Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri Season 2

bukan bermaksud mendahului cerita dari suhu @pujangga 2000,kisah asmara antara 2 insan yang merusak kepercayaan dari orang di cintai, bukanlah cinta tapi lebih ke nafsu karena menurut pengalaman pribadi,karena orang yang sudah menikah pada dasarnya ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan yaitu selingkuh karena ketika ada kesempatan pasti akan berulang dan terus berulang,meski ada penyesalan tapi itu hanya sementara, percayalah,,,
 
Diary Seorang Istri Season 2
Part 7


by pujangga2000 (waone53)


Adam membantu Anissa naik ke tempat tidur, dengan perut yang semakin membesar Anissa sungguh merasa tak nyaman, entah itu berbaring atau hanya sekedar duduk, berat badannya telah naik hampir separuh dari berat aslinya, apalagi mendekati persalinan, Anissa semakin merasa tak nyaman, dan Adam tahu soal itu, dia berusaha membuat istrinya nyaman, seperti malam ini, dielusnya rambut Anissa yang tengah berbaring, mereka saling memandang, “Kamu lelah beb?” Tanya Adam, Anissa hanya menggeleng sambil tersenyum, di raihnya tangan suaminya, dan diletakkan di bibirnya, “Mas…kamu malam ini tidur di tempat Mbak Maya ya..” Ujar Anissa, Adam menatap tajam istri cantiknya ini, dia tak tahu harus berkata apa.

“Kamu yakin gak apa-apa?” tanya Adam sedikit parau, sungguh dia merasa berat meninggalkan Anissa dalam keadaan seperti ini.

Anissa menggeleng, “Aku gak apa sayang, Mbak Maya pasti rindu sama kamu mas, aku paham kok perasaan seorang istri, aku gak apa mas.”

Adam menatap tajam bola mata indah istrinya, Anissa berusaha keras tak menampakkan kegundahan hatinya, siapa juga yang tak gundah sebentar lagi pria yang dicintainya akan mengarungi gairah bersama perempuan lain, Anissa berusaha tegar dengan pilihan yang sudah diambilnya, dia tahu saat seperti ini akan datang, ini adalah konsekuensi yang harus dihadapainya, dan Anissa tahu walau sudah mempersiapakan moment seperti ini, namun rasa sakit itu tak bisa dihindarinya.

“Sudah malam sayang…kasihan Mbak Maya pasti sudah menunggu kamu mas, jangan kuatir, aku ikhlas kok, sudah sana pergi ya…” Ujar Anissa.

“Biar aku tunggu hingga kamu pulas ya, aku ingin memastikan kamu istirahat dengan baik..” ujar Adam sambil memijat lembut kening istrinya.

Anissa hanya memandang suaminya dengan senyum manis, dipejamkan matanya, tak berapa lama sekitar 10 menit kemudian, Adam mulai mendengar dengkuran halus napas Anissa, Adam perlahan melepaskan tangan Anissa yang memegang tangannya, diletakkannya dengan hati-hati tangan istrinya itu, Anissa memiringkan tubuh ke arah berlawanan, dengkurannya kembali terdengar, Kecupan lembut Adam mendarat di sisi keningnya, Anissa membuka matanya, dia hanya pura-pura lelap agar suaminya bisa segera menemui Maya, butiran bening mulai merambat perlahan dari ujung kelopak mata indahnya, digigitnya bibir berusaha menahan gejolak emosi hatinya, saat mendengar pintu kamar dibuka lalu ditutup, isaknya mulai terdengar perlahan.’

Anissa terkejut dan berusaha menahan isaknya saat mendengar pintu kamarnya dibuka, Dia berusaha keras untuk tak menoleh, “Ndukk…kamu sudah tidur?” suara lembut wanita yang melahirkannya terdengar seolah sebagai pembuka kran tangisnya, Anissa terisak tanpa menoleh, ibunya hanya bisa memandang, sang ibu lalu berbaring dan memeluk tubuh putrinya, dia tak perlu bertanya apa-apa, karena seorang ibu akan tahu kegundahan dan kegelisahan darah dagingnya, yang terbaik saat ini adalah mengembangkan sayapnya dan membiarkan anak tercintanya terlindungi disana.



***



“Anissa sudah tidur yank?” Tanya Maya sesaat setelah membukakan pintu untuk Adam, yang ditanya hanya mengangguk dan masuk ke dalam rumah, Maya mengikuti Adam yang kemudian duduk di sofa.

“Mau aku buatkan kopi?” Tanya Maya, Adam menggeleng, “Gak usah yank, aku udah gak ngopi..” Jawab Adam.

“Ohh ya? Sejak kapan? Kamu kan maniak kopi yank, hebat juga ya bisa berhenti.” Ujar Maya, Adam hanya tersenyum memandang Maya, saat itu Maya mengenakan piyama two piece dengan atasan lengan panjang, dan bawahan juga celana panjang.

Maya duduk di samping Adam, beberapa saat mereka terdiam, kecanggungan begitu terasa diantara mereka berdua, walau secara agama dan negara mereka masih terikat dengan perkawinan, namun kini mereka terlihat canggung, tidak tampak kalau mereka adalah sepasang suami istri yang saling merindukan.

“Ehmm…Anissa sudah tidur?” Tanya Maya membuka pembicaraan.

“Waktu aku tinggal sih belum.” Jawab Adam, sungguh adam juga bingung, kenapa di kepalanya hanya terbayang Anissa, dia malah membayangkan sedang apa Anissa sekarang.

“Yank…boleh aku tanya sesuatu ama kamu?” Tanya Maya tiba-tiba.

Adam memandang Maya, wajah Maya memang tak jauh berubah dengan Maya yang selama ini dikenalnya, wajah itu masih sama cantik dan lembutnya, “Tanya apa.” Jawab Adam pelan.

“Apa kamu masih membenciku yank? Apa peristiwa lalu yang terjadi belum sepenuhnya kamu lupakan?” Suara Maya terdengar lirih.

Adam memandang terus wajah Maya yang tertunduk, “Kok kamu nanya kaya gitu?”

“Aku….aku merasa kamu berubah yank, ntahlah, sepertinya aku merasa kamu berubah itu aja..”

“Berubah, apa maksud kamu..” tanya Adam walaupun dia tahu maksud pertanyaan Maya.

“Apakah kamu memandangku sama seperti kamu memandang Milla?” Tanya Maya.

“Maksud kamu, kok muter-muter gitu aku gak ngerti..” Ujar Adam bingung.

“Kamu udah gak punya hasrat kan padaku..” Ucap Maya to the poin.

“Maaf yank, aku bukan gila hasrat, tapi aku ngerasa kamu begitu dingin sama aku, saat pertama kamu datang ke kontrakan aku di balikpapan, ingat kan? Kamu seolah tamu, kamu bahkan gak memeluk aku, atau melampiaskan hasrat rindumu, bukankah begitu lama kita tak bertemu?...” Lanjut Maya, kini suaranya semakin terdengar lirih.

Adam tercekat mendengar ucapan Maya itu, apa yang dikatakan Maya memang fakta yang terjadi, namun Adam juga merasa Maya sama sepertinya, “Lalu bagaimana denganmu yank, apa kamu masih menganggapku sebagai suamimu, atau kamu hanya merasa bersalah..”

Kini giliran Maya yang tercekat, baru kali ini dia merasa seolah tersadar tentang apa yang dirasakannya, dia tahu kalau dia masih sayang dengan Adam suaminya, namun dia juga tahu kalau ruang hatinya telah dikuasai oleh orang lain, bajingan yang telah menghancurkan kebahagiaannya, sebencinya dia dengan Anto, Maya tahu kalau segenap hatinya telah direnggut paksa oleh bajingan itu, hanya satu kesadaran di hati kecilnya untuk tak ingin mengakui semuanya.

“Aku masih anggap kamu suamiku yank..” ucap Maya lirih berusaha meyakinkan kalau perasaannya pada Anto hanya fatamorgana sesaat.

Adam memandangi wajah Maya, begitupula Maya, sekuat tenaga dia terus membalas tatapan mata Adam, Maya berkata terus didalam hati kalau pria didepannya ini adalah pemilik hatinya, bukan bajingan itu, namun Maya tahu dia hanya berpura-pura menghilangkan apa yang sesungguhnya dirasakannya, dia berusaha keras untuk mengusir paksa bajingan itu dari hatinya, dan satu-satunya cara menurut Maya adalah kembali ke pelukan suami syahnya, yaitu Adam.

Adam bangkit dari kursinya, didekatinya Maya, diangkatnya tubuh Maya hingga bersandar didinding kamar, Adam menyibakkan beberapa helai rambut Maya yang menempel di keningnya, kedua pasang mata saling menatap. Tiba-tiba bibir Adam maju menubruk bibir merah Maya, wanita itu tercekat, matanya kemudian terpejam, dan perlahan dirasakannya bibir Adam mulai mencoba melumat bibirnya, Maya sungguh bingung dan sesaat tak membalas lumatan bibir Adam, tiba-tiba Sekelebat bayangan muncul di benaknya, gairah Maya tiba-tiba naik seiring bayangan itu semakin jelas di lihatnya dalam matanya yang terpejam, bayangan bajingan Anto!!

Tanpa sadar Maya mengalungkan lengannya di leher Adam, dibalasnya dengan hangat lumatan bibir Adam, gairah Maya yang sekarang ini gampang tergugah membantu sikapnya menjadi liar, Adam tercengang merasakan keliaran Maya membalas ciumannya, hasrat kelelakian Adam semakin meninggi, mulut keduanya saling melumat, lidah mereka saling melilit mencari celah untuk merangsang libido lawannya.

Adam membuka kancing piyama Maya sambil bibirnya terus melumat, keduanya berjalan terarah menuju kamar, kembali Adam mendorong Maya hingga bersandar ke dinding, kini bibir Adam beralih ke leher jenjang Maya, sebagian kancing piyama Maya telah lepas, Adam sungguh tak sabar ingin segera menelanjangi istrinya, akhirnya kemeja piyama Maya terlepas, kulit mulusnya terekspos bebas, gairah Maya juga semakin meninggi, pengaruh hormon therapinya membuat gairah libido Maya mudah tersulut, Adam membuka pakaian serta celananya, Maya juga membuka celana panjang piyamanya, dipandangan Maya pria didepannya ini adalah sosok Anto, dan Maya entah sadar atau tidak sungguh tak peduli, baginya hasrat yang selama ini hanya bisa di lampiaskan dengan martubasi, kini akan dirasakan secara real kembali.

Tanpa perlu waktu lama, kedua insan yang telah di kuasai libido kembali bergumul, kini Adam menggendong istrinya ke ranjang, matanya nanar menatap keindahan tubuh Maya, kulit putih mulus kemerahan semakin mengkilap diselimuti peluh yang mulai menyembul dari pori-porinya, tubuh Maya yang lebih berisi membuatnya terlihat semakin montok dan menggairahkan, Adam segera menindih tubuh mulus itu, mulutnya liar menciumi dan menjilat setiap lekuk kulit mulus, dan Maya semakin tenggelam dalam birahi, matanya terpejam, bayangan Anto semakin jelas dalam pikirannya, dan itu semua semakin membuat Maya menggelinjang membayangakan lidah yang kini menilati putingnya adalah lidah sang bajingan, Maya merenggut rambut Adam saat lidah suaminya itu mengorek perlahan vaginanaya yang semakin merekah, Maya mendesis dan melenguh mengeksperesikan kenikmatan yang dirasakannya.

“Aghhhhh…” Maya terhentak merasakan sedikit perih saat batang penis Adam mulai menusuk Vaginanya, begitupula Adam, wajahnya sedikit meringis saat merasakan betapa sulitnya lubang senggama itu di masuki oleh batang kelaminnya, perlahan Adam terus memasuki tubuh Maya, hingga akhirnya proses penyatuan itu terjadi..

Maya menggoyangkan pantatnya mengikuti hasrat birahinya, dia ingin batang itu semakin menghujam didalam rongga terdalam vaginanya, Maya menjepit pantat Adam dengan kedua kakinya, diangkatnya pantatnya sedikit agar batang penis itu semakin dalam menusuk, Adam terus mengayunkan batang penisnya, mulut keduanya saling melumat, saat gelombang ejakulasinya semakin dekat, Adam mencoba bertahan, di hentikannya sejenak pompaannya, Adam kemudian berbaring di samping Maya, seolah tahu apa yang harus dilakukan, Maya kemudian segera bangkit dan bertumpu dengan kedua lututnya, dikocoknya penis Adam, dan tiba-tiba Maya memasukkan penis itu kedalam mulutnya, di sedotnya penis itu dalam-dalam, tubuh Maya kini telah dikuasai oleh hasrat birahinya, Adam sedikit terkejut melihat perubahan gaya Maya di ranjang, sedotan Maya sungguh membuat Adam belingsatan, tak mau muncrat sebelum waktunya, Adam lalu menarik tubuh Maya untuk duduk diatas penisnya, Adam menuntun penisnya untuk masuk kedalam vagina Maya, dan tak sesulit pertama kali, batang penis itu langsung amblas, kembali Maya mengikuti gairah yang sudah menguasai tubuhnya, Maya mengayun pantatnya naik turun terkadang memutar penis itu, Adam sungguh kewalahan menahan ejakulasinya, goyangan pantat Maya seoalah meremas, menjepit, dan memompa batang penisnya dengan kencang. Adam menahan pinggul Maya, lalu berbalik mendorong Maya, batang penisnya terlepas, Maya sedikit bingung, namun tak lama Maya tahu apa yang diinginkan Adam, dia kemudian menungging, mengangkat pantatnya setinggi mungkin, kepalanya rebah di atas bantal, Adam sungguh terpesona dengan lekuk tubuh Maya saat menungging, lubang vagina Maya yang telah basah terlihat semakin menggiurkan, Adam kembali menghunjamkan penisnya kembali, tangannya meremas buah dada montok yang menggantung, dipilinnya putting Maya sambil terus menusuk dengan cepat batang penisnya kedalam lubang Maya, dan sungguh saat ini Adam tak bisa lagi mengendalikan ejakulasinya, dengan sedikit mengeram Adam menghentakkan dengan kasar batang kontolnya berkali-kali, benih-benihnya melompat mengisi lubang vagina Maya, peluh semakin mengkilapkan tubuh mereka, Batang penis Adam keluar dari lubang Maya, lendir putih ikut meleleh bersamaan keluarnya batang penis itu, Maya berbaring telungkup, tubuhnya telah basah oleh keringat, napasnya terengah-engah, namun di sudut matanya meleleh juga air mata, Maya merasa tak adil telah membayangkan bahwa Anto yang sedang menyetubuhinya, dan entah kenapa Maya malah merasa telah menghianati Anto saat ini……



****


Bersambung
 
Maya sama Anto ajalah. Dia selingkuhnya udah main perasaan. Susah ilangnya
 
wah alur nya kmna nih

masa ujung nya anto insaf n hidup baik2 trus maya sama anto
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd