Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri Season 2

Diary Seorang Istri Season 2



Episode sebelumnya :

Maya mendatangi apartemen tempat Murad berada, disana Maya dipaksa memilih melayani napsu binatang Murad dengan sepenuh hati, atau semua video cabul Maya akan disebar satu persatu, tentu saja mau tak mau Maya memilih untuk melayani Murad, Maya tak ingin nama baik Adam tercoreng akibat ulahnya di masa lalu, Maya bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika video itu di sebar ke internet, pastinya yang paling akan mendapat tekanan adalah Adam, semua musuh-musuh bisnis Adam tentu saja akan mengambil kesempatan emas ini untuk menghancurkan Adam.

Selain harus mendapatkan pelecehan dari Murad, berita tentang Anto yang disampaikan Murad begitu mengguncang hatinya, Maya tak bisa membohongi dirinya tentang perasaannya pada Anto, semua terlukis jelas di derai tangisnya.




Part 16

A story by Pujangga2000



Murad menarik tangan Maya dengan paksa membuat tubuh Maya tak kuasa selain mengikuti tarikan Murad, Maya jatuh telungkup di atas ranjang, Murad tersenyum sambil menatap nanar bongkahan pantat Maya yang begitu indah menggoda syahwatnya, Murad membuka kaosnya hingga bertelanjang dada, tato yang memenuhi tubuhnya terlihat menyeramkan, Tubuh Murad masih menunjukkan otot-otot kekarnya yang telah lama tak dilatihnya, Maya beringsut naik ke atas tempat tidur, gestur tubuhnya malah terlihat menungging dan membuat Murad semakin nanar, batang paha mulus putih merona merah terlihat begitu menantang bagi matanya, Murad membuka celananya hingga kini menyisakan celana dalam saja, Maya terduduk di ranjang sambil melipat kakinya, terlihat jelas aura ketakutan pada diri perempuan cantik itu.

Murad menyeringai melangkah bagai serigala mendekati hewan buruannya, “Lu suka kontol item kan, nih lihat. Kontol gua lebih gede dari punya si Anto.” Murad mengeluarkan batang kontolnya dari balik Boxer, Maya tak kuasa untuk melihatnya, kepalanya tertunduk, tiba-tiba rambut panjangnya ditarik paksa oleh tangan kasar Murad, kepala Maya tengadah, “Liat nih…coba lu bilang, gedean mana kontol gua ama Anto.”

Maya menggelengkan kepala, matanya terpejam, dia tak ingin melihat batang kemaluan pria menjijikkan didepannya ini, namun rasa sakit dirambutnya membuat mata Maya terbuka, sedikit terbelalak saat dihadapannya mengacung tegak benda kenyal panjang penuh urat, Maya harus mengakui kalau batang dihadapannya ini jauh lebih besar dibandingkan kontol yang sering dilihatnya, termasuk Anto, tiba-tiba perasaan gelisah menyeruak masuk ke jantung sanubarinya, Maya merasa gairah sedikit demi sedikit tumbuh membuat hatinya berdesir tak karuan, ada rasa takut dan gairah melebur menjadi satu, keringat dingin mulai muncul di dahi Maya.

“Coba lu bilang, gedean mana kontol gua ama si Anto hah!!” Ujar Murad setengah menghardik, “atau lu mau coba rasain dulu, ayo cepetan buka mulutmu cantik, manjain kontol gua nih, pasti lu udah ngiler pengen diewe ama kontol gede ini kan..” Murad menarik rambut Maya hingga wajah cantik itu semakin dekat dengan kontol yang tengah mengacung tegak, bentuk kelamin Murad cukup unik, ujungnya agak sedikit bengkok, batangnya gemuk penuh urat tebal.

Maya mencium aroma yang tak mengenakkan dari kontol hitam itu, bau pesing dan keringat menjadi satu, membuat Maya merasa mual dengan aromanya, sekali lagi dengan satu hentakan, bibir Maya menyentuh ujung kontol Murad, “Buka mulutlu cantik…” Murad memegang pipi Maya dengan kuat, memaksa perempuan cantik itu membuka mulutnya, bahkan Murad kini menjepit cuping hidung Maya, membuat maya kesulitan bernapas, dan akhirnya mulutnya terbuka, kontol hitam itu menyeruak masuk kedalam mulut Maya, rasa asin menyentuh indra perasanya, Maya sedikit mual dengan aroma penis yang tengah berada didalam mulutnya.

Maya menengadah memohon belas kasihan pada pria seram didepannya ini, mata cantiknya telah penuh dengan air mata, mulutnya penuh dengan kontol hitam Murad yang hanya masuk separuhnya, “Percuma nangis sayang, malah bakalan nyiksa, kenapa gak lu nikmatin aja, toh tetepa gua akan ngentotin lu kok, liat aja siapa yang mau nolong lu hahahahaha, mending lu nikmatin aja seperti lu nikmatin kontol si Anto hahahahaha..” bertubi-tubi pelecehan verbal yang dilakukan Murad, namun entah kenapa hati Maya malah berdesir mendengar setiap kata-kata kasar Murad, apa yang dikatakan Murad benar, percuma dia menghiba belas kasihan pada lelaki bajingan ini, Maya memegang erat batang kontol yang sebagian telah dimulutnya itu, “aku akan mengerahkan kemampuan terbaikku, agar baingan ini bisa crot,”

Murad sedikit terkejut saat Maya mulai menghisap kontolnya dengan penuh napsu, terasa ujung kontolnya seperti disedot vacum, Murad menggelinjang dan menyeringai, “Wahh gitu dong cantik, jago juga nyepong lu ternyata.” Maya tak mempedulikan kata-kata yang melecehkan harkat dan martabatnya itu, dia terus mengerahkan kemampuan terbaiknya agar bajingan ini bisa segera crot. Maya menggelitik ujung kontol Murad dengan lidahnya, kini rasa asin itu sudah tak pengaruh baginya, walaupun Maya berencana membuat Murad cepat crot, namun Maya uga tak bisa mengingkari bahasa tubuhnya, entah apakah dia benar-benar hanya ingin agar Murad lekas ejakulasi, atau Maya benar-benar terhanyut, kalau dilihat secara kasat mata, seolah tak ada unsur pemaksaan dalam adegan itu, Murad berdiri sambil menengadahkan kepalanya menikmati setiap sedotan dan gelitikan lidah perempuan cantik didepannya ini, sedangkan Maya sedikit membungkuk mengocok batang hitam berurat itu sambil menghisapnya didalam mulut, Namun Murad bukanlah pria kemarin sore, daya tahannya cukup kuat, hampir 15 menit Maya mengerahkan kemampuannya namun sama sekali belum ada tanda-tanda kontol hitam itu akan ejakulasi, mulut Maya kini mulai pegal, dan Murad merasakan hisapan Maya mulai mengendur, Murad mencabut kontolnya dari mulut Maya, denagn sedikit membungkuk diangkatnya Maya yang duduk di ranjang, dibalikkan tubuh indah mulus itu membelakanginya, Tangan Murad begitu liar menyentuh bagian intim Maya, “Wahhhh udah basah nih non, lu kepingin dientot ternyata heheeheh.” Wajah Maya merah padam mendengar kata-kata Murad itu.

Jenggot kasar Murad melata di bahu mulus Maya, Tangannya terus mengobel memek Maya sambil bibirnya mencium leher Maya, postur Tubuh Maya hanya bisa pasrah bersender di tubuh kekar Murad, Maya tak kuasa untuk menahan suara desahannya, jari jari Murad begitu pandai menggelitik memeknya, “Nikmatin saja sayang, anggap gua ini suami lu, atau pacarlu…hahahahah..” bisik Murad ditelinga Maya.

Murad mendorong Maya hingga telungkup di atas ranjang, Murad bergegas menomplok tubuh indah Maya yang telungkup, begitu mulus kulit punggung wanita cantik ini, Maya hanya bisa pasrah dengan perlakuan Murad yang kini tengah menjilati punggungnya yang terbuka, Maya sedikit mengangkat tubuhnya sebagai respon geli yang luar biasa saat lidah Murad melata bongkahan pantatnya yang montok, celana dalam mini yang hanya sebuah tali kecil yang tenggelam dalam belahan pantat Maya membuat Murad menjadi bernapsu, betapa tidak, tak ada cela dalam kulit halus Maya, begitu lembut harum dan mulus, Murad meremas-remas bongkahan pantat montok itu, disibakkannya tali cd yang terjepit dalam bongkahan montok itu dan kini tampak lubang anal Maya terekspos, Murad mendesis sambil menggigit bibirnya, “Benar-benar kualitas nomor 1 nih cewek,” Tanpa sungkan Murad mulai menggelitik lubang anal Maya dengan lidahnya, Maya meringis dan tak sadar mendesah, rasa geli teramat sangat kini dirasakannya, sungguh Maya kini mulai terpengaruh dengan pemanasan sang bajingan.

Lidah Murad menyusuri bagian belakang batang paha Maya, Murad yang berpengalaman sangat tahu titik sensitif seorang perempuan, Paha bagian dalam Maya dihisapnya dengan brutal, lidah Murad kini melata di betis indah Maya, Murad mengangkat sebelah kaki Maya, dihisapnya jari-jari kaki Maya, dari ibu jari hingga kelingking tak luput dari hisapan mulut Murad, Maya semakin terhanyut, namun juga masih berusaha menahan dirinya agar tak menikmati semua ini.

Murad membalikkan tubuh Maya hingga terlentang, tak puas-puasnya baingan itu menghiusap jari-jari kaki Maya, ditatapnya wajah Maya yang menggeleng kekiri dan kekanan dengan mata terpejam, Murad menyeringai dia tahu kapan saatnya wanita telah terangsang hebat, kembali lidah kasar Murad menyusuri betis Maya, naik terus hingga lutut, dan lidah itu kini telah berada di batang paha mulus Maya, sungguh luar biasa visual raga Maya saat ini, tubuhnya terlihat mengkilat karena liur dan peluh yang keluar dari pori-porinya, Maya pun kini sudah mulai tak bisa menguasai hasratnya yang semakin membuncah, dia ingin ilatan itu trus menarah keatas, menggelitik organ intimnya Ohhh maya tak sadar mendesah, saat Murad menarik kasar celana dalam Maya, “Wow botak…gak nyangka mbak Maya mempersiapkan memeknya secara khusus ya, soalnya gua suka memek botak hahahaha..wow tembemnya.” Murad mencubit kedua sisi vagina Maya, “Udah basah banget hahahaha, emang dasarnya lu pengen ya, pura-pura aja nolak…kayaknya lu udah pengen banget diewek ya….” Ujar Murad dengan kasar.

Murad mendekatkan wajahnya ke memek Maya, “Uhmmmm memeknya wangi…ini baru memek juara, pasti gurih rasanya kayak kue cubit hahahahah.”

Maya meremas sperei dengan kuat saat terasa lidah kasar Murad mulai menggelitik memeknya, Maya harus mengakui kalau Murad adalah pria yang hebat dalam mempermainkan hasratnya, kata-kata kasar di padu permainan lidah yang brutal, seolah sebagai perpaduan sempurna untuk mengoyak syahwat Maya, satu sisi dirinya menolak untuk menikmati semua ini, namun sisi lain dirinya tak ingin semua ini berakhir, Maya harus mengakui kalau dia telah takluk dengan permainan bajingan ini.

Wajah Maya terlempar kekiri kanan, remason tangannya semakin membuat seprei berantakan, Murad mengerahkan kemampuannya dalam mengoyak syahwat wanita, disedotnya bulatan kecil klitoris Maya, lidahnya menyapu lendir yang semakin banyak dan kental, memek itu semakin merekah basah pertanda siap untuk dibuahi, hampir lima belas menit Murad mengunci memek Maya dengan berbagai bentuk rangsangan, tiba-tiba pinggul Maya sedikit naik, dan terdengar deru napasnya semakin memburu, tanpa sadar Maya meremas rambut Murad dan erangan panjang terdengar dari mulut indah Maya, tubuh indah Maya terhempas seperti tak bertulang, dengus napasnya memburu.

Murad menyeringai sambil mengelap bibirnya yang basah oleh lendir Maya, Murad menarik kaki Maya hingga mendekat ke bibir ranjang, secara spontan kaki Maya meregang, Maya merasa ini saatnya puncak permainan, Murad mendekatkan kontol hitamnya ke bibir memek Maya, di gesek-gesekkan ujung kontol itu menyapu lendir yang kental di memek yang telah merekah, Murad seolah tengah mempermainkan syahwat perempuan itu, Murad hanya menggesekkan kontolnya ke bibir memek Maya tanpa berusaha ingin memasuki lubang kenikmatan wanita cantik itu, dan Maya menjadi belingsatan dengan perlakuan Murad, tanpa sadar Maya berusaha memajukan pantatnya agar kontol itu bisa segera masuk, “Heheheh, dah horny banget ya sayang, coba dong bilang, masukin mass, masukin sayang…entot aku…” Ujar Murad sambil menyeringai puas melihat kegelisahan Maya.

Maya benar-benar frustasi dibuatnya, dia juga tak ingin mengikuti perintah Murad untuk mengatakan hal-hal menjijikan itu, namun tubuhnya kini butuh penyelesaian, segala syahwat yang telah terbentuk, kini butuh polesan akhir untuk mencapai orgasmenya yang nyata. Maya berusaha melihat apa yang terjadi, dia heran kenapa Murad malah duduk di tepi ranjang, Murad kini menarik kaki Maya, dua jarinya masuk ke memek Maya, dikocoknya dengan cepat memek Maya, “ahhhhhhhhhhhhh ssss ohhhhh..” Maya belingsatan tak karuan, rasa perih dan nikmat berbaur menjadi satu, jemari Murad seolah tahu benar titik sensitifnya, kini tiga jari Murad masuk ke memeknya, kembali dikocoknya dengan cepat memek yang semakin bengkak itu, tangan Maya meremas kembali sperei, tubuhnya terombang ambing gelisah, dan tak lama tubuh Maya terangkat berbarengan dengan jeritannya, air kencing Maya melompat keluar dan hampir mengenai Murad, Maya terengah-engah lemas tak berdaya, tubuhnya sesekali mengejang, air kencingnya juga masih menyemprot walau tak sebanyak tadi..



***

Bersambung



see you in next episode
 
Bimabet
binal sama org yg dikira berada di pihak dia

malah pagar makan tanaman kn

btw maya asal kontol gede mau ya,
tp gpp lh, adam juga udh ga ada rasa

nisa mungkin kecewa yg malah bikin adam ninggalin maya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd