dan memikirkan itu kepercayaan diriku tiba-tiba menjadi naik, entah setan binal mana yang merasukiku, aku sengaja berlenggok menggodanya saat aku melewati bangku tempatnya duduk.

Aku berjalan membelakanginya sambil tersenyum, wajahnya yang bengong itu sekilas terlihat lucu dimataku, (tentu saja dia bengong, jika author ada disana juga pasti bengong dan ngeces liat dek maya penampilan sensual gitu) tingkahku juga semakin menjadi menggodanya, aku duduk dikursi dekat ranjang sambil mengelap rambutku yang basah dengan cara yang cukup menggoda.

“Loh kok diem aja mas, kaya ngeliat hantu hihihi..” ujarku sambil mengelap rambutku membelakangi Mas Anto.

“Dek Maya seksi banget..” ucap pria itu, ucapannya sungguh menggetarkan hatiku yang terus berdesir tak karuan ini.

Aku tak menanggapi ucapannya itu, sebenarnya saat ini aku benar-benar gugup, aku yakin wajahku semakin merona merah, untung saja mas Anto tak melihat wajahku saat ini.

Kamar ini menjadi hening, mungkin kami berdua sama-sama gugup, aku sendiri tak sadar terus mengeringkan rambutku, aku bingung apa yang akan terjadi selanjutnya, duh antara bingung dan penasaran menjadi satu.

Tak ada suara dari mas Anto, aku menoleh padanya, sedikit terkejut dan tersipu saat aku melihatnya menatap tajam diriku, rupanya sedari tadi sepertinya matanya tak lepas dari diriku, aku menunduk dan mataku melihat tonjolan putingku sedikit lebih runcing, duh kenapa sih putingku jadi lebih tegang, ohh….desiran di dadaku semakin hebat.

Apa yang kulakukan ini? Aku kini setengah telanjang satu kamar dengan pria yang juga setengah telanjang, duh aku baru ingat kalau mas Anto tidak mengenakan celana dalam, aku menggigit bibirku, sungguh aku tak ingin lari dari suasana ini, kegugupanku bercampur dengan hasrat dan penasaranku..ya aku menginginkan apapun yang terjadi malam ini biarlah semua terjadi, aku sudah siap dan aku memang menginginkan semua ini.

“Yuk kita mulai mas, oh ya tolong ambilin lotion di plastik belanjaan tadi mas..” Ucapku lirih, aku menangkap Mas Anto langsung bangkit dan mencari lotion di plastik yang kutunjuk itu, aku kemudian berbaring telungkup di atas ranjang.

Aku memejamkan mataku, aku yakin pria bertato yang gagah ini dapat melihat kemulusan paha belakangku yang tersingkap di balik tanktop sepahaku ini, suara langkah kaki mas Anto kudengar mendekat perlahan, detak jantungku semakin berdegup kencang, aku berusaha menurunkan tanktopku yang tersingkap ke atas.

Tiba-tiba sebuah tangan kurasakan menyentuh pundakku yang tak tertutup, kulit tangan Mas Anto menyentuh kulitku, seluruh pori-poriku meremang merespon sentuhan itu, terasa seperti jutaan semut menjalar di sekujur tubuhku.

“Hangat badan kamu dek, mas tekan dulu ya sebagai permulaan, baru nanti menggunakan lotion.” Ucapnya, aku tak mampu berkata hanya membenamkan wajahku dalam-dalam ke bantal, sentuhan pria itusungguh mengenai semua syaraf sensitifku, atau mungkin saja aku yang menunggu semua ini terjadi ohh entahlah aku sungguh tak ingin semua ini berakhir.

***

POV ANTO

Betapa indah sosok tubuh yang tengah berbaring telungkup ini, kakinya. Betisnya, pahanya sungguh mulus tak tercela, kulit perempuan cantik ini terlihat putih bersemu merah, andaikan kutampar pelan pasti akan membekas merah disana, duh ingin sekali kusapu seluruh permukaan mulus itu dengan lidahku ahhhhhhhh, kontolku mulai menegang menyaksikan keindahan raga binor di hadapanku ini.

Kusentuh kulit halus pundaknya, duh lembut sekali dan terasa hangat, kulihat permukaan kulit perempuan ini menjadi meremang, sepertinya syarafnya mulai merespon baik sentuhanku, aku berusaha menahan syahwatku yang semakin menggelora, aku tahu aku tak bisa sembarangan dengan perempuan ini, jika aku tergesa-gesa ada kemungkinan dia akan terkejut dan mungkin saja menolak, tidak..aku akan bermain seelegan mungkin, aku akan merangsang titik sensitifnya hingga dia menghiba sendiri padaku untuk menyetubuhinya.

“Hangat badan kamu dek, mas tekan dulu ya sebagai permulaan, baru nanti menggunakan lotion.” Ucapku, hanya deheman terdengar sayup dari mulutnya. Kutekan kembali titik yang nyeri itu, aku memang benar menguasai fisioterapi, sehingga aku dengan mudah mengetahui titik mana yang berhubungan dengan ketegangan di lehernya.

Kulihat Maya mulai sedikit nyaman dengan sentuhanku, walau terkadang dia menggeliat karena sedikit nyeri terasa olehnya, namun aku yakin dia telah nyaman, aku kemudian mengurangi tekanan tenagaku, kini tanganku menjalar tak ubahnya meraba, tak ada protes dari perempuan cantik ini. Kusentuh pelan dan sedikit kuremas lipatan ketiaknya, aku tahu disana titik sensitif setiap perempuan, dan benar saja, tubuhnya menggeliat dan sayup kudengar perempuan cantik ini mengerang tertahan bantal yang membenankan wajahnya, aku tersenyum, aku yakin wanita mulus ini semakin terangsang dengan permainan tanganku.

“dek kalau mau pakai lotion pakaiannya dilepas aja.” Aku berbisik lirih ditelinganya, sengaja kudekatkan bibirku hampir menyentuh cuping telinganya, duh harum sekali tubuh wanita cantik ini..

***

Jemari mas Anto semakin menjalar lembut di kulitku, tekanan jarinya di bawah tulang belikatku sungguh sangat nikmat terasa, sepertinya ketegangan urat leherku sedikit mulai mereda, dan kini kurasakan jemari itu mulai meraba di lipatan ketiakku, Ogghhh aku merintih saat kurasakan remasan pelan di lipatan ketiakku, duh seolah jemari pria itu sangat tahu dimana letak syaraf sensitifku, aku merasakan vaginaku menjadi lembab, duhh aku semakin membenamkan wajahku di bantal, sedikit rasa jengah menyergapku.

“Dek kalau mau pakai lotion pakaiannya dilepas aja.”ucap mas Anto tiba-tiba, ku merasakan henbusan pelan di cuping telingaku, aku sedikit terkejut dengan permintaannya, ku tolehkan wajahku, Aduhh..wajah mas Anto begitu dekat denganku, aku gugup dan salah tingkah, dia kemudian sedikit menjauh.

“Dilepas Mas?” Tanyaku lirih.

“Trus nanti balurin lotionnya gimana..” Jawabnya tersenyum.

“Aku malu mas…” jawabku.

“Ya itu teserah kamu aja dek, Cuma kalau mau pakai lotion satu-satunya cara ya dilepas pakaiannya.” Ucap Mas Anto lembut.

“Tapi mas jangan liatin ya…madep kesana dulu.” Ujarku, duh aku sendiri tak mempercayai perkataanku ini, mau aja aku menuruti pria asing yang bukan suamiku ini, namun dorongan sesuatu di relung sukmaku membuat keraguanku sirna untuk memperlihatkan tubuhku pada pria ini.

Aku menggeliat bangun dan berdiri dengan lututku, aku menoleh pada mas Anto, memang pria ini berdiri membelakangiku saat ini, aku tersenyum gugup namun kedua tanganku malah membuka tanktop yang kukenakan ini, udara sejuk AC kamar seolah tak kurasakan, kini bagian atasku sudah polos, no bukan hanya bagian atas, kini tubuhku telah polos, dan aku hanya menyisakan celana dalam, ughhhhhhhhhhh aku kini menyesal mengenakan gstring, pasti belahan pantatku akan terpampang polos di mata Mas Anto.

Aku buru buru telungkup kembali, namun anehnya kegugupanku seolah sirna, yang tersisa adalah desiran hatiku yang semakin kuat, seolah ada sesuatu memancar membasahi ulu hatiku, aku kini menunggu apa yang akan terjadi, duh aku semakin antusias, dan mulai terbawa suasana, cairan vaginaku terasa mulai mengalir, membuatnya terasa semakin lembab.

Aku kini tak membenamkan wajahku di bantal, aku memalingkan wajahku ke arah mas Anto, namun mataku belum berani melihat, mataku masih terpejam, kurasakan langkah mas Anto kembali mendekatiku, kubuka sedikit mataku untuk melihat posisinya, astaga di posisiku saat ini, mataku langsung menumbuk pada tonjolan di balik celana pendek mas Anto, kulihat tonjolan itu melengkung bagaikan sebatang kayu…duh kutelan ludahku.

***

POV ANTO

Hatiku sungguh berdegup tak karuan, sungguh aku sangat sulit menahan syahwatku, tubuh perempuan cantik itu kini telah telanjang, dan bongkahan pantatnya ugghh sungguh menggiurkan, kontolku semakin membesar, seolah protes ingin dilepaskan dari celana pendek ini.

“Maaf ya dek, mas naik ke atas pantat kamu biar gampang membalurkan lotion ini,”ucapku parau, kulihat Maya mengangguk.

Aku kemudian naik mengangkangi bongkahan indah pantat perempuan cantik itu, perlahan kuposisikan dudukku diatas pantat montok putih mulus itu, aku sengaja menyentuhkan kontolku yang masih terbungkus celana pendek ini ke belahan pantat maya.

Aku menuangkan lotion ke punggung putihnya, Maya sedikit menggeliat merespondinginnya lotion yang jatuh di punggungnya.

Dengan posisi setengah membungkuk aku mulai meratakan lotion itu ke seluruh punggungnya, dengan posisi itu kontolku mulai memukul lembut belahan pantat Maya, tak ada gerakan menghindar dari perempuan cantik ini, malah aku merasa, kaki Maya sedikit merenggang.

Beberapa kali aku memijat punggung putih mulus itu, dan aku melihat wajah maya mulai sedikit merona, aku yakin wanita cantik ini mulai terangsang hebat. Posisi dadaku kini semakin dekat dan mulai menyentuh punggung maya, aku dekatkan bibirku ditelinganya, ini saatnya kupikir.

Aku menggigit pelan cuping telinga maya sambil berbisik “aku pijat pakai lidah ya dek..”

Maya membuka matanya, wajah kita berdua sungguh dekat, tatapan perempuan ini kulihat sayu, dia hanya mengangguk, kugigit pelan telinganya, kukecup pipinya, Maya mengerang..

Kubalikkan tubuhnya hingga kini tubuhku berada di atas payudara mengkel perempuan cantik ini, Kami saling menatap penuh dengan syahwat, segera kulumat bibirnya, Maya membalas lumatanku dengan penuh gairah..

***

Duh..pijatan lembut mas Anto semakin menggetarkan seluruh syaraf birahiku, palagi tonjolan di celana mas Anto memukul pelan belahan pantatku, Oghhh pijatan itu begitu nikmat dan membuatku nyaman, sedikit terasa berat kurasakan saat tubuhnya menindih punggungku, aghhhh mas Anto sungguh nakal di menggigit kupingku pelan, aghhhhhhhhhhhh dia ingin memijatku pakai lidah duhhh.

Aku hanya mengangguk menjawabnya, kini gairah birahi mulai menguasai akal sehatku, aku lupa posisiku sebagai seorang istri, kini aku hanya ingin menuntaskan syawatku bersama pria gagah ini, aku ingin sesuatu yang melengkung itu menghujam dan menghantarkan kenikmatan padaku..oghhh.

Mas Anto membalikkan tubuhku tepat berhadapan dengannya, secepat itu pula mulutnya melumat bibir ranumku, lidahnya mengorek dan mencari lidahku, oghhh aku tak kuasa lagi menahan birahi yang menyiksa ini, segera kubalas lumatannya, lidah mas Anto sungguh pandai menggelitik rongga mulutku, aku sungguh haus dengan ludahnya yang semakin banyak mengisi kerongkonganku, mas Anto begitu bernapsu melumat bibirku, dan aku menyukai keagresifannya ini, dia benar-benar mendominasiku bagai pria jantan, ohghhhh aku ingin terus…lebih dari ini..

****

Bersambung


Sampai jumpa lagi di episode mendatang
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd